Text
nasehat buya :)
Aamantu billaah tsummastaqim
Istiqomah, demikian tertulis dalam Bab 1 oleh Buya Hamka dalam bukunya Pandangan Hidup Muslim.
Kita akan mengembara dalam hidup. Menempuh lautan dan daratan, pasang naik dan pasang surut, menempuh angin sepoi dan puting beliung, kita akan pernah merasa puas dan kecewa, merasa ragu-ragu dan yakin, merasa sedih dan bahagia.
Satu hal yang tidak akan pernah padam - meskipun kadang disaputi awan, ia tidak hilang sama sekali. Hal itu adalah kepercayaan akan adanya Allah. Kepercayaan itulah yang oleh Rasulullah disuruh untuk dipelihara baik-baik, dipegang teguh-teguh, sebab inilah pangkal bertolak dan keputusan dari segala hukum.
Saat itu, datanglah Sufyan bin Abdullah (Abu Amrah) meminta fatwa kepada Nabi Muhammad saw. tentang pendirian di dalam hidup. Abu Amrah meminta diterangkan inti Agama yang jika Rasulullah saw. mengajarkan kepadanya, ia tidak perlu bertanya kepada orang lain lagi.
Rasulullah saw. menjawab, "Qul, Aamantu billaah tsummastaqim."
"Katakanlah, 'Aku percaya kepada Allah lalu pegang teguhlah pendirian itu.'"
Jika di alam cakrawala ada matahari yang tidak pernah padam cahayanya, di alam kecil pada diri kita, kepercayaan itulah mataharinya.
Apa yang menyebabkan hati ditimpa duka, gundah gulana, bermuram durja? Itu semua karena merasa ada yang hilang. Hal yang dicari tidak didapat, yang tidak dicari, itu yang didapat. Yang diingini terlalu jauh, sedangkan yang tidak diingini terlalu dekat.
Hati-hati dengan "salah pasang", tulis Buya.
Meletakkan nilai kepada hal yang tidak bernilai, melupakan nilai yang sebenarnya bernilai. Cobalah pasang dan susun jiwa kembali. Kembali ke dalam Istiqomah, niscaya terbuka kembali hijab, hilang bayang-bayang dari sesuatu yang tidak ada hakikatnya.
#Bab 1 #MerawatIngatan #PandanganHidupMuslim #BuyaHamka
Putat, 13 September 2019
11 notes
·
View notes
Text
Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil. -Buya Hamka
1 note
·
View note
Text
Menjadi Biasa?
Cuman pengen nge-share perbincangan kami kemaren yang terarsip dalam post instagram mba shailaaa.
Mungkin, bagi yang udah merasa capek terlalu tersilaukan akan banyak hal, pov berikut bisa meneduhkan :)
instagram
Precious Friends, Minds, Words, and Deeds Perbincangan kami akhir-akhir ini ttg "kadang perlu bgt bersyukur saat kita merasa sgt biasa² saja". Mungkin ini caraNya menjaga kita. Coba ajh klo kita dikasi bejibun nikmat dunia yg mempesona byk mata. Potensi buat sombongnya jd gede bukan? Ish, na'udzubillah yak.. 🥺 Mungkin Alloh tahu klo kita gak kuat diuji kek gitu, makanya dunia kita dicukupkan saja. Tak perlu gemerlap cetar² yg menyilaukan byk mata. Buat kita perempuan, ada byk pilihan kontribusi yang tak menyilaukan. (*smoga Allah jauhkan dr fitnah²) Jadi ibuk yg benar-benar mnyiapkan asuhan terbaik untuk putra-putrinya misalnya, dalam diam dia terus memperjuangkan ridhaNya, memberi tak pernah henti. Tentang dunia yang cukup saja. Antara yang tampak biasa² saja atau luar biasa. Kami sepakat standar "biasa/luar biasa" itu terletak pada "apa yang sedang ia perjuangkan". Bukan apa yg ia dapatkan. Tak jarang perjuangan itu tak terlihat, atau tak memikat, tampak tak hebat. Lagian smua hasil itu kuasaNya. Berusaha untuk terus membaik dalam jalan ridhaNya adalah satu-satunya tugas kita. Bersyukurlah menjadi biasa² saja (Amal, 1444H)
1 note
·
View note
Text
If you have a minute why don't we go?
