Riska Dwi Noviyanti | ISFJ's type | Phlegmatic, Melancholic | Biology, School of Life Sciences and Technology, ITB 2013 | Skhole - ITB Mengajar 2013 | Penikmat tulisan :')
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Be Patient !
Tunggu sampai waktunya tiba.
Menanam itu butuh waktu, maaf bu, ga bisa instan, karena semuanya butuh proses. Apalagi sekarang di dunia ini serba cepat ya. Orang-orangpun inginnya yang cepat. Tapi gak semua yang cepat itu baik. hehe. Kadang ada yang mengeluh, “aku nanem mati mulu, kalau aku nanem ini nanti bakal berhasil ga nih?”, the best things take time. Proses ga bisa dipaksa.
Ya tergantung, kamu mau merawatnya atau tidak. Kuncinya perlakukan tanaman sebagai makhluk hidup hehe.
Kebun yang dibuat depan kantor masih kecil, dan inipun belum selesai. Gapapa, pelan-pelan. Pengennya udah bisa metik metik buat masak di kantor atau di bawa ke kosan. Tapi masih mungil-mungil. Kangkung udah di semai, kale udah ditanam, bayam brazil sudah tegak, bawang-bawangan sudah rapi berjejer, kunyit lengkuas jahe sedang ditunaskan, selada menunggu di pindah tanam.
Okeee. Selamat bersabar ! Aku akan menunggu sampai waktunya tibaaaa :D
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/94f1aadf83deb420054949a07eba6e66/04216561bfd3c827-e6/s540x810/4ae72e76a80615671fc2b118cc2d53b6f79f45bc.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/c2ad9d38717dea351c845ea9801999e9/04216561bfd3c827-a8/s640x960/1b76d35a1622dd4daa60ab26548a57518637ae1e.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/f52fad334ba15dc35d08baab29c02198/04216561bfd3c827-e5/s540x810/cd4cef5758b2fd0e9d3cb6c68801a597d7063688.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/6cccaae56244aec5190a53d001fdad5a/04216561bfd3c827-15/s540x810/4a6ed210ec93f581e5dc198063908415842f583a.jpg)
8 notes
·
View notes
Text
“Semua akan berganti, dan semuanya akan ada yang mengganti”
Berbunganya hatimu hari ini, tidak akan berlama-lama mekar, akan ada layu yang menggantikan mekarnya hatimu. Sedih pilunya rasamu, pasti akan berganti cerah dan bahagia. Karena hakikat dari semua yang berada di dunia ini adalah terganti dan saling mengganti. Maka cintailah ia sewajarnya, dan bencilah ia juga sewajarnya. Karena ia pun pasti akan berganti.
Kebanyakan hati perempuan itu seperti cuaca, kadang sudah teramalkan akan cerah, namun terkadang justru mendung yang datang, atau sebaliknya. Sementara kebanyakan hati laki-laki itu seperti selalu ingin sendiri saat gemuruh masalah datang, ia akan menampakkannya saat terasa mulai ada jawaban dari masalah yang datang, seringnya ia menyembunyikan dulu masalah yang ia hadapi sembari mencari jalan keluar, saat sudah menemukan barulah ia akan bercerita. Atau mungkin berbeda.
Maklumilah setiap kesalahan yang datang dari pasanganmu nanti, bagaimanapun ia tetaplah seorang manusia, maklumilah ia nanti dengan berkata halus padanya, menyampaikan seperti apa maumu dan bagaimana saran terbaik darimu. Tidak ada orang yang tidak suka dengan kelembutan sikap.
Karena pernikahan nanti, akan butuh sedikit cinta, yang harus diperbanyak adalah toleransinya, yang harus diluaskan adalah saling mengertinya, dan yang harus dijauhi adalah ego masing-masingnya. Percayalah, karena cintamu pada fisik akan berganti beberapa tahun lagi, sukamu pada dunia juga akan tetap mengecewakanmu. Bagaimanapun itu.
Dan saat hujan deras atau badai datang, ingatlah dahulu bagaimana kalian berdua membuat keputusan untuk berlayar, ingatlah ada tujuan yang harus kalian raih bersamaan, bukan sendiri-sendiri. Jangan lepaskan dzikir pagi dan petangmu untuk kebaikan di masa sekarang dan masa depan. Untuk kebaikanmu, dan kebaikan dia yang nanti menjadi bagian hidupmu.
Merayakan 14 purnama.
@jndmmsyhd
1K notes
·
View notes
Text
Nasehat-nasehat yang menenangkan hati adalah nasehat yang berasal dari hati, ia menyentuh bagian terlembut penulis sebelum menyentuh hatimu. Syukur itu mudah bagi mereka yang sedang tertimpa musibah, dan susah bagi yang sedang tenggelam dalam kenikmatan. Jika ia mudah bagimu, seharusnya tiap terbuka matamu dari lelapnya tidur, akan ada kalimat hamdalah dan zikir yang terucap, pertanda ada kesyukuran bagi jiwa yang masih bisa beribadah dan bernapas.
Banyaknya kesulitan yang kamu hadapi, seharusnya menjadikanmu semakin ingat denganNya, semakin mensyukuri apa yang masih tersisa dari dunia untukmu. Seorang yang tenggelam dalam lautan kenikmatan, bukan selalu berarti Allah sayang padanya, kadangkala ia adalah bentuk ujian untuk hambanya, lulus atau tidaknya tergantung bagaimana ia menggunakan dan mensyukuri nikmatnya, masih ingat atau sudah terlupa.
Bahagia, sedih, cobaan, tangisan, syukur, tenang, semua akan berada dalam putaran hidupmu. Untuk memilihnya pun tergantung bagaimana hatimu saat dalam susah dan lapang.
Jika datang padamu tentang banyaknya kenikmatan, rajin-rajinlah sedekah, sering-seringlah membantu orang, meski hanya 1 persen dari kenikmatan yang kamu dapat, untuk melatih syukur dan ingat pada tuhanmu. Meski hanya sedikit yang kamu berikan.
Mari berdiskusi pada diri masing-masing, tentang nikmat yang lupa tersyukuri dan sudah sejauh apa kita yang berlari dari tuhan.
Wahai hati, melembutlah.
Note to myself
@jndmmsyhd
495 notes
·
View notes
Text
Hanya karena prasangka, seseorang bisa menjadi sangat terluka. Terlebih jika prasangka itu berubah menjadi ucap dalam kata-kata. Tahan dan duduklah dulu berhadapan, agar kita bisa saling mendengarkan dan tak terjebak dalam prasangka-prasangka yang menyakitkan.
103 notes
·
View notes
Text
Selepas Kecewa, Kuingin Engkau Saja
Aku sudah pernah kecewa dengan keinginan-keinginanku. Saat itu, aku merasa inginkulah yang terbaik untuk kuwujudkan sehingga aku pun berjuang mati-matian untuk dapat mewujudkannya. Tapi ternyata, kisah takdir diputar-balik oleh-Nya menjadi sesuatu yang lebih baik. Kukira aku akan menangis atau kecewa, tapi ternyata atas seizin-Nya aku bersyukur berkali-kali pada akhirnya. Lalu aku tersadar, tentang kebaikanku itu aku hanya bisa berprasangka dan menduga-duga, sementara Dia sudah tahu segalanya.
Aku sudah pernah kecewa dengan kriteria-kriteria bahagia yang kubuat. Saat itu, aku merasa bahagia adalah jika begini dan begitu sehingga aku pun berjalan ke arahnya. Tapi ternyata, diperlihatkan-Nya kepadaku tentang orang-orang yang mengakhiri hidup atau hidup dalam kegamangan di tengah-tengah segala sumber kebahagiaan yang telah mereka punya. Lalu aku tersadar, tentang kebahagiaanku itu aku hanya pandai mengira-ngira, sementara Dia sudah memiliki segala jawabannya.
Aku sudah pernah kecewa dengan rencana-rencana yang kususun. Saat itu, aku merasa bahwa aku adalah pusat kendalinya hingga aku pun mencoba mengendalikan banyak hal dengan segala yang kupunya. Tapi ternyata, sebaik apapun rencana, kegagalan tetap saja bisa menjadi bagian dari takdir-Nya. Manusia hanya seolah-olah berusaha, tapi usaha itu pun sebenarnya tak berkontribusi besar terhadap apa yang menjadi ketetapan-Nya. Lalu aku tersadar, tentang rencana-rencanaku itu aku hanya bisa menyusunnya sementara Dia yang akan menjadi muara segala takdir dan ketetapan lewat keputusan terbaik-Nya.
Lalu, apa yang sebenarnya aku inginkan? Bagaimana rencanaku di dalam pintu-pintu takdir itu? Adakah satu dua hal yang ingin kusampaikan? Apakah aku ingin sesuatu, yang jika sesuatu itu dikabulkan-Nya, maka tunailah hajat-hajatku?
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/4e04f21f486dbe2d1567cfbde041725d/tumblr_inline_pn1v57iXNp1ww1k6i_540.jpg)
Allah, jangan Engkau tanya aku tentang hal itu. Aku tak cukup berani untuk mendikte takdir-Mu lagi. Aku memang punya jawaban, tapi apalah artinya jawaban itu jika isinya hanya penuh dengan prasangka dan dugaan-dugaanku sebagai manusia yang hanya bisa mengira-ngira? Apalah artinya jawaban itu jika pada akhirnya aku malah menjadikan jawaban-jawaban itu sebagai tujuan alih-alih bersabar dan belajar menerima ketetapan?
Allah, jangan Engkau tanya aku tentang hal itu. Aku, yang bahkan tak tahu apa yang terbaik untuk diriku sendiri ini, memangnya bisa apa selain menyerahkan segala urusanku kepada-Mu? Aku, yang bahkan buta tentang kebaikan-kebaikan dirku ini, memangnya bisa apa selain berprasangka baik kepada-Mu? Aku, yang bahkan terkadang kalah melawan diriku sendiri ini, memangnya bisa bergantung pada siapa lagi selain kepada-Mu?
Allah, atas segala ingin dan jawabanku, biarlah itu kulangitkan pada-Mu sebagai caraku mengalirkan doa-doa dan perasaan-perasaanku saja. Hanya dengan begitu, aku sudah lega, aku sudah bahagia. Keputusan-Mu pasti baik dan tidak akan pernah mendzalimiku, lantas apa yang kutakutkan lagi? Kebaikan-Mu pasti menyelamatkan dan tidak akan pernah menyakitiku, lantas apa yang kuragukan lagi?
Allah, selama Engkau ridha, mauku sudah tak penting lagi. Gembirakanlah aku dengan ketetapan-Mu, mudahkanlah aku untuk bersyukur atas semua jawaban-Mu, rendahkanlah hatiku untuk selalu berprasangka baik atas-Mu, dan tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu. Lalu jika semua yang terjadi adalah yang sesuai dengan inginku, janganlah Engkau biarkan kebahagiaan membuatku terlena dan menahan langkah kaki dan hatiku untuk tetap berjuang di jalan-Mu.
Laa hawla wa laa quwwata illa billah.
Keep reading
750 notes
·
View notes
Text
Tersenyumlah
Kamu tidak pernah tahu apa rencana besar dibalik segala keputusan-Nya. Hanya karena sesuatu tidak berjalan sebagaimana yang kita anggap baik, bukan berarti itu buruk.
Tetaplah berbaik sangka kepada-Nya, Yang Maha Baik. Dan… Tersenyumlah! :)
319 notes
·
View notes
Text
Cantik Itu Mahal
Cantik itu mahal harganya. Bagaimana tidak, di zaman sekarang…mencari yang begitu menjaga malunya, susah. Mencari yang senyumnya dan perangainya santun, susah. Mencari yang cemerlang tapi bersahaja, susah. Mencari yang begitu menjaga harga dirinya, susah.
