rarooms
RaRooms
109 posts
My personal journal
Don't wanna be here? Send us removal request.
rarooms · 3 years ago
Text
Akhir-akhir ini serasa kremesan sisa sisa gorengan,
Bukan siapa siapa dan bukan apa apa 😊
Thanks sih,
Bikin muhasabah,
Jadi bisa melihat lebih luas, dan lebih menghargai orang sekitar,
" KAK, I need you"
Simple tapi jadi berasa dibutuhkan,, keberadaannya diinginkan, jadi terasa punya nilai akan hidup,
Kadang sekedar,
"hai kak, are you okay"
Ternyata punya pengaruh ssbegitunya menjalani hari
Thanks a lot....
For make me know my place
3 notes · View notes
rarooms · 4 years ago
Text
Semua takdir Allah itu baik. Yang gak baik itu asumsi dan dugaan-dugaan yang kita miliki terhadap takdirNya
©Quraners
472 notes · View notes
rarooms · 4 years ago
Text
Kemampuan yang Perlu Dimiliki Saat Menjadi Dewasa
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki saat menjadi dewasa adalah kemampuan untuk mengambil risiko. Karena kutemui, banyak sekali orang disekitarku yang tak bisa beranjak ke mana-mana dari masalahnya, dari ketakutannya, dari rintangannya. Bukan karena mereka tidak tahu caranya, tapi karena mereka tidak berani mengambil risiko jika membuat keputusan atau pilihan. Tak mau menghadapi konsekuensi atas pilihan dan keputusan yang diambil. Ketakutannya pada risiko membuatnya memilih menjalani hidup yang ada saat ini, meski kosong, meski menyesakkan. Berharap suatu saat bisa mengambil sebuah pilihan tanpa risiko, meski itu sangat mustahil di dunia ini. Setiap keputusan pasti bersama dengan risiko, sepaket. Kita tidak bisa mengambil keputusan tanpa membawa risikonya. 19 Maret 2021 | ©kurniawangunadi
647 notes · View notes
rarooms · 4 years ago
Text
Open Pre Order Buku Cerita tentang 2020 Jilid 2
(24 Desember - 07 Januari 2021)
Siapa yang menyangka bahwa di tahun 2020 ini mengalami perubahan yang tidak pernah kita sangka.
Pandemi ini banyak perubahan entah itu kegiatan sehari-hari, pola pikir, segi ekonomi dan lainnya.
Merasa takdir yang menimpa paling berat tapi bisa jadi belum ada apa-apanya dengan mereka.
Melalui kisah mereka kita bisa belajar arti dari sabar dan syukur yang sesungguhnya. Dan pastinya akan menjadi timbal balik ke depannya dalam menghadapi setiap cobaan yang berat.
Yuk buat teman-teman yang ingin tau seperti apa kisahnya bisa order melalui
WA : 085640383865 😊
Tumblr media
0 notes
rarooms · 4 years ago
Text
Abaikan Mereka, Fokus Berproses Saja
Aku pernah berada di situasi ini: beberapa orang di sekeliling tampak sedang sibuk menebang pohon, sementara aku masih asyik mengasah gergaji. 
Sebagian dari mereka bahkan sudah mulai mengolah pohon masing-masing menjadi bangunan rumah, aneka furnitur, atau sekadar kayu bakar. Mereka telah berbuat sesuatu, mencipta sesuatu, menjelajahi banyak tempat baru. Sementara aku, rasa-rasanya aku masih saja di sini dengan langkah terpaku.
Segera. Aku akan segera mengejar mereka. Batinku, yang merasa diburu waktu.
Sampai suatu hari, beberapa orang yang biasanya tak terlalu kuperhatikan lewat di hadapanku. Mereka bilang, mereka sedang menuju toko bangunan untuk membeli gergaji. “Baru terkumpul kemarin uangnya,” ujar salah seorang di antara mereka. 
Aku jadi teringat. Aku di posisi yang sama dengan mereka kira-kira seminggu yang lalu. Seminggu sebelumnya lagi, aku baru saja berhasil mengumpulkan uang untuk membeli gergaji. Kira-kira sebulan sebelumnya, aku baru saja menghasilkan uang pertamaku. Sebelumnya lagi, aku baru saja menyelesaikan kursus tentang bagaimana menghasilkan uang. Sebelumnya lagi, aku sedang … 
Ah, barangkali aku memang tak perlu mengejar siapa-siapa. 
Aku hanya perlu terus berproses, melampaui diriku yang kemarin. Aku hanya perlu fokus kepada gergaji yang sedang kuasah, sehingga setelah tajam nanti, bisa kutaklukkan pohon mana pun yang aku mau. Lalu mencipta aneka bentuk karya yang berguna, meski tak dikenal seluruh dunia. 
Barangkali aku juga harus mulai bersyukur: setidaknya, aku masih bisa mengasah gergaji dengan asyik.
……..
19 Agustus 2019
1K notes · View notes
rarooms · 4 years ago
Text
Cara balas dendam terbaik adalah dengan menjadi versi diri yang lebih baik setiap harinya.
Smg. 31102020
2 notes · View notes
rarooms · 4 years ago
Text
"Aku....."
