Text
Teruntukmu
Untukmu, sahabatku...
Siapapun kamu...
Dimanapun kamu...
Kuharap engkau jangan lelah, jangan letih, jangan lesuh
Untuk terus memberiku peringatan...
Untuk terus meluruskan kesalahanku...
Untuk terus memberiku semangat saat rapuh....
Duhai sahabat,
Jadilah seperti penjual minyak wangi yang senantiasa menerbarkan harumnya saat didekatku...
Bukan seperti pandai besi, yang jika berada di dekatnya, bisa membuatku terkena apinya.
Duhai sahabatku yang baik hatinya,
Mari kita saling memperingati dalam ketaatan dan kesabaran, agar kita tak menjadi insan yang merugi.
Mari kita terus memberi peringatan, agar kita termasuk insan yang membawa manfaat.
Rosulullah صل الله عليه و سلم bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Shahihnya:
“Seseorang akan bersama dengan orang yang dicintainya.”
Semoga kita diistiqomahkan untuk terus menebar kebaikan, dan senantiasa meluruskan yang bengkok, saling mencintai atas nama Allah تعلي hingga kita bertemu di Jannah-Nya kelak.
With love;
Fitrah او Nafisah.
29 notes
·
View notes
Text
Sebagai seorang saudara yang sedarah....
Wahai kakakku yang jauh disana, dukamu adalah dukaku juga, bahagiamu adalah bahagiaku juga...
Sebab ada darah yang sama yang mengalir dalam diri kita masing-masing.
Wahai kakakku, semoga kita selalu dalam lindungan-Nya dimanapun dan kapanpun.
Jujur saja, saya membaca postingan kak Satria sambil tersenyum-senyum sedih sambil membayangkan sang kakak lekakiku yang sedang sibuk di kota orang :'D
“Puisi sederhana untuk adikku”
—
Sebagian mekar sebagian layu. wahai gadis yang matanya selalu berbinar, kenapa hari ini sendu?
Pernah ku melangitkan do'a: “Kutitipkan bahagiaku untuk orang-orang terkasih, tidak dengan caraku, tetapi dengan cara-Mu. Karena kutahu tidak ada yang mampu menghadirkan bahagia dan menghilangkan duka selain Engkau Ya Rabbi”
Kuharap semua warna bahagia yang semesta ini miliki, selalu hadir di hidupmu.
Dan senyummu adalah sudut paling indah yang Semesta hadirkan untuk orang-orang yang menyayangimu, termasuk aku.
Bisa kau aamiinkan do'aku?
349 notes
·
View notes
Text
So, what your favourite?
Me: all of them😂
10 Kisah Cinta Paling Indah Dalam Islam
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
🍓 Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra
Cinta Ali dan Fatimah luar biasa indah, terjaga kerahasiaanya dalam sikap, ekspresi, dan kata, hingga akhirnya Allah menyatukan mereka dalam suatu pernikahan. Konon saking rahasianya, setan saja tidak tahu menahu soal cinta di antara mereka. Subhanallah.
Ali terpesona pada Fatimah sejak lama, disebabkan oleh kesantunan, ibadah, kecekatan kerja, dan paras putri kesayangan Rasulullah Saw. itu. Ia pernah tertohok dua kali saat Abu Bakar dan Umar ibn Khattab melamar Fatimah sementara dirinya belum siap untuk melakukannya. Namun kesabarannya berbuah manis,lamaran kedua orang sahabat yang tak diragukan lagi kesholehannya tersebut ternyata ditolak Rasulullah Saw. Akhirnya Ali memberanikan diri. Dan ternyata lamarannya kepada Fatimah yang hanya bermodal baju besi diterima.
Di sisi lain, Fatimah ternyata telah memendam cintanya kepada Ali sejak lama. Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari setelah kedua menikah, Fatimah berkata kepada Ali: “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda dan aku ingin menikah dengannya”. Ali pun bertanya mengapa ia tetap mau menikah dengannya, dan apakah Fatimah menyesal menikah dengannya. Sambil tersenyum Fathimah menjawab, “Pemuda itu adalah dirimu”
🍇Umar bin Abdul Aziz
Umar bin Abdul Aziz, khalifah termasyhur dalam Bani Umayyah, suatu kali jatuh cinta pada seorang gadis, namun istrinya, Fatimah binti Abdul Malik tak pernah mengizinkannya menikah lagi. Suatu saat dikisahkan bahwa Umar mengalami sakit akibat kelelahan dalam mengatur urusan pemerintahan. Fatimah pun datang membawa kejutan untuk menghibur suaminya. Ia menghadiahkan gadis yang telah lama dicintai Umar, begitu pun si gadis mencintai Umar. Namun Umar malah berkata: “Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Saya benar-benar tidak merubah diri saya kalau saya kembali kepada dunia perasaan semacam itu,”
Umar memenangkan cinta yang lain, karena memang ada cinta di atas cinta. Akhirnya ia menikahkan gadis itu dengan pemuda lain. Tidak ada cinta yang mati di sini. Karena sebelum meninggalkan rumah Umar, gadis itu bertanya, “Umar, dulu kamu pernah mencintaiku. Tapi kemanakah cinta itu sekarang?” Umar bergetar haru, tapi ia kemudian menjawab, “Cinta itu masih tetap ada, bahkan kini rasanya lebih dalam!”
🍄Abdurrahman ibn Abu Bakar
Abdurrahman bin Abu Bakar Ash Shiddiq dan istrinya, Atika, amat saling mencintai satu sama lain sehingga Abu Bakar merasa khawatir dan pada akhirnya meminta Abdurrahman menceraikan istrinya karena takut cinta mereka berdua melalaikan dari jihad dan ibadah. Abdurrahman pun menuruti perintah ayahnya, meski cintanya pada sang istri begitu besar.
Namun tentu saja Abdurrahman tak pernah bisa melupakan istrinya. Berhari-hari ia larut dalam duka meski ia telah berusaha sebaik mungkin untuk tegar. Perasaan Abdurrahman itu pun melahirkan syair cinta indah sepanjang masa:
Demi Allah, tidaklah aku melupakanmu Walau mentari tak terbit meninggi Dan tidaklah terurai air mata merpati itu Kecuali berbagi hati Tak pernah kudapati orang sepertiku Menceraikan orang seperti dia Dan tidaklah orang seperti dia dithalaq karena dosanya Dia berakhlaq mulia, beragama, dan bernabikan Muhammad Berbudi pekerti tinggi, bersifat pemalu dan halus tutur katanya
Akhirnya hati sang ayah pun luluh. Mereka diizinkan untuk rujuk kembali. Abdurrahman pun membuktikan bahwa cintanya suci dan takkan mengorbankan ibadah dan jihadnya di jalan Allah. Terbukti ia syahid tak berapa lama kemudian.
🌹Rasulullah Saw. dan Khadijah binti Khuwailid
Teladan dalam kisah cinta terbaik tentunya datang dari insan terbaik sepanjang masa: Rasulullah Saw. Cintanya kepada Khadijah tetap abadi walaupun Khadijah telah meninggal. Alkisah ternyata Rasulullah telah memendam cintanya pada Khadijah sebelum mereka menikah. Saat sahabat Khadijah, Nafisah binti Muniyah, menanyakan kesedian Nabi Saw. untuk menikahi Khadijah, maka Beliau menjawab: “Bagaimana caranya?” Ya, seolah-olah Beliau memang telah menantikannya sejak lama.
Setahun setelah Khadijah meninggal, ada seorang wanita shahabiyah yang menemui Rasulullah Saw. Wanita ini bertanya, “Ya Rasulullah, mengapa engkau tidak menikah? Engkau memiliki 9 keluarga dan harus menjalankan seruan besar.”
Sambil menangis Rasulullah Saw menjawab, “Masih adakah orang lain setelah Khadijah?”
Kalau saja Allah tidak memerintahkan Muhammad Saw untuk menikah, maka pastilah Beliau tidak akan menikah untuk selama-lamanya. Nabi Muhammad Saw menikah dengan Khadijah layaknya para lelaki. Sedangkan pernikahan-pernikahan setelah itu hanya karena tuntutan risalah Nabi Saw, Beliau tidak pernah dapat melupakan istri Beliau ini walaupun setelah 14 tahun Khadijah meninggal.
Masih banyak lagi bukti-bukti cinta dahsyat nan luar biasa islami Rasulullah Saw. kepada Khadijah. Subhanallah.
🌺Rasulullah Saw. dan Aisyah
Jika Rasulullah SAW ditanya siapa istri yang paling dicintainya, Rasul menjawab, ”Aisyah”. Tapi ketika ditanya tentang cintanya pada Khadijah, beliau menjawab, “cinta itu Allah karuniakan kepadaku”. Cinta Rasulullah pada keduanya berbeda, tapi keduanya lahir dari satu yang sama: pesona kematangan.
Pesona Khadijah adalah pesona kematangan jiwa. Pesona ini melahirkan cinta sejati yang Allah kirimkan kepada jiwa Nabi Saw. Cinta ini pula yang masih menyertai nama Khadijah tatkala nama tersebut disebut-sebut setelah Khadijah tiada, sehingga Aisyah cemburu padanya.
Sedangkan Aisyah adalah gabungan dari pesona kecantikan, kecerdasan, dan kematangan dini. Ummu Salamah berkata, “Rasul tidak dapat menahan diri jika bertemu dengan Aisyah.”
Banyak kisah-kisah romantis yang menghiasi kehidupan Nabi Muhammad dan istrinya, Aisyah. Rasul pernah berlomba lari dengan Aisyah. Rasul pernah bermanja diri kepada Aisyah. Rasul memanggil Aisyah dengan panggilan kesayangan ‘Humaira’. Rasul pernah disisirkan rambutnya, dan masih banyak lagi kisah serupa tentang romantika suami-istri.
🌻Thalhah ibn ‘Ubaidillah
Berikut ini kutipan kisah Thalhah ibn ‘Ubaidillah.
Satu hari ia berbincang dengan ‘Aisyah, isteri sang Nabi, yang masih terhitung sepupunya. Rasulullah datang, dan wajah beliau pias tak suka. Dengan isyarat, beliau Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam meminta ‘Aisyah masuk ke dalam bilik. Wajah Thalhah memerah. Ia undur diri bersama gumam dalam hati, “Beliau melarangku berbincang dengan ‘Aisyah. Tunggu saja, jika beliau telah diwafatkan Allah, takkan kubiarkan orang lain mendahuluiku melamar ‘Aisyah.”
Satu saat dibisikannya maksud itu pada seorang kawan, “Ya, akan kunikahi ‘Aisyah jika Nabi telah wafat.”
Gumam hati dan ucapan Thalhah disambut wahyu. Allah menurunkan firmanNya kepada Sang Nabi dalam ayat kelimapuluhtiga surat Al Ahzab, “Dan apabila kalian meminta suatu hajat kepada isteri Nabi itu, maka mintalah pada mereka dari balik hijab. Demikian itu lebih suci bagi hati kalian dan hati mereka. Kalian tiada boleh menyakiti Rasulullah dan tidak boleh menikahi isteri-isterinya sesudah wafatnya selama-lamanya.”
Ketika ayat itu dibacakan padanya, Thalhah menangis. Ia lalu memerdekakan budaknya, menyumbangkan kesepuluh untanya untuk jalan Allah, dan menunaikan haji dengan berjalan kaki sebagai taubat dari ucapannya. Kelak, tetap dengan penuh cinta dinamainya putri kecil yang disayanginya dengan asma ‘Aisyah. ‘Aisyah binti Thalhah. Wanita jelita yang kelak menjadi permata zamannya dengan kecantikan, kecerdasan, dan kecemerlangannya. Persis seperti ‘Aisyah binti Abi Bakr yang pernah dicintai Thalhah.
Subhanallah.
