rofidadini
a clown behind the glass
48 posts
Seorang pelupa yang hanya padamu mengingat nama
Don't wanna be here? Send us removal request.
rofidadini · 6 years ago
Text
sorry
I never meant to end us this time For me, being in love with you is the most beautiful thing i should be proud of. But Im sure you know There would be a time you feel like we never born to be together We dont fit each other Us, is a fault. Tonight i think that the fate never bring you to me to be a forever. Maybe it drove you here just to be a lesson of how it feels to fall in love with the wrong man at the rite time. Sorry.
3 notes · View notes
rofidadini · 6 years ago
Quote
Calcayo, Bey.
3 notes · View notes
rofidadini · 6 years ago
Text
B.
semoga dibaca tepat waktu, dan bisa jadi penyembuh rindu
Selamat datang di laman pribadiku,
Mungkin kau akan sukar menemukan namamu di setiap tulisan yang mengharu biru
Tapi bukan berarti aku masih punya sesuatu untuk orang-orang yang lalu
Perasaan-perasaanku yang dulu sudah banyak yang layu
Digantikan buncah yang menggebu
Aku tujukan pada satu orang yang hatinya tak pernah beku
Dan sabarnya tak habis karena kelu
Meski aku tahu
Bersamaku adalah rutinitas yang jemu
Terima kasih karena selalu menjadikan aku sebagai sosok yang satu
Terima kasih karena tak pernah menggerutu
Dan tetap bertahan meski hambatan banyak menyerbu
Terima Kasih B, rasanya pantas aku merasa malu
Karena semua baikmu tak pernah bisa aku tiru
Maaf jika aku terus merasa ragu
Semoga kita segera bertemu :)
1 note · View note
rofidadini · 6 years ago
Text
Mengirim Pesan Untuk Pangeran
Telah ada banyak romansa di dunia. Barangkali kita salah satunya, sebab yang aku percaya, cerita cinta bukan isapan jempol semata.
Lantas bukan sebuah dosa dan perkara jika ku putuskan menyebut milik kita sebagai cerita penuh warna merah muda, yang menyisakan rona di tepian muka dan dihiasi debar di area dekat dada.
adakah pangeran yang di sana merasakan hal serupa?
sebab ada satu raga yang masih tetap memelihara rasa yang sama sejak pertama jumpa,
mengenang setiap gelak tawa-
canda maupun duka-
yang bisa jadi saja
sudah kau lupa
tetapi tetap, masih dan terus disimpan rapi dalam memori: tuan putri.
2 notes · View notes
rofidadini · 8 years ago
Text
Kata Ayah
Setelah 19 kali bertemu ramadhan, tahun ini menjadi pertemuan yang lebih berkesan dari perasaan selesai kencan. Ramadhan tahun ini memberi banyak arti Tentang berbagi Tentang sabar yang tiada henti Tentang berbenah menjadi muslim sejati Ayah berujar dengan nada yang dibuat tegar Bahwa tidak baik jika kita menjadi alasan sebuah kekecewaan Maka jangan kecewakan ramadhan Dengan melalaikan segala kewajiban Setiap amalan yang telah di sungguh sungguhkan Selama satu bulan belakangan Jangan serta merta di tinggalkan Lantaran ramadhan sudah pamit meninggalkan Keberhasilan ramadhan Adalah ketika kita mampu terus bertahan Beribadah seperti seakan akan Setiap bulan Adalah ramadhan Membenarkan kata ayah, Ramadhan adalah bulan penuh kebaikan Semua orang berlomba untuk jadi pemenang di garis terdepan lantas layak merayakan kemenangan. Tapi seorang pemenang tidak menjadi pemenang sejati jika hanya sekali angkat trofi lalu turun podium dan pergi. Pemenang yang sejati adalah yang bertahan hingga tak lagi berkompetisi atau mati. Seperti itulah ramadhan dalam sebuah analogi. Ramadhan tidak datang hanya untuk menciptakan pemenang sehari. Ramadhan datang untuk melahirkan pemenang yang haqiqi. Melepas ramadhan tahun ini, Ada harapan yang terus di terbangkan tinggi tinggi Ke sisi ilahi, Agar dipertemukan lagi Dengan bulan suci Yang selalu rindukan tanpa henti Dan doa bagi pribadi, Supaya menjadi manusia yang lebih baik lagi, meningkatkan amalan di berbagai lini menjaga hati yang sudah disuci
3 notes · View notes
rofidadini · 8 years ago
Text
kamu, sih!
jika tak banyak aral melintang,
harusnya disini aku sudah menulis panjang,
tak ada kata yang timpang,
dan tak ada diksi yang tumbang.
tapi sayang sungguh sayang.
pikiranku mandek tidak berkembang,
dari tadi hanya ada kamu yang jadi bayang-bayang,
tak banyak yang luang
semua ruang inspirasi lenyap sudah hilang
terisi wajahmu yang cemerlang
dan percakapan ringan kita yang membuatku terbang
imajinasiku harus pulang,
aku harus menulis dengan tenang,
sebentar saja tolong jangan datang,
besok lagi saja kamu tandang,
akan aku sambut dengan riang
dan berluap senang
.