Cantik itu mahal harganya. Salon dan perawatan kecantikan seperti apapun tidak mampu membelinya.
Yang selalu bersyukur.
Yang tangguh dan minim keluh.
Yang berusaha berdaya.
Yang begitu rapat mengumbar auratnya.
Yang tetap tersenyum dan menangis secukupnya.
Yang bersabar dan tak mudah tersulut amarah.
Rasa-rasanya, cantik itu benar mahal. Makanya para ayah begitu berjuang memolesnya. Para ibu sampai rela terjaga siang malam mendidiknya.
Jadi, jangan diumbar-umbar. Jangan menjadikannya begitu murah. Jaga dengan segenap iman kita.
Cantik itu, mahal :)
2K notes
·
View notes
Text
jalan yang mudah
kalau kamu ditanya apa tujuan hidupmu, mungkin mudah menjawabnya. kamu bisa menyebutkan cita-citamu, misi hidupmu, atau kamu juga bisa bilang “membahagiakan kedua orang tua saya”.
kalau kamu ditanya untuk apa kamu diciptakan (selain untuk beribadah dan menyembah-Nya), mungkin tak semudah itu menjawabnya. kamu harus menemukan maksud Tuhan, rencana Tuhan.
mungkin kita menganggap bahwa “untuk apa kita diciptakan” harus dijawab dengan pernyataan besar. seperti, untuk menjadi pemimpin bangsa misalnya. untuk mencatat sejarah baru misalnya. padahal, kalau kita renungkan, “untuk apa kita diciptakan” tak harus semuluk-muluk itu.
jalan yang mudah dan dekat dengan kita, bisa jadi adalah “untuk apa kita diciptakan”. saat ini, mungkin kamu berkuliah. artinya kamu diciptakan untuk berkuliah. saat ini, mungkin kamu bekerja. artinya kamu diciptakan untuk bekerja. begitu sederhananya.
pada suatu titik, kita akan memahami “untuk apa kita diciptakan” saat melihat ke belakang, jalan-jalan mana saja yang mudah bagi kita. juga, saat kita melihat ke depan, jalan-jalan mana saja yang rasanya hati kita terpanggil untuk ke sana.
setiap kemudahan adalah rezeki yang layak disyukuri. ingin melanjutkan kuliah tetapi ada yang melamar? mungkin rezekimu menikah dulu. ingin menikah tetapi mendatkan promosi pekerjaan? mungkin rezekimu bekerja dulu. itulah jawaban “untuk apa kamu diciptakan”.
kadang, kita beruntung karena “untuk apa kita diciptakan” sama dengan tujuan dan rencana hidup kita. kadang–seringkali tepatnya–tidak juga. namun, kita tetap beruntung karena paling tidak, selalu ada setitik kemudahan dalam hidup kita.
semoga kita dimampukan menilik dan menghayati kemudahan itu. semoga kita selalu bersyukur.
371 notes
·
View notes
Text
Pengantar Undangan yang Malang
Bulan Desember ini saya sedang banyak di rumah. Saya baru saja memutuskan untuk pamit undur diri dari tempat belajar yang dulu saya idamkan. Jangan tanya kenapa haha. Seringkali saya di rumah sendirian, melakukan apa yang ingin saya lakukan saja, seperti menyapu, mencuci piring, mengepel lantai yang kehujanan, bermain dengan bayi dan balita (kalau ada), mematung depan kaca, bahkan seringkali berdiskusi dengan diri sendiri.
Seringkali juga, ketika saya sendiri, ada yang mengetuk pintu "punteeeeen, punteeeeen", katanyaa. Saya intip dari jendela, rupanya pengantar undangan nikah. Untuk itu, saya perlu keluar rumah untuk mengambilnya. Tapi heeey, untuk keluar rumah, saya harus mencari rok panjang, jaket, kerudung langsung, kaos kaki, yang kadang saya lupa menaruhnya dimana lalu memakainya. Mungkin kira-kira butuh waktu 8 menit lah. Rupaya kecepatan saya mempersiapkan diri lebih lambat daripada kecepatan kesabaran yang dimiliki oleh Aa pengantar undangan untuk menunggu sambutan si penghuni rumah, yaitu saya. Baru selesai pakai kerudung, si Aa sudah pergi. Beberapa kali, seperti itu. Untungnya ada celah bawah pintu, "paling ditaruh dibawah pintu, pikir saya". Akhirnyaa, dengan pertimbangan yang panjang dan hasil diskusi dengan diri sendiri, saya putuskan, tiap kali ada Aa pengantar undangan, saya akan pura pura tertidur. Saya akan benar-benar tidur, memejamkan mata sambil menarik selimut. Supaya Aa pengantar undangan benar benar percaya. *loh? Wkwk
Lalu, ibu datang,
Ibu : dek, tadi ada yang nganterin undangan ga? Undangan dari Pak XX
Saya : Iya, ada tadi
Ibu : Oh, mana undangannya?
Saya : Oh, ga tahu, dibawah pintu kali, bu
Ibu : Terus, tadi kamu ngapain?
Saya : Pura-pura tidur
Ibu : -_____-
Kadang, saya masih suka seperti anak-anak ya. Ibu saja sampai heran looh.
Tapi beberapa kali aku sudah berusaha bu... Tapi .... Selalu ga keburu wkwk
Pesan yang ingin disampaikan?
Maaf, tidak ada haha. Silahkan cari kalau ada. Postingan pertama dari hibernasi selama satu tahun jangan serius-serius yaaa. Sengaja. Pemanasan otot-otot dan saraf di jari hehe
1 note
·
View note
Photo
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/804e4d33082eed715357ee7ace00c85f/tumblr_p1gv9g3DSs1v20gfyo1_540.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/6a651ef56609378d9b1160429c6caf36/tumblr_p1gv9g3DSs1v20gfyo2_540.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/148adc09959fd33b3bdbea2c627826db/tumblr_p1gv9g3DSs1v20gfyo3_540.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/b68c0fe14fcf9f59a20fb7088bab5329/tumblr_p1gv9g3DSs1v20gfyo4_540.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/0a493706235c7900ad6c9896d8878c56/tumblr_p1gv9g3DSs1v20gfyo5_540.jpg)
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/9c647ac86989f09abea91970416312ce/tumblr_p1gv9g3DSs1v20gfyo6_540.jpg)
Tips menghapalkan Al Qur-an ala Ustadz Adi Hidayat.