Hai, selamat hari Jum'at...
Gimana harinya? Baik? Semoga kita semua bisa menemukan hal-hal baik yang kita syukuri di hari ini. Mulai dari bisa bangun tidur, buka mata, bisa sholat, bisa makan, bisa berbuat baik sama orang, dan banyak lagi hal yang bisa kita syukuri.
Hari ini cuaca cerah, tapi ngga tau nanti sore. Meskipun bisa diprediksi, cuaca adalah satu hal yang tidak bisa kendalikan. Ya, meski sekarang ada teknologi canggih yang seakan dapat mengendalikan cuaca, tetap saja kuasa-Nya diatas segalanya. Kaya hati manusia, ya. Meski kita bisa memprediksi, bisa menerka-nerka, namun kita ngga bisa mengendalikan hati manusia. Kadang suka heran ngga sih, kita udah berusaha berbuat yang terbaik tapi tetep aja salah dimata orang lain. Ya ngga apa-apa, kita memang bukan yang memegang hati orang lain, kan? Yang penting udah berusaha melakukan yang terbaik, berusaha ngikutin perintah Allah, berusaha mengevaluasi diri, tetep berbuat baik dan minta maaf kalo salah. Dan satu lagi dari aku, berusaha memaklumi. Jangan inginnya diri sendiri yang ingin dimengerti terus. Susah? Ya emang susah. Berat? ya emang berat. Padahal kalo dipikir-pikir bisa aja loh kita melakukan hal yang serupa. Dia jahat ke aku, ya aku jahat ke dia. Dia baik ke aku, ya aku baru ngasih feedback ke dia. Dah kan impas, adil kan? Hmm sebenernya ngga salah juga kalo kita pengen membalas kejahatan itu sesuai dengan yang orang lakukan ke kita. Lha kita spek manusia kok, bukan malaikat. Tapiii, kalau kita membalas dengan kebaikan, itulah yang lebih baik. Ah, baik banget jadi orang sih? mana ada orang kaya gitu. Lagi-lagi ribuan tahun yang lalu, seorang manusia terbaik sudah mencontohkannya. Saat dirinya dilukai, dicemooh, dilempari dengan batu, apa yang beliau lakukan? Justru mendoakan. Gaada setitikpun benci atau membalasnya. Huaaa, padahal bisa aja beliau minta orang-orang yang dzalim tersebut diadzab. Bukankah beliau deket sama Allah? Bukankah doanya itu pasti dikabulkan? Lantas, siapakah diri ini? Mau sombong gimana lagi, padahal belum jelas surganya? :( Mau ngebales kejelekan orang, susah maafin kesalahan orang, ngungkitt-ngungkit kesalahan orang, nyimpen dendam ke orang. Astaghfirullah, emang udah sebaik apa diri kita? Sudah sesuci apa,sudah bersihkah kita dari dosa? huhuuu.
Jadi keinget, Allah itu kok bisa yaa tetap mencintai kita, tetep ngasih rejeki kita, tetep memelihara kita, meskipun kita ini banyak dosa, sholat masih terburu-buru, masih banyak banget lah kekurangannya, dzolimya juga. Allah itu mencintai kita tanpa tapi, guys. Huaa meleleh banget ga tuh. Saat kita datang dengan segudang dosa, Allah tetap mencintai kita dan menunggu kita kembali ke jalanNya. Padahal bisa aja langsung dipites, dibinasakan aja, makhluk kecillll ini ga keliatan kalo dilihat dari atmosfer. Tapi kasih sayang Allah bahkan ngga mengharapkan apapun dari kita. Yuk, kembalii :) Coba pelan-pelan, kalo buat baik ke orang gausa ngarep apapun, termasuk berharap dia untuk baik ke kita. Oiya pengen ngutip sedikit nih, dari buku fav ku,
"Rasa sakit adalah kepastian bagi kita saat hidup di dunia ini. Jika Rasulullah saja merasakan sakit, apalagi kita yang bukan Nabi atau Rasul.
Kita nggak bisa menghindar dari rasa sakit, tapi Al-Qur'an memberi tahu cara kita untuk menghadapinya. Kuatkan cinta pada Allah.