🍒Kisah cinta yang membawa surga
Al-Mubarrid menyebutkan dari Abu Kamil dari Ishaq bin Ibrahim dari Raja’ bin Amr An-Nakha'i, ia berkata, “Adalah di Kufah, terdapat pemuda tampan, dia sangat rajin dan taat. Suatu waktu dia berkunjung ke kampung dari Bani An-Nakha’.
Dia melihat seorang wanita cantik dari mereka sehingga dia jatuh cinta dan kasmaran. Dan ternyata cintanya pada si wanita cantik tak bertepuk sebelah tangan.
Karena sudah jatuh cinta, akhirnya pemuda itu mengutus seseorang untuk melamar gadis tersebut. Tetapi si ayah mengabarkan bahwa putrinya telah dojodohkan dengan sepupunya. Walau demikian, cinta keduanya tak bisa padam bahkan semakin berkobar. Si wanita akhirnya mengirim pesan lewat seseorang untuk si pemuda, bunyinya, ‘Aku telah tahu betapa besar cintamu kepadaku, dan betapa besar pula aku diuji dengan kamu. Bila kamu setuju, aku akan mengunjungimu atau aku akan mempermudah jalan bagimu untuk datang menemuiku di rumahku.’
Dijawab oleh pemuda tadi melalui orang suruhannya, ‘Aku tidak setuju dengan dua alternatif itu, sesungguhnya aku merasa takut bila aku berbuat maksiat pada Rabbku akan adzab yang akan menimpaku pada hari yang besar. Aku takut pada api yang tidak pernah mengecil nyalanya dan tidak pernah padam kobaranya.’
Ketika disampaikan pesan tadi kepada si wanita, dia berkata, “Walau demikian, rupanya dia masih takut kepada Allah? Demi Allah, tak ada seseorang yang lebih berhak untuk bertaqwa kepada Allah dari orang lain. Semua hamba sama-sama berhak untuk itu.” Kemudian dia meninggalkan urusan dunia dan menyingkirkan perbuatan-perbuatan buruknya serta mulai beribadah mendekatkan diri kepada Allah. Akan tetapi, dia masih menyimpan perasaan cinta dan rindu pada sang pemuda. Tubuhnya mulai kurus karena menahan rindunya, sampai akhirnya dia meninggal dunia karenanya. Dan pemuda itu seringkali berziarah ke kuburnya, Dia menangis dan mendo'akanya. Suatu waktu dia tertidur di atas kuburannya. Dia bermimpi berjumpa dengan kekasihnya dengan penampilan yang sangat baik. Dalam mimpi dia sempat bertanya, “Bagaimana keadaanmu? Dan apa yang kau dapatkan setelah meninggal?”
Dia menjawab, “Sebaik-baik cinta wahai orang yang bertanya, adalah cintamu. Sebuah cinta yang dapat mengiring menuju kebaikan.”
Pemuda itu bertanya, “Jika demikian, kemanakah kau menuju?” Dia jawab, “Aku sekarang menuju pada kenikmatan dan kehidupan yang tak berakhir. Di Surga kekekalan yang dapat kumiliki dan tidak akan pernah rusak.”
Pemuda itu berkata, “Aku harap kau selalu ingat padaku di sana, sebab aku di sini juga tidak melupakanmu.” Dia jawab, “Demi Allah, aku juga tidak melupakanmu. Dan aku meminta kepada Tuhanku dan Tuhanmu (Allah SWT) agar kita nanti bisa dikumpulkan. Maka, bantulah aku dalam hal ini dengan kesungguhanmu dalam ibadah.”
Si pemuda bertanya, “Kapan aku bisa melihatmu?” Jawab si wanita: “Tak lama lagi kau akan datang melihat kami.” Tujuh hari setelah mimpi itu berlalu, si pemuda dipanggil oleh Allah menuju kehadiratNya, meninggal dunia.
Hmm, sebuah kisah cinta yang agung dengan berdasarkan janji bertemu di surga. Luar biasa. AllahuAkbar.
🍰Ummu Sulaim dan Abu Thalhah Ummu Sulaim merupakan janda dari Malik bin Nadhir. Abu Thalhah yang memendam rasa cinta dan kagum akhirnya memutuskan untuk menikahi Ummu Sulaim tanpa banyak pertimbangan. Namun di luar dugaan, jawaban Ummu Sulaim membuat lidahnya menjadi kelu dan rasa kecewanya begitu menyesakkan dada, meski Ummu Sulaim berkata dengan sopan dan rasa hormat,
“Sesungguhnya saya tidak pantas menolak orang yang seperti engkau, wahai Abu Thalhah. Hanya sayang engkau seorang kafir dan saya seorang muslimah. Maka tak pantas bagiku menikah denganmu. Coba Anda tebak apa keinginan saya?”
“Engkau menginginkan dinar dan kenikmatan,” kata Abu Thalhah.
“Sedikitpun saya tidak menginginkan dinar dan kenikmatan. Yang saya inginkan hanya engkau segera memeluk agama Islam,” tukas Ummu Sualim tandas.
“Tetapi saya tidak mengerti siapa yang akan menjadi pembimbingku?” tanya Abu Thalhah.
“Tentu saja pembimbingmu adalah Rasululah sendiri,” tegas Ummu Sulaim.
Maka Abu Thalhah pun bergegas pergi menjumpai Rasulullah Saw. yang mana saat itu tengah duduk bersama para sahabatnya. Melihat kedatangan Abu Thalhah, Rasulullah Saw. berseru, “Abu Thalhah telah datang kepada kalian, dan cahaya Islam tampak pada kedua bola matanya.”
Ketulusan hati Ummu Sulaim benar-benar terasa mengharukan relung-relung hati Abu Thalhah. Ummu Sulaim hanya akan mau dinikahi dengan keislamannya tanpa sedikitpun tegiur oleh kenikmatan yang dia janjikan. Wanita mana lagi yang lebih pantas menjadi istri dan ibu asuh anak-anaknya selain Ummu Sulaim? Hingga tanpa terasa di hadapan Rasulullah Saw. lisan Abu Thalhah basah mengulang-ulang kalimat, “Saya mengikuti ajaran Anda, wahai Rasulullah. Saya bersaksi, bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusanNya.”
Menikahlah Ummu Sulaim dengan Abu Thalhah, sedangkan maharnya adalah keislaman suaminya. Hingga Tsabit –seorang perawi hadits- meriwayatkan dari Anas, “Sama sekali aku belum pernah mendengar seorang wanita yang maharnya lebih mulia dari Ummu Sulaim, yaitu keislaman suaminya.” Selanjutnya mereka menjalani kehidupan rumah tangga yang damai dan sejahtera dalam naungan cahaya Islam.
🍎Kisah seorang pemuda yang menemukan apel
Alkisah ada seorang pemuda yang ingin pergi menuntut ilmu. Di tengah perjalanan dia haus dan singgah sebentar di sungai yang airnya jernih. dia langsung mengambil air dan meminumnya. tak berapa lama kemudian dia melihat ada sebuah apel yang terbawa arus sungai, dia pun mengambilnya dan segera memakannya. setelah dia memakan segigit apel itu dia segera berkata “Astagfirullah”
Dia merasa bersalah karena telah memakan apel milik orang lain tanpa meminta izin terlebih dahulu. “Apel ini pasti punya pemiliknya, lancang sekali aku sudah memakannya. Aku harus menemui pemiliknya dan menebus apel ini”.
Akhirnya dia menunda perjalanannya menuntut ilmu dan pergi menemui sang pemilik apel dengan menyusuri bantaran sungai untuk sampai kerumah pemilik apel. Tak lama kemudian dia sudah sampai ke rumah pemilik apel. Dia melihat kebun apel yang apelnya tumbuh dengan lebat.
“Assalamualaikum….”
“Waalaikumsalam wr.wb.”. Jawab seorang lelaki tua dari dalam rumahnya.
Pemuda itu dipersilahkan duduk dan dia pun langsung mengatakan segala sesuatunya tanpa ada yang ditambahi dan dikurangi. Bahwa dia telah lancang memakan apel yang terbawa arus sungai.
“Berapa harus kutebus harga apel ini agar kau ridha apel ini aku makan pak tua”. tanya pemuda itu.
Lalu pak tua itu menjawab. “Tak usah kau bayar apel itu, tapi kau harus bekerja di kebunku selama 3 tahun tanpa dibayar, apakah kau mau?”
Pemuda itu tampak berfikir, karena untuk segigit apel dia harus membayar dengan bekerja di rumah bapak itu selama tiga tahun dan itupun tanpa digaji, tapi hanya itu satu-satunya pilihan yang harus diambilnya agar bapak itu ridha apelnya ia makan.“Baiklah pak, saya mau.”
Alhasil pemuda itu bekerja di kebun sang pemilik apel tanpa dibayar. Hari berganti hari, minggu, bulan dan tahun pun berlalu. Tak terasa sudah tiga tahun dia bekerja dikebun itu. Dan hari terakhir dia ingin pamit kepada pemilik kebun.
“Pak tua, sekarang waktuku bekerja di tempatmu sudah berakhir, apakah sekarang kau ridha kalau apelmu sudah aku makan?”
Pak tua itu diam sejenak. “Belum.”
Pemuda itu terhenyak. “Kenapa pak tua, bukankah aku sudah bekerja selama tiga tahun di kebunmu.”
“Ya, tapi aku tetap tidak ridha jika kau belum melakukan satu permintaanku lagi.”
“Apa itu pak tua?”
“Kau harus menikahi putriku, apakah kau mau?”
“Ya, aku mau.” jawab pemuda itu.
Bapak tua itu mengatakan lebih lanjut. “Tapi, putriku buta, tuli, bisu dan lumpuh, apakah kau mau?”
Pemuda itu tampak berfikir, bagaimana tidak…dia akan menikahi gadis yang tidak pernah dikenalnya dan gadis itu cacat, dia buta, tuli, dan lumpuh. Bagaimana dia bisa berkomunikasi nantinya? Tapi diap un ingat kembali dengan segigit apel yang telah dimakannya. Dan dia pun menyetujui untuk menikah dengan anak pemilik kebun apel itu untuk mencari ridha atas apel yang sudah dimakannya.
“Baiklah pak, aku mau.”
Segera pernikahan pun dilaksanakan. Setelah ijab kabul sang pemuda itupun masuk kamar pengantin. Dia mengucapkan salam dan betapa kagetnya dia ketika dia mendengar salamnya dibalas dari dalam kamarnya. Seketika itupun dia berlari mencari sang bapak pemilik apel yang sudah menjadi mertuanya.
“Ayahanda…siapakah wanita yang ada didalam kamar pengantinku? Kenapa aku tidak menemukan istriku?”
Pak tua itu tersenyum dan menjawab. “Masuklah nak, itu kamarmu dan yang di dalam sana adalah istimu.”
Pemuda itu tampak bingung. “Tapi ayahanda, bukankah istriku buta, tuli tapi kenapa dia bisa mendengar salamku?
Bukankah dia bisu tapi kenapa dia bisa menjawab salamku?”
Pak tua itu tersenyum lagi dan menjelaskan. “Ya, memang dia buta, buta dari segala hal yang dilarang Allah. Dia tuli, tuli dari hal-hal yang tidak pantas didengarnya dan dilarang Allah. Dia memang bisu, bisu dari hal yang sifatnya sia-sia dan dilarang Allah, dan dia lumpuh, karena tidak bisa berjalan ke tempat-tempat yang maksiat.” Pemuda itu hanya terdiam dan mengucap lirih: “Subhanallah…..” Dan merekapun hidup berbahagia dengan cinta dari Allah.
🍫Zulaikha dan Yusuf As.