Sudah mau berlalu lagi satu tahun, mungkin juga kamu tahun lalu berjanji ke diri sendiri untuk bisa menghapalkan Al Qur-an, kali ini kuatkan dan mantapkan niat ya.
Jangan kasih kendor :D
#disclaimer ini bukan tulisanku ya :) semoga pemilik tulisan ini berlimpah pahalanya Aamiiin
2K notes
·
View notes
Text
Cerita Ciheras Part 1 : Menuju Ciheras
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/4da6635b7dbfcd90fb4174526cd2f17b/tumblr_inline_p37hq2buCK1rsral7_540.jpg)
(Foto penari langit di site Ciheras)
S (Saya) : ���Tan, ternyata di Lentera Bumi Nusantara (LBN) lagi ngembangin produk pengolahan hasil pertanian juga loh, mirip J*v*r* (salah satu social enterprise yang sudah established yang bergerak di bidang pengolahan hasil bumi (natural product), yang memberdayakan petani lokal)”.
T (Teman) : “LBN tuh yang tempatnya Ricky Elson ? kemarin katanya kak Bur mau ikut jadi tim disana”
S : “Wah, beneran? (muka excited)”
Langsung saja saya konfirmasi ke kak Bur mengenai pernyataan teman saya tadi. Qadarullah, disaat ingin kesana tapi sempet mengurungkan niat karena tempatnya yang jauh entah dimana dan ga ada kenalan di LBN, tiba-tiba mendapat kabar ada kakak tingkat yang saya kenal sedang menjadi tim disana hehe.
Oh ya, LBN itu terletak di sebuah desa bernama Ciheras, sitenya kurang lebih 100 meter dari pantai Cipatujah, kabupaten Tasikmalaya, kurang lebih butuh waktu 7-8 jam untuk sampai kesana dari Bandung.
“Dalam rangka apa emang Ris ke LBN ?”
“Dalam rangka mencari jawaban yang berkedok main” hehe.
“Apa sih yang membuat seorang bang Ricky Elson yang sudah memiliki kenyamanan di Jepang (yang punya kesempatan yang jelas untuk mengembangkan wind turbine dan mobil listrik di Jepang, punya banyak paten) namun memilih pulang ke Indonesia dan bahkan sekarang tinggal di sebuah kampung bernama Ciheras?, tidak cuma bang Ricky, tapi ada juga beberapa alumni ITB (ada yang fast track, yang lanjut S2 ke luar negeri), tapi memilih untuk tinggal disana, sebenarnya buat apa mereka ke Ciheras? apa yang sebenernya mereka lakukan disana ?”. Sebetulnya ada niat lain juga, terselubung. wkwk.
Singkat cerita, saya bersama kak Wuddan (BM’11) dan Muhan (BM’13) berangkat ke Ciheras dengan berbekal petunjuk jalan yang diberikan oleh Zizie (anak BM’14 yang pernah kerja praktek disana), kak Bur (TL’12, tim LBN), dan kak Inay (MRI’09, juga CEO LBN).
Kami berangkat dari terminal Cicaheum pukul 09.00 wib menuju terminal Indihiang, dan sampai disana pukul 13.00 wib, dilanjutkan dengan naik bus mini Sakura (bus kecil yang kondisinya sudah tampak tua, yang penumpangnya seperti ikan dalam box yang berdesakan dan berkeringat, dengan supirnya menganut paham berkendara gaya bebas di track yang naik turun dan belok-belok menikung tajam wkwk), Kondektur bus jurusan Indihiang-Ciheras sudah tau LBN, tinggal bilang saja “Pak, turun di kincir ya”, maka kamu akan langsung sampai tempat tujuan tanpa tersersat.
Tiba-tiba, saat saya masih di perjalanan, kak Inay mengirimkan chat ke saya :
“Riska, maaf ya saya gak bisa nemenin di LBN, soalnya hari ini mau ke luar kota dulu, tapi tenang ada temen-temen yang lain yang bakal nemenin :)”
Dalam hati, “yaaaaah padahal saya ingin banyak bertanya ke kak Inay” hehe. Tapi yasudahlah, nanya ke siapapun, sama saja, toh mereka di naungan yang sama.
Pukul 17.00 wib, kami turun dari bus Sakura, dan saya langsung diberi tahu ibu-ibu warung pinggir jalan “kalau mau ke kincir tinggal jalan sedikit aja teh kesitu, lurus saja”, “oh iya bu, hatur nuhun” balas saya sambil senyum menganggukkan kepala khas orang sunda *iya gitu?.
Tiba-tiba, saya bertemu laki-laki pelontos tanpa alas kaki yang menjemput kami, yes beliau kak Bur wkwk. Kami langsung diajak ke office, disana kami di kenalkan dengan tim LBN yang lain, di samping office ada kak Linggar anak teknik mesin yang sekarang jadi angoneer domba Ciheras, ada kak Henda dan kak Yogi yang juga anak teknik mesin tapi waktu itu sedang mempersiapkan alat destilator untuk minyak atsiri, dan di dalam office ada kak Aci yang sedang melabeli moringa extract powder (ekstrak kelor, yes it is miracle tree, and superfood) asli bikinan Ciheras, ada Mas Ary yang ternyata beliau ini salah satu tim pembuat si ganteng SELO (mobil listrik berwarna kuning yang dibuat oleh bang Ricky and team), dan ada juga beberapa anak KP dari agroindustri UPI yang sedang bereksperimen membuat formula olahan pangan lain dari kelor. Sisanya anak-anak KP atau kunjungan yang sedang melakukan aktifitas masing-masing, ada yang bermain volley, main ke pantai, sekedar tiduran, baca buku dll.