Lalu, kenapa ada orang yang saat dilanda rasa sakit, kesedihannya seakan abadi? Sekali lagi, sebab tiada rahmah dalam hatinya.
Maka, ambillah rahmah-Nya sebagai kekuatan untuk mencintai."
Nah apa hubungannya sama lagu somewhere only we know? hahaa aku juga gatau wkwk. Yang jelas disitu ada lirik : if you have a minute why don't we go. Hmm, selama kita masih punya kesempatan untuk berbuat baik meski dalam waktu-waktu yang sempit dan sedikit, jangan sungkan untuk gasss aja guys. Karena kita gatau, kita mati kapan, huhuu. Dan juga, kita gatau, kebaikan mana yang bisa mengantarkan kita ke surgaa... Dah sekian dulu ya guys, semoga ada kebaikan yang bisa diambil, walau judulnya agak ngga nyambung.
Met al kahfian.
1 note
·
View note
Text
nasihat
Jangan Seterusnya
Masalahmu takkan pernah selesai jika tidak kamu selesaikan. Hadapi. Tidak apa-apa merasa takut. Hadapi.
Biarkan masalahmu menjadi masa lalu. Jangan biarkan seterusnya menjadi saat ini, mengikuti langkah waktu dan usiamu. ©Kurniawan Gunadi
657 notes
·
View notes
Text
menaruh harapan pada manusia adalah seni paling sederhana untuk menderita
1 note
·
View note
Text
Selalu Lihat Sisi Positifnya
Seseorang pernah berkata kepadaku, "lihat sisi positifnya, ya mal". Terlihat sederhana. Namun nyatanya itu benar. Aku pernah ada dalam suatu kondisi dimana aku harus menghadapi hal yang tidak sesuai dengan inginku. Aku berada pada suatu lingkungan yang aku pikir aku tidak bisa tinggal di dalamnya. Pikiranku dipenuhi oleh berbagai prasangka buruk dan segala kemungkinan buruk yang terjadi. Tapi, aku tidak bisa mengelak. Aku harus tinggal di dalamnya. Sistem telah mengatur semuanya. Menolak berada pada lingkungan itu berarti aku harus siap menghadapi konsekuensi lainnya. Kalian mungkin pernah merasakan hal itu. Dan apa yang bisa kulakukan hanyalah terus berpikir positif.
Setelah kujalani, nyatanya segala kekhawatiranku di awal terjadi. Hal buruk yang kupikir mungkin terjadi, terjadi betulan. Saat itu, aku bertanya, "gimana caranya aku bisa berpikir positif, saat semua yang terjadi adalah negatif dan aku tidak tahu lagi caranya menumbuhkan pikiran positif itu." Semua terasa sulit dan buntu. Disaat aku tak tahu lagi apa yang bisa membuatku terus berpikir positif terhadap apa yang terjadi, Allah memberiku petunjuk. Aku selalu terkesima atas caraNya yang begitu luar biasa. Tak akan pernah Allah biarkan hambaNya larut dalam sedih dan keputusasaan. Selalu ada petunjuk kawan, tinggallah latih hati kalian untuk peka. Entah Allah tunjukkan lewat hal baik yang terjadi setelahnya, melalui seseorang, melalui sebuah buku, melalui hal sederhana yang kau temui, atau apapun yang mengandung hikmah disana. Jangan abaikan, latih hatimu peka sembari memohon pertolonganNya.
Saat segala hal yang tak bisa kulihat lagi positifnya disana, sebuah postingan instagram menyadarkanku, bahwa apapun kejadiannya, apapun peristiwanya, berusahalah untuk lihat dari sisi positifnya (senegatif apapun pasti ada positifnya, temukanlah), agar kita tuh jadi bersyukur dengan apapun yang terjadi. Dan jika kamu belum bisa menemukan dimana letak sisi kebaikannya, maka cukuplah kamu meyakini bahwa apa yang terjadi padamu berasal dari Allah Yang Maha Baik. Jadi yakinlah, ketetapanNya pasti yang terbaik, dan dipilihnya kamu berada di situ sudah merupakan ketetapan terbaikNya.