2 notes · View notes
rofidadini · 8 years ago
Text
ajari aku menulis ketika bahagia
sebab terlalu lama berduka membuatku lupa cara menceritakan tawa
0 notes
rofidadini · 8 years ago
Text
semoga lusa, kamu masih ada.
semoga sampai besok lusa, dan lusa, dan lusa, dan lusa, dan lusa.
jika masih terlalu muda untuk mengimani selamanya,
aku tetap bisa berdoa agar sampai lusa, hingga lusa, dan lusa, lusa lagi, lusa dan lusa, lusa dan terus lusa.
sampai tiba waktunya
disebut selamanya.
0 notes
rofidadini · 8 years ago
Text
Aku ingin menangis lebih lama
tapi aku kehabisan air mata,
sebab setelah ada kamu,
yang ku ingat hanyalah cara bahagia.
0 notes
rofidadini · 8 years ago
Text
Aku ingin bercerita lebih panjang
tapi plot ku telah berhenti disini
sebab semenjak ada kamu,
penantian dan kesepian harus ku akhiri.
0 notes
rofidadini · 8 years ago
Text
Aku ingin menulis lebih banyak
tapi aku kehabisan kata,
sebab setelah ada ‘kamu’,
segalanya telah terbungkus jadi satu.
0 notes
rofidadini · 8 years ago
Quote
Tak apa sepi begini, asalkan kita sama sama mengamini setiap doa yang di layangkan tinggi tinggi akan kembali dalam wujud yang lebih haqiqi. Sampai jumpa lagi, lelaki yang didambakan di setiap mimpi. Semoga nanti kita menepis jarak yang sempat menghalangi, menyatukan dua hati dengan suci, dan bersandang sebagai pasutri. Sudahlah jangan banyak basa basi, mari sama sama mengimani bahwa yang sejati tidak akan lari meski ribuan duri merintangi.
1 note · View note
rofidadini · 8 years ago
Text
Tolong Bagikan, Sesuatu Tentang Masa Depan
Mari bicarakan tentang masa depan Tak usah hingar bingar yang tak karuan Buatlah sederhana sehingga tidak bikin mulas pencernaan Tidak juga membuat kamu pun aku ingin muntah tak tertahan Mari bicarakan tentang masa depan Tak perlu banyak aturan Buatlah sederhana dan gampang masuk diingatan Bicarakan masa senja milikmu dengan aku secara bergantian Beri kan sejenak jeda untuk aku melemparkan pertanyaan Jadi, tuan.. Adakah aku menjadi bagian dari gambaranmu ke depan? Untuk kehidupan yang lebih nyaman, Adakah aku menyertai kamu sebagai pasangan? Sebab harapku demikian Semoga selalu kau jadikan perhatian
2 notes · View notes
rofidadini · 8 years ago
Text
Kepada Tuan Tegap Tinggi
yang berlari pergi tanpa surat undur diri
Ada yang dalam sajaknya sedang ditinggalkan, merasa sendirian, menanggung relung yang tak lagi bertuan.
Dulu, dulu yang tak lagi terjerat ingatan, hati itu sudah jadi sandaran bagi seorang pemuda yang memintanya dengan sopan.
Kini sang pengetuk sudah lari jauh ke ujung ufuk, bahkan sisa jejaknya tak lagi terlihat bentuk. Meninggalkan lubuk hati yang khatam diketuk menjadi berlinang suntuk.
Ada yang dalam sajaknya terus menangis, hanya mampu mengais pada setiap rasa yang dulu manis. Hatinya memang tengah teriris miris dengan sangat sadis.
Tuan tak kembali barang sekali. Melukis lagi pelangi di dalamnya sanubari, barangkali hanya mimpi,
Ada yang dalam sajaknya merasa dingin, tak ada yang lain, hanya dingin, terus dingin dan selalu dingin, walau sesungguhnya ia tak ingin.
Tuan sudah mantap pergi ke lain hati, meninggalkan sang putri terngungu sendiri hanya mampu merajut sepi sembari memperbaiki pintu hati yg sempat rapat terkunci.
0 notes
rofidadini · 8 years ago
Text
Kadang kita harus sengaja pergi, bukan agar dicari, namun untuk menguji takdir yang sejati.
Bahwa jika dia benarlah sang merpati, maka ia akan kembali lagi nanti.
Tentu tidak saat ini, bisa esok pagi. Dan jika tidak pagi, maka bisa jadi siang hari. Jika bukan pula siang hari, bisa saja sore nanti, dan jika sore mulai ditelan bumi sedang ia tak kunjung menepi, maka bisa juga malam sepi atau mungkin kau bukanlah pelabuhannya yang dicari.