Btw, anak teknik mesin kok ngurus kambing ?, Ya, disana memang dianjurkan untuk menjadi generalist, belajar banyak hal, mengeksplor apa saja yang ada disana, dan berpotensi untuk dikembangkan. Huaaaaa, deg-degan, dan senang sekali rasanyaaaa.
LBN mempunyai 4 Divisi yang sedang dikembangkan antara lain Lentera Angin Nusantara (wind turbine), Lentera Agri Nusantara (produk pengolahan hasil pertanian : virgin coconut oil, raw honey, moringa extract powder/bubuk kelor, teh kelor, ekstrak mengkudu, dan sekarang sedang penelitian minyak atsiri), Lentera Nano Nusantara (alat penyaring air dll) dan Lentera EV Nusantara (electric vehicle salah satunya mobil listrik).
Tiba-tiba Kak Bur bilang “Kalian tunggu di office dulu ya, aku panggilin dulu Bang Ricky”, duh makin deh deg-degan, pengen bilang, ga usah dipanggilin, tapi ya pengen juga ketemu beliau hehe. Beberapa saat kemudian, bang Ricky datang, kami berkenalan. Lalu, kami diminta untuk istirahat dulu, menyimpan tas dll di mess.
Bang Ricky : “saya anter mereka ke mess dulu ya”
Kak Bur : “saya aja bang yang nganter”
Kak Aci : “atau saya aja gapapa bang”
Bang Ricky : “gapapa, saya sekalian mau ambil hp, hp saya ada di depan”.
Berasa gak enak, mereka semua sangat semangat melayani tamu (bahkan tamu ingusan seperti saya ini), terharu huhu.
Kami diminta untuk menunggu sebentar di pintu depan mess, padahal bisa saja kami sekalian ikut bang Ricky masuk lewat pintu belakang. Tapi, kembali lagi, tamu yang datang harus dilayani dengan baik dan beretika, itu prinsip yang ingin diterapkan di LBN.
Pada suatu percakapan, bang Ricky pernah bilang :
“Kita itu hidup untuk melayani, melayani diri sendiri, orang tua, keluarga, orang-orang sekitar kita, dan yang paling tinggi dan utama, melayani Allah, mengabdi, ibadah”.
Baru sesaat sampai di Ciheras saja, saya sudah mendapat pelajaran tentang hidup dan kehidupan. I come here as learner. Lelah di perjalan hari itu terbayar.
Bersambung…
3 notes
·
View notes
Text
Mengajarkan Ibadah yang Menyenangkan pada Anak
Sebuah Catatan Seminar bersama Bunda Elly Risman, Psikolog
Oleh: Yulinda Ashari Bidang Pemuda ASA Indonesia Divisi Riset dan Kajian
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/2e51e5ebab61400675af2c844268be85/tumblr_inline_owkp9unTfy1rmasw9_540.jpg)
Sebagai orang tua Muslim, kita seharusnya sudah memahami bahwa tugas utama kita dalam pengasuhan anak adalah bagaimana menjadikan anak sebaik-baik hamba yang taat beribadah kepada Allah swt. Konsep ibadah dan keimanan ini harus diajarkan sejak anak masih dini, agar kelak ketika beranjak dewasa mereka sudah terbiasa untuk beribadah tanpa harus disuruh lagi. Metode pengajaran beribadah kepada anak tentu berbeda dengan orang dewasa. Ibadah bagi anak-anak harus dibuat menyenangkan. Mengapa ibadah bagi anak harus menyenangkan? Karena targetnya anak-anak, maka metode harus disesuaikan dengan cara kerja otaknya. Bagian sinaps pada otak anak belum menyatu dengan sempurna sehingga ibadah harus dikemas secara menyenangkan. Orang tua tidak bisa memberikan pengasuhan dengan mengabaikan perkembangan otak anak.
Sebelum mengajarkan ibadah kepada anak, orang tua harus mengingat kembali bahwa hal ini merupakan perintah Allah yang harus diperjuangkan dengan bersungguh-sungguh, karena sejatinya tujuan penciptaan manusia di dunia adalah untuk beribadah dan mengagungkan keesaan Allah swt. Mari kita buka kembali QS. Ad-Dzariyat ayat 56-58, yang artinya:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi Rizki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.”
Salah satu tanggung jawab orang tua dalam hal beribadah ini adalah bagaimana cara membentuk kebiasaan yang baik serta meninggalkan kenangan yang baik pada anak. Ingatkah dahulu kala mungkin ada yang mendapat ���ancaman” jika tidak salat? Barangkali hal itu dapat membentuk kebiasaan yang baik, namun kenangan yang tertinggal di ingatan adalah kenangan yang tidak baik, bukan? Kebiasaan baik dan kenangan yang baik. Ibadah harus dibuat menyenangkan agar anak tidak merasa terbebani, tidak menolak, dan tentu saja agar mereka merasa senang dan bahagia ketika beribadah. Jangan pernah tinggalkan kenangan buruk untuk anak ya Ayah Bunda!
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah berbicara dengan tutur kata yang benar.“ (QS. An-Nisa ayat 9)
Tugas pengasuhan anak apalagi terkait ibadah ini memang bukanlah hal yang mudah. Namun ingatlah bahwa karakter anak apapun yang Allah anugerahkan kepada Ayah Bunda, tidak akan melampaui batas kesanggupan masing-masing orang tua. Selalu ingatlah bahwa anak kita sejatinya bukanlah milik kita. Anak hanyalah titipan Allah yang dapat diambil kapan saja. Anak adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan kepada pemilik-Nya. Mereka adalah kenikmatan, tantangan, sekaligus ujian, yang kemudian proses pengasuhannya membutuhkan perjuangan berupa pikiran, perasaan, jiwa, tenaga, serta biaya yang tidak sedikit. Bayangkan jika kita dititipi anak presiden, mungkinkah kita berani memukul, mencubit, atau berkata kasar padanya? Tentu saja tidak. Lalu bagaimana jika kita dititipi anak langsung oleh Sang Pemilik Kekuasaan? Masih beranikah kita mendidik anak tanpa ilmu dan bersikap sewenang-wenang pada mereka? Kira-kira sudah berapa banyak kita melanggar perintah Allah terkait pengasuhan anak ini?
