Saat setitik kisah hidup memunculkan impian dan kenangan, lalu hadirlah dunia penuh imaji dalam kata.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Photo
kian meninggi entah berapa kilometer dan menyilaukanku sepertimu? ------------------------------------ Jakarta, 28 Juni 2016 09.00 WIB (at Jakarta, Indonesia)
3 notes
·
View notes
Photo
aku coba deskripsikan hadirmu lebih indah dari pelangi lebih singkat dari pelangi seperti matahari senja hanya beberapa saat tapi memukau asa di lembah gelisah kau pergi diiring masa menyisakan gundah dan aku bermimpi kau persis seperti matahari yang muncul tiap hari namun itu tak terjadi
1 note
·
View note
Conversation
Pertemuan pertama
A : Aku beli itu dulu. Kamu makan duluan. Aku beli sendiri gapapa.
X : Iya. Aku tunggu sini ya.
A : *senyum tipis sambil jalan lalu*
...
A : Mas, mau yang ini satu
O : Baik, Mba. Ditunggu ya.
A : *ngangguk sambil ngintip ke arah X*
...
Awalnya aku kira salah lihat
Tapi kucoba tatap lebih lekat
Kau sungguh berkeringat
Berbicara seorang diri
Seperti melatih percakapan
Haha
Manis sekali
Baru kusadari
Kau segemetar itu menghadapiku
...
A : Hai. Udah habis makannya?
X : Eh.. Kaget. Belum. Dikit lagi.
A : Kok ga ada minumnya? Aku beliin ya.
X : Hehe, boleh.
...
Dan sepanjang hari kumengingat
Salah
Sampai hari ini masih terbayang
Kamu. Lucu. Sekali.
3 notes
·
View notes
Text
KJ 457 Ya Tuhan, Tiap Jam
1. Ya Tuhan, tiap jam 'ku memerlukanMu, Engkaulah yang memb'ri sejahtera penuh. 2. Ya Tuhan, tiap jam dampingi hambaMu; jikalau Kau dekat, enyah penggodaku. 3. Ya Tuhan, tiap jam, di suka-dukaku, jikalau Tuhan jauh, percuma hidupku. Reff: Setiap jam, ya Tuhan, Dikau kuperlukan; 'ku datang, Jurus'lamat, berkatilah! Saat baca lirik lagu ini sungguh-sungguh, aku tersadar bahwa aku pernah sangat jauh oleh Tuhanku. Dipisahkan oleh dunia. Dipisahkan oleh dosa. Hingga tak mampu lagi kurasakan damai sejahtera daripada-Nya. Elok benar dunia ini diciptakan-Nya. Sampai membuatku terbuai. Melupakan Penciptanya. Ternyata Dia memang pencemburu. Dan aku menyakiti hati-Nya. Tak lagi ada bisik yang menyejukkan. Aku minta ampun, tapi tak tau kutuju kemana. Hilang arah. Aku berdoa, kurasakan Dia sungguh memalingkan wajah-Nya. Aku sungguh lenyap. Ampuni aku, Tuhanku. Sungguh, bila Kau jauh, percuma hidupku. Sehebat apapun aku, damai sejahtera-Mu lah yang kuperlu. Sandaranku, Penghiburku, Sobatku...
1 note
·
View note
Photo
karena mencintaimu tak butuh alasan basa-basi karena merindumu tak butuh jarak yang berarti karena memelukmu tak butuh lengan yang sepi seperti penikmat kopi yang giat merasai yang tak tau mengapa menyesapnya tiap hari walau sendiri sama seperti aku yang kerap kali memimpi tanpa ingin kau tahui karena aku tak kunjung bernyali (at Ruang Kopi, Indonesian Premium Coffee)
0 notes
Text
Dia & Diam
Krik krik Kita masih saja diam Sudah satu setengah jam Aku hampir saja terpejam
Krik krik Malam mulai datang Menjemputku tuk segera pulang Memaksamu menghilang
Krik krik Aku masih rindu Aku masih ingin bercumbu Walau kau terpaku
Krik krik Kau tak ada lagi Kau tak disini Kau khianati
Krik krik Ragamu utuh Jiwamu redup Cintamu berlalu
0 notes
Text
Biru
Dimana kamu sekarang?
Kenapa aku tak boleh tau?
Apa yang sedang kamu lihat?
Kenapa aku tak boleh lihat juga?
Apa karena kau suka biru langit?
Dan aku suka biru laut?
Kenapa kau jauh sekali?
Kenapa kita tak bisa sedekat langit dan laut yang tak tau sebenarnya dibatasi oleh apa
Masihkah sama rasa ingin taumu?
Karena aku masih sama
1 note
·
View note
Text
Bagaimana pagimu?
Malam lebih indah bukan? Cakap renyah darimu Canda tawa darimu Kalimat rindu dariku
Lalu senyum virtual yang kutau manis sekali Lalu amarah yang kutau hanya sebentar saja
Lucu sekali Aku tak ingin pagi datang Menghempas saat-saat kita bersama Merenggutmu dari pelukku
Pagi bukan lagi harapan Aku ingin cepat bertemu malam Menemuimu di bawah lampu redup Tertawa lewat aplikasi ponsel
Indahkah pagimu tanpaku? Sendukah malammu tanpaku?
0 notes
Text
Cemas
Ingat sudah berapa lama kita begini-begini saja? Saling tatap hanya dari layar ponsel Berpapasan tanpa sapa Bukan hitung bulan tapi tahun
Aku dan kamu yang saling menghilang Lalu kembali lagi merasa tak ada yang salah Memang tidak ada Aku kembali lagi padanya
Kau selalu kembali dengan sumringah Tanpa kenal lelah Tapi hanya lewat ponsel
Kau pun tau apa alasan mengapa hanya sebatas itu Kita sama-sama tak bernyali melewati batas itu Aku berdoa, bingung kemana tujunya Cemaskah kau sama sepertiku?
1 note
·
View note
Photo
14K notes
·
View notes
Text
Ada banyak sekali manusia yang ingin dimengerti tapi tak mau mengerti Ada banyak sekali manusia yang ingin diperjuangkan tapi tak mau memperjuangkan Ada banyak sekali manusia yang ingin diperhatikan tapi tak mau memperhatikan Lalu apa yang kamu lakukan untuk sosok manusia seperti itu? Memaki? Menghujat? Menghakimi? Tentu jangan! Berikan senyum terbaikmu Walau manusia itu tak melihatnya Jangan biarkan manusia macam itu merusak hari indahmu
1 note
·
View note
Photo
(22 Mar 2016) No, baby Don't ever look down Whatever they say Whatever Stay with me Even you are so far away from earth, You deserve this highness Look up, baby Look up Forget them all Leave them all Don't ever feel blue again The sun will rise And we will start again Stay strong Stay Stay Stay I'm here, sweetheart Calm down I'm always here beside you to reach your dream
1 note
·
View note
Photo
WHITE HOUSE DOWN (Channing Tatum vs Ayahku)
Sebuah film tentang seseorang yang menyelamatkan Presiden Amerika dari serangan internal dalam upaya pembalasan dendam.
Ceritanya bagus. Pemeran utamanya dia, Channing Tatum. Di film ini dia lagi tur keliling White House, dan bersamaan dengan itu ada serangan mendadak terhadap Gedung Putih. Dia mengikuti tur bersama putrinya. Gatau nama aslinya siapa. Tapi dalam film ini, namanya Emily Cale. Oh ya, Channing Tatum jadi John Cale disini.
Awalnya John Cale bela-belain nyusup sana-sini untuk menyelamatkan Emily yang terjebak di lantai bawah sementara serangan terus berjalan. Tapi dia malah terjebak dan harus menyelamatkan Presiden. Singkat cerita, Emily ditahan sama para penjahat di dalam sana. Lalu John selaku pahlawan di dalam film ini, melakukan banyak aksi tembak-menembak, tinju, tendang, pukul, lempar bom, dan lain-lain untuk mendapatkan putrinya kembali. Ya iyalah, siapa yang mau anaknya kenapa-napa kan. Pokoknya happy ending deh filmnya, liat gambar di atas. Emily dan John akhirnya bertemu.
Ya oke mari kita sudahi pembahasan film ini.
Aku juga punya ayah. Ayahku tidak seperti Channing Tatum yang berotot dan bisa lari-lari sekuat tenaga, bisa nendang sana sini, pukul bhak bhuk bhak. Tidak, dia tidak bisa melakukan itu. Bahkan ayahku jalan jauh dan lama pun gak bisa. Nafasnya menderu. Dia gak kuat. Nyetir lama-lama pun gak bisa, mudah capek. Bahkan ayahku gak kaya ayah orang lain, yang rajin jemput putrinya, yang rajin nemenin putrinya belanja di mall, yang bisa jalan-jalan jauh sama keluarga, yang bisa diajak olahraga bersama. Pokoknya kaya orang-orang suka bilang kalo ayahnya adalah superhero nya. Tapi ayahku tidak seperti itu. Aku terbiasa kemana-mana sendiri.
