ruangriuhs
ruangriuhs
Ruangriuh
99 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
ruangriuhs · 22 days ago
Text
Kesalahan terbesarku adalah memilihmu
-23Apr25-
0 notes
ruangriuhs · 10 months ago
Text
Tolong jangan terlalu keras sama diri sendiri
Kamu berharga
Kamu penting
Kamu hebat
Kamu kuat
Secukupnya saja
Kasihani dirimu sendiri
Sayangi diri sendiri
#Menangraya_27.07.24
0 notes
ruangriuhs · 10 months ago
Text
Ramai, tapi sepi
Aku kira ini solusi, ternyata delusi
Aku kira ini tepat, ternyata menghambat
Aku kira ini tenang, ternyata hanya angan bayang
#Seriguna, OKI
06-07-2024
1 note · View note
ruangriuhs · 11 months ago
Text
Kejujuran yang Bohong
Barangkali kamu akan sulit mendapatkan kejujuran dari seseorang yang selama ini terus menerus berbohong pada dirinya sendiri. Orang yang terus menerus mengatakan bahwa dirinya kuat ternyata adalah orang yang selama ini menangisi kehidupannya sendiri ketika sendirian di kamar. Orang yang bilang bahwa ia baik-baik saja ternyata adalah orang yang selama ini traumanya tak kunjung sembuh.
Kalau kebetulan kamu bertemu dengan mereka, kamu mungkin tidak akan bisa membedakan apakah mereka jujur atau tidak. Kecuali, kamu sendiri yang ternyata mengalaminya.
279 notes · View notes
ruangriuhs · 11 months ago
Text
Kamu belum selesai
Kamu belum sembuh
Hanya samaran waktu yang terus berjalan
Ketika dihadapkan kenangan
Kamu kembali pada dirimu 5 tahun silam
Menyesakkan
#Damri
#15juni24
0 notes
ruangriuhs · 11 months ago
Text
Menikahlah dengan ia yang tidak hanya mampu mendengar cerita-ceritamu, namun juga mampu memberi respon positif atas apa yang kamu kisahkan.
Menikahlah dengan ia yang tidak hanya mampu menemani dirimu, namun juga paham dan mampu terkait apa yang kamu butuhkan saat itu.
Menikahlah dengan ia yang telah selesai dengan dirinya, dengan kesenangannya. Sehingga tanpa kamu minta pun, ia sudah paham dan tahu bahwa kamu adalah tanggung jawabnya, prioritasnya.
Menikahlah dengan ia yang mampu melihat keletihan-keletihan dari sudut matamu, yang paham perihal lelahmu meski hanya lewat embusan napas. Sehingga tanpa kau minta, ia menjadi lebih peka untuk mengulurkan bantuan.
Menikahlah dengan ia yang ketika kakinya melangkah memasuki pintu rumah, semua urusan yang ia miliki di luar sana, ia tanggalkan di depan pintu.
Menikahlah dengan ia yang banyak bercerita. Dengan dia yang lebih senang bercengkrama denganmu dibanding dengan rekan sejawatnya, dibanding dengan ponsel miliknya.
Karena seumur hidup itu sangat panjang, begitu lama. Maka kau perlu dibersamai dengan seseorang yang paham dan mengerti caranya membangun kehangatan rumah tangga.
Sepanjang usia itu terlalu jauh. Maka kamu perlu menemukan pasangan yang tidak hanya hangat di luar rumah, saat orang-orang melihat dengan mata kepala mereka, namun juga hangat di dalam rumah. Ketika kamu dan dia hanya berdua.
Sebab berbuat baik di depan khalayak ramai adalah mudah. Namun tetap keukeh dengan sikap yang sama adalah kesulitan yang tidak semua orang bisa.
Maka menikahlah. Dengan dia yang tidak hanya mampu memelukmu kala kau sedih dan terjatuh. Namun menikahlah dengan dia yang paham dan mampu menenangkan risaumu.
Karena menikah adalah pengorbanan. Maka menikahlah dengan ia yang rela menanggalkan segala senangnya, demi menyenangkanmu.
10.13 p.m || 06 Maret 2024
957 notes · View notes
ruangriuhs · 1 year ago
Text
Seperti apa rasanya dirindukan?
Seperti apa rasanya diperjuangkan?
Seperti apa rasanya didengarkan?
Seperti apa rasanya dikasihi?
Tolong jelaskan seperti apa ?
Aku benar-benar lupa, semoga sehat selalu aku :)
0 notes
ruangriuhs · 2 years ago
Text
Cerpen : Bagaimana Jika Kamu Tahu bahwa Ternyata Ketakutanku Itu Menjadi Kenyataan?
Aku tahu bahwa kamu tahu aku tidak baik-baik saja. Meski kamu tidak pernah mengatakannya bahwa kamu mengetahui, aku tahu kamu tahu. Seperti dulu, saat kita masih sama-sama ragu dengan masa depan. Bahkan saat kamu ketakutan karena ketidakpastian yang kamu pilih. Dan akhirnya, yang kamu takutkan juga terjadi. Kamu tak mampu mewujudkanku ada dalam rencana-rencana hidupmu. Aku juga takut, tapi aku tak berani menunjukkan rasa takutku saat itu.
Aku takut masuk dalam sebuah masalah baru yang tak kukenali dengan baik, sebaik aku mengenalmu. Dan benar saja, kini aku yang menjalani ketakutanku sendiri. Semua yang kubangun dengan rencana yang begitu matang, ternyata harus menjadi serpihan kaca yang berserakan.
Tak ada rasa tentram dan ketenangan hati, dua hal yang dulu pernah kita bicarakan. Karena aku tidak pernah jatuh cinta padamu dulu, aku hanya punya firasat yang kuat bahwa denganmu dulu akan penuh rasa tentram dan ketenangan hati. Dua hal yang tak kumiliki saat ini.
Aku bertanya-tanya, apakah aku harus keluar dari hubungan ini. Dari semua hal yang berkebalikan dari kenyataan. Tidak mungkin kan Tuhan menciptakan pernikahan sebagai sebuah ring tinju, dimana dua orang di dalamnya saling bertikai dan menyakiti. Aku harus menerima rasa sakit itu setiap hari, harga diriku yang tak bernilai, mimpi-mimpiku yang dibuang seperti sampah, dan tubuhku yang hanya jadi piala sekaligus samsak. 
Sampai kesadaran dan keberanianku perlahan mati. Aku takut pada ketidakpastian, takut pada rasa takutku sendiri. Takut akan menghadapi dunia ini sendirian, karena selama ini aku sendirian. Aku kehilangan segala sesuatu yang berharga, aku kehilangan diriku sendiri. 
Aku tak tahu dimana, aku tak bisa lagi menemukannya. Sehilang itu, Aku tak berani minta tolong kepada siapapun untuk membantu mencarinya. 
©kurniawan gunadi
222 notes · View notes
ruangriuhs · 3 years ago
Text
Apa yang menjadi pilihan hidup, kita harus berani mempertanggungjawabkan. Jika itu manis maka bersyukurlah, namun jika itu asam atau bahkan pahit, pantang mencerca, harus kata syukur itulah yang sllu terucap.
Pantang mundur, konsekuen atas pilihan hidup. gagal coba lagi, jatuh bangkit lagi, tak pernah ada kata menyerah yang boleh terucap.
Luka itu biasa, hanya butuh kelapangan dada diiringi syukur. Lambat laun akan pulih.
Fase hidup akan selalu continue, satu cobaan selesai, akan banyak cobaan lagi yang menunggumu di depan langkahmu yang gagah.
Dengan orang baru atau orang lama tidak akan merubah apapun, cobaan akan tetap ada, hanya variasi rasanya yang berbeda.
Selamat bertumbuh
Ruang_riuh
0 notes
ruangriuhs · 3 years ago
Text
Nggak Cukup Kalau Cuma Cinta Aja
Kalau kamu jatuh cinta di usia muda, simpan saja dulu. Nanti kalau sudah ketemu realita, kamu akan paham bahwa cintamu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Biaya perasaan, biaya waktu, biaya pikiran, biaya materi. Nanti kamu akan sadar bahwa cinta yang kamu rasakan itu tidak akan cukup membawamu kepada kebahagiaan jika kamu tidak siap secara lahir dan batin.  Tidak siap untuk bekerja keras, tidak siap untuk menghadapi kerasnya hidup. Dan tidak siap untuk tanggungjawab yang lebih besar.  Simpan saja dulu. Sampai cukup bijak cara berpikir dan bertindakmu, sampai kamu bisa mengerti kalau rasa cinta itu takkan begitu seterusnya, ia naik dan turun. Dan yang akan menjaga semuanya adalah komitmen, komitmen kalian berdua. Karena hubungan yang sehat, adalah yang diperjuangkan keduanya, tidak hanya salah satu. kurniawangunadi
925 notes · View notes
ruangriuhs · 3 years ago
Text
Jika ......
Niat Baik, Perlakuan Baik Tetap tak dianggap baik, Jangan gundah
Tetaplah menengadah, Semua tidak akan sia-sia
0 notes
ruangriuhs · 3 years ago
Text
Rahasia apa yang sedang Tuhan rencanakan untuk hidup ini ?
Lelah, namun tak kuasa mengeluh
Sakit, namun tak berhak meronta
Tak ada pundak yang menenangkan
Dunia terlalu riuh
Hanya sujud yang mampu melegakan
0 notes
ruangriuhs · 4 years ago
Text
Sekarang !
Selamat menertawakan tangisan konyol di hari kemarin
Bersyukurlah bahwa semesta ada dipihakmu
#28 Mei 2021
#Kamar_Petak
0 notes
ruangriuhs · 4 years ago
Text
Terkadang hal terbaik adalah pergi tanpa alasan
Bukan karena tidak berperasaan
Tetapi lebih baik memberi ruang untuk merawat hati dengan tenang
Agar mampu sembuh dgn sendiri
Kadang
Kita benar-benar tidak perlu lagi di sapa walau dulu sempat hangat dirasa
Tidak perlu lagi diberi bahagia walau dulu sempat tak terkira
Tidak perlu lagi ditemani walau dulu pernah sedekat nadi
1 note · View note
ruangriuhs · 4 years ago
Text
Perubahan Sudut Pandang
Saya ketika sebelum menikah dan setelah menikah, memiliki cara pandang yang berbeda terkait pernikahan. Sesuatu yang kemudian membuatku memberikan nasihat jika diminta, ke teman yang hendak menikah. 
Lebih baik gagal di tengah-tengah proses daripada gagal di dalam pernikahan. Artinya, kalau kamu melihat ada potensi masalah yang besar antara kamu dan calon pasangan, lebih baik gak usah lanjut, dengan segala risikonya; batalin undangan meski udah kesebar, perkataan orang, dll. Membuat keputusan untuk membatalkan lamaran/pernikahan, konsekuensinya jauh lebih ringan daripada bercerai di tengah pernikahan. Karena cerai lebih ribet, tidak hanya urusan administrasinya yang melelahkan, belum lagi jika sudah ada anak dan berebut hak asuh, belum lagi dengan status sosial yang nanti akan dibawa (janda/duda), dll. Untuk teman-teman yang hendak menikah, jika memang belum siap. Lebih baik jangan. Jika kamu sudah siap dan belum menemukan yang menurutmu tepat untuk menjadi pasangan hidup, jangan mau menerima seadanya sekalipun mungkin usiamu bertambah tua.  Jika kamu seorang muslim dan tahu kalau pernikahan itu bernilai setengah agama, jangan sampai yang setengah ini rusak karena kamu terlalu gegabah dan menggebu-gebu tapi tidak rasional ketika mau menikah. Sudah rusak setengah dan kita juga tidak bisa menjamin setengah agama lainnya juga baik. Jika kamu ingin menikah dengan seseorang, tanyakanlah segala sesuatu yang ingin kamu tanyakan sampai tak bersisa. Tak perlu sungkan untuk menanyakannya, tak perlu takut. Kalau kemudian dia merasa terganggu dengan pertanyaan-pertanyaan yang menurutmu penting, berarti dia tidak menganggap penting apa yang bagimu penting. Dan jika dia tidak mau diajak duduk bersama membicarakannya, entah tentang finansial, keluarga, dan apapun yang menurutmu ingin diperjelas sebelum menikah, sementara dia tidak mau membicarakannya. Saranku, mending cari yang lain. Menikah dengan orang yang tidak bisa diajak berdiskusi dengan mudah itu akan jadi tantangan tersendiri. Kita tidak bisa menikah bermodal kepercayaan bahwa nanti dia akan berubah, itu mungkin untuk hal-hal yang tidak begitu krusial/prinsip. Tapi pada hal-hal yang prinsip, kita tidak bisa memakai cara pandang itu. Apalagi, sepanjang pernikahan nanti, kita akan membutuhkan banyak sekali diskusi. Saranku, pastikan pasanganmu adalah orang yang bisa diajak diskusi, bisa menerima masukan, terbuka terhadap kritik/saran, dan mau belajar. Dan pada akhirnya, kalau memang tidak siap. Lebih baik, gunakan energimu untuk bersiap. Kalau kamu masih memiliki ambisi yang ingin kamu dapatkan sebelum menikah, kejarlah. Kalau kamu ingin tetap menjadi dirimu sendiri ketika nanti sudah menikah, menikahlah dengan orang yang tepat.  Tepat yang seperti apa? Kamu yang bisa merasakannya nanti. Nanti, ketika sudah ada orangnya yang akan menikah denganmu. Kita tidak bisa menuliskan ketetapan itu dalam barisan kriteria. Dan mungkin, tidak akan ada orang yang bisa memenuhi semua kriteria itu dalam satu waktu.  Kalau sudah ada orangnya dengan segala kekurangannya. Kamu akan bisa merasakan, mana yang kiranya kamu bisa terima sebagai pasangan hidup dan mana yang tidak.  17 Maret 2021 | ©kurniawangunadi
2K notes · View notes
ruangriuhs · 4 years ago
Text
Perihal kecewa sesungguhnya itu bukan luka. Tuhan sengaja mengirim mereka agar kamu lebih peka, tulus, kuat dan hebat untuk melawan dirimu sendiri.
Dan kelak, kamu mudah sembuh, lebih tangguh, dan semakin bertumbuh
#23Februari2021
#MesIMU
0 notes
ruangriuhs · 4 years ago
Text
Maaf Tuan, aku tidak tertarik dengan karangan cerita yang kau buat. Sayang tenaga, dan pikiran. Karena masih banyak hal yang lebih penting dan berharga yang harus diperjuangkan.
Jadi, sehebat apapun manusia mengarang cerita, akan tetap kalah pada kebaikan nyata.
Boleh saya bertanya tuan?
Lalu setelah ini, sebenarnya yang frustasi Tuan atau Saya? ( Silakan dijawab dalam hati ya )
0 notes