Didiklah anak karena Allah. Jangan pernah mengharapkan kebaikan dari anak jika orang tua tidak mendidiknya dengan baik. Anak-anak kita bukanlah pilihan kita, mereka adalah takdir pilihan Allah untuk kita. Boleh memasukan anak ke sekolah-sekolah agama, namun bukan berarti kewajiban orang tua dalam mengajarkan agama menjadi gugur begitu saja. Tugas orang tua untuk mengajarkan agama harus dituntaskan terlebih dahulu sebelum memasukan anak ke pesantren. Di akhirat kelak, bukan guru-guru pesantren yang akan ditanya, tapi para orang tua masing-masing. Ayah dan Bunda, sudah siapkah mempertanggungjawabkan tugas pengasuhan ini?
Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi para orang tua dalam mengajarkan anak beribadah yang menyenangkan, antara lain: 1. Tantangan dari dalam diri sendiri dan pasangan Tantangan utama dalam hal ini adalah terkait bagaimana masalah agama ini ditanamkan pada diri Ayah dan Bunda sendiri. Selalu lihatlah ke dalam diri sendiri sebelum menyalahkan lingkungan. Seberapa pentingkah agama dalam hati dan kehidupan kita? Mungkinkah berharap anak yang salih saat kitapun tidak berusaha menjadi orang tua yang salih? Mungkinkah menginginkan anak yang rajin salat sedangkan Ayah dan Bunda tidak salat? Jadilah teladan yang terbaik bagi anak-anak kita terkait ibadah ini. Pelajarilah ilmu agama lebih banyak. Tumbuhkan kesadaran bahwa tujuan utama mendidik anak adalah menjadikan mereka penyembah Allah. Bagi yang sedang dalam proses pencarian pasangan, sepakatilah di awal pernikahan dengan pasangan untuk bersama-sama mendidik anak menjadi hamba Allah jika telah terlahir ke dunia kelak.
Tahukah Ayah dan Bunda, dalam proses pengasuhan ini, penanggung jawab utamanya ternyata adalah Ayah! Keterlibatan ayah untuk membentuk kebiasaan beribadah anak SANGAT PENTING! Anak yang mendapat keterlibatan pengasuhan ayahnya yang baik akan tumbuh memiliki harga diri yang tinggi, prestasi akademik di atas rata-rata, lebih pandai bergaul, dan saat dewasa akan menjadi pribadi yang senang menghibur orang lain. Maka wahai para ayah, kembalilah! Tugas ayah bukanlah sekadar mencari nafkah, namun juga sebagai penanggung jawab utama pengasuhan anak. Jika ayah terlalu sibuk bekerja—dengan alasan untuk kebahagiaan istri dan anak—maka tanyakanlah kembali pada diri: apa yang sebenarnya sedang ayah kejar? Apa yang ayah sebut dengan kebahagiaan anak dan istri tersebut? Tidak takutkah kelak dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah mengenai hal ini?
2. Mengasuh generasi Alfa • Gen Y lahir pada rentang tahun 1980 – 1994. • Gen Z lahir pada rentang tahun 1994 – 2009. • Gen Alfa lahir pada rentang tahun 2010 – 2025. - Mereka hidup dengan internet (belajar, bikin PR, makan olahraga, tidur). - Semua serba cepat, instan, menantang dan menyenangkan. - Mereka terbiasa multiswitching (melalui gadget). - Mereka memiliki tata nilai yang berbeda. Generasi yang akan kita didik saat ini adalah para Alfa. Jika generasi Alfa ini tidak dididik dengan metode yang tepat sesuai zamannya, maka akan sulit memasuki dunia mereka, bukan? Karenanya, Ayah dan Bunda tidak boleh abai dengan tantangan dan perkembangan zaman ya!
3. Beban pelajaran yang berat • 70% anak masuk SD sebelum usia 7 tahun. • 46% anak di sekolah 6 – 7 jam sehari. • 25% sekolah masih memberi materi pelajaran formal setelah jam 12 siang. • 52% guru di sekolah masih memberikan 1 – 2 PR. • 18% anak mengikuti les mata pelajaran setelah pulang sekolah. • 25% anak mengikuti les 2 -3 hari dalam seminggu. • Standar kelulusan Indonesia tertinggi di dunia. Dengan beban pelajaran yang berat bagi anak, kegiatan beribadah seringkali menjadi tidak diutamakan. Para orang tua mendidik anak mereka menjadi orang yang pintar secara akademik, namun hampa secara keimanan. Tanamkanlah tekad dalam diri, “Anakku harus salih dulu, baru pintar”. Jangan salahkan pula jika kemudian anak menjadi mudah emosi karena terlalu lelah di sekolah. Jangan pernah abaikan perasaan mereka. Hindari menasihati mereka saat emosinya sedang tidak baik. Orang tua juga perlu menyelesaikan emosi dengan dirinya sendiri, jangan sampai emosi kita kemudian berimbas kepada anak dan pasangan. 4. Peer Pressure 5. Ancaman dari agama dan kepercayaan lain 6. Perubahan nilai dari masyarakat kita
Mulai dari mana?
