"Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan sia-sia begitu saja?" (TQS. Al Qiyamah:36)
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Allah tidak menciptakan apapun dengan sia-sia, sekalipun tertatih menjalani hidup ini... Bukankah Allah selalu menjaga?
Ketika semua orang meninggalkanmu, ingatlah bahwa hanya Allah yg kamu punya - menjadi tempat bergantung yg tak pernah lelah dan tidur...
0 notes
Photo
hijabalila #DearMillennials
Jangan karena kita belum bisa menyelesaikan suatu masalah maka kita merasa diri kita sudah gagal, belum punya solusi merasa diri tak berguna, padahal BELUM bukan TIDAK
Allah tidak pernah membuat produk gagal, tiap kita diberi masalah dan tiap kita juga Allah berikan solusi untuk setiap masalah. Kita hanya perlu terus berusaha, bangkit dan terus tawakkal. Kita ini masih berproses, proses menjadi hebat bagi diri kita sendiri, terus gali potensi diri kita!
Lelah? Memang. Namanya juga dunia, dunia mah cuma tempat singgah sementara kita. Istirahat kita nanti di Surga
-----------------------------------
Sekedar teks yang menguatkan, terimakasih :’)
0 notes
Text
Kualitas dirimu bukan dilihat dari angka-angka nilai atau bahkan apa kata orang yg bertendensi pada apa yang ingin mereka lihat. Kualitas dirimu dilihat bagaimana menyelesaikan sesuatu hingga tuntas dan maksimal dengan melibatkan Allah dalam setiap langkah.
0 notes
Text
Siapakah yang mengarahkan langkah kaki, mengarahkan jemari tangan
Meski raga ini seakan milikku, sebenarnya hanya titipan
Titipan dari Yang Maha Memelihara, Allah
Dalam setiap pembelajaran hidup selalu ada pengorbanan
Waktu dan energi yang tak kan kembali, meski di mata manusia terlihat sia-sia
Tapi berharap semoga di sisi Allah memiliki nilai sendiri
Karna berproses itu memiliki kadarnya masing-masing
Yang hanya Allah, yang tau persis bagaimana perjalanan panjang proses penyatuan material dan ruh kesadaran diri
Sebab diri telah terdidik sejak belia, sekulerisme yang bercekok dalam setiap sudut pandang
Bersabarlah dengan proses
Selama tujuan itu hanya meraih ridhoAllah
in syaa Allah, selalu kan temukan jalan
Singgasanaku, 29 Juni 2019
0 notes
Text
Bersabar dengan proses.
Biar saja mereka yg melihat rendah.
Biar saja mereka yg mencibir nyinyir.
Biar saja mereka yg pergi dan berpaling.
Biar saja...
Toh hanya diri dan Allah yg tau bagaimana menjalani hari.
Semua punya jalannya masing2.
Teringat dalam lafadz sayyidul istighfar tersampai
"Ya Allah, Engkaulah Rabbku, tiada yg berhak diibadahi kecuali Engkau. Engkaulah yg menciptakanku, aku adalah hambaMu. Aku selalu dalam perjanjian dan ketetapan denganMu sebatas yang aku mampu. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan apa yang ku perbuat. Aku mempersaksikan dan mengakui atas nikmat-nikmat yang Engkau berikan kepadaku, dan akupun mempersaksikan dan mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah diriku. Sesungguhnya hanya Engkaulah yang dapat mengampuni dosa-dosa"
HR. Al Bukhari 7/150
Terasa benar cuplikan dialog dalam sebuah film, Dalam Linndungan Ka'bah - "ingatlah ketika kau tak punya siapa-siapa selain Allah, Allah itu lebih dari cukup" 😭
Alhamdulillah, terimakasih ya Allah... Semoga air mata ini membasahi kegersangan hati ❤💞
Singgasanaku, 28 06 2019
1 note
·
View note
Text
Berpacu dengan waktu.
Waktu kan membuktikan seberapa tangguh.
Memulai dan harus menuntaskan.
Bagaimana jika ternyata aku bukanlah yg terbaik?
Bagaimana jika ternyata bahkan aku dibuat kecewa oleh diriku sendiri?
Allah tak menciptakanku dg sia-sia.
Lalu mengapa menyia-nyiakan diri dg gemuruh eksternal yg membuang waktu dan energi?
Menolak untuk kecewa lagi.