Cinta Zulaikha kepada Yusuf As. konon begitu dalam hingga Zulaikha takut cintanya kepada Yusuf merusak cintanya kepada Allah Swt. Berikut sedikit ulasan tentang cinta mereka
Zulaikha adalah seorang puteri raja sebuah kerajaan di barat (Maghrib) negeri Mesir. Beliau seorang puteri yang cantik menarik. Beliau bermimpi bertemu seorang pemuda yang menarik rupa parasnya dengan peribadi yang amanah dan mulia. Zulaikha pun jatuh hati padanya. Kemudian beliau bermimpi lagi bertemu dengannya tetapi tidak tahu namanya.
Kali berikutnya beliau bermimpi lagi, lelaki tersebut memperkenalkannya sebagai Wazir kerajaan Mesir. Kecintaan dan kasih sayang Zulaikha kepada pemuda tersebut terus berputik menjadi rindu dan rawan sehingga beliau menolak semua pinangan putera raja yang lain. Setelah bapanya mengetahui isihati puterinya, bapanya pun mengatur risikan ke negeri Mesir sehingga mengasilkan majlis pernikahan dengan Wazir negri Mesir.
Memandang Wazir tersebut atau al Aziz bagi kali pertama, hancur luluh dan kecewalah hati Zulaikha. Hatinya hampa dan amat terkejut, bukan wajah tersebut yang beliau temui di dalam mimpi dahulu. Bagaimanapun ada suara ghaib berbisik padanya: “Benar, ini bukan pujaan hati kamu. Tetapi hasrat kamu kepada kekasih kamu yang sebenarnya akan tercapai melaluinya. Janganlah kamu takut kepadanya. Mutiara kehormatan engkau sebagai perawan selamat bersama-sama dengannya.”
Perlu diingat sejarah Mesir menyebut, Wazir diraja Mesir tersebut adalah seorang kasi, yang dikehendaki berkhidmat sepenuh masa kepada baginda raja. Oleh yang demikian Zulaikha terus bertekat untuk terus taat kepada suaminya kerana ia percaya ia selamat bersamnya.
Demikian masa berlalu, sehingga suatu hari al-Aziz membawa pulang Yusuf a.s. yang dibelinya di pasar. Sekali lagi Zulaikha terkejut besar, itulah Yusuf a.s yang dikenalinya didalam mimpi. Tampan, menarik dan menawan.
Sabda Nabi Saw. yang diriwayatkan oleh Hammad dari Tsabit bin Anas memperjelasnya: “Yusuf dan ibunya telah diberi oleh Allah separuh kecantikan dunia.”
Kisah Zulaikha dan Yusuf direkam di dalam Al Quran pada Surah Yusuf ayat 21 sampai 36 dan ayat 51. Selepas ayat tersebut Al Quran tidak menceritakan kelanjutan hubungan Zulaikha dengan Yusuf a.s. Namun Ibn Katsir di dalam Tafsir Surah Yusuf memetik bahwa Muhammad bin Ishak berkata bahawa kedudukan yang diberikan kepada Yusuf a.s oleh raja Mesir adalah kedudukan yang dulunya dimiliki oleh suami Zulaikha yang telah dipecat. Juga disebut-sebut bahwa Yusuf telah beristrikan Zulaikha sesudah suaminya meninggal dunia, dan diceritakan bahwa pada suatu ketika berkatalah Yusuf kepada Zulaikha setelah ia menjadi isterinya, “Tidakkah keadaan dan hubungan kita se¬karang ini lebih baik dari apa yang pernah engkau inginkan?”
Zulaikha menjawab, “Janganlah engkau menyalahkan aku, hai kekasihku, aku sebagai wanita yang cantik, muda belia bersuamikan seorang pemuda yang berketerampilan dingin, menemuimu sebagai pemuda yang tampan, gagah perkasa bertubuh indah, apakah salah bila aku jatuh cinta kepadamu dan lupa akan kedudukanku sebagai wanita yang bersuami?”
Dikisahkan bahwa Yusuf menikahi Zulaikha dalam keadaan gadis (perawan) dan dari perkawinan itu memperoleh dua orang putra: Ifraitsim bin Yusuf dan Misya bin Yusuf.
sumber: kompasforum
169 notes
·
View notes
Text
Semoga rasa kecintaan kita kepada-Nya semakin bertambah....
Walau dengan hanya melihat birunya langit....
Walau dengan hanya melihat putihnya awan....
Walau dengan hanya melihat cerahnya mentari.... Walau dengan hanya melihat hijaunya padi dan dedaunan.
Bukankah tak ada satupun tangan manusia yang mampu menciptakan hal seindah itu semua?
Bersyukur, bersyukur, bersyukur.
Rabbana maa kholaqta hadzaa bathilan subhanaka faqiina 'adzabannaar
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.
[Q.S. Ali-'Imran:191]
Sincerely,
— Nafisah a.k.a Fitrah :D
1 note
·
View note
Text
💚
Inilah Bahasa Cinta Paling Mulia
Tanda diri masih harus terus belajar.. membarengi ilmu dengan akhlak, sebab keduanya bagai burung yang memiliki dua sayap, hilang satu maka takkan mampu dia berkepak tegap. Selayaknya hud-hud, berendah dirilah dalam menyampaikan pesan-pesan kebenaran. –Ukhtukum Avilia Fillah
“Ahlu Sunnah,” Ujar Ustadz Muhammad Nuzul Zikry Hafizhahullah, “harus banyak belajar ngomong, yang tidak asbun, asal bunyi saja.” Beliau menutupnya dengan tersenyum.
Betapa, jauh-jauh hari Rasulullah ﷺ telah mengajarkannya kepada kita, dialah sebaik-baik uswah, setinggi-tingginya qudwah. Yang siapa mampu mengelaknya, jika pujian itu adalah pujian yang diberikan oleh Allah Azza wa Jalla di dalam firman-Nya, dalam surat al-Ahzab ayat 21 “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan pada) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Adalah, saat itu beliau ﷺ menunjuk Dihyah ibn Khalifah al-Kalbi membawa secarik kertas berisi surat yang ditujukan kepada sang Kaisar Romawi, Heraklius. Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibn Abbas kisah dari Abu Sufyan ibn Harb –saat masih kafir��� bahwa sebelumnya dia pernah bertemu dengan Heraklius dan menjawab beberapa pertanyaan mengenai Rasulullah ﷺ.
Sebuah pertanyaan panjang yang kesemuanya mencakup tentang kebenaran ‘apa’ yang dibawa oleh Baginda ﷺ . Dan inilah keajaibannya, bahwa dalam menjawab seluruh pertanyaan Heraklius kepada Abu Sufyan ibn Harb, –kendatipun dia adalah musuh Rasulullah– ia menjawabnya dengan jujur tanpa berdusta sedikitpun. Padahal pada saat itu Abu Sufyan masih kafir dan memusuhi Baginda ﷺ.
Hingga termaktublah dalam kalimat Heraklius, “..dia memerintahkan kepada kalian untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya, melaksanakan shalat, bersikap jujur dan menjaga kehormatan. Maka apabila itu benar, dia akan segera menguasai tempat dimana kakiku berpijak sekarang.”
“Dan aku yakin,” Dada Heraklius bergemuruh riuh, “..dia akan datang. Tapi aku tidak menyangka dia datang diantara kalian. Seandainya aku yakin bisa menjumpainya, pasti aku akan menemuinya. Dan seandainya aku berada didekatnya, aku benar-benar akan membasuh kakinya.”
Itulah ucapan dari musuh-musuhnya, betapa Rasulullah ﷺ memiliki tempat khusus di benak orang-orang yang menyelisihinya. Bahkan kepada mereka, Rasulullah ﷺ tidak menyebut dalam suratnya, “Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad hamba Allah dan utusan-Nya, kepada Kafir Romawi”, melainkan “..kepada Heraklius, Kaisar Romawi.”
Maka sekarang, apabila kita masih ketus dan keras terhadap mereka yang tidak sefaham dalam masalah yang diperbolehkan terdapat perbedaan, kemanakah kita bertauladan? Jika kepada musuhnya saja, Nabi Muhammad ﷺ menggunakan bahasa-bahasa yang santun lagi bertutur lembut, apalagi jika beliau ﷺ berlaku pada Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum? Kepada saudara seiman dan terlebih keluarganya?
Inilah bahasa cinta paling mulia, yang di turun-temurunkan lewat pewaris para Nabi. Yang kemuliaannya tak akan habis menyinari. Wahai hati, melembutlah.. bukan ilmu itu yang membuatmu sempit, melainkan kekerasan jiwamu. Tanda diri masih harus terus belajar, membarengi ilmu dengan akhlak, sebab keduanya bagai burung yang memiliki dua sayap, hilang satu maka takkan mampu dia berkepak tegap. Selayaknya hud-hud, berendah dirilah dalam menyampaikan pesan-pesan kebenaran.
Allah Ta’ala berfirman, “Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman”. Lalu Syaikh Muhammad Al amin Asy Syinqithi mengatakan, “Berendah diri yang dimaksud dalam ayat ini hanya untuk mengungkapkan agar seseorang berlaku lemah lembut dan tawadhu’.” Dan dalam surat yang lain Allah berfirman, “Maka disebabkan Rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.”
Rasulullah ﷺ bersabda, “Selamatkanlah diri kalian dari siksa neraka, walaupun dengan separuh kurma. Jika kalian tidak mampu mendapatkannya, maka cukup dengan bertutur kata yang baik.”. Begitu tergambarkan keutamaan akhlak yang beliau sampaikan, sebagaimana “Rasulullah ﷺ menjadikan tutur kata yang baik sebagai pengganti sedekah”, Ibnu Qayyim menjelaskan, “..bagi mereka yang tidak mampu bersedekah.”
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmus-shalihaat. Saksikanlah, bahwa ini bahasa cinta yang paling mulia.
@goresanmusafir
65 notes
·
View notes
Text
Ya Allah, allahummarhamna bil qur'an:")
Apa kabar, Al-Qur'anku??
Dan kita selalu menjadi pandai mengatakan cinta saat dunia menjadi mudah dalam genggaman kita.
Adalah cinta kita terhadap Al-Qur-an yang sering digaungkan ditelinga-telinga kita. Bahwasannya jika hati kita bersih, maka kita akan mudah menjatuhkan hati kepada surat cinta dariNya. Namun pada kenyataannya itu semua adalah lip service semata agar terlihat sholih dipermukaan saja.
Apa kabar, Al-Qur'anku? Aku merasa menjadi orang yang selalu bersemangat menggaungkan kecintaan terhadapmu (Al-Qur'an) namun nyata interaksi bersamamu nol besar. Aku yang selalu mengaku mencintaimu rupanya adalah orang yang pertama abai terhadapmu.
Apa kabar, Al-Qur'anku? Saat rindu aku hanya bisa menatapmu lekat-lekat, jauh didalam lubuk hatiku, aku ingin mendekap dan membacamu dengan seluruh rasa. Namun kesibukkan melalaikan semuanya.
Apa kabar, Al-Qur'anku? Aku yang selalu berjanji akan menjadi baik selepas Ramadhan dan akan menjadikanmu teman dalam setiap juangku. Nyatanya aku adalah orang yang abai akan janji itu. Hatiku tergerak untuk memulai kembali kedekatan kita yang dulu sering bersama. Namun dosa membuatku enggan untuk mendekat. aku malu, aku malu jika hanya terlihat dekat tetapi tak benar-benar mengerti akan kedekatan kita.
Adalah Abu Bakar radhiyallahu'anhu yang kerap menangis ketika membacakan ayat-ayat perihal siksa. Adalah Usman bin Affan radhiyallahu'anhu yang tak pernah kenyang ketika membaca Al-Qur'an. Adalah Umar Ibnul Khaththab radhiyallahu'anhu yang menangis bersama Abu Darda’ radhiyallahu'anhu saat mendengarkan bacaan Al-Qur'an.
Adalah Abdurahman bin Auf radhiyallahu'anhu yang menangis bahkan ia tidak makan malam, padahal di siang harinya ia berpuasa dan membaca Surah al-muzzamil hingga ayat 12-13.