Selesaikanlan urusan dengan diri sendiri dan pasangan terkait urusan ibadah ini. Semua kebiasaan beribadah ini bermula dari Ayah dan Bundanya, jadilah role model yang baik dan idola bagi anak kita sendiri. Orang tua juga perlu mengenali keunikan serta tahapan perkembangan otak anak, sehingga metode yang disampaikan dapat sesuai dan tepat sasaran. Kenalkan ibadah pada anak dengan cara yang menyenangkan. Biarlah jika pada awalnya mereka suka sekali bermain air saat berwudhu hingga bajunya basah dan haruss diganti berkali-kali. Biarlah jika gerakan salatnya masih semaunya, suka menarik-narik sajadah, atau menganggu ayah bundanya saat sedang salat. Jangan dimarahi. Biarkan anak senang dan bahagia terlebih dahulu dengan praktik ibadah ini. Masukan target “bahagia” dalam proses pengasuhan anak. Mendidik anak memang harus disertai kesabaran yang tanpa batas. Tidak apa-apa, didiklah anak dengan cinta karena Allah semata. Jika anak senang beribadah, ia akan mau beribadah, kemudian menjadi bisa beribadah, dan terakhir menjadi terbiasa beribadah tanpa harus disuruh dan merasa dipaksa.
Untuk mengajari anak ibadah yang menyenangkan diperlukan niat baik, kejujuran, keterbukaan, serta kerjasama yang baik dari kedua orang tuanya, tidak bisa hanya salah satunya saja. Setelahnya, kombinasikan semua tekad itu dengan mengenali kepribadian anak, sesuaikan dengan cara kerja otak, bakat, serta seluruh kemampuan anak. Setiap anak kita adalah unik, otak anak baru berhubungan sempurna ketika berusia 7 tahun, sedangkan hubungan anatara sistem limbik dan corteks cerebri di otak baru sempurna pada usia 19-21 tahun. Butuh sekitar 20 tahun bagi orang tua untuk mendidik anak dengan baik, maka bersabar dan bersungguh-sungguhlah, karena Allah menyukai orang yang bersungguh-sungguh. Jangan menuntut anak untuk dewasa sebelum waktunya. Anak perlu menjadi anak untuk dapat menjadi orang dewasa, hilangnya masa kanak-kanak akan mengakibatkan masyarakat yang kekanak-kanakan. Bantulah anak-anak kita untuki mekar sesuai dengan usia dan kemampuan serta keunikannya. Ayah dan Bunda harus membuat kesepakatan dan kerjasama di awal, siapa pengambil keputusan dalam hal A dan B, buat perencanaan-pelaksanaan-evaluasi, buat target per anak, pembagian kerjasama, kontrol, dan selalu bermusyawarah dalam setiap keputusan yang melibatkan seluruh anggota keluarga, termasuk anak-anak. Ubah paradigma dan cara pandang kita, bahwa anak bukan saja harus bisa beribadah, namun juga suka beribadah.
Landasan Psikologis Anak
Anak Usia 5 – 8 tahun Ibadah untuk anak usia ini bukanlah suatu kewajiban, tapi perkenalan, latihan, dan pembiasaan. Tidak ada kewajiban syar’i bagi anak untuk beribadah, namun ada kewajiban syar’i bagi orang tua untuk membentuk kebiasaan anak dengan cara yang menyenangkan. Didiklah anak dengan modal, misalnya belikan mukena yang disukai anak, membelikan baju koko baru agar anak rajin ke masjid, dan lain sebagainya. Jangan ragu mengeluarkan modal untuk keperluan beribadah kepada Allah swt. Jangan juga hilang kegembiraan anak usia 5 -8 tahun, masuki dunia anak dengan metode 3B: Bercerita/Berkisah, Bermain, dan Bernyanyi. Landasan Psikologis Anak Usia 5 – 8 tahun: • Mudah dibentuk. • Daya ingat yang kuat. • “Dunianya” terbatas. • Meniru: orang tua/ situasi. • Rasa persaudaraan sedunia.
Landasan Psikologis Anak Usia 9 – 14 tahun: • Otak sudah sempurna berhubungan. • Umumnya: Mukallaf. • Emosi sering kacau. • Tugas sekolah semakin berat (ditambah les). • Banyak aktivitas, termasuk bermain internet dan games. • Peer Pressure yang sangat kuat. • Hal yang perlu diperhatikan pada usia ini antara lain: - Fokus pada target tahun ini: tanggung jawab seorang yang sudah baligh. - Perlakuan dan komunikasi sebagai teman. - Bisa menjadi pendamping/ pembimbing adik-adiknya. - Diberi tanggung jawab sosial: mengantar makanan untuk berbuka puasa, membayar zakat, dan kerja sosial yang mudah sesuai usia. - Ajari anak untuk berwirausaha/ berdagang.
Landasan Psikologis Anak Usia 15 – 20 tahun: • Prefontal Corteks hampir sempurna berhubungan. • Dewasa muda. • Semakin banyak aktivitas, games dan internet. • Mulai mengenal pacaran dan pergaulan bebas. • Orientasi semakin di luar rumah. • Hal yang perlu diperhatikan pada usia ini antara lain: - Fokus pada target tahun ini: dewasa muda, ajarkan fiqih pernikahan. - Perlakuan dan komunikasi sebagai sesama orang dewasa. - Bisa menjadi motivator dan pembimbing adik-adiknya. - Jadikan ia penggerak/ koordinator kegiatan anak dan remaja masjid/mushala.
Setelah mengetahui landasan psikologis pada rentang umur anak, maka metode pembiasaan beribadah pada anak dapat disesuaikan dengan perkembangan dan cara kerja otaknya. Ayah dan Bunda harus terus belajar untuk bisa menjelaskan pertanyaan “mengapa?” dari anak, jelaskan apa yang saja yang menjadi perintah dan larangan Allah swt., serta manfaat dan ganjaran dari beribadah. Gunakan pendekatan kognitif secara ringkas serta contoh yang kongkrit pada anak, serta selalu gunakan Al-Qur’an dan Hadis sebagai referensi utama,. Teruslah bersabar dalam mendidik anak karena waktu persiapan setiap anak tidaklah sama, proses pengasuhan harus disesuaikan dengan usia, kemampuan, kondisi fisik, dan karakter anak.