Perpus Umum, 27 06 2019
0 notes
Text
Jika tidak menempa diri, banyak yang lain yg sudah bersiap menjadi pengganti.
--sindiran kemarin, 19 Juni 2019
0 notes
Text
#Repost @felixsiauw
Masih segar dalam ingatan saya, ketika Dr. Mursi berdiri di hadapan para hakim yang dzalim itu, ketika beliau diminta untuk mengatakan sesuatu atas vonis penjara baginya
Pengadilan yang jelas mengada-ada, dan keputusan yang sudah ditetapkan bahkan sebelum palu diketok, bahkan setelah darah ditumpahkan di bundaran Rabiah Adawiyah
Tapi Dr. Mursi, yang di dadanya terkumpul Al-Qur'an itu, tegar bagai karang, ia tahu perjuangannya di jalan yang syariat, dan ia dengan lantang membacakan ayat:
Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.
Yaitu, orang-orang yang menaati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di antara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar.
Yaitu orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung."
Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar
Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakut dengan kawan-kawannya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman
QS 3: 171-175
Tak ada keraguan dalam suaranya, tak ada sedih di wajahnya. Di ujung sana para hakim terintimidasi dengan ayat yang dibaca olehnya dan oleh ketenangan dirinya
Tanpa sadar airmata saya mengalir saat itu. Ternyata ada manusia seperti itu, begitu hebatnya, begitu istiqamah dalam perjuangannya, mantap dengan Al-Qur'annya
Kini Dr. Mursi sudah menutup usia, ia bahagia bersama Rabbnya, meninggalkan lubang menganga yang tak mungkin ditutup aktvis dakwah lainnya
Tinggalah diri ini, yang jauh hafalannya, jauh pengorbanannya, jauh kebaikannya, bertanya-tanya: Dengan apa bisa meminta ridha Allah?
Pagi ini, sepenggal ayat dalam al ma'tsurat... Rodhitubillahi rabb -yg artinya- Aku ridho Allah menjadi Tuhanku...
Bagaimana mungkin kita tdk ridho sedang rahmatNya tak bertepi hingga detik ini Sedang ujung kalimat post ust.FS menjadi sebuah tamparan...
Jika tak mampu menafikan keridhoan atas rahmat Allah sbg Tuhan
Lalu dengan apa yg membuat Allah ridho pada hidupku?
Terhunus jarum waktu diatas kehidupan sekuler, terus membuat jatuh bangun dan menata diri... Perbaikan diri tak kan pernah ada habisnya, ketenangan menghamba tak kan pernah terlindungi, hanya ketika jika kehidupan peradaban Islam tegak kembali...
Bertahan, menjadi gigi gerigi roda dakwah islam menjemput janji Allah yg pasti, menjadikannya poros dari seluruh aktivitas kehidupan ---meski aku tak tau bagaimana caranya, semoga Allah mengajarkan padaku... agar kelak menjadi pantas sebagai salah satu pejuang peradaban Islam yg kan jaya kembali... Khilafah 'ala minhajin nubuwwah (dalam HR.Ahmad) 💕
0 notes
Text
Terhunus jarum waktu yang tak pernah mundur. Terkisap perihal kesia-siaan yang melenakan. Hingga ujung hari barulah tersadar, “waktuku habis untuk apa?”. Tumpukan amanah meminta pertanggungjawaban, tak hanya satu atau dua, tapi segalanya yang ku miliki, segala yang ada diatas pundakku, segala sesuatu yang menempel pada raga dan jiwaku kan dimintai pertanggungjawaban. Tak ada hal lain yang bisa dilakukan selain menghadapinya, dengan kepala tegak, dengan hati yang kokoh, dengan pengharapan kepada Dia yang Maha Pengampun lagi Penyayang... dalam taubat yang pekat, dalam tekad yang kuat. Segalanya berubah, akupun harus berubah... meski perubahan itu kan menyakiti kebiasaan lama--- dengan pertolonganNya dengan kuasaNya apa yang tidak mungkin? karna hanya kepadaNyalah tempatku bergantung segala sesuatu.
