rinamaskayanti-blog
rinamaskayanti-blog
Lifelong Learning
61 posts
Nurina Maskayanti, Filatelis -Ada cerita di setiap perjalanan yang kita lakukan-
Don't wanna be here? Send us removal request.
rinamaskayanti-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Lihat timeline sosmed penuh dengan foto keluarga di momen hari raya. Alhamdulillah, saya pun mendapatkan keluarga baru di perantauan. Terimakasih untuk hari ini. Selamat lebaran semuanya, selamat berkumpul dengan keluarga. Mohon maaf lahir dan batin. Salam dari Palu 😊
0 notes
rinamaskayanti-blog · 8 years ago
Quote
Musa berkata, ‘Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii’ [Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku]
QS. Thoha: 25-26
1 note · View note
rinamaskayanti-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Berjalanlah walau habis terang Ambil cahaya cinta kuterangi jalanmu 🎶🎶🎶 Karang Agung, 17 Juni 2015 #PengajarMudaX #IndonesiaMengajar #MusiBanyuasin
0 notes
rinamaskayanti-blog · 8 years ago
Text
Horeee, Taman Baca Baru di Desa Kami!
Tumblr media
Beberapa bulan lalu ketika saya masih berada di penempatan, saya mendapatkan kiriman email dari salah satu rekan di kantor (sebut saja dia Bu Faidah). Email itu berisi tentang pendirian Taman Baca Inovator di penempatan. Adapun syarat pendiriannya, antara lain ada penggerak, tempat, dan kesediaan dari pihak yang bersangkutan. Setelah membaca email tersebut, saya meneruskan kiriman itu ke email kepala sekolah SD penempatan saya, yakni Pak Tukirin. Beliau merespon positif email itu dan segera mengkomunikasikan dengan para pemuda di desanya. Para pemuda ini adalah Pak Umar, Pak Sudar, dan Pak Suryanto yang notabene adalah pengajar sekaligus pengelola di Madrasah Diniyah Awaliyah As-Syifa Desa Sri Karang Rejo. Mereka merespon positif keberadaan Taman Baca Inovator dan disusunlah proposalnya yang kemudian diajukan ke pihak TBI di Jakarta.
Setelah berproses kurang lebih 3 minggu, pihak TBI Jakarta memberikan kabar untuk menyetujui pendirian Taman Baca Inovator Alfred Nobel di Desa Sri Karang Rejo tepatnya di Madrasah Diniyah Awaliyah As-Syifa. Pihak pengelola menyiapkan ruangan sedemikian rupa. Ketika kiriman buku-buku datang, para pengelola menunjukkan antusiasnya akan keberadaan dan keberlanjutan taman baca ini. Harapannya, TBI Alfred Nobel bisa tetap eksis guna mendukung peningkatan minat baca dan belajar anak-anak di Desa Sri Karang Rejo. Nilai keberlanjutan inilah yang diyakini oleh pihak TBI, sehingga diharapkan TBI ini terus dikunjungi oleh anak-anak sehingga dibutuhkan inovasi kegiatan yang dapat menarik minat anak untuk terus datang ke TBI. Dengan demikian, intensitas anak-anak di ruang positif semacam TBI ini semakin bertambah dan harapannya bisa meningkatkan minat baca sedini mungkin di kalangan anak-anak.
Tanggal 16 Mei 2016, TBI Alfred Nobel resmi dibuka. Anak-anak di sana sangat antusias membaca serta belajar sambil bermain dengan menggunakan properti yang dikirimkan oleh pihak TBI pusat. Sore itu, saya menyempatkan untuk datang ke TBI Alfred Nobel yang telah ramai dengan aktivitas anak-anak di dalamnya. Kurang lebih 2 minggu setelah pembukaan TBI Alfred Nobel ini, Ka Fajri dan Ka Heru yang merupakan perwakilan dari tim TBI pusat melakukan silaturahmi ke TBI yang ada di Sumatera Selatan, termasuk TBI Alfred Nobel. Silaturahmi ini bertepatan dengan jadwal transisi Pengajar Muda X dan Pengajar Muda XII. Kami berdelapan menginap di rumah salah satu penggerak, Pak Tukirin. Ketika kami melakukan kunjungan ke TBI Alfred Nobel, tampak antusias dari para pengelola TBI Alfred Nobel berdiskusi dengan tim TBI pusat untuk rencana pengembangannya ke depan.