Persiapkanlah diri Ayah dan Bunda untuk mengatasi setiap masalah yang terjadi dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Gunakanlah kata-kata yang memahami perasaan anak, lebih banyak mendengar aktif, hindari kata-kata yang menghambat komunikasi dengan anak, serta biasakanlah memberi kesempatan kepada anak untuk berpikir, memilih, dan mengambil keputusan. Jika saat ini anak kita dimanjakan oleh fasilitas: kamar pribadi, rumah yang luas, gadget, serta wifi dan akses internet yang tidak terbatas, jangan lupa ingatkan anak untuk menahan pandangan dan menjaga kemaluannya, ingatkan bahwa meski Ayah dan Bunda tidak berada di rumah atau di sekolah, ada Allah yang tetap mengawasi dimanapun mereka berada. Sampaikan tips sukses pada anak yang tidak hanya berupa kemampuan akademik, namun juga berupa salat tepat waktu, sayang pada ibu, puasa Senin dan Kamis, serta mengaji setiap pagi dan sore.
Akhirnya, selamat berjuang! Miliki kekuatan kehendak, bayangkan, dan doakan anak-anak menjadi penyembah Allah yang taat. Semoga Allah karuniakan kita anak-anak yang salih dan salihah.
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/826de569b59498ebc6c069ea29a642a5/tumblr_inline_owkpaaEsbQ1rmasw9_540.jpg)
4K notes
·
View notes
Text
:((
Dosa adalah penghalang kebaikan. Maka ketika kamu menemukan dirimu sudah jarang baca Al-Qur'an, jarang bangun malam, jarang puasa sunnah, dan terlambat shalat subuh, jangan-jangan ada dosa yang menghalangimu.
— Taufik Aulia
4K notes
·
View notes
Text
Mas..... yang meneduhkan
Suatu hari, ada seorang teman yang bercerita, tentang mas...... yang baginya meneduhkan.
Di dekatnya terasa nyaman.Selalu ada setiap saat. Saat lelah, sedih, senang. Tak hanya aku dan temanku saja, orang lain yang pernah berjumpa dengannya pun aku rasa berpikiran hal yang sama.
Mas......jid Salman. Ya, Masjid Salman.
Tempat yang ada teh manis gratisnya? Tempat yang ada kopi gratisnya?Tempat yang ada air putih gratisnya? Sarapan gratisnya (tiap setelah GSJN)? Buka puasa gratis? (keliatan ya anak kosnya?)
Gak cuma itu ...
Mau fotokopi ? beli materai? ganti kacamata ? beli pulsa? beli es duren? beli jilbab ? beli pasta gigi? beli cemilan? beli masker?
Gak cuma itu ...
Mau sering-sering Kajian, ada Majelis Ta’lim (Mata’). Suka main sama anak kecil, ada PAS. Suka berinovasi bidang teknologi, ada Pustena. Suka ngajar, ada Karisma. Suka ke lapangan, ada Korsa. Mau belajar Al-Qur’an, ada UPTQ. Mau dakwah bareng-bareng di kampus, ada GAMAIS dll. Mau Ramadhan Produktif, ada P3R. Mau nyari ilmu sebelum nikah, ada sekolah pranikah. Mau ngajinya bagus kaya kak Muzammil, ada sekolah Imam Muda, ada bengkel murottal juga wk.
Semua ada, dalam satu tempat. Masjid SALMAN. Seperti jantung peradaban. Selalu jadi tempat favorit. Tempat merenung paling ampuh ehe. Tempat dimana bacaan Qur’an saya diacak-acak, yang tadinya dikira udah bener, ternyata masih banyak salahnya. Tempat melingkar. Tempat rapat. Tempat belajar sebelum ujian (pas tpb), tempat istirahat (bahkan istirahat selonjoran pun bisa wk). Ah pokoknya lengkap deh, mungkin masih ada yang belum saya sebut.
Ah, baru pulang ke rumah sebentar saja sudah rindu.
Ditulis di rumah.
28 Desember 2017
5 notes
·
View notes
Text
Allah Tidak Pernah Gagal Menolong Hambanya. Terimakasih, Allah.
1 note
·
View note
Text
Buat Majelis Ilmu di rumah
👤 Dr. Firanda Andirja
Syaikh Abddurrazzaq hafizhahullah selalu menasehati kami agar membuat majelis ilmu di rumah, tidak harus mengundang Ustadz.
Giliran saja, setiap anggota keluarga bisa mengisi. Kumpulkan semua anggota keluarga. Misalkan hari ini anda yang mengisi, tentang kewajiban taat kepada suami dan keutamaannya, dan berbakti kepada kedua orangtua. Bisa baca kitab aja, yang lain mendengar.
Besok isteri yang ngisi, misalkan tentang Bahaya Poligami yang Tidak Adil 😂 (tambahan ust Firanda). Atau yang lain nya.
Besoknya lagi, kalau ada anak, anak yang ngisi. Baca tentang hak dan kewajiban anak. Sehingga rumah itu hidup dengan majelis ilmu.
24 notes
·
View notes
Quote
Kadang kala diantara banyaknya pertanyaan dan persoalan yang memenuhi isi kepala, tidak semua harus berlebihan dalam memikirkannya
Juga pada perasaan-perasaan yang terlanjur ada pada hati, tak perlu seluruhnya musti dimaknai.
Karena mungkin saja sebagian perasaan akan luruh hilang bersamaan dengan angin pagi.
Sebab sebagian dari pertanyaan-pertanyaan itu mungkin saja akan selesai dijawab bersama dengan orang lain atau malah akan diselesaikan oleh orang lain.
Kita terkadang terlalu egois merasa mampu menyelesaikan semuanya, padahal bala bantuan Allah telah dikirimkanNya, namun kita saja yang terlalu hirau akan keberadaannya.
Berbahagialah~
(via creativemuslim)
308 notes
·
View notes