Jadwal terbaik adalah apa yang diatur Allah. Bila meletakkan kita di suatu tempat & waktu; Dia tak pernah keliru; ada kebaikan yang selalu.
~ Salim A. Fillah
0 notes
Text
reminder reminderrr yang sukak insekyuran :)
Cure your Insecure
Bismillaah.
Setelah mendengar podcastnya Teh Qoonit tentang insecure, rasanya pengen aku rangkum, buat jadi self reminder.
Perasaan insecure adalah hal wajar yg dirasakan setiap manusia, perbedaannya adalah seberapa besar rasa insecure tsb dan seberapa baik kita mengatasi perasaan insecure tsb.
Seperti yang kita tahu, kehidupan adalah perpindahan dari satu ujian ke ujian berikutnya, yang namanya ujian pasti ada rasa insecure. Yang namanya dunia, Allah buat dengan penuh kerahasiaan dan ketidakpastian, wajar jika kita memiliki perasaan insecure.
Kenali dulu alasan kenapa kamu insecure.
Definisikan rasa yang ada dalam hatimu, supaya bisa tahu solusi nya apa. Sering-sering selftalk kalo lagi ngerasa insecure, badmood, untuk tahu penyebabnya apa.
Biasanya nih penyebab insecure tuh karena
- Keluar dari zona nyaman. Sebenernya, ada sisi baiknya ketika keluar dari zona nyaman. Kita akan belajar hal yang baru, belajar adaptasi. Ada tiga zonasi, pertama, comfort zone (zona nyaman) dimana kita udah terbiasa dengan zona tsb, tau patternnya gimana, skillnya udah kita kuasai. Kalo kita pengen lanjut, maka kita akan masuk ke fear zone , disitu adl tempatnya kita merasa cemas dan takut, kita akan struggling mempelajari hal-hal baru. Setelah kita survive dari fear zone, maka kita akan memasuki learn zone, dimana kita menguasai hal baru, menjadi orang yg memiliki potensi baru dan kita akan terbiasa dengan hal tsb. Setelah itu kita akan masuk kembali ke comfort zone.
Yang salah adalah ketika kita ga mau pindah dari satu zona ke zona berikutnya. Siklus kita adalah nyaman-takut-belajar-nyaman lagi-takut lagi-belajar lagi-daaan seterusnya sampai akhir hayat kita. Itulah esensi kehidupan kalo kita pengen teruus belajar hal yang baru, berarti harus merasakan insecure.
Ketika kita merasa berada insecure, maka itulah pendidikan yg Allah sedang berikan ke kita. Sampai akhirnya Allah mampukan kita melewati hal-hal yang ga pernah terpikirkan oleh kita.
Sahabat Rasul ketika berada dalam ketaatan kemudian berada di zona tidak nyaman dimana Allah beri ujian serta musibah, mereka tidak serta merta bersuudzon pada Allah. Mereka justru memohon ampun pada Allah kalau ternyata tindakan-tindakan mereka berlebihan, kalau ada kelalaian yang tidak mereka sadari, baru kemudian minta diteguhkan pendiriannya dan meminta pertolongan pada Allah. Rabbanaghfirlana dzunuubana wa israfana fii amrina, wa tsabbit aqdaamana, wansurna ‘alal qaumil kaafirin …
Maka, ketika rasa insecure itu datang dan melemahkan kita, yang pertama kali harus kita lakukan adalah meminta ampun sebanyak-banyaknya pada Allah kemudian minta dikuatkan kemudian minta pertolongan Allah.
- Membandingkan diri dengan orang lain. Tiap orang punya kehidupannya masing-masing, punya tracknya masing-masing dan itu ga bisa dibandingin satu sama lain. Jika mau membandingkan, maka seharusnya kita membandingkan diri kita yang sekarang dengan yang lalu. Sebelum tidur, coba kita renungkan apakah kita sudah menjadi pribadi yang lebih baik lagi? Ada berapa kebaikan yang bertambah? Ada berapa kebaikan yang berkurang? Hati-hati, jika ternyata kebaikan yang sering kita lakukan itu berkurang, merupakan salah satu tanda ada hidayah-hidayah yang Allah cabut. Maka jemput kembali hidayah-hidayah tsb.
- Berharap pada manusia. Bersiap-siaplah untuk merasa cemas dan insecure, karena manusia tidak bisa dijadikan sandaran. Maka gantungkan segalanya ke Allah, karena Allah yang Maha Mengatur segalanya, dan itulah yang akan membuat tenang. Allah tidak akan menyia-nyiakan orang yang beriman dan berbuat baik. Tugas kita adalah berusaha semampunya kemudian berdo’a dan menggantungkan semuanya pada Allah.
- Menghadapi krisis/ujian. Jalankan ujian yang Allah berikan dengan baik serta bersabarlah. Parameter kesuksesan dari ujian adalah ketika kita bisa menjalankannya dengan taat. Berusahalah untuk tetap taat bagaimanapun kondisinya.
- Bisik-bisik syaithan, seringkali membuat hati jadi was-was. Orang-orang yang beriman, bersyukur, bertaqwa tidak bisa diseret syaithan ke dalam kekufuran. Maka, banyak-banyaklah berta’awudz dan beristighfar. Jangan sampai rasa was-was ini membuat kita hilang harapan pada Allah. Ingat do’a Nabi Zakariya? Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdo’a kepada-Mu, Tuhanku. Rasa husnudzonnya pada Allah luar biasa, ga putus harapan. Jangan sampai, perasaan was-was ini membuat kita lupa pada misi kita di dunia, yaitu beribadah, menjadi khalifah di bumi, menjadi orang yang bermanfaat. Gimana mau kasih manfaat ke dunia, kalau mengatasi insecure saja belum bisa.
1. Seimbang dunia-akhirat.
Inilah yang membuat kita tenang. Ketika goalsnya adalah dunia, bawaannya akan selalu lelah.
2. Biasakan selalu self-talk dan self-awreness
Biasakan untuk bermuhasabah sebelum tidur. Apa yang sedang kita kejar, kita perjuangkan? Coba dijabarkan apa yang membuat kita insecure, jangan sampai ia menjadi ruwet sendiri di kepala.
3. Kaitkan segalanya dengan Allah
Apapun yang kita lakukan, niatkan ibadah. Kembalikan semuanya ke Allah, ketika berharap sama Allah kita ga akan pernah kecewa.
4. Bertaubat dan memaafkan diri sendiri
Percaya bahwa kita bisa membalas seluruh dosa-dosa yang telah kita lakukan dengan kebaikan-kebaikan. Jangan pernah merasa putus asa dengan dirimu sendiri.
5. Sadari diri tidak sempurna
Sadari bahwa diri kita tidak sempurna, sadari bahwa ada kekuatan yang jauh lebih besar daripada kekuatan kita, yaitu kekuatan Allah. Gapapa kok, kalo proyek yang sedang kamu kerjakan tidak sesuai harapan, yang penting adalah bagaimana proses dan niatmu.
6. Taat Kepada Allah
Sesungguhnya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang. Selflove terbaik adalah dengan taat pada Allah, disitulah kita percaya bahwa Allah akan memberikan pertolongan dan jalan keluar pada setiap masalah dan ujian yang sedang kita hadapi. Orang yang jauh dari Allah akan mudah disesatkan oleh syaithan sehingga akan mudah merasa insecure.
Semogaaa, apa-apa yang aku rangkum disini bisa menjadi pengingat buat kita semua -khususnya buat aku-, bahwa sebenarnya insecure itu bermula dari hati yang mulai menjauh dari Allah. Jadii, penting sekali untuk selalu mendekatkan diri pada Allah.
1 note
·
View note
Text
Menjadi Manusia
Hai, aku manusia dan aku masih merasa hidup. Aku hanya ingin bercerita sedikit padamu tentang hari-hariku sebagai manusia yang tidak mudah. Aku lelah, sedih, payah, tidak berguna. Aku memang begitu, penuh kekhawatiran pada hal yang bahkan belum pasti terjadi. Seringkali, aku merasa sangat payah karena tak mampu melakukan suatu hal. Am I the worst?