-- dari bilik ruang kerja, 17 Juni 2019
0 notes
Text
“Allah, sungguh aku tak berharap apapun dari perjuanganku. Pun tentang hasil akhirnya, sudah sejak awal kuserahkan kepada-Mu. Aku hanya berharap, semua yang kuusahakan, termasuk perjalanan panjang memperbaiki niat dan menggenapkan langkah-langkahnya, akan menjadi amal shalih yang kelak bersaksi di hadapan-Mu, bahwa telah kugadaikan keinginan dan keakuanku. Sebab, aku tahu, jika semua untuk-Mu, inginku sudah tak penting lagi. Laa hawla wa laa quwwata illa billah.”
—
1K notes
·
View notes
Text
Kemenangan itu hanya untuk bagi mereka yg telah berhasil mengalahkan hawa nafsunya, bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus. Semacam tidak tidur selepas subuh, tidak absen dalam barisan qiyamullail lail, tidak putus berinteraksi dg al Qur'an, dan deretan amalan sholih yg lain. Dan pecundang sepertiku hanyalah mendzalimi diri sendiri, pecundang sepertiku belum lulus. Pecundang yg jangankan org lain, bercermin saja seakan aku hanya mendapati kekecewaan pada diriku sendiri. Astaghfirullah... Sungguh jika bukan karna khouf-roja (takut-harap) pada Allah entah apa jadinya hidupku...
0 notes
Link
0 notes
Text
Ramadhan #11. Pagi dan petang, berlalu berganti menyusun hari. Satu demi persatu deretan angka dalam kalender tumbang, berganti dengan yang selanjutnya tanpa bisa di jeda atau di lompati. Rasa takut turut menambah beban langkah kaki, karena tumpukan amanah yang akan segera meminta pertanggungjawaban belum juga mampu tersentuh. Detik yang dirangkai dalam menit, jam, dan hari begitu mudahnya di curi oleh aktivitas rutinitas lain yang tak bisa diganti, ingin rasanya membelah diri karena tak kuasa untuk mengatur waktu sendiri. Tak jarang rasa takut untuk tidur, rasa takut untuk bangun di pagi hari, rasa takut untuk menjalani hari--- membayang tanpa sebuah solusi. Menghadapinya dengan tubuh gemetar dan wajah yang pucat.
“Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda :“Barangsiapa yang bangun di pagi hari namun hanya dunia yang dipikirkannya, sehingga seolah-olah dia tidak melihat hak Allah dalam dirinya, maka Allah akan menanamkan 4 (empat) penyakit dalam dirinya:
Kebingungan, yang tiada putusnya;
Kesibukan, yang tidak ada ujungnya;
Kebutuhan, yang tidak terpenuhi; dan
Keinginan, yang tidak tercapai.”
(HR. Ath Thabrani).”
"Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Al A'raf : 23)
1 note
·
View note
Text
Ramadhan #10. Berlalu sudah 10 hari pertama bulan Ramadhan ini, tak terasa sudah mendekat pada 10 hari tengah dan 10 hari terakhir. Kehilangan waktu yang tak kan terulang. Kehilangan kesempatan yang tak kan terganti. Apakah hanya dengan kehilangan kita belajar arti dari sebuah kehadiran? Setengah hati, setengah fokus, setengah sadar --- semua yang setengah-setengah hanya akan berakhir sia-sia.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam pernah menasehati seseorang,
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara
(1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu (2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, (3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, (4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, (5) Hidupmu sebelum datang matimu.”
(HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya 4: 341. Al Hakim mengatakan bahwa hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari Muslim namun keduanya tidak mengeluarkannya. Dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib mengatakan bahwa hadits ini shahih) [1]
[1] https://rumaysho.com/5022-manfaatkanlah-5-perkara-sebelum-menyesal.html
0 notes
Text
Ramadhan #9. Ketika barisan shaf sholat semakin menyusut. Semoga hadist ini menguatkanku untuk tetap berdiri dalam barisan hingga tamu bulanan datang.
Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengumpulkan keluarga dan para sahabatnya. Lalu beliau bersabda,
إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةً
“Siapa yang shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi. Syaikh Al Albani dalam Al Irwa’ 447 mengatakan bahwa hadits ini shahih). Hal ini sekaligus merupakan anjuran agar kaum muslimin mengerjakan shalat tarawih secara berjama’ah dan mengikuti imam hingga selesai. [1]
[1] https://muslim.or.id/1264-menghidupkan-malam-ramadhan-dengan-shalat-tarawih.html
0 notes
Photo
Ramadhan #8. Seminggu telah berlalu, semua orang punya waktu yang sama, mengisi hari dengan kesibukan dan tantangan hari masing-masing. Dan hal yang paling membedakan antara manusia satu dengan yang lainnya, hanyalah untuk apa waktunya dihabiskan? Melihat kembali visi dan misi menjalani hidup, memuhasabah lagi waktu-waktu yang telah dilalui... semoga selalu ada perbaikan meski sedikit. Terutama bulan istimewa ini, Ramadhan... cycle 30 yang bisa membentuk sebuah habbit.