Dia punya satu penyakit yang ekstrim kalo orang tau. Jantung.
Dia tidak pernah memperlihatkan sakitnya di depan banyak orang. Dia hanya mengeluh pada keluarga. Mungkin kalo orang lihat dia sekilas, orang pun gak akan percaya kalau dia sakit. Karena dia masih bisa nyetir kemana-mana sendiri. Bahkan kalau mau ke dokter, nyetir sendiri kok.
Tahun 2010, ayahku mulai sadar kalau sakitnya parah. Harus dioperasi katanya. Tapi ya masalah klasik, biaya. Dan kemungkinan berhasil 50:50. Lalu orangtuaku memutuskan untuk mengonsumsi obat yang memang pada dasarnya hanya membuat dia bertahan, bukan menyembuhkan. Dokternya di Jakarta. Meskipun harga obatnya juga gila, tapi masih bisa diusahakan kok. Kalau harus operasi kan, biaya nya harus langsung ada banyak banget, dengan pengobatan ini yaaa kaya nyicil lah ya...
Tahun 2015, ayahku kontrol ke dokter jantung di Bogor pakai asuransi yang lagi hits di bumi pertiwi, BPJS. Dokter jantungnya bilang, “Bapak, ini katup jantungnya sudah sangat parah. Bapak termasuk orang yang sangat beruntung masih bisa hidup dan beraktivitas. Ini harus segera dioperasi, Pak.” Lalu ayahku dengan sangat rendah hati bilang kalau keluarga kami tentu gak sanggup menyediakan biaya untuk operasi jantung. Tapi dokter bersikukuh harus operasi, beliau bersedia membantu membuat berbagai surat rujukan agar semua biaya ditutup oleh BPJS. Jadi, ayahku memberanikan diri untuk memulai perjuangannya.
Di akhir tahun, banyaaaak sekali yang harus dilaluinya sebelum operasi jantung. Harus dapat acc dari berbagai dokter, seperti dokter THT, gigi, penyakit dalam, dll dkk dsb. THT? acc. Gigi? acc. Penyakit dalam? Belum. Tapi ayahku punya keluhan... dia selalu sakit pinggang, panas dingin. Pergilah ayahku ke dokter penyakit dalam. Dilakukan USG. Ternyata di ginjal kanannya ada kista kurang lebih 6 cm. Respon ayahku? Kaget luar biasa. Selama ini, dia tidak pernah absen cek urine dan hasilnya selalu baik. Bahkan kolesterol dan tekanan darah selalu baik. Tapi tiba-tiba ada kista?
Dokter bilang, “Bapak, kista ini sampai sekarang belum mengganggu fungsi ginjal. Tapi 1-2 tahun lagi bisa jadi tumor, kanker, sampai gagal ginjal. Kalau Bapak mau operasi jantung, operasi ginjal harus dilakukan sebelum operasi jantung dilakukan. Karena kalau sudah dioperasi jantung, Bapak tidak mungkin boleh berhenti mengonsumsi obat pengencer darah. Sedangkan untuk melakukan operasi ginjal, Bapak harus berhenti mengonsumsi obat itu paling tidak seminggu sebelum dan sesudah operasi.”
Ayahku hampir menyerah. Menangis, tidur tidak nyenyak, emosi gak karuan. Tapi Ibuku adalah wanita yang luar biasa. Ketenangan dan ketulusan hatinya tidak pernah gagal. Akupun tau dia hancur saat tau itu semua. Seperti masalah tidak ada ujungnya. Ibuku-lah yang harus jadi orang paling tenang dan menularkannya pada ayahku. Dia mengusahakan banyak hal. Sebelum operasi jantung (bulan Juni), ayahku harus segera melakukan operasi ginjal.
Lalu ayahku memberanikan untuk operasi. Lalu muncul lagi masalah. Operasi tidak bisa dilakukan di Bogor. Rumah sakit di Bogor tidak ada yang memiliki alat yang memadai.
Sekadar informasi, operasi kista sebenarnya termasuk operasi sedang. Itu mudah dilakukan.Tapi dokter di Bogor tidak berani melakukannya karena jantungnya sangat lemah. Ini termasuk operasi berisiko tinggi.