Selain itu, anak-anak pun tidak kalah antusiasnya. Saya dengar celetukan dari salah satu anak bernama Alex yang saat itu merupakan siswa kelas VI SDN Sri Karang Rejo. Kurang lebih celetukannya seperti ini “Eh iki lho bukune apik (Eh, ini lho bukunya bagus), aku pengen dadi pengacara (aku pengen jadi pengacara)”. Di sudut lain, saya mendengan seorang anak kecil kelas II bernama Suryani bersama dengan teman-temannya sedang mempelajari nama-nama buah dalam Bahasa Inggris. “Apple itu apeeeel, orange itu jeruk, strawberry itu stroberiiiiii!” Semenjak ada TBI Alfred Nobel, anak-anak mengisi sela-sela waktu istirahatnya dengan melakukan berbagai aktivitas di TBI. Hal ini sesuai dengan yang diharapkan oleh pengelola TBI Alfred Nobel yang sebelum ada TBI anak-anak banyak menghabiskan waktu istirahatnya dengan bermain. Namun, setelah ada TBI mereka memanfaatkan waktu istirahatnya dengan melakukan aktivitas membaca yang dapat membuka wawasan mereka.
Harapannya, TBI Alfred Nobel eksis tidak hanya di kalangan anak-anak, tetapi juga di kalangan orang tua karena buku-buku TBI juga sesuai untuk semua umur. Pada saat silaturahmi pun, tim TBI pusat (Ka Fajri) mendapat kesempatan untuk menyampaikan ulasan singkat tentang TBI Alfred Nobel dalam kuliah tujuh menit di salah satu musholla dekat rumah tempat kami menginap. Warga desa sini merespon positif keberadaan TBI Alfred Nobel dengan harapan semoga bisa bermanfaat untuk mendukung kemajuan pendidikan di desa tersebut. Sukses untuk TBI Alfred Nobel!
0 notes
rinamaskayanti-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
This photo was taken by Mba @rarasgembul, after finishing our activity at SDN Muara Medak, Musi Banyuasin. It brings me to throwback our activity a year ago which called Kegiatan Belajar dan Bermain (KBB). KBB such a Mbadut Time because the facilitators had to be attractive person in front of students. The students not only learned about science, they also played together. We did this activity around 6 elementary schools in Musi Banyuasin, such as SDN Muara Medak, SDN 1 Mangsang, SDN Kepayang, SDN Karang Agung, SDN Bandar Agung and SDN Karang Makmur. Thanks for this photo, Mba Ras!
0 notes
rinamaskayanti-blog · 8 years ago
Text
Sosok Inspiratif #1
Tumblr media
Kali ini, saya akan bercerita tentang salah satu guru muda nan energik yang selalu menginspirasi saya selama di penempatan. Pak Sarwo Edi namanya. Pria kelahiran Jombang, 31 tahun lalu sering dipanggil Pak Edi. Beliau adalah sosok yang humoris, hangat, dan kreatif. Beberapa bulan yang lalu, beliau terpilih menjadi ketua Forum Operator Sekolah se-kecamatan Lalan. Memang, beliau jago untuk urusan per-laptop-an dan tentunya per-dapodik-an.