0 notes
rofidadini · 8 years ago
Text
...
Semangkok Cuanki dan Sejumput Masa Lalu
Meski sudah sejauh ini. Seasing ini, aku masih mencoba diam-diam membuat kesepakatan dengan Tuhan tentang sebuah pertemuan singkat denganmu.
Di kedai kopi sepi atau di taman-taman rindang jam dua belas siang. Nyanyian hentakan kayu rujak tumbuk yang kita pesan akan menjadi lagu pengiring, atau juga kau boleh memilih ditemani kepulan asap dari ibu-ibu tambun yang mengipas arang agar ketannya matang.
Aku akan memesankan satu porsi untukmu. Kita akan sangat menikmatinya. Bahkan hingga di setiap titik pecin dari rasa lezat jajanan taman yang luruh di kedua lidah yang dulu pernah saling berpelukan erat dalam satu rahang. Desir-desir angin serta oksigen yang jatuh dari pohon di sekitar kita membuat bara yang selama ini menyala panas di salah satu hati diam-diam kian meredam padam.
Apa kabarmu? Bagaimana studimu? Sudah menentukan akan kerja di manakah setelah gelarmu rampung? Juga bagaimana kabar ayahmu? Sehatkah beliau? Masih ingatkah beliau tentang aku yang pernah dengan bangganya dititipkan mandat untuk menjagamu?
Aku pasti akan berbicara banyak; Perihal hal-hal di luar tentang masalah-masalah yang melibatkan hati kita berdua. Sejujurnya aku masih sering khawatir. Apakah kau makan malam itu? Sakitkah kamu? Bagaimana kabar asmamu? Lupakah kau menanak nasi? Masih ingatkah untuk selalu mencabut stop kontak setrikaan?
Juga jika kau izinkan, aku ingin bercerita tentang semua hari yang kulalui setelah dengan brengseknya kau memilih pergi.
Perihal bukuku, perihal tempat-tempat yang dulu selalu kita datangi; yang sudah tutup maupun yang kini makin bertambah besar.
Tentang adikku, tentang tukang ojek genit di ujung komplek, tentang usahaku, tentang pekerjaanku, dan tentang rencana-rencana baruku yang banyak berubah setelah kau memaksa mendobrak pintu dulu.
Ditemani semangkok cuanki, aku ingin pertemuan kita benar-benar sedamai itu. Damai dari segala luka masa lalu, dari dendam, dari sakit hati, dari semua salah paham, juga dari amarah dan benci. Aku ingin kita berdua sehari saja bisa lepas dari itu semua.
Saling berbagi cerita sebelum kemudian aku membayar makanan yang telah kita pesan, lalu kita berdua pergi saling memunggungi dengan gegas di jalan masing-masing tanpa tahu apakah nanti masih ada kesempatan bertemu lagi.
Ya, seperti itulah. Meski sudah sejauh ini. Seasing ini, aku masih mencoba diam-diam membuat kesepakatan dengan Tuhan tentang sebuah pertemuan singkat denganmu.
Yang entah akan Tuhan kabulkan kapan. Atau bahkan mungkin tidak akan.
323 notes · View notes
rofidadini · 8 years ago
Text
Jeda yang Terlalu Lama
Bacakan aku sebuah cerita. Lantas berhentilah ketika ada koma. Cukup hingga detik kedua atau ketiga. Seterusnya tetap membaca. Agar nyaman di telinga, pun aku tak perlu menoleh dengan banyak tanda tanya, menafsirkan diam yang tak sewajarnya. Sebab ketika kau berhenti sedetik lebih lama, ada rongga yang dibiarkan menganga pada detik keempat kelima dan berikutnya.
Ada perasaan cemas yang menghantarkan pada gerakan mata, untuk memastikan semuanya baik baik saja. Hingga aku perlu memandang ke arahmu berada. Bertanya ada apa. Dan mengapa kau berjeda tak selayaknya.
Begitu pula Ketika kau mengetuk hati yang siap menerima, antara ketukan pertama dan setelahnya, jangan kau berikan banyak jeda. Jika terlalu lama, hati tidak bisa lagi mengatakan ‘iya’. Sebab jeda telah menumbuhkan rasa curiga, bahwa tekadmu belum sempurna, bahwa kau sebatas iseng belaka. Bahwa tak ingin benar benar masuk ke hatinya. Bahwa kau hanya bermaksud sementara.
Jeda memberikan penafsiran ganda. Jeda yang semakin lama, memberikannya banyak derita. Terombang ambing di atas dua perkara, menunggumu melanjutkan ketukan kedua, atau beranjak mencari yang lainnya.
Ditulis dari kisah nyata yang dibumbui banyak kecewa
Maka, Semoga kau membaca, Seseorang yang gemar tertawa.
2 notes · View notes