QS. 2:185
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
2 notes
·
View notes
Text
Ramadhan #6. Terkadang ancaman itu datang justru bukan dari luar, tapi dari dalam. Maka berdoalah untuk meminta perlindungan dari keburukan diri sendiri kepada Allah, yang terselip dalam rangkaian dzikir al ma’tsurat.
“Ya Allah, Yang Maha Mengetahui keghaiban dan alam nyata,
Pencipta langit dan bumi, Rabb dan Pemilik segala sesuatu.
Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi
secara benar melainkan Engkau.
Aku berlindung kepadaMu dari keburukan jiwaku,
dari kejahatan setan dan seruannya,
serta dari perbuatan diriku yang melanggar hukum
atau menularkannya kepada sesama muslim”
(Shahih at-Tirmidzi, 3/142)
Ramadhan #7. Tidak ada kesulitan yang tidak disertai dengan kemudahan. Bukan aku yang bisa, tapi Allah yang memberi kemudahan. Mengumpulkan receh yang tak seberapa dengan konsekuensi iman tanpa melanggar hukum syara’ dalam setiap transaksi... subhanallah... bersabarlah...
“Bila engkau mendapatkan orang yang menjual atau membeli di dalam masjid, maka katakanlah kepadanya, ‘Semoga Allah tidak memberikan keuntungan pada perniagaanmu.’ Dan bila engkau menyaksikan orang yang mengumumkan kehilangan barang di dalam masjid, maka katakanlah kepadanya, ‘Semoga Allah tidak mengembalikan barangmu yang hilang.’” (HR. at-Tirmidzi, no. 1321, dan oleh al-Albani dinyatakan sebagai hadits shahih dalam Irwa’ul Ghalil, 5/134, no. 1295). [1]
Berdasarkan ini semua, banyak ulama yang mengharamkan jual-beli di dalam masjid. Akan tetapi, bila teras tersebut berada di luar pagar masjid, atau terpisahkan dari masjid oleh jalan atau gang, maka hukum masjid tidak berlaku padanya [1]
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika kamu melihat orang yang menjual atau membeli di dalam masjid, maka katakanlah ‘Allah tidak menguntungkan perdaganganmu’. Dan jika kamu melihat orang yang mencari barang hilang di dalam masjid, maka katakanlah ‘Allah tidak mengembalikan kepadamu’. [HR Tirmidzi, no. 1 321, Ad Darimi, no. 1.365. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani. Lihat Tirmidzi, no. 1.321; Irwa’ul Ghalil, no. 1.495, Al Misykah, no. 733] [2]
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika kamu melihat orang yang menjual atau membeli di dalam masjid, maka katakanlah ‘Allah tidak menguntungkan perdaganganmu’.” [HR Tirmidzi, no. 1.321; Ad Darimi, no. 1.365]. [2]
Halaman masjid. Dalam hal ini ada tiga pendapat berkaitan dengan apakah halaman masjid termasuk masjid? Jika bersambung dengan masjid dan dilingkupi oleh sesuatu seperti pagar, maka termasuk masjid. Jika tidak bersambung atau tidak ada pagar, maka halaman masjid tidak termasuk masjid, dan dianggap keluar masjid jika berada di sana. Ini merupakan pendapat Syafi’iyyah, Imam Ahmad, sebagian Hanabilah. Halaman masjid secara mutlak (tidak ada pembatasnya), maka tidak termasuk masjid. Ini merupakan pendapat Malikiyyah dan pendapat pegangan mazhab Hanabilah.[3]
Allah mengharamkan Riba dan menghalalkan perdagangan, namun tetap harus belajar dan memperhatikan hukum-hukum perdagangan.
[1] https://konsultasisyariah.com/3237-hukum-jual-beli-teras-masjid.html
[2] https://almanhaj.or.id/3072-jual-beli-di-komplek-masjid.html
[3] https://muslim.or.id/35692-transaksi-jual-beli-di-masjid.html
0 notes