Dan adalah ia, Ali bin Al-Fudhail bin Iyadh yang wafat setelah mendengar bacaan Al-Qur'an dari ayahnya yaitu Fudhail bin Iyadh saat sholat berjamaah.
Sedangkan kondisimu saat ini, wahai diri??
Banyak tertawa, dan jauh dari Al-Qur'an.
Ingatlah bahwasanya para ulama pernah mengatakan, “katsrotudh dhohiki tumitul qolb” banyak tertawa mematikan hati.
Lupakah kau?
Maka kini, apa kabar dirimu? Apa kabar Al-Qur'anmu? Kapan terkahir kali kau membersamainya? Kapan terakhir kali kau membacanya? Kapan terakhir kali kau meletakkannya. Kapan??
Ah, tidak rindukah kau wahai diri? Hati-hati yang Allaah titipkan untukmu, sesungguhnya untuk kau jaga dengan baik. Dengan penjagaan terbaik adalah bersama Al-Qur'an.
Benarlah, seandainya memang hati ini bersih. Maka sampai kapanpun ia tidak akan pernah kenyang untuk membaca Al-Qur'an.
*tulisan ini untukmu, diriku sendiri. Bacalah.
(Catatan pengingat diri - Ibn Syams)
840 notes
·
View notes
Photo
Terima kasih telah mengingatkan diri ini:"
Masih sempat menyombongkan diri?
35 notes
·
View notes
Text
Semoga Allah mempertemukan kita kembali dalam keadaan sehat dan iman yang kuat, ramadhan....
Apa kabar, Ramadhanku?
Masih ingat tidak seperti apa perasaan kita kala kita ditinggal bulan ramadhan pergi? Sedih, bahagia atau biasa aja?
Masih ingat juga tidak, perihal janji-janji untuk berbenah selepas ramadhan? Kala itu, barangkali diri kita pernah berjanji, akan berbenah dan menuju baik selepas ramadhan.
Kini, ramadhan tinggal menghitung beberapa hari. Bukan pada lama atau sebentar menunggunya. Tapi lebih kepada dalam masa menunggu itu persiapan seperti apa yang sudah kita persiapkan. Sesiapa saja yang sedang merindu pasti paham perasaan ini.
Dalam masa menunggu biasanya seseorang itu akan melakukan yang terbaik. Barangkali diri kitapun bisa melakukan yang demikian. Melatih diri yang biasanya lebih emosi, senggol bacok. Sekarang lebih melatih jiwa untuk lebih sabar. Apalagi dalam sholat, yang biasanya secepat kilat. Semoga dilakukan dengan thuma'ninah dan lebih khusyu. Lebih tenang, dengan perasaan bahagia tentunya.
Barangkali bisa kita latih mulai sekarang, melatih untuk sholat sunnah setelah sholat wajib kita dirikan dengan tepat waktu. Sholat sunnah qobliah dan ba'diyah. 2 rokaat sebelum Shubuh. 4 rokaat sebelum Dzuhur. 2 rokaat setelah Dzuhur. 2 rokaat setelah Maghrib. Dan 2 rokaat setelah Isya…
Jangan lupa sholat witirnya juga. Ini yang cukup sulit ya biasanya. Gpp, dipaksa dulu. Nantinya akan terbiasa.
Dan mencoba melatih pula untuk membiasakan diri bangun disepertiga malam. Atau jika belum bisa setidaknya bangun sebelum adzan shubuh. Caranya? Pasang alarm dimana-mana ya.
Cara ini pula sesungguhnya ampuh bagi yang belum menikah, sebagai tips n trik melatih diri sebagai ibu yang baik yang mana nantinya akan bangun pagi dan mempersiapkan kebutuhan keluarga di pagi hari. Atau sebagai ayah yang bertanggungjawab dengan melaksanakan sholat berjamaah di masjid.
Paksa, dipaksa ya. Dan memang berat diawalnya. Bangun dengan kemampuan mata yang berat. Dan kalau sudah melek (buka mata), duduk sebentar, jangan lupa napas. Baca doa dulu, lalu ambil wudhu trus lanjut sholat.
Untuk diawal jangan ngoyo ya, santai dulu. Tidak perlu langsung dengan rokaat banyak. Dua rokaat cukup untuk permulaan. Dan niatkan untuk istiqoma. Caranya? Ya minta sama Allah supaya diberi keistiqomahan dalam menjalankannya.
Banyak banget yang harus dilatih. Katanya rindu, maka sebaik-baik rindu adalah temu. Dan sebaik-baik temu adalah pertemuan yang membaikkan.. masih rindukan? Masih ingin bertemu ramadhan dengan kualitas pribadi yang baikkan?
Nah kalau iya, mari kita lanjutkan.
Mulai saat ini, bisa dicoba juga. Membiasakan diri dekat dengan Al-Qur'an. Yang biasanya jauh-jauhan ni ya, kita coba untuk memperbaikinya kembali. Gak usah malu, apalagi malu-maluin.
Setiap habis sholat maghrib atau sholat shubuh. Coba untuk membaca 8 - 9 ayat atau 2 lembar Qur'an. Alhamdulillah kalau sudah terbiasa 1 juz per hari. Atau terbiasa pula membacanya setelah sholat wajib. Ini ampuh untuk melatih kepekaan dan kelembutan hati kita.
Ini semua semata buat apa sih? Buat persiapan diri dan jiwa kita untuk menyambut bulan ramadhan. Supaya Allah lihat kesungguhan kita, kecintaan kita. Dan semoga Allah ridha atas apa yang kita upayakan ini.
Jangan lupa juga belajar berbagi, punya kelebihan sedikit saja. Coba untuk belajar shodaqoh senyum, shodaqoh masakan, ilmu, atau apa saja yang bermanfaat . Supaya nanti terbiasa ketika di bulan yang semua amalan dilipat gandakan. Kita bisa berbagi sepenuh hati. Ikhlas karena-Nya.
Ah iya, satu lagi. Persiapkan semua keperluan di bulan ramadhan. Semisal baju baru, kebutuhan makanan, buat roti kering dan semacamnya. Agar nanti ketika sudah memasuki bulan ramadhan apalagi di 10 hari terakhir ramadhan kita bisa fokus tanpa di pusingkan lagi dengan persiapan lebaran semisal kue dam semacamnya. Dan ini lebih menguntungkan juga sih, lebih murah, hemat dan bisa santai nantinya. Biasanya untuk kaum wanita.
Ah ramadhan. Tinggal menghitung beberapa hari dari sekarang. Persiapkan dengan sebaik-baik persiapan ya. Semoga dalam penantian menyambutnya kita bisa berbenah mulai dari sekarang. Yang dirindu segera tiba.. semoga Allah memampukan kita untuk bertemu dengannya (bulan ramadhan)..
- Ibn Syams
1K notes
·
View notes
Text
Darimana Kita Memulai Untuk Mentadabburi Sejarah Islam?
@edgarhamas
Beberapa waktu lalu, saya membuat Instagram Story tentang “3 Hal yang Menjadikan Sejarah Islam Inspirasi Hidupmu”, dan banyak teman-teman yang kemudian menanyakan, bukan bermaksud apa-apa, namun mereka merasa nyaman dengan sajian tadabbur sejarah yang sering kami tulis. Alhamdulillah.
Saya ingin sampaikan kepada teman-teman, mentadabburi sejarah itu seperti nonton film atau membaca novel. Bedanya, yang ini kenyataan, dan lebih menginspirasi. Permasalahannya adalah, masih sedikit sejarawan muslim yang menyajikan konten-konten sejarah dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Pun, banyak sekali sejarawan ini yang berfokus tentang hal yang bertele-tele, seperti tanggal dan tahun yang begitu banyak, tokoh yang begitu rumit dikenali, dan pemilihan bahasan yang terlalu berat, seperti konflik kerajaan, politik, silsilah, dan banyak lagi; walaupun sebenarnya itu penting, namun takutnya, kita malah kehilangan hikmahnya.
Maka dari itu, izinkan dalam tulisan ini, saya ingin mengusulkan poin-poin, yang saya menikmatinya, tentang bagaimana dan darimana kita akan asyik mentadabburi sejarah.
Pertama, Mulailah dari Rasulullah ﷺ
Perjalanan hidup Rasulullah ﷺ itu, cool banget. Sangat menginspirasi. Hanya dalam waktu 22 tahun, seorang lelaki di kota tengah padang pasir Arabia, menjadi tokoh yang dikagumi oleh bangsa-bangsa di penjuru bumi.
Bacalah karakter Rasulullah ﷺ, kehebatannya, sifat-sifat beliau ﷺ yang diabadikan dalam Al Qur'an dan hadits. Penting: bacalah dengan sudut pandang kamu ingin mengenal seseorang yang kamu sangat menggemarinya. Buku-buku karya Ust Salim A Fillah akan menemanimu mengenal Rasulullah ﷺ dengan lebih bersahabat.
Kedua, kenali 10 Shahabat yang Dijamin Masuk Surga
Generasi Shahabat itu ada 100 ribu. Semuanya hebat-hebat, semuanya keren-keren, semuanya menggugah. Namun, ringkasannya bisa kamu dapatkan pada 10 sahabat yang dijamin masuk Surga. Mereka bukan nabi, bukan juga rasul, namun karakter dan perjalanan hidupnya akan mengilhami siapapun yang membacanya.
Seorang bisnisman akan nge-fans dengan Utsman bin Affan atau Abdurrahman bin Auf. Seorang aktivis pasti suka dengan gaya Umar yang jenius dan Abu Bakar yang prestatif. Seorang ilmuwan pasti akan jatuh cinta pada kehebatan Ali menganalisa dan menghasilkan fatwa. Dan masih banyak lagi.
Saya jatuh cinta pada 10 Shahabat ini ketika buku “10 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga” yang ditulis oleh Muhammad Ahmad Isa. Tidak tebal, tapi bagus sekali penyampaiannya.
Ketiga, generasi sahabat pada umumnya.
Selain 10 sahabat yang dijamin masuk surga, masih sangat banyak sahabat-sahabat Rasulullah yang membuat saya pribadi tergugah untuk selalu menjadi pribadi yang hebat. Salman Al Farisi misalnya, sang pencari kebenaran. Bilal misalnya, seorang yang kokoh dalam keyakinan. Khalid bin Walid, The Warrior. Amr bin Ash, sang diplomat ulung.
Untuk membacanya, selalu, buku yang saya usulkan ke teman-teman adalah Biografi 60 Shahabat Rasulullah ﷺ karya Khalid Muhammad Khalid.
Keempat, tentang Pahlawan-pahlawan Islam sepeninggal Rasulullah.
Ini dia, yang masih harus banyak digarap oleh para sejarawan muslim. Generasi emas umat Islam tidak hanya menjadi gelar sahabat saja. Nyatanya, para pahlawan yang hidup di zaman keemasan Islam adalah tokoh-tokoh yang sangat enerjik dan mengagumkan. Seperti Imam Syafi'i, Nizamul Mulk, Shalahuddin Al Ayyubi, Muhammad Al Fatih, dan banyak lagi.
Ada banyak buku-buku yang membahas tentang pahlawan Islam ini, saya tidak bisa memilihkan salah satunya, sebab saya masih jatuh cinta pada buku “Miah Udzama Ummatil Islam Ghayyaru Majra At Tarikh” (100 Tokoh Umat Islam yang Mengubah Sejarah) karya Jihad Turbani.
Entah, sampai sekarang belum ada yang menerjemahkan, atau apa saya yang tidak tahu. Sebenarnya ada penerbit yang sudah menerjemahkan, namun belakangan diketahui belum minta izin ke Jihad Turbani. Ah, sayang sekali.
Teman-teman tapi masih bisa melihat terjemahan video-video Jihad Turbani dalam channel YouTube beliau, (جهاد الترباني) insyallah ada yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia walaupun belum semuanya.