"Sedang tidak bahagia.... "
Serangkaian kalimat yang selalu timbul saat sesak di dada mulai tak tertahankan
Saat rasa lelah sudah dirasa tak mampu ditampung lagi
Saat setiap kata yang tertahan sudah tak mampu ditahan lagi
Salahlah jika merasa tidak bahagia?
Salahkah jika terlintas pikiran itu?
Apakah rasa syukur yang kurang membuat pikiran itu timbul?
Banyak yang mengatakan
'bahagia kita yang ciptakan' tapi jika perasaan 'sedang tidak bahagia' muncul apakah artinya kita kehilangan kemampuan untuk menciptakan kebahagiaan?
Ataulah kita yang tidak mau menciptakan kebahagiaan itu?
0 notes
rarooms · 4 years ago
Text
Tumblr media
Kalau seseorang ninggalin kamu buat yang lebih cantik, buat yang lebih kaya, buat yang keliatan lebih hebat.
Bukan salah kamunya, bukan karena kamunya yang kurang menarik.
Tapi ya karena dia mau aja, yang menarik buat dia, ya yang seperti itu.
Kamu gausah capek-capek ngejar dia lagi dengan kamu berusaha menjadi sama seperti yang dia pilih.
Biarin aja, lepasin aja. Berharga tidaknya dirimu bukan karena itu.
Bagaimana dirimu, kemampuanmu, ketenangan hatimu menjalaninya, ya cuma kamu sendiri yang bisa mengukur.
Orang yang emang beneran sayang sama kamu, dia engga pernah ragu nemenin kamu berjuang.
Bertumbuh atau tidaknya, menarik atau engganya, ya dicukupin sama-sama, dilengkapin bareng-bareng.
Bukan dicari di orang lain.
—ibnufir
618 notes · View notes
rarooms · 4 years ago
Text
yes betul.
“Percaya atau tidak, yang tepat, datangnya tak pernah terlambat. Kau tunggu ataupun tidak, kau sibuk mencari ataupun memlih diam. Pertemuan dengannya itu pasti. Kau hanya perlu terus memperbaiki diri.”
— (via mbeeer)
3K notes · View notes
rarooms · 4 years ago
Text
Ketika Insecure Menyesak Dada
Edgar Hamas | @edgarhamas | t.me/tulisanedgar | edgarhamas.tumblr.com
Hari-hari ini, makin banyak di antara kita perasaan sedih dan khawatir. Tentang beban masa lalu, tentang hari ini, dan masa depan. Kemudian kita menamakannya dengan berbagai macam istilah; "quarter life crisis", atau "overthinking" dan juga "insecure."
Meski definisinya berbeda, tapi muatannya sama: sama-sama menyasar hati dan pikiran yang ujungnya tak tenang. Keadaan dunia yang serba berubah ini seperti pelari cepat, kita dibuat terseok-seok dan terlunta-lunta mengejarnya agar tak tertinggal. Benarkah begitu?
Kekhawatiran kamu sebenarnya ibarat bayangan; ia terlihat besar, padahal aslinya biasa saja.
Di saat khawatir dan sedih itu datang, biasakan untuk menetralkan diri, agar tak berlarut-larut tersandera dengan kekalutan pikiran kita sendiri.
By the way, ternyata 1400 tahun lalu Rasulullah ﷺ sudah memberikan kita tuntunan bagaimana menghadapi insecurity.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ
"Ya Allah, Aku berlindung pada-Mu dari Al Hamm dan Al Hazan" (HR Al Bukhari)
Dalam banyak terjemah, "Al Hamm" diartikan sebagai gelisah, dan "Al Hazan" diartikan dengan kesedihan. Padahal tidak sesederhana itu.
Dalam Fathul Bari dan Faidhul Qadir, makna "Al Hamm" adalah perasaan menyakitkan di hati yang terjadi karena khawatir akan masa depan. Dan "Al Hazan" adalah rasa pedih di jiwa yang bersebab pada sesuatu di masa lalu. Keduanya jadi perangkap buat hati.
Rasa insecure atas masa lalu dan masa depan, perlu kita minta pada Allah agar dihilangkan. Sebab ia bisa mengoyakkan semangat seorang hamba dalam hidupnya. Ia bisa merobohkan prioritas pikirannya, dan ia mengalihkan perhatian hamba dari pintu-pintu kebaikan. Ia hidup bukan untuk menjalani harinya, sehingga ia tak maksimal dalam setiap detik perjalanannya.
Apa solusinya kemudian? Coba kita berbaring, atau duduk, baca doa ini dan resapi baik-baik. Lalu iringkan dengan pesan Rasulullah ﷺ padamu,
مَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا...
"Siapa yang menjadikan akhirat sebagai tumpuan orientasi hidupnya, maka Allah akan jadikan keluasan pada hatinya, dan dikumpulkan buatnya kebaikan-kebaikan, dan didatangkan padanya dunia..." (HR Tirmidzi)
1K notes · View notes
rarooms · 5 years ago
Text
PROSES (?)
Setelah sekian lama tidak membuka si tumblr, lama tidak menulis, akhirnya terglitik menulis karena post mbