Text
kutemukan satu, mungkin, alasanku bertahan hidup adalah untuk orang-orang yang menyayangiku dengan tulus.
7 notes
·
View notes
Text
Aku sebenernya gatau mau nulis apa. Yang kurasakan banyak, yang kupikirkan banyak, sampai rasanya pikiran dan perasaan ini mau meledak hebat. Banyak yang terjadi hari ini, tiba-tiba sedih, merasa kosong, tidak semangat, tertawa sebentar, kemudian menangis lagi. Aku kenapa? Tidak ada yg bisa menjelaskan. Hampir 22 tahun ini rasanya tidak ada yang tercapai, keinginanku, mimpiku, semuanya. Aku takut untuk menyambut pagi di esok hari, aku takut membayangkan dan menjalani hari yang begitu-begitu saja. Aku kehilangan tujuan, aku.. kosong.
Hari ini, aku makan lalapan, banyak orang di sini, banyak motor dan mobil berlalu lalang ke sana kemari. Dan aku menangis. Tidak tau kenapa, harus apa, bagaimana. Harus rangkaian pelajaran filsafat dan kehidupan mana yang aku baca agar hidupku menjadi baik-baik saja?
0 notes
Text
“I will breathe. I will think of solutions. I will not let my worry control me. I will not let my stress level break me. I will simply breathe. I will be OK because I don’t quit.”
— Shayne McClendon
275 notes
·
View notes
Text
Habis diskusi - ngerjain proposal harkesmen - dilanjut dg overthinking perihal kehidupan wkwkwkw. Padahal besok jam 10 pagi harus rapat yg gatau selesainya jam berapa
0 notes
Text
Hai. Aku udah ppl. Gak tau kenapa, semenjak sering diskusi sama orang yg sefrekuensi, kumpulan-kumpulan manusia yang memiliki mimpi tentang hidup yang merdeka, merdeka dalam artian bebas dari tindasan sistem sosial, politik dan ekonomi wkwk. Ya, krn seringnya kumpul sama orang begitu, manusia yg hobinya diskusi tentang hal sepele atau ngga, aku jadi ngerasa asing kalo lagi kumpul sama orang-orang yg ga sefrekuensi wkwkwk.
Kalo dibilang aku gabisa beradaptasi, aku bisa, mereka, orang-orang yg bagiku ga sefrekuensi sama aku nyaman untuk cerita ke aku, tp aku ngga. Yaa, krn mungkin, aku kehilangan "aku" ketika sama mereka, atau bahkan aku berusaha mempertahankan mati-matian untuk menjadi aku😂 rumit yaa yg namanya hubungan dg manusia itu
Terus skrg, jadi random kepikiran, hidup seperti apa sih yg sebenarnya aku inginkan? Dan jadi penasaran juga sama hidup seperti apa yg orang lain inginkan. Impian kehidupan yang berdasarkan hati sanubari, bukan berdasarkan tuntutan sosial aja. Jd, menurutmu gimana?
0 notes
Text
12K notes
·
View notes
Text
606 notes
·
View notes
Text
“One of the best feelings is finding someone who really gets you. A person who lets you be vulnerable and honest. The kind of person who encourages you to push past your flaws because they accept you as you are. Someone who never tells you that you’re too much of this and too little of that. Because to them you’re just enough of everything they love.”
— Sylvester McNutt
828 notes
·
View notes
Text
hari ini aku sedih. sebenernya aku gatau mau nulis gimana dan apa. Yg kutau aku cuma sedih, marah, kesal, kecewa dan ingin mati. Apalah itu teori Loa yg sering orang bicarakan di luar sana, ketika kamu sedih, kamu cuma sedih, ketika kamu merasa sakit kamu sakit, ketika kamu merasa kalo kamu ga bahagia ya km ga bahagia. Itu valid. Mungkin Loa ada untuk harapan, untuk mereka-mereka yg lelah dg kegakbahagiaan yg ada di hidup mereka.
Hari ini, sebenarnya aku tau penyebab sedihku. Masalah financial yg merembet ke mana-mana. Masalah financial yg menurut kalian mungkin sederhana dan kecil, tp bukan masalah yg sederhana bagiku. Aku benci hidupku. Aku selalu mencoba mencari, mencari dalam tenang, apa yg aku sukai dari hidupku? Aku sudah bersyukur. Tp lagi-lagi perasaan marah itu datang. Kejujuran ada ketika orang marah, bukan begitu? Dan kejujuran yg ada saat ini ialah aku benci hidupku.
Aku benci pacarku. Hari ini aku menangis di motor sama dia. Tp ga sedikitpun dia peduli. Ga sedikitpun dia menghentikan motornya di tepi jalan, Mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja dan mungkin sambil menepuk kepalaku. Krn benar, aku serius, saat di motor tadi aku benar-benar takut, takut untuk menyadari bahwa pikiran untuk lompat dari motor itu ada. Aku takut, takut sekali. Dan ketika sampai di rumah, dia lgsg pergi. Aku benci. Benci dia. Aku gak tau, dia baik atau ngga bagiku. Melihat penyebab stres ini juga ialah krn berasal darinya.