Kelima, tentang Peradaban Islam
Teman-teman, kamu mungkin belum sepenuhnya percaya, dulu itu orang-orang Eropa disebut gaul kalo mereka pake bahasa Arab. Dulu itu, mata uang Islam jadi mata uang internasional, kapal-kapal kita ada di pelabuhan Italia, Inggris dan Perancis. Amerika Serikat pernah membayar pajak pada negeri Islam 70 tahun lamanya.
Darimana kita mengetahui itu? Dari bacaan-bacaan kita tentang peradaban Islam. Sejauh ini, pembahasan ini sangatlah sedikit dan masih perlu dikembangkan. Saya bertekad bisa mewujudkannya. Doakan yaa.
Namun, sebagai pembuka, teman-teman bisa membaca buku “Lost Islamic History” karya Firas Al Khateeb yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Banyak juha channel-channel YouTube yang membahas tentang peradaban Islam yang hebat ini. Search saja dengan keyword yang tepat.
Masih sangat banyak, fakta-fakta hebat Sejarah Islam yang jika kita mentadabburinya, akan membuat kita benar-benar bangga menjadi muslim, membuat kita bangun dari amnesia 500 tahun ini, dan kembali merebut takdir kemenangan kita.
2K notes
·
View notes
Text
Teringat salah satu postingan kak @gsatriaandika yang mengatakan:
“Karena Al-Qur'an seperti halnya sahabat....ia baru akan menyampaikan rahasianya, jika ia dekat di hati” :)
Allahummarzuqna istiqomah fi tilawatil wa hifzhil qur'an💚
Ketika Al Quran Menyentuh Hatimu
@edgarhamas
(disampaikan dalam Kajian Online One Day One Lembar -ODOL- yang dirintis oleh Alumni Alfa Centauri, Sabtu 17 Februari 2018)
Mendiskusikan tentang Al Quran itu, mudah. Namun mengubah sudut pandang kita lebih jernih terhadap Al Quran, itu adalah sebuah pekerjaan yang besar. Sama-sama Al Quran, namun cara pandang pembacanya lah yang menentukan apakah ia dihargai, atau dijadikan properti penghias rumah saja.
Itulah yang saya katakan kepada Mas Farras ketika diminta mengisi Kajian Online ini. Jujur, saya bukan orang yang bisa menjelaskan keutamaan-keutamaan para pembaca Al Quran dengan sederet dalil naqli dan hadits shahih. Sebab sudah banyak buku yang membahasnya.
Saya ingin menjernikan sudut pandang kita, melemaskan sedikit sendi-sendi cara berpikir kita untuk melihat lebih nyata; Al Quran itu bukan sekadar bait-bait tulisan arab yang diterjemahkan. Ia, ada semesta di dalamnya. Ada peradaban di dalamnya. Ada manusia, bumi, dan waktu di dalamnya.
Kota Pertama; Ternyata Inilah Resep Rahasia Kita
Setiap orang, negeri, dan peradaban yang besar, selalu punya resep rahasia yang membuatnya agung. Bukan sekedar keberuntungan semata, bukan juga karena mereka tertakdirkan sejak awal untuk menjadi besar. Semua kehebatan mereka, selalu ada resep khususnya.
Peradaban Barat, baru terbit sekitar 500-an tahun yang lalu. Belum lama. Mereka menjadi semaju yang kita lihat karena etos kerja mereka dan kreativitas yang tinggi. Banyak penemuan-penemuan dihasilkan, karena mereka punya semangat ingin lahir kembali sebagai peradaban unggul sebagaimana nenek moyangnya, Romawi berkiprah dalam sejarah manusia. Itulah resep rahasia mereka.
Jepang, umur kejayaannya tidak jauh berbeda dari Barat, 500-an tahun, dengan resep rahasia berupa kedisiplinan tingkat tinggi dan kecepatan mereka, selalu membuat orang-orang terpana. Ketika tahun 1900-an, Amerika membuat kapal selam dalam waktu 24 bulan, Jepang bisa membuat yang lebih bagus dalam waktu 8 bulan. Hingga kini bahkan, isunya, Jepang sudah membuat teknologi yang siap diluncurkan tahun 2025. Cepat dan cekatan.
Dan pada mereka semua, kita silau terpana. Seakan-akan merekalah peradaban termaju sepanjang sejarah. Efeknya kemudian; kita menirunya mati-matian, mengagungkannya bahkan kadang dengan berlebihan.
Padahal, mereka ini iri dengan kita, mereka juga mengambil dari kita. kejayaan mereka hari ini, mereka mengambilnya dari resep rahasia kita, tak semuanya, namun tiba-tiba, mereka tampil jadi raja.
Resep Rahasia itu adalah Al Quran,
yang sejak dulu Allah sudah mewanti-wanti kita untuk waspada, “Dan orang-orang yang kafir berkata: “Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Qur'an ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan (mereka).” (QS Fushhilat 26)
Nyata. Mereka ingin kita tak memahami resep rahasia kita sendiri. Kenapa? Mereka ingin kita tetap tunduk malu, padahal kita umat agung. Mereka ingin kita terbaring lemas, padahal kita adalah kesatria.
Dan karena merea trauma; ketika resep rahasia ini kita pahami, kita memimpin dunia 1200 tahun lamanya, menguasai 2/3 dunia dengan keadilan, memimpin bangsa-bangsa di seluruh dunia. MasyaAllah
Adakah kau lupa
Kita pernah berjaya
Adakah kau lupa
Kita pernah berkuasa
Memayungi dua pertiga dunia
Merentas benua melayar samudera
Keimanan juga ketaqwaan
Rahasia mereka capai kejayaan
Kota Kedua; Selama Ini Kita Salah Menakar Kehebatannya
Ada 3 hal yang membuat kita membeningkan sudut pandang kita terhadap Al Quran.
Pertama, jika alam semesta ini adalah stage pertunjukan, tentu ia membutuhkan naskah skenario terbaik bagi siapapun yang ingin jadi pemeran utama. Kebanyakan pemeran tidak menemukan skenario itu, akhirnya mereka mencoba membuat sendiri, dan hasilnya; gagal. Ternyata, naskah pemeran utama itu ada di tanganmu. You know what? Al Quran. (Lihat As Syuraa’ ayat 52)
Kedua, kok Amerika Serikat keren banget ya? Jangan salah, mereka habiskan 300 tahun supaya bisa sehebat itu. Kok Eropa bisa semegah itu ya? Wajar, mereka habiskan 500 tahun sampai menjadi negeri penguasa.
Tetapi… Ada, dalam sejarah manusia, peradaban yang muncul tiba-tiba, dan 30 tahun saja bisa langsung menjadi penguasa 1/3 dunia. You know who? Ya. Peradaban Islam.
Kamu tahu rahasianya apa? Al Quran.
“Sesungguhnya Allah mengagungkan sebuah kaum dengan Al Qur’an, dan menghinakan sebagian kaum karena Al Qur’an”, sabda Rasulullah sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim. Maksudnya, siapapun bangsa berpegang pada Al Quran, pasti berjaya. Dan siapa yang meninggalkan Al Quran, pasti terhina.
Ketiga, izinkan saya bertanya, apakah kamu paham tulisan orang Indonesia 200 tahun sebelum 2018? Tentu susah, sebab banyak sekali perubahan yang terjadi. Kemarin saya tanya orang Rusia, apakah ada tulisan orang Rusia 100 tahun lalu yang ia pahami? Dia menjawab, “tidak, selalu ada perkembangan kosakata dan perubahan berkali-kali.” Lalu, bagaimana kamu bisa tidak takjub dengan Al Quran, bertahan dengan keasliannya selama 1439 tahun lamanya! Ini sangat menunjukkan ada “invisible hand” kekuatan Mahadahsyat yang menjamin keaslian Al Quran sampai kelak mentari terbit dari barat.
Dan ternyata, ketiika kamu memahami kehebatannya, kamu akan benar-benar bangga bisa memiliki dan memeluknya erat. Ya, kamu dapat kesempatan emas untuk menjadi sesuatu yang spesial, dan istimewa.
***
Sama-sama membaca Al Quran, namun tentu akan berbeda antara kita yang masih awam, dan mereka yang telah memahami makna dan tafsirnya.
Mereka yang memahami Al Quran, memaknainya sebagai hadiah terindah dari Dzat yang Mahapenyayang, bukan sekadar lembar tebal yang bertulis aksara arab.
Apa yang membedakan kita dan mereka? Cara pandang. Bagaimana membeningkan cara pandang kita dalam memaknai itu semua? Jawabnya; ilmu pengetahuan dan perenungan.
***
Kota Ketiga; 5 Model Manusia Muslim Membersamai Al Quran
“Ada 5 tingkatan seseorang ketika ia berinteraksi dengan Al-Qur'an”, nasihat seorang Guru.
Pertama, Talaffudz, sekadar membaca tanpa mesti mengetahui arti ayat. Ini dia yang menjadikan Al-Quran istimewa. Ia, dibaca dengan lisan mendatangkan pahala, paham atau tak paham. Suatu zaman Imam Ahmad bermimpi bertemu Allah kemudian menanyakan, “Apa amalan terbaik yang bisa mendekatkan hamba pada-Mu?” “Membaca Al-Qur'an, faham ataupun tidak”, itu jawab-Nya. Terukir indah di buku Siyar A'lam An-Nubala’.
Kedua, Tafahum, ketika kita memahami apa yang diutarakan mutiara keajaiban Al-Quran. Memahaminya butuh perangkat, mulai dari mengilmui bahasa Arab, Ilmu Tafsirnya, Nasikh Mansukh, hingga ke akarnya.
Ketiga, Tadabbur, ketika apa yang kita baca begitu meresap dalam jiwa. Dibaca ayat surga begitu rindu menujunya, dibaca ayat siksa begitu gemetar memaknainya. Bila sampai pada tingkat ini, jiwa benar-benar mendapat gizinya, mata air segar di tengah badai pasir kehidupan.
Keempat, Tafakkur, inilah ketika kita sahabati Al-Quran, kemudian melahirkan ilmu-ilmu megah nan menginspirasi. Al-Quran ini menjadi mata air ide dan ilham. Bagi para Ekonom ia dapatkan kaidah sistem ekonomi madani. Bagi Saintis akan menemukan kaidah permulaan semesta. Tafakkur inilah yang kini memudar dari jatidiri ummat kita.
Kelima, Tanfidz. Melaksanakan. Apapun yang ada dalam Al-Quran, akan menjadi gempita indah jika tangan dan kaki kita melakukan apa yang Quran bimbingkan. Itulah tingkat para Sahabat Rasul, memastikan setiap ayat yang turun mesti mereka laksanakan tanpa basa-basi.
Dan lihat, para penghuni gurun itu akhirnya menjadi penguasa Persia dan Romawi. Memimpin dunia dengan keadilan madani, abadi sebagai kebenaran sejati.
Kota Keempat; Dan Bagaimana Ia Menyentuh Hatimu?
Pertama, Al Qira’ah Li Ajlil Ma’na, Membaca untuk mencari makna.
Ketika kamu mau membaca Al Quran, datangkan juga satu keinginan untuk memahaminya. Itulah mengapa Al Quran terjemahan sangat penting bagi kita yang belum mengerti Bahasa Arab. Memang benar, membacanya tanpa tahu maknanya tetap saja berpahala. Namun, bukankah Al Quran dihadiahkan kepadamu untuk kamu pahami maknanya? Maka, sediakan alat tulis; notebook dan pena, untuk mencatat inspirasi yang kamu dapatkan setelah membaca Al Quran. Dijamin pasti menyenangkan.
Unik memang, kamu membaca satu ayat yang sama, namun inspirasinya bisa berkembang dan terus ada, tak pernah habis. Ayatnya ya tidak berubah, dari dulu sampai sekarang tetap sama, namun ide-ide yang muncul darinya tidak pernah surut. Selalu saja segar.