Sebelas purnama sudah saya ditugaskan di SD tempat Pak Edi mengajar. Tak jarang, saya mendapat penyegaran melalui guyonan-guyonan yang sering beliau dan guru-guru lain lontarkan. Tak jarang pula kami ngobrol santai, sharing, dan berdiskusi tentang pendidikan. Pak Edi sering menuliskan soal-soal latihan di papan yang berada di ruang guru sebagai bahan diskusi bersama dengan rekan-rekan guru yang lain. Melalui diskusi tersebut, akhirnya muncullah beberapa ide dan cara untuk menyelesaikan soal-soal yang telah diajukan. Super produktif! Salut!
Selama sebelas purnama itu juga, tak jarang saya melihat Pak Edi mengajar dengan metode-metode yang kreatif, baik itu menggunakan ular tangga matematika, kartu bilangan, belajar di luar ruangan, belajar secara berkelompok, dan tentunya belajar dengan menggunakan media IT. Saya sering sekali melihat Pak Edi sibuk menyiapkan media pembelajaran untuk peserta didiknya. Beliau juga memberikan apresiasi-apresiasi setiap hal positif yang dilakukan oleh peserta didik, sekecil apapun itu. Dengan demikian, peserta didiknya menjadi termotivasi untuk terus berlomba-lomba dalam melakukan hal-hal yang positif. Tak heran jika anak-anak sangat mengagumi sosok beliau. Suatu ketika Pak Edi juga memberikan pelajaran tambahan di luar jam pelajaran pada umumnya, karena beliau merasa materi yang disampaikan ke peserta didiknya masih kurang.
Beberapa bulan terakhir ini, siswa-siswa kelas 6 di bawah bimbingan Pak Edi sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi Ujian Akhir. Mereka digembleng dengan mengerjakan latihan soal. Ketika beliau melihat semangat peserta didiknya berkurang, beliau mencari strategi baru untuk memotivasi peserta didiknya. Salah satu strateginya adalah pembelajaran dengan menggunakan media IT, yakni UAN CBT dan Kahoot. Beliau membagi kelompok dan perwakilan dari tiap kelompok dihimbau untuk membawa laptop atau gadget bagi punya. Dengan strategi seperti itu ternyata ampuh untuk meningkatkan semangat belajar siswa. Setiap kelompok bersaing untuk mendapatkan skor tertinggi supaya menjadi pemenang dari kompetisi yang dibuat oleh Pak Edi.
Suatu ketika saya pernah menyampaikan apresiasi kepada Pak Edi yang selalu mempunyai ide-ide kreatif dalam mendidik anak muridnya. Bagi saya, Pak Edi dan apa saja yang dilakukan untuk memajukan pendidikan di tempat tinggalnya adalah motivasi bagi saya pribadi terutama ketika saya dalam kondisi semangat terendah. Secara tidak langsung, beliau telah menularkan virus-virus positif dan menyuntikkan semangat bagi saya. Perkataan beliau yang selalu saya ingat adalah “Bagaimana pun kondisinya, harus tetap profesional dalam menjalani peran profesinya, dan terus berkarya sebaik mungkin, semampu kita”. Tak henti-hentinya, saya mengucap syukur telah dipertemukan dengan orang-orang keren di penempatan, salah satunya adalah Pak Edi. Sehingga saya bisa belajar dari sosok-sosok keren yang menginpirasi ini. Terimakasih, untuk kebersamaan dan pembelajarannya setahun ini! Bapak sangat menginspirasi saya.
0 notes
rinamaskayanti-blog · 8 years ago
Text
Pramuka Goes To Puskesmas
Tumblr media
Sabtu, tanggal 16 Januari 2016 lalu, kegiatan ekstrakurikuler Pramuka yang diikuti oleh siswa kelas V dan VI SDN Bandar Agung diisi dengan pengenalan tanaman obat keluarga atau yang sering disebut TOGA. Pak Mahmudin sebagai Pembina Pramuka di SDN Bandar Agung menginstruksikan kepada anak-anak untuk bekerja dalam regu mereka masing-masing. Beliau memberikan tugas kepada tiap regu untuk mencari bagian tanaman yang sekiranya bisa dijadikan obat dan menanyakan kebenarannya kepada petugas Puskesmas Bandar Agung. Lebih lanjut, para siswa diminta untuk membuat tabel untuk mencatat nama-nama tanaman beserta khasiatnya untuk kesehatan.