Suatu ketika aku berjalan menyusuri jalan sebagai manusia yang payah ini. Aku melihat tukang pengatur jalan yang sangat bersemangat ditengah terik yang menyengat. Aku melanjutkan berjalan. Aku melihat lagi halte bus yang penuh oleh anak-anak yang pulang dari sekolah dan para manusia lain yang entah akan kemana dengan bus itu. Aku melanjutkan berjalan. Aku melihat ibu-ibu yang berjualan koran di lampu merah sambil menggendong anak. Terik yang panas dan asap jalanan jadi makanannya sehari-hari. Aku lalu bersembunyi menuju peraduan. Ingin menangis sejadinya dihadapan pemilik manusia. Aku malu. Mengapa aku tenggelam dalam kemalanganku dan merasa jadi manusia paling menderita? Bahkan dalam banyak hal, mungkin aku lebih beruntung dari manusia lainnya.
Lagi-lagi, aku hanyalah manusia. Aku tahu konsep sabar syukur. Aku tahu kok, kita harus bersyukur dan merasa cukup. Tapi kenapa, aku masih sering merasa khawatir? Ah, bahkan diriku pun tak kuasa atas diriku sendiri. Aku lalu tersadar. Aku hanyalah hamba. Lemah, ragu, sedih, kecewa, putus asa adalah sifatku. Tuhanku lebih kuasa atasku. Maka tugasku hanyalah berperan menjadi sebaik-baik manusia dan hamba-Nya. Kuberi tahu padamu karena kita sama-sama manusia. Kita itu selalu spesial dan berarti dihadapan-Nya, kawan. Selama kita punya iman :)
How can you feel worthless when Allah created you and blessed you with Islam? -Dr. Bilal Phillips
1 note
·
View note
Text
1K notes
·
View notes
Text
benarkah demikian?
Tutorial Jatuh Cinta
Jatuh cintalah pada seseorang yang perasaan cintanya lebih besar darimu. Karena ia akan membuatmu menjadi sangat berharga. Bersedia untuk melakukan hal-hal kecil untukmu, menggendong anakmu saat kelelahan, membiarkanmu tetidur dan ia membereskan rumah, membelamu jika ada orang lain yang menyerangmu, menyediakan makanan-makanan kecil saat kamu malas memasak, dan tidak marah-marah saat kamu menghabiskan uang yang digunakan untuk kebutuhan kalian berdua. Jatuh cintalah pada seseorang yang memiliki cara berpikir yang baik, yang luas, yang terbuka. Karena di dalam pikirannya nanti kamu akan tinggal. Karena cara berpikirnya itulah yang akan kamu hadapi selama kalian bersama. Tentu merepotkan tinggal bersama orang yang ternyata cara berpikirnya mudah menerima hoax, tidak bisa mencerna informasi dengan baik, tidak bisa mengambil keputusan dengan bijak, tidak ada keinginan untuk berkembang, tidak punya pendirian yang kuat. Lelah sekali tinggal di pikiran yang seperti itu, bukan? Jatuh cintalah pada seseorang yang mudah diajak berbicara. Kamu tak perlu merasa takut untuk mengutarakan segala isi hatimu, mengutarakan segala penatmu, mengajaknya berdiskusi untuk keluargamu. Tentu tidak enak jika selama bersama, kalian tidak bisa membicarakan hal-hal penting untuk keluargamu. Bahkan, untuk sekedar mengatakan bahwa kamu lelah dan memintanya untuk mengasuh anak sebentar saja, kamu takut. Tak leluasa untuk berbicara. Padahal, memiliki teman bicara seumur hidup yang nyaman itu benar-benar anugrah yang tak ternilai.
Kalau kamu ingin jatuh cinta, tutup sejenak matamu dari hal-hal yang kamu lihat darinya. Rasakan dari hatimu, berpikirkan sejauh mungkin. Seberapa bisa kamu hidup dengan sosok sepertinya. Karena apa yang kamu lihat dari matamu, seperti kecantikan/ketampanan itu akan usang dimakan usia, harta bisa hilang, jabatan bisa lepas. Kalau nanti kamu jatuh cinta, kamu tak lagi takut jatuh ditempat yang menyakitkan karena kamu bisa memilih di tempat seperti apa cintamu jatuh. Hati-hatilah memilihnya. Kalaupun harus menempuh jalan yang panjang dan berliku, tidak apa-apa. Kalau harus menempuh waktu yang lama, tidak apa-apa. Tidak apa-apa.
©kurniawangunadi
3K notes
·
View notes