Padahal ia sudah dikaji miliaran manusia sejak 1400 tahun lalu.
Kedua, An taj’al a’dzam waqtak lil Quran. Berikan waktumu yang terbaik untuk Al Quran, Jangan berikan padanya waktu ecek-ecekmu. Al Quran hanya akan memberikan rahasianya pada mereka yang mengagungkannya.
"Bagaimana mungkin kamu memberi waktu sisa pada Al Quran, padahal Allah bilang tentang Al Quran; Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik yaitu Al Qur'an yang serupa -mutu ayat-ayatnya- lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya”, nasihat Syaikh Ahmad Al Mashry.
Ketiga, At Ta’addub bil Qur’an. Menjaga Adab pada Al Quran. Ini akan sangat nyambung dengan hatimu. Ketika kamu mencintai seseorang, kamu pasti akan menyayanginya dengan tulus. Ketika seseorang suatu hari menyelamatkan nyawa kamu dalam suatu kecelakaan, kamu pasti akan sangat menaruh hormat padanya.
Tentu akan lebih agung caramu mencintai Al Quran, ketika kamu tahu, dia akan datang sebagai sahabatmu di kala mentari sedekat hasta, tak ada pelindung, hanya ada padang luas berisi manusia-manusia yang setiapnya berpikir tentang dirinya sendiri. Ya, mahsyar manusia.
Maka, jagalah adabmu pada ‘penyelamat’ mu di hari tersulit itu. Buat ia bahagia, maka ia akan membahagiakanmu di hari penghakiman kelak.
Dan Kita Sampai di Ujung Dermaga
“Kamu tahu apa yang membuat generasi sahabat Rasulullah menjadi satu-satunya generasi terunik sepanjang peradaban manusia?”, tanya seorang Guru suatu hari.
“Yang saya tahu”, selidik salah satu kawan, “mereka langsung melaksanakan apa kata Al Quran tanpa banyak basa-basi”.
“Baik, itu salah satu jawabannya. Sekarang, apakah kau yakin generasi seperti itu akan terulang di masa depan?”, tanya beliau.
“Saya… saya, ah, nampaknya tidak yakin”, jawabku sembari bingung sendiri.
“Jawaban itu pesimis. Al Quran itu datang dan dicipta untuk umat manusia, dari zaman dulu hingga masa depan tanpa terkecuali. Jika kamu tidak yakin generasi semodel sahabat tidak akan terulang, berarti kamu nampak ragu pada keagungan Al Quran.”
Kami diam, termenung. Lalu tersadar; kami punya kesempatan untuk jadi generasi terbaik. Kami punya.
Wallahu alam.
2K notes
·
View notes
Text
Teringat salah satu postingan kak @gsatriaandika yang mengatakan:
“Karena Al-Qur'an seperti halnya sahabat....ia baru akan menyampaikan rahasianya, jika ia dekat di hati” :)
Allahummarzuqna istiqomah fi tilawatil wa hifzhil qur'an💚
Ketika Al Quran Menyentuh Hatimu
@edgarhamas
(disampaikan dalam Kajian Online One Day One Lembar -ODOL- yang dirintis oleh Alumni Alfa Centauri, Sabtu 17 Februari 2018)
Mendiskusikan tentang Al Quran itu, mudah. Namun mengubah sudut pandang kita lebih jernih terhadap Al Quran, itu adalah sebuah pekerjaan yang besar. Sama-sama Al Quran, namun cara pandang pembacanya lah yang menentukan apakah ia dihargai, atau dijadikan properti penghias rumah saja.
Itulah yang saya katakan kepada Mas Farras ketika diminta mengisi Kajian Online ini. Jujur, saya bukan orang yang bisa menjelaskan keutamaan-keutamaan para pembaca Al Quran dengan sederet dalil naqli dan hadits shahih. Sebab sudah banyak buku yang membahasnya.
Saya ingin menjernikan sudut pandang kita, melemaskan sedikit sendi-sendi cara berpikir kita untuk melihat lebih nyata; Al Quran itu bukan sekadar bait-bait tulisan arab yang diterjemahkan. Ia, ada semesta di dalamnya. Ada peradaban di dalamnya. Ada manusia, bumi, dan waktu di dalamnya.
Kota Pertama; Ternyata Inilah Resep Rahasia Kita
Setiap orang, negeri, dan peradaban yang besar, selalu punya resep rahasia yang membuatnya agung. Bukan sekedar keberuntungan semata, bukan juga karena mereka tertakdirkan sejak awal untuk menjadi besar. Semua kehebatan mereka, selalu ada resep khususnya.
Peradaban Barat, baru terbit sekitar 500-an tahun yang lalu. Belum lama. Mereka menjadi semaju yang kita lihat karena etos kerja mereka dan kreativitas yang tinggi. Banyak penemuan-penemuan dihasilkan, karena mereka punya semangat ingin lahir kembali sebagai peradaban unggul sebagaimana nenek moyangnya, Romawi berkiprah dalam sejarah manusia. Itulah resep rahasia mereka.
Jepang, umur kejayaannya tidak jauh berbeda dari Barat, 500-an tahun, dengan resep rahasia berupa kedisiplinan tingkat tinggi dan kecepatan mereka, selalu membuat orang-orang terpana. Ketika tahun 1900-an, Amerika membuat kapal selam dalam waktu 24 bulan, Jepang bisa membuat yang lebih bagus dalam waktu 8 bulan. Hingga kini bahkan, isunya, Jepang sudah membuat teknologi yang siap diluncurkan tahun 2025. Cepat dan cekatan.
Dan pada mereka semua, kita silau terpana. Seakan-akan merekalah peradaban termaju sepanjang sejarah. Efeknya kemudian; kita menirunya mati-matian, mengagungkannya bahkan kadang dengan berlebihan.
Padahal, mereka ini iri dengan kita, mereka juga mengambil dari kita. kejayaan mereka hari ini, mereka mengambilnya dari resep rahasia kita, tak semuanya, namun tiba-tiba, mereka tampil jadi raja.
Resep Rahasia itu adalah Al Quran,
yang sejak dulu Allah sudah mewanti-wanti kita untuk waspada, “Dan orang-orang yang kafir berkata: “Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Qur'an ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan (mereka).” (QS Fushhilat 26)
Nyata. Mereka ingin kita tak memahami resep rahasia kita sendiri. Kenapa? Mereka ingin kita tetap tunduk malu, padahal kita umat agung. Mereka ingin kita terbaring lemas, padahal kita adalah kesatria.
Dan karena merea trauma; ketika resep rahasia ini kita pahami, kita memimpin dunia 1200 tahun lamanya, menguasai 2/3 dunia dengan keadilan, memimpin bangsa-bangsa di seluruh dunia. MasyaAllah
Adakah kau lupa
Kita pernah berjaya
Adakah kau lupa
Kita pernah berkuasa
Memayungi dua pertiga dunia
Merentas benua melayar samudera
Keimanan juga ketaqwaan
Rahasia mereka capai kejayaan
Kota Kedua; Selama Ini Kita Salah Menakar Kehebatannya
Ada 3 hal yang membuat kita membeningkan sudut pandang kita terhadap Al Quran.
Pertama, jika alam semesta ini adalah stage pertunjukan, tentu ia membutuhkan naskah skenario terbaik bagi siapapun yang ingin jadi pemeran utama. Kebanyakan pemeran tidak menemukan skenario itu, akhirnya mereka mencoba membuat sendiri, dan hasilnya; gagal. Ternyata, naskah pemeran utama itu ada di tanganmu. You know what? Al Quran. (Lihat As Syuraa’ ayat 52)
Kedua, kok Amerika Serikat keren banget ya? Jangan salah, mereka habiskan 300 tahun supaya bisa sehebat itu. Kok Eropa bisa semegah itu ya? Wajar, mereka habiskan 500 tahun sampai menjadi negeri penguasa.
Tetapi… Ada, dalam sejarah manusia, peradaban yang muncul tiba-tiba, dan 30 tahun saja bisa langsung menjadi penguasa 1/3 dunia. You know who? Ya. Peradaban Islam.
Kamu tahu rahasianya apa? Al Quran.
“Sesungguhnya Allah mengagungkan sebuah kaum dengan Al Qur’an, dan menghinakan sebagian kaum karena Al Qur’an”, sabda Rasulullah sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim. Maksudnya, siapapun bangsa berpegang pada Al Quran, pasti berjaya. Dan siapa yang meninggalkan Al Quran, pasti terhina.
Ketiga, izinkan saya bertanya, apakah kamu paham tulisan orang Indonesia 200 tahun sebelum 2018? Tentu susah, sebab banyak sekali perubahan yang terjadi. Kemarin saya tanya orang Rusia, apakah ada tulisan orang Rusia 100 tahun lalu yang ia pahami? Dia menjawab, “tidak, selalu ada perkembangan kosakata dan perubahan berkali-kali.” Lalu, bagaimana kamu bisa tidak takjub dengan Al Quran, bertahan dengan keasliannya selama 1439 tahun lamanya! Ini sangat menunjukkan ada “invisible hand” kekuatan Mahadahsyat yang menjamin keaslian Al Quran sampai kelak mentari terbit dari barat.
Dan ternyata, ketiika kamu memahami kehebatannya, kamu akan benar-benar bangga bisa memiliki dan memeluknya erat. Ya, kamu dapat kesempatan emas untuk menjadi sesuatu yang spesial, dan istimewa.
***
Sama-sama membaca Al Quran, namun tentu akan berbeda antara kita yang masih awam, dan mereka yang telah memahami makna dan tafsirnya.
Mereka yang memahami Al Quran, memaknainya sebagai hadiah terindah dari Dzat yang Mahapenyayang, bukan sekadar lembar tebal yang bertulis aksara arab.
Apa yang membedakan kita dan mereka? Cara pandang. Bagaimana membeningkan cara pandang kita dalam memaknai itu semua? Jawabnya; ilmu pengetahuan dan perenungan.
***
Kota Ketiga; 5 Model Manusia Muslim Membersamai Al Quran
“Ada 5 tingkatan seseorang ketika ia berinteraksi dengan Al-Qur'an”, nasihat seorang Guru.
Pertama, Talaffudz, sekadar membaca tanpa mesti mengetahui arti ayat. Ini dia yang menjadikan Al-Quran istimewa. Ia, dibaca dengan lisan mendatangkan pahala, paham atau tak paham. Suatu zaman Imam Ahmad bermimpi bertemu Allah kemudian menanyakan, “Apa amalan terbaik yang bisa mendekatkan hamba pada-Mu?” “Membaca Al-Qur'an, faham ataupun tidak”, itu jawab-Nya. Terukir indah di buku Siyar A'lam An-Nubala’.
Kedua, Tafahum, ketika kita memahami apa yang diutarakan mutiara keajaiban Al-Quran. Memahaminya butuh perangkat, mulai dari mengilmui bahasa Arab, Ilmu Tafsirnya, Nasikh Mansukh, hingga ke akarnya.
Ketiga, Tadabbur, ketika apa yang kita baca begitu meresap dalam jiwa. Dibaca ayat surga begitu rindu menujunya, dibaca ayat siksa begitu gemetar memaknainya. Bila sampai pada tingkat ini, jiwa benar-benar mendapat gizinya, mata air segar di tengah badai pasir kehidupan.
Keempat, Tafakkur, inilah ketika kita sahabati Al-Quran, kemudian melahirkan ilmu-ilmu megah nan menginspirasi. Al-Quran ini menjadi mata air ide dan ilham. Bagi para Ekonom ia dapatkan kaidah sistem ekonomi madani. Bagi Saintis akan menemukan kaidah permulaan semesta. Tafakkur inilah yang kini memudar dari jatidiri ummat kita.