Dalam waktu kurang lebih 30 menit, tiap regu mencari tanaman di sekitar, kemudian mendatanya dalam tabel beserta khasiat dari tanaman-tanaman yang mereka temukan. Tak jarang terjadi perdebatan di antara anggota regu. “Eh ini nih daun kaca beling, daun kaca beling”, seru salah satu anggota regu. “Eh iya iya, khasiatnya untuk mengobati kencing manis”, jawab anggota yang lain. “Bukaaan, kaca beling itu untuk obat sakit kepala kali. Hihihi..”. Regu yang lain sedang mendiskusikan khasiat daun pepaya, kumis kucing, dan daun sereh. Saya tersenyum melihat para anggota berdiskusi. Tiap-tiap anggota regu memberikan argumen masing-masing.
Mereka berbaris per regu menuju ke puskesmas yang kurang lebih jaraknya 1000 m dari sekolah. Saat itu, saya pun ikut mendampingi mereka ke puskesmas untuk bertemu petugas kesehatan di sana. Sesampai di puskesmas, saya meminta ketua regu masing-masing menghadap ke resepsionis untuk menyampaikan keperluan mereka datang ke puskesmas. Resepsionis menyambut dengan baik dan meminta untuk menunggu karena petugas kesehatan yang saat itu bertugas sedang sibuk mengurus pasien. Di sela-sela menunggu, para anggota regu masih berdiskusi tentang TOGA yang mereka temukan beserta manfaatnya.
Setelah kurang lebih 30 menit menunggu, ketua dan sekretaris tiap regu melakukan tanya jawab singkat dengan petugas puskesmas secara bergantian. Petugas puskesmas memberikan informasi tentang ltanaman obat keluarga beserta khasiatnya untuk kesehatan. Selain itu, petugas puskemas juga memberikan informasi tentang obat-obatan yang tersedia di puskesmas beserta manfaatnya. Setelah perwakilan semua regu selesai melakukan wawancara singkat. Kami kembali ke sekolah. Hasil wawancara dengan petugas puskesmas yang telah dicatat dalam tabel tersebut oleh sekretaris regu, kemudian dikumpulkan ke Pembina Pramuka.
Alangkah bahagianya mereka hari ini karena bisa berkunjung ke puskesmas, bertemu dengan petugas puskesmas, dan belajar tentang TOGA dan obat-obatan yang ada di puskesmas. Tentunya, pengetahuan dan keterampilan mereka bertambah.
0 notes
rinamaskayanti-blog · 8 years ago
Text
Anak-anakku, Guru-guru Kecilku
Tumblr media
Tulisan ini ditulis setahun yang lalu saat hari pertama di minggu ke-2 masuk sebagai Pengajar Muda di SDN Bandar Agung, tepatnya bulan Juli 2015. Minggu pertama telah saya lalui dengan lancar. Meskipun, pada awal-awal mengajar, banyak sekali kekhawatiran yang muncul di pikiran saya, seperti bisa atau tidak saya menjadi guru yang baik bagi siswa-siswa? Bagaimana jika siswa-siswa tidak tertarik dengan saya? Apakah saya bisa menjadi Pengajar Muda sesuai yang diinginkan oleh Indonesia Mengajar?” dan tentunya masih banyak lagi pertanyaan lain. Pertanyaan-pertanyaan itu yang kemudian menjadi suatu kekhawatiran tersendiri dalam diri saya.
Kali ini, saya tidak akan bercerita tentang kekhawatiran-kekhawatiran tersebut. Saya juga tidak akan bercerita tentang saya yang telah mengajarkan A B C hingga Z kepada anak-anak di sekolah. Akan tetapi, saat ini saya akan bercerita tentang apa saja yang telah saya pelajari dari anak-anak selama seminggu pertama di sekolah, yang mana mereka telah sukses menjadi guru bagi saya.