22 tahun sudah aku hidup. Aku ga mengerti hal apa yg tuhan kasih lihat ke aku hingga aku menyanggupi untuk lahir ke dunia. Aku sudah berusaha, apa usahaku kurang keras? Krn ketika aku sudah berusaha, seolah tuhan gak mengijinkan kebahagiaan itu datang. Aku benci.
Aku lelah, marah, sedih melihat kondisi ibuku, kondisi ayahku, kondisi mbakku, kondisi keluargaku, kondisi pacarku. Aku lelah ya Allah... Aku juga sering sakit, sakit terus tiap bulan, cobaan apa lagi ini?
Rasanya ingin muntah. Rasanya ingin tidur saja tapi tidur saja pun membuatku makin sakit dan terkurung dengan perasaan ini. Mereka ga pernah tau, mereka gak tau apa yg aku rasakan, atau mungkin bukan gak tau tapi gak mau tau. Mereka mungkin melihat aku hanya bohongan, aku hanya mendramatisir keadaan, aku benci mereka.
Aku ingin bahagia. Bahagia versiku. Tp bahkan untuk itu pun susah. Padahal aku gak minta banyak. Padahal bahagiaku sesederhana dg bangun pagi tanpa diawali perdebatan masalah uang dan teriakan.
Sedangkan tiap harinya yg muncul di kepalaku cuma rentetan kenangan menyakitkan. Ayah dan ibu yang bertengkar dan saling memukul krn uang. Saudara yg putus tali persaudaraannya krn uang. Mbak dan mas yg bertengkar tiap hari krn uang. Keponakan-keponakan yang mulai sedih dan didiagnosis kurang gizi krn kekurangan uang. Mbah yg tiap kali duduk di depan pintu berharap ada orang yg memberinya uang. Perdebatan tiap pagi di rumah krn uang. Ayah yg pernah selingkuh. Adegan mbak dan mas yg bertengkar krn perselingkuhan. Ibuk yg pernah diam-diam selingkuh. Aku yg tersisihkan ketika sd. Pelecehan oleh teman tk yg mana menampakkan kemaluannya. Satu-satunya kenangan membahagiakan adalah ketika aku dan ibu naik becak ayah. Pergi ke depan gedung bioskop untuk melihat seperti apa gedung bioskop itu. Aku mengingat kenangan baik itu, membahagiakan rasanya. Membuatku lebih baik. Aku ingin masa itu terulang, tp bisa tidak yg terulang masa baiknya saja? Tp sayangnya hidup tidak sebaik itu ya
Kacau, aku menulis dengan kacau. Tp hanya ini yg membuatku lebih baik. Aku sendirian. Pacar yg akan pergi kondangan, teman yang sedang bekerja bersama pacarnya, ibu yg sedang menyapu halaman, ayah yg mungkin saat ini sedang mengobrol di warungnya, alunan ayat alquran yang ada di tv, dunia yg terus berjalan di luar. Semuanya tidak akan tau bagaimana di kamar kecil ini ada seorang perempuan yg sedang meringkuk sedih, menangis dan menulis ini.
Aku ingin sekali menepuk dan memeluk diriku masa kecil atas semua yg terjadi padanya. Sayangnya, aku pun yg saat ini pun masih belum berani bertemu dengannya, krn tak ada kabar baik di sini. Semuanya masih sama, bahkan mungkin lebih buruk? Krn aku saat ini mulai mengetahui fakta dunia yg sangat menyakitkan.
Kuat-kuat kamu diriku{} aku tau ini berat, aku hanya punya kamu.. sabarlah, kuatlah, menangislah, bencilah semuanya, lakukan hal-hal yg kamu butukan, luapkan emosi negatif, semuanya.. lakukan, asal dirimu menjadi sedikit lebih baik.
Aku akan bertahan. Setidaknya untuk besok dan besoknya lagi. Meski itu sangat berat sekali.
2 notes
·
View notes
Text
“I basically have two moods: either let’s do something spontaneous and awesome, or let’s just lie down in bed all day and forget the world exists.”
— Unknown
810 notes
·
View notes
Text
Mencintaiku satu kali, esok hari kau akan kucintai dua hingga ratusan kali. Hanya, menyiakanku satu kali, takkan aku inginkan engkau dengan hati yang sama lagi.
Ditulis sehabis membaca tulisan milik @kunamaibintangitunamamu.
174 notes
·
View notes
Text
“It’s all about the first person you wanna tell good news to.”
— (via naturaekos)
182K notes
·
View notes
Text
Impian tiap manusia deh kayaknya
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, hidup bersamamu dengan kaya raya, menjadikan anak kita bergelimang harta, lalu kita hidup foya-foya, jalan-jalan keliling dunia, serta mati sekeluarga masuk surga.
246 notes
·
View notes