Kelima, Tanfidz. Melaksanakan. Apapun yang ada dalam Al-Quran, akan menjadi gempita indah jika tangan dan kaki kita melakukan apa yang Quran bimbingkan. Itulah tingkat para Sahabat Rasul, memastikan setiap ayat yang turun mesti mereka laksanakan tanpa basa-basi.
Dan lihat, para penghuni gurun itu akhirnya menjadi penguasa Persia dan Romawi. Memimpin dunia dengan keadilan madani, abadi sebagai kebenaran sejati.
Kota Keempat; Dan Bagaimana Ia Menyentuh Hatimu?
Pertama, Al Qira’ah Li Ajlil Ma’na, Membaca untuk mencari makna.
Ketika kamu mau membaca Al Quran, datangkan juga satu keinginan untuk memahaminya. Itulah mengapa Al Quran terjemahan sangat penting bagi kita yang belum mengerti Bahasa Arab. Memang benar, membacanya tanpa tahu maknanya tetap saja berpahala. Namun, bukankah Al Quran dihadiahkan kepadamu untuk kamu pahami maknanya? Maka, sediakan alat tulis; notebook dan pena, untuk mencatat inspirasi yang kamu dapatkan setelah membaca Al Quran. Dijamin pasti menyenangkan.
Unik memang, kamu membaca satu ayat yang sama, namun inspirasinya bisa berkembang dan terus ada, tak pernah habis. Ayatnya ya tidak berubah, dari dulu sampai sekarang tetap sama, namun ide-ide yang muncul darinya tidak pernah surut. Selalu saja segar.
Padahal ia sudah dikaji miliaran manusia sejak 1400 tahun lalu.
Kedua, An taj’al a’dzam waqtak lil Quran. Berikan waktumu yang terbaik untuk Al Quran, Jangan berikan padanya waktu ecek-ecekmu. Al Quran hanya akan memberikan rahasianya pada mereka yang mengagungkannya.
"Bagaimana mungkin kamu memberi waktu sisa pada Al Quran, padahal Allah bilang tentang Al Quran; Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik yaitu Al Qur'an yang serupa -mutu ayat-ayatnya- lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya”, nasihat Syaikh Ahmad Al Mashry.
Ketiga, At Ta’addub bil Qur’an. Menjaga Adab pada Al Quran. Ini akan sangat nyambung dengan hatimu. Ketika kamu mencintai seseorang, kamu pasti akan menyayanginya dengan tulus. Ketika seseorang suatu hari menyelamatkan nyawa kamu dalam suatu kecelakaan, kamu pasti akan sangat menaruh hormat padanya.
Tentu akan lebih agung caramu mencintai Al Quran, ketika kamu tahu, dia akan datang sebagai sahabatmu di kala mentari sedekat hasta, tak ada pelindung, hanya ada padang luas berisi manusia-manusia yang setiapnya berpikir tentang dirinya sendiri. Ya, mahsyar manusia.
Maka, jagalah adabmu pada ‘penyelamat’ mu di hari tersulit itu. Buat ia bahagia, maka ia akan membahagiakanmu di hari penghakiman kelak.
Dan Kita Sampai di Ujung Dermaga
“Kamu tahu apa yang membuat generasi sahabat Rasulullah menjadi satu-satunya generasi terunik sepanjang peradaban manusia?”, tanya seorang Guru suatu hari.
“Yang saya tahu”, selidik salah satu kawan, “mereka langsung melaksanakan apa kata Al Quran tanpa banyak basa-basi”.
“Baik, itu salah satu jawabannya. Sekarang, apakah kau yakin generasi seperti itu akan terulang di masa depan?”, tanya beliau.
“Saya… saya, ah, nampaknya tidak yakin”, jawabku sembari bingung sendiri.
“Jawaban itu pesimis. Al Quran itu datang dan dicipta untuk umat manusia, dari zaman dulu hingga masa depan tanpa terkecuali. Jika kamu tidak yakin generasi semodel sahabat tidak akan terulang, berarti kamu nampak ragu pada keagungan Al Quran.”
Kami diam, termenung. Lalu tersadar; kami punya kesempatan untuk jadi generasi terbaik. Kami punya.
Wallahu alam.
2K notes
·
View notes
Text
“Dalil”
Dalil yang sama, bisa diinterpretasikan berbeda, akhirnya kesimpulan hukum yang diambil pun berbeda.
Sebagai contoh, madzhab Imam Asy-Syafi'i rahimahullah menyatakan tempat shalat ‘ied yang utama adalah di masjid, bukan di lapangan.
Madzhab ini bukan tak tahu riwayat bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu shalat ‘ied di lapangan, kecuali saat hujan lebat. Mereka juga bukan tak tahu, Nabi memerintahkan laki-laki dan perempuan, tua dan muda, untuk berangkat ke lapangan.
Namun, mereka menginterpretasikan riwayat tersebut secara berbeda. Mereka melandasi pendapatnya dengan prinsip awal, bahwa masjid secara umum lebih utama untuk dijadikan tempat shalat, dibandingkan tempat lainnya, termasuk lapangan.
Kemudian, mereka menginterpretasikan bahwa pelaksanaan shalat 'ied di lapangan adalah karena masjid tak cukup untuk menampung jamaah shalat 'ied. Hal ini karena, saat itu penduduk kota dan masyarakat badui sekitar Madinah, laki-laki dan perempuan, semuanya diperintahkan untuk shalat 'ied bersama Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam, hingga jumlahnya membludak, Masjid Nabawi tak cukup menampung mereka.
Ini didukung dengan kenyataan bahwa saat hujan deras, pelaksanaan shalat 'ied dipindah ke masjid. Menurut mereka, alasan terkuatnya bukanlah sekedar karena hujan lalu pelaksanaan shalat 'ied dipindah ke masjid. Namun, lebih karena saat hujan, penduduk luar kota tak bisa ikut shalat 'ied, hingga jumlah yang shalat 'ied bersama Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallan berkurang dan cukup ditampung di Masjid Nabawi. Karena itu, pelaksanaan shalat 'ied dikembalikan ke tempat utama, yaitu masjid.
Contoh lain misalnya, adalah tentang hukum shalat berjamaah bagi laki-laki. Madzhab Imam Asy-Syafi'i melandasi pendapatnya bahwa shalat lima waktu berjamaah tidak fardhu 'ain adalah dengan hadits shahih tentang keutamaan shalat jamaah atas shalat sendiri, 27 atau 25 derajat. Pengutamaan ini menunjukkan bahwa yang 'tidak utama’ pun, tetap dapat nilai positif, walaupun lebih kecil. Artinya, shalat sendirian boleh, namun kalah utama dibanding shalat berjamaah.
Kemudian, hadits tentang ancaman Nabi akan membakar rumah orang-orang yang tidak shalat berjamaah, menurut madzhab Asy-Syafi'i, ancaman itu ditujukan khusus untuk orang-orang munafik (i'tiqadi) yang memang terbiasa mangkir dari shalat jamaah. Artinya, ancaman itu lebih karena kemunafikan mereka, bukan sekadar karena tidak mengerjakan shalat jamaah.
*Ust. Muhammad Abduh
—–
CATATAN: Tentu argumentasi madzhab Asy-Syafi'i ini akan dibantah oleh yang berpendapat lain. Perbedaan akan selalu ada, namun cukup disikapi bagi seorang muqallid untuk ikut ijtihad yang mana tanpa harus membantah ijtihad seorang Ulama, karena ini bukan ranahnya.
Dan saya sendiri lebih mengikuti pendapat ulama lain, seperti Ibnu Mas'ud, Abu Musa Al-Asy'arly, Atha bin Abi Rabbah, Ibnu Khuzaimah, sebagian Ulama Hanafiah, dan Madzhab Hambali, bahwa shalat berjamaah bagi laki-laki adalah fardhu 'ain dan dibolehkan shalat dirumah JIKA benar-benar ada udzur.
Apa yang saya tuliskan ini sekedar ingin menunjukkan, bahwa dalil yang sama, bisa diinterpretasikan berbeda oleh fuqaha.
Maka, berhentilah tergesa-gesa menuduh orang yang pendapatnya berbeda dengan yang kita ikuti, telah menyelisihi dalil, tidak syar'i, tidak mengikuti sunnah, manhajnya bermasalah dan tuduhan-tuduhan berat lainnya.
Wallahu a'lam bish shawab.
166 notes
·
View notes
Text
Sederhana tapi bermakna.
Less For More Part 2
Postingan ini adalah lanjutan dari postingan dengan judul yang sama Less For More yang saya tulis dibulan Juli 2017 tahun lalu.
Tidak terasa sudah 7 bulan berjalan dalam hidup saya untuk memilih hidup secara minimalis, dimana hidup dengan menggunakan barang yang sedikit namun bisa membawa berkah dan ketenangan.
Awalnya dulu, saat saya merasa hidup saya terlalu membosankan, kamar saya terlihat sangat berantakan dengan barang - barang yang saya beli, yang sebenarnya tidak benar-benar saya butuhkan.
Diwaktu yang sama, saya menemukan postingan diblog seseorang seseorang tentang bagaimana dirinya menjadi seseorang yang memilih gaya hidup yang sederhana (namun sayangnya, blog nya kini tidak bisa saya buka). Lalu tidak lama dari postingan itu, saya juga membaca postingan teman dengan tema yang sama.
Menengok kedalam diri dan kehidupan saya, tentang tabungan yang tidak saya miliki meski sudah lama bekerja, dan begitu banyaknya barang yang saya miliki namun tidak terpakai membawa saya menuju kehidupan yang lebih baik sampai hari ini, alhamdulillah.
Di akhir tahun lalu saat saya pulang ke rumah, saya pun mulai membereskan sedikit demi sedikit barang saya. Kebanyakan dari mereka, karena masih baru dan tidak saya pakai. Saya putuskan untuk memberikan semuanya pada saudara-saudara dikampung dan membuang barang yang sudah tidak layak pakai.
Hasil nya, saya pun tidak memiliki apapun dirumah kecuali buku-buku yang mungkin juga akan saya bereskan kapan-kapan. Saya sekarang merasa sangat risih jika melihat ruangan kerja, kamar atau rumah yang begitu berantakan karena banyaknya barang.
Alhamdulillah, semenjak hal ini saya terapkan, saya jadi terbiasa dan biasa saja saat melihat sesuatu yang dijual di toko didalam mall.
Entah itu pakaian atau sesuatu yang dulu selalu saya beli seperti makeup, tas, dan perintilan yang terlihat lucu dimata perempuan. Alhasil, saya bisa menabung sedikit demi sedikit. Hehe
Kenapa saya menulis ini lagi.
Karena beberapa waktu lalu, saya menemukan postingan tentang finansial seseorang yang habis hanya karena ingin memuaskan hasrat nafsu yang tidak ada habisnya. Karena sekali kita mengiyakan, pasti kita merasa selalu tidak cukup.
Postingan itu saya lihat di instagram @Jouska_id, tentang seorang lelaki yang menghabiskan uang 4jutaan perbulan hanya untuk kopi. Itu baru kopi, belum kebutuhan lainnya.
Enak sih kalau cuma bilang “gaji segitu kalau gw mah bisa nabung banyak….”
Padahal, yakin gak tuh kalau kita punya gaji besar bisa nabung.
Saya aja susah nabung.
Karena memang benar sih, gaji lebih tinggi, pengeluaran juga makin banyak.
Saya bukan mau menghitung uang atau kekayaan. Tapi hal ini bisa untuk cerminan diri dan pelajaran.
Kalau sudah sadar bahwa hidup kita boros, ujung nya bisa bikin mental kita terganggu, bisa setres karena merasa lelah sudah cari uang, malah habis hanya untuk lifestyle aja.
Makanya ada quote “hidup itu gak mahal, gaya hidup iya” hehehe
Hal lainnya yang saya temukan di tahun ini adalah. Saat saya berdiskusi dengan teman chat yang sama-sama seorang milenial, saat kita sadar gaya hidup ala selebgram atau hanya memikirkan konten itu lelah. Cape, ingin terlihat wah atau gimana gitu..