1. Saya belajar bertindak cepat
Hari kedua saya masuk sekolah dan saat berada di ruang guru, tiba-tiba ada satu orang siswa kelas 1 datang menghampiri saya dan memberitahukan bahwa ada temannya yang jatuh terpelosok lantai kayu dan berdarah pada bagian mulut. Saya pun langsung berlari menuju kelas tersebut untuk memastikan kondisinya. Sesampai di kelas, saya mendapati seorang anak perempuan mungil berseragam SD dengan kerudungnya dipenuhi darah yang terus mengucur. Saya pun panik melihatnya, saya langsung mengajak anak itu keluar kelas dan membawanya ke kamar mandi untuk dibersihkan darahnya. Saya mengusap darah dengan menggunakan tisu yang ada dalam genggaman tangan, meskipun saya adalah orang yang takut dengan darah.
Saya membersihkan darah yang ada di sekitar mulutnya, tetapi darah tetap saja mengucur. Lalu, saya langsung mengambil keputusan untuk membawanya ke Puskesmas supaya mendapatkan penanganan lebih lanjut. Saya meminta tolong salah satu guru untuk mengantarkan saya dan anak itu ke Puskesmas. Sesampai di Puskesmas, saya meminta petugas kesehatan Puskesmas untuk menangani anak itu. Petugas kesehatan Puskesmas membersihkan luka anak itu, sementara saya masih tetap menunggui di sebelah anak itu supaya ia tidak takut.
2. Saya belajar menjadi pribadi yang disiplin waktu
Hari Minggu kemarin, anak-anak mengajak bertemu untuk belajar bersama di sekolah. Kami janjian untuk bertemu pukul 10.00 WIB di sekolah, sehingga jam 09.00 pun saya masih bersantai-santai di rumah. Pukul 09.30 saya bergegas menuju kamar mandi dengan estimasi mandi 15 menit dan siap-siap selama 15 menit, sehingga pukul 10.00 sudah siap di sekolah. Belum lama saya masuk ke kamar mandi, adek angkat saya berteriak bahwa anak-anak saya sudah datang mencari saya di rumah. Sesampai di sekolah saya bertanya ke mereka, “kita kan janjian ketemunya pukul 10.00 kok tadi kalian sudah sampai pukul 09.30?” Salah satu dari mereka menjawab, “iya Bu, kita kan harus tepat waktu kalau janjian dengan orang lain, jangan sampai telat, malah kalau bisa sebelumnya kita sudah datang duluan. Hehe..” Saya pun langsung tertegun mendengar ucapan anak itu. Saya langsung merefleksikan diri saya yang kadang tidak tepat waktu menepati janji bertemu dengan orang lain. Terimakasih, Nak. Kalian telah mengajarkan saya untuk tepat waktu.
3. Saya belajar menjadi pribadi yang semangat dalam belajar
Setiap bertemu dengan anak-anak ini, pertanyaan ini selalu terlontar pada saya “Bu Rina, kapan kita belajar Bahasa Inggris?” Ketika di kelas pun, saya melemparkan wacana untuk mengadakan les tambahan Bahasa Inggris pada hari Jumat pukul 14.00 WIB. Mereka menyambut wacana itu dengan bahagia dan bersemangat untuk mengikutinya, bahkan mereka juga memintaku untuk mengadakan les tambahan pada sore hari.
Tadi siang selesai pulang mengajar, saya melewati sebuah rumah di area kompleks SDN Bandar Agung. Saya melihat dua orang anak laki-laki yang sedang mewarnai buku gambarnya. Saya menghampirinya dan mereka sangat antusias membuka buku tulis untuk belajar menulis dengan saya. Lagi dan lagi saya dibuat tertegun dengan semangat belajar anak-anak di sini.
4. Saya belajar kepercayaan diri
Saya meminta anak-anak untuk maju berbicara di depan kelas satu per satu, baik itu perkenalan, maupun mengulangi (read: review) pelajaran yang telah dipelajari hari itu. Hal ini dimaksudkan supaya mereka belajar untuk berbicara di depan umum. Satu hal yang membuat saya tercengang, mereka selalu berani untuk maju di depan kelas. Sebagian besar dari mereka berani untuk berbicara di depan umum, meskipun terkadang ada yang agak malu-malu untuk melakukannya. Ya beginilah proses belajar, tetapi saya salut dengan mereka yang setidaknya telah berani dan percaya diri untuk tampil di depan kelas.
5. Saya belajar tentang cinta
Seminggu masuk sebagai Pengajar Muda di sekolah ini, saya menemui berbagai macam tipe anak. Ada yang pendiam, pendengar, aktif berbicara, aktif bergerak, dan sebagainya. Untuk menghadapi anak-anak yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, kesabaran sangatlah diperlukan supaya tetap bisa dekat dengan anak-anak peserta didik. Namun, ketegasan juga diperlukan supaya mereka juga menghormati dan menghargai kita sebagai orang yang lebih tua dari mereka. Saya yang sebelumnya tidak begitu menyukai anak-anak, di sini saya belajar untuk menyayangi dan mencintai mereka bagaimanapun karakter yang dimilikinya. Karena saya percaya setiap anak adalah juara.
Saya telah benar-benar jatuh cinta dengan mereka, anak-anak hebat SDN Bandar Agung. Baru seminggu saya di sekolah ini, saya sudah belajar banyak hal dari mereka. Coba bayangkan apa saja yang bisa saya pelajari selama setahun di sini, tentunya akan banyak sekali. Selain itu, saya tentu belajar dari tantangan-tantangan yang akan saya temui selama setahun ke depan. Selamat menjadi pembelajar! J #talktomyself
0 notes
rinamaskayanti-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Bapak, ibu, dan adek-adek di penempatan 👪
0 notes
rinamaskayanti-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Coba perhatikan kertas yang dibawa Mas Gading, bacanya: K.E.S.A.Y.A.N.G.A.N ... Dari kiri ke kanan 1. Mas Gading: Ketua geng yang cerewet banget soal penampilan, tapi sangat perhatian sama adek-adeknya 😉 2. Muti: Kadang ga nyambung, tapi tegesnya minta ampuuun 😍 3. Mas Tio: Kadang suka ngeledekin orang, tapi sabar dan baik hati banget 😉 4. Aku: Ya udahlah ya, tukang nangis. Ga usah diomongin lagi. Wkwkwk 😂 5. Bang Ucok: Sok sok an cuek, tapi sebenernya doi perhatian banget 😉 6. Mba Raras (Mbulita): Penampilannya kayak anak PAUD, tapi pribadinya sangat hangat 😘 ... Sorry random malem-malem gini Photo Credit: Bang Ucok Ganteng Location: Rumah Ibu Ninik Kesayangan
0 notes
rinamaskayanti-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
It's MBADUT TIME. Mbadut Time is a moment when I had to be attractive in front of the audiences (students, teachers, or other stakeholders). Yeah, this picture was taken when one of my friend (Mas Tio) and I had Mbadut Time in SDN Jaya Agung with Mr. Kamidi also. ... Mr. Kamidi is one of teacher in this elementary school. He asked us to join him that day. We learned and played together with students of fifth and sixth grade. What a day! We learned about mathematic and science, we really enjoyed. Thanks God for this chance! Mbadut Time, such a copying stress for myself instead of me time 😉 ... Ayo tepuk: Wow keren! Wow wow keren! Wow keren! Wow wow keren!
0 notes
rinamaskayanti-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Having short holiday breaks in Blitar for 2 days. It was such a charging new spirit for me. I was feeling over the moon to have sharing session in IGLO and IBRO Camp 2016, so I met Junior High School students and some students of POLTEKKES Malang-Prodi Blitar. They are the best youths of Blitar. Thank you, gengs! 😉 *berasa muda bareng dedek dedek gemes* 😅 Repost 📷 : @chennyra
0 notes
rinamaskayanti-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Guru identik dengan singkatan dari Bahasa Jawa, yakni Digugu dan Ditiru. Kurang lebih artinya adalah guru sebagai role model untuk lingkungan sekitarnya yang perkataannya dipercaya dan tingkah lakunya dijadikan panutan/contoh. Hmmm, tak terasa setahun kemarin intens berinteraksi dengan profesi ini. Sebenernya profesi ini tidak terlalu asing bagi saya, karena Ibu dan tante-tante saya dari keluarga Ibu berprofesi sebagai guru. Namun, sebelumnya persepsi saya tentang profesi ini biasa-biasa saja, sama halnya dengan profesi-profesi lain pada umumnya. Setahun berinteraksi dengan para guru semakin membuka persepsi saya tentang profesi ini yang begitu mulia. Para guru mendidik dan membimbing muridnya dengan penuh kesabaran. Peran guru ini banyak sekali ternyata, tidak hanya mengajar di kelas, tetapi juga disibukkan dengan berbagai macam tugas yang harus diselesaikan, seperti perihal administrasi, diklat, RPP, dan segala macamnya. Saya salut! Itu semua tentunya untuk kemajuan pendidikan. Apakah mereka merasakan bosan dan jenuh? Bosan dan jenuh menurut saya itu adalah perihal yang manusiawi, namanya juga manusia terkadang fluktuatif moodnya, terlebih mereka sudah menjalani rutinitas profesi ini dalam kurun waktu yang berpuluh-puluh tahun. Yang pasti salut banget dengan para guru yang telah berjuang untuk anak didiknya, untuk pendidikan di negeri ini. Semoga ilmu yang ditularkan bisa bermanfaat dan menjadi amal jariyah. Sehat-sehat dan tetap semangat ya, Bapak Ibu Guru! I do love you so much much more! In frame: Pak Jumarna, Guru kelas 1 SDN Karang Tirta, Kecamatan Lalan, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Konon katanya Pak Jumarna ini menjadi guru kelas 1 semenjak beliau pertama kali menjadi guru hingga sekarang. Beliau sangat sabar dan telaten menghadapi anak-anak kelas 1. FYI, Pak Jumarna ini adalah salah satu peserta RUBI Muba 2016. Photo credit: Pak Jamian, Pengawas TK/SD Gugus IV Kecamatan Lalan
0 notes
rinamaskayanti-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Six of Fifteen The last day for Stepping Two Class at The Daffodils. At the begining, there were fifteen students at this class, but at the end of period there were just six students left. Nine students gave up in the middle period. Some of them went back to their hometown, some of them had another business, some of them could not continue because of personal choices. Most students at this class were boys and only two girls. Inspite of that condition, I really enjoyed and also got along with other students. We discussed and shared perspective, knowledge, and experience each other. Lemme introduce our tutor, people in the middle is Mom Agustin, she's our tutor. I admire her because of her ability to speak English well, like a native. Btw, thanks for your sharing, dedication, and hospitality. In nutshell, I am glad to know you, guys, even just a month. See you later!
0 notes
rinamaskayanti-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Today, let me tell you about local art of my second hometown, Musi Banyuasin. . Musi Banyuasin, one of region in South Sumatera, has the most popular traditional dancing which is called Setabek Dancing. Setabek Dancing is the dance for giving respect to the guests in welcoming event. It has been existing since colonialism era. It has special characteristic on its performance, make up, dress, and music. It is performed by ten people which consist of four main dancers and six additional dancers. . The dancers wear special clothes which is made from Songket as traditional fabric of South Sumatera. Futhermore, some instruments are played to accompany the performance, such as traditional and modern instruments . Gong, Kendang, Ketipung, Kenong are involved traditional instruments. Then, Violin, Saxophone, and Cymbal are involved modern instruments. . According to my perspective, Setabek Dancing is very beautiful traditional dancing. As good citizen, we have to save our local arts as well as the treasure of Indonesia. Actually, I do want to learn Setabek Dancing, but I can not dance very well. What a poor I am! Haha Photo credit: Bang Ucok keren
0 notes
rinamaskayanti-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Kelas III B Setahun ke belakang kemarin, jadwal saya mengajar di kelas ini setiap hari Kamis pagi dari pukul 07.30 hingga 08.40 WIB. Saya hampir jarang absen ke kelas ini, karena biasanya jarang sekali ada agenda lain di hari Kamis. Kalau saya absen itupun karena ada undangan mengikuti kegiatan Kelompok Kerja Guru di gugus lain atau ketika ada rapat dengan stakeholder di UPTD Dikbud Lalan yang bertepatan di seberang SD penempatan saya. . . Suasana belajar di kelas III cukup mudah untuk dikendalikan. Anak-anak paling semangat ketika saya memberikan ice breaking di depan kelas, terutama ice braking yang mengharuskan setiap dari mereka untuk "berkonsentrasi". Barangsiapa yang tidak berkonsentrasi, maka dia mendapat reward untuk maju di depan kelas bersama saya dan memperagakan terkait materi Bahasa Inggris yang dipelajari saat itu, lalu teman-teman lainnya bertugas menebaknya. . . Tiga kali saya pernah menggabungkan kelas III A dan kelas III B saat pelajaran Bahasa Inggris berlangsung, karena untuk mengejar ketertinggalan materi. Ketika dua kelas tersebut digabungkan, ada 50 siswa dalam satu kelas. Kebayangkan crowded-nya? Tapi karena anak-anaknya mudah untuk diajak kerjasama, sehingga suasana kelas dapat terkendali. Apalagi kalau sudah disodori ice breaking atau wayang orang, mereka sangat antusias sekali. Terimakasih untuk kalian yang sudah membuat saya belajar "MBADUT" di depan kelas (read: ketika ngasih ice breaking!).
0 notes
rinamaskayanti-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Selama di penempatan, Pengajar Muda (PM) tidak hanya melulu fokus ke empat tugasnya, yakni kurikuler, ekstrakurikuler, pengembangan masyarakat, dan pelibatan daerah (hmmm, beraaaat bahasanya oi), tetapi juga refreshing. Maklum PM juga manusia yang butuh refreshing supaya tidak jenuh. Berhubung di penempatan saya tak ada pantai yang keren, gunung yang indah, laut yang oke, jadi refreshing saya ganti dengan acara nebeng menginap sekaligus nebeng makan dari rumah satu ke rumah yang lain . Haha... Lumayan pikiran fresh, dapat variasi menu perbaikan gizi, dan tentunya gratisan. Hmmm, jangan dibilang ini PM tidak modal lho, ini juga modal kali. Meskipun ga pakai modal duit, ada modal juga yang berperan di sini, yaitu modal sosial (it really works!). Hoho... Saya menginap di rumah mereka dan dijamu dengan apapun yang mereka punya. Dengan metode menginap seperti ini, bisa juga jadi ajang pembelajaran buat saya terutama mengasah skill komunikasi dan BPWR (Building Positive Working Relationship) untuk kelangsungan hidup di penempatan *maaf bahasanya dewa banget*. Hehe.. Yang pasti ahamdulillah, bersyukur banget bisa ketemu orang-orang baik selama di penempatan. Hati mereka bener-bener tulus. Saya sering terheran-heran dengan kebaikan hati orang-orang ini. Noted juga buat saya untuk terus memperbaiki diri, berbuat baik kepada orang lain, dan memaknai arti kekeluargaan yang sebenarnya. Bahwa keluarga itu tak melulu soal ikatan darah, tetapi lebih lebih dari itu. *Mancing ikan di empang milik warga, itu kemarin sebenernya dapat ikan nila banyak banget di ember, tapi yang difoto cuma itu, buat gaya-gayaan doang sih* hehe
0 notes