Akhirnya dirujuk ke RS Mayapada Lebak Bulus. Disana ada alatnya. Mari kita lompati beberapa bagian.
...
D-1. Ayahku nyetir sendiri ditemani Ibuku untuk masuk ruang rawat inap mengingat keesokan harinya akan dilakukan tindakan operasi. Nyetir pelan-pelan. Sore harinya, datanglah dokter anastesi dan menjelaskan segala kemungkinan dan risiko yang akan dihadapi. Katanya, akan dimasukkan selang dari sisi leher yang akan terhubung dengan alat dan membantu jantung untuk tetap memompa darah. Aku bahkan tidak bisa membayangkannya. Dan sangat banyak kemungkinan buruk yang disampaikan. Ada om-ku disana (dalam bahasa batak: BapaUda), BapaUda-ku pingsan karena shock mendengar semua kemungkinan yang dijelaskan dokter. Malam hari, ayahku mulai berpuasa. Karena besok, pagi-pagi sekali, ia akan operasi.
D-Day. Pukul 7.30. Ayahku diantar ke ruang operasi didampingi Ibuku. Sekali lagi dokter menjelaskan beberapa hal kepada Ibuku. Ibuku tidak bisa berkata-kata selain, “Saya tidak paham, Dok. Lakukan saja yang terbaik. Anakku masih kecil-kecil. Tolong ya, Dok.” Ibuku menunggu di ruang tunggu. Kata perawat, operasi akan berlangsung sekitar 2,5 jam. Aku sampai di rumah sakit kira-kira pukul 9. Menunggu sampai jam 10, dan operasi belum juga selesai. Om-ku (Abangnya ayahku, dalam bahasa batak: BapaTua) yang memang sudah menunggu dari pagi, terlihat sangat tidak tenang. Bolak-balik bertanya. Jam 11, belum juga ada tanda-tanda operasi selesai. Kami semua berusaha tenang, tapi apa daya, kedagingan ini terlalu hebat. Jam 12, Ibuku menuju meja administrasi dekat ruang operasi. Tiba-tiba telepon di meja itu berdering menyebutkan “Bapak Malanton” (ayahku). Ibuku lari ke ruang tunggu untuk memanggil kami. Dijelaskan oleh dokter kalau operasi sudah selesai. Puji Tuhan. Tapi benar saja, bala bantuan untuk membantu jantungnya tetap dilakukan. Dipasang selang di sisi leher. Setelah itu, harus masuk ruang ICU karena perlu dilakukan observasi terhadap kerja jantungnya yang belum stabil. Gambar di atas, itu di ruangan ICU.
D+1. Boleh pindah ke ruang rawat inap. Yeay! (((Pemulihan dimulai)))
...
Ayahku tidak seperti John Cale. Dia berjuang melawan sakitnya. Dia tidak seperti superhero yang dikatakan oleh banyak anak perempuan di dunia ini tentang ayahnya. Dia hanya berjuang melawan sakitnya. Minum obat tepat waktu, minum air putih yang banyak, bertahun-tahun. Bahkan dokter kagum atas kekuatannya dapat bertahan sampai saat ini. Ayahku tidak dapat memberi hal-hal yang terlihat hebat di dunia ini untuk anak-anaknya. Dia hanya berjuang melawan sakitnya. Aku tidak butuh dunia ini, aku cinta ayahku, aku cinta ibuku. Perjuangannya untuk tetap bertahan, adalah yang terbaik.
Aku mencintainya... Seperti anak perempuan lain mencintai ayahnya.
3 notes
·
View notes
Text
Karena tidak ada yang tau apa yang sedang kau perjuangkan Karena tidak ada yang peduli apa yang sedang kau perjuangkan
Karena tidak ada yang memerhatikan apa yang sedang kau lawan Karena tidak ada yang mendengar rintih yang kau tahan
Karena tidak ada satupun, kecuali dirimu.
Mati-matian melawan masa lalu Ya, bukan yang indah itu Tapi rasa trauma yang mengikis Tidak ada yang mau tau
Mereka hanya muncul mengingatkan akan rasa sakit yang serupa Lalu pergi tanpa mau tau bahwa kau memulai perjuanganmu dari nol… Lagi
…
3 notes
·
View notes
Quote
Hai. Bahkan kau tak tau betapa kau selalu mampu menyembuhkanku. Terima kasih.
0 notes