Trus dia merekomendasikan sebuah buku tentang hidup sederhana namun memberi makna. Sayangnya, saya tidak bisa menemukan buku itu di toko buku, atau mungkin mata saya kurang tajam saat mencari judulnya.
Akhirnya saya dipertemukan dengan buku ini,
“The Year Of Less”
Ditulis oleh Cait Flanders
Didalam nya terdapat kisah hidup nya tentang bagaimana dia menyesal saat menjadi perempuan boros, membeli banyak barang yang hanya memiliki 2 fungsi
Pertama, barang yang benar akan dia gunakan.
Kedua, barang yang dia kira akan dia gunakan suatu hari nanti.
Seperti buku yang akan membuat nya menjadi orang pintar dan harus ia beli meski entah kapan akan dibaca, pakaian yang dia pikir jika dia pakai akan terlihat seperti perempuan hebat, etc.
Namun dia sadar, kebiasaan buruk itu harus cepat dia akhiri suatu saat nanti. Namun suatu saat nanti tidak pernah datang, harusnya hari ini.
Di akhir buku ini, dia juga menulis tentang bagaimana cara agar mampu untuk menerapkan itu didalam kehidupan kita.
Dari mulai meyakinkan diri, memberi tahu orang lain bahwa kita tidak tertarik pada hal baru yang ditawarkan dunia pertokoan apalagi diskon.
Membeli barang murah yang bermanfaat, atau membeli barang mahal namun benar-benar kita butuhkan untuk jangka waktu panjang, belajar hidup tanpa mereka (bisa dipraktekan dalam waktu satu minggu, satu bulan bahkan satu tahun)
Dan juga bersyukur dengan segala hal yang sudah kita miliki. Bersyukur dengan keluarga yang kita miliki, sebuah hubungan baik dengan pasangan atau teman, dan kehidupan yang membawa kita pada banyak pengalaman hingga kita merasa sudah memiliki banyak hal yang tidak melulu menghabiskan uang untuk membeli segala macam barang dan hal. Dan ceritakan apa yang sudah kita miliki pada diri kita sendiri.
Untuk lainnya, buku ini bisa kalian baca ya.. Hehe
Dan minggu lalu, saya dipertemukan dengan sebuah film dokumenter berjudul “MINIMALSM”
Yang diawali dengan cerita tentang 2 lelaki yang merasa hidupnya pernah begitu kosong, lalu memutuskan untuk mengisi kekosongan nya dengan membeli banyak barang. Tapi akhirnya mereka sadar, bahwa kebahagiaan tidak terletak disana. Mungkin awalnya karena salah satu dari mereka terlahir dari keluarga kelas menengah kebawah, hingga akhirnya saat dewasa dan mampu menghasilkan uang sendiri, dia membalas dendam dan menunjukan pada dunia bahwa dirinya mampu. Ya dengan cara boros :)
Rekomendasi banget sih, kalau kalian ingin mencoba kehidupan yang simple bisa nonton film nya.
Terakhir, harusnya ini menjadi pertimbangan saya yang pertama kali saat saya memutuskan untuk Having Less for More
Yaitu, mencontoh Rasulullah dengan hidupnya yang sederhana. Pakaian, tempat tinggal,banyak bersedekah. Dan hidup bisa lebih bermakna.
Dan jangan lupa untuk selalu rendah hati dengan segala hal yang telah kita capai.
Singapore, 17 Februari 2018
261 notes
·
View notes
Text
"Sesungguhnya dunia itu hijau dan manis, dan sesungguhnya Allah 'azza wajalla menjadikan kalian sebagai khalifah di dalamnya, agar Dia bisa melihat apa yang kalian lakukan, maka takutlah kalian akan fitnah dunia dan fitnah wanita, karena fitnah pertama kali yang menimpa bani Israil adalah fitnah wanita."
[HR. Ahmad - 10743]
Sang mutiara
Seseorang pernah berkata kepada saya “Banyak hal yang menjadikan wanita mulia, namun banyak pula celah baginya untuk melakukan keburukan”,
Apa saja yang menjadikan seorang perempuan mulia?
Salah satunya adalah adanya perintah untuk menutup aurat.
Sebegitu mulianya seorang wanita, maka الله تعلي menjaga kita melalui perintah menutup aurat. [Lihat QS. Al-Ahzaab: 59]
Maka, wahai muslimah, jika kita merasa masih kepanasan ataupun kegerahan saat menutup aurat, ingatlah, bahwa api neraka itu lebih sangat panasnya [Lihat QS. At-Taubah: 81].
Jika kita merasa belum pantas untuk menutup aurat karena diri belum baik, ingatlah bahwa menutup aurat itu saat sudah baligh bukan saat sudah baik.
Jika kita menunggu sampai diri kita menjadi baik, mau sampai kapan? Bukankah ajal akan datang kapan saja, dimana saja dan dalam keadaan apa saja?
Jadi bagaimana? Memulai menutup aurat dari sekarang atau menunggu kain kafan yang akan menutupi aurat kita secara sempurna?
“Tersebab banyaknya fitnah wanita, maka jaga dirilah. Karena dirimu begitu berharga bak mutiara, dan dirimu begitu mulia, wanita.” tambahku.
Wallahu waliyyut taufiq.
Sincerely, Fitrah.
9 notes
·
View notes
Text
Sang mutiara
Seseorang pernah berkata kepada saya “Banyak hal yang menjadikan wanita mulia, namun banyak pula celah baginya untuk melakukan keburukan”,
Apa saja yang menjadikan seorang perempuan mulia?
Salah satunya adalah adanya perintah untuk menutup aurat.
Sebegitu mulianya seorang wanita, maka الله تعلي menjaga kita melalui perintah menutup aurat. [Lihat QS. Al-Ahzaab: 59]
Maka, wahai muslimah, jika kita merasa masih kepanasan ataupun kegerahan saat menutup aurat, ingatlah, bahwa api neraka itu lebih sangat panasnya [Lihat QS. At-Taubah: 81].
Jika kita merasa belum pantas untuk menutup aurat karena diri belum baik, ingatlah bahwa menutup aurat itu saat sudah baligh bukan saat sudah baik.
Jika kita menunggu sampai diri kita menjadi baik, mau sampai kapan? Bukankah ajal akan datang kapan saja, dimana saja dan dalam keadaan apa saja?
Jadi bagaimana? Memulai menutup aurat dari sekarang atau menunggu kain kafan yang akan menutupi aurat kita secara sempurna?
“Tersebab banyaknya fitnah wanita, maka jaga dirilah. Karena dirimu begitu berharga bak mutiara, dan dirimu begitu mulia, wanita.” tambahku.
Wallahu waliyyut taufiq.
Sincerely, Fitrah.
9 notes
·
View notes
Text
Kandungan Al-Qur`an
قال العلامة ابن القيم - رحمه الله تعالى
فإن القرآن إما خبر عن الله وأسمائه وصفاته وأفعاله وأقواله، فهو التوحيد العلمي الخبري.
وإما دعوة إلى عبادته وحده لا شريك له وخلع ما يعبد من دونه، فهو التوحيد الإرادي الطلبي.
وإما أمر ونهي، وإلزام بطاعته وأمره ونهيه، فهو حقوق التوحيد ومكملاته.
وإما خبر عن إكرام أهل التوحيد وما فعل بهم في الدنيا وما يكرمهم به في الآخرة، فهو. جزاء توحيده.
وإما خبر عن أهل الشرك وما فعل بهم في الدنيا من النكال، وما يحل بهم في العقبى من العذاب، فهو جزاء من خرج عن حكم التوحيد.
فالقرآن كله في التوحيد، وحقوقه وجزائه، وفي شأن الشرك وأهله وجزائهم".
“Berkata Allamah Ibnu Al-Qayyim rahimahullahu Ta'ala;
Kandungan al-Qur’an tidak terlepas dari;
Pertama, berita tentang Allah, nama-nama, sifat-sifat, perbuatan-perbuatan dan firman-firman-Nya, dan ini adalah tauhid al-Ilmi al-Khabari,
Atau kedua, dakwah untuk beribadah hanya kepada Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya dan mencabut semua yang disembah selain-Nya, ini adalah tauhid Iradi ath-Thalabi.
Ketiga, perintah dan larangan, mengharuskan mentaati-Nya menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya, dan ini termasuk hak-hak tauhid serta yang menyempurnakannya.
dan keempat, berita tentang ahli tauhid, apa yang Allah lakukan kepada mereka di dunia, dan apa yang Allah berikan kepada mereka di akhirat sebagai penghargaan kepada mereka, ini adalah balasan tauhid.
atau berita tentang ahli syirik, balasan yang Dia timpakan kepada mereka di dunia dan azab yang Dia berikan kepada mereka di akhirat, ini adalah balasan orang-orang yang keluar dari hukum tauhid.
Jadi al-Qur’an seluruhnya tentang tauhid, hak-hak dan balasannya, tentang syirik, penganutnya dan balasannya.”
🌐 KHOIRU UMMAH
27 notes
·
View notes
Text
Beberapa Petuah Indah Agar Akhlak Menjadi Karimah
Pertama Bersabda Rasulullah, dan beliau adalah manusia yang diutus oleh Allah تَبَارَكَ وَتَعَالَى untuk menyempurnakan akhlak mulia, sekaligus paling indah akhlaknya dan paling mudah dipahami ucapannya, semoga sholawat dan salam tercurahkan untuk beliau:
وَالْيَأتِ إِلَى النَّاسِ الَّذِيْ يُحِبُّ أَنْ يُؤتَى إِلَيه
“Dan hendaklah engkau bergaul baik dengan manusia sebagaimana engkaupun ingin diperlaukan dengan baik oleh mereka”
__
HR Muslim
Ini merupakan salah satu asas penting dalam membentuk akhlakul karimah. Jika kita suka diperlakukan dengan baik oleh manusia maka mulailah dengan memperlakukan manusia dengan baik. Jika kita tidak suka diperlakukan dengan buruk maka janganlah bersikap buruk terhadap manusia. Jika kita tidak suka disakiti dengan lisan atau tangan manusia maka tahanlah tangan dan lisan kita dari menyakiti mereka…
Kedua Berkata seorang penyair:
إِنْ كَانَ بَيْتُكَ مِنَ الزُّجَاجَةِ
فَلاَ تَرْمِ بُيُتَ النَّاسِ بِالحِجَارَةِ
Bila rumahmu terbuat dari kaca,
Maka jangan lempar rumah orang lain dengan batu.
Jika kita tahu bahwa ketajaman lisan itu menyakitkan perasaan orang, maka janganlah tajamkan lisan kepada orang lain yang boleh berakibat kitapun akan tersakiti bila orang lain menajamkan lisannya kepada kita…
Ketiga Ada sebuah peribahasa Arab:
الشَّرَفُ بِالأَدَبِ لاَ بِالنَّسَبِ
“Kemuliaan itu dengan adab (budi pekerti) bukan dengan (nasab keturunan)”
Kita mulia dengan ketakwaan kita yang tercermin dari karakter atau adab dan bukanlah kemuliaan itu semata-mata karena nasab (keturunan).
dan yang Keempat Dalam peribahasa lain:
لَيْسَ اليَتِيْمُ الَّذِي قَدْ مَاتَ وَالِدُهُ بَلِ اليَتِيْمُ يَتِيْمُ العِلْمِ وَالأَدَبِ
“Bukanlah anak yatim itu yang telah meninggal orang tuanya, tapi (sebenarnya) yatim itu adalah orang yang tidak memiliki ilmu dan adab.”
Semoga Allah memberi taufiq kepada kita untuk senantiasa menambah ilmu dan memperbaiki adab dan akhlak.
بارك الله فيكم
13 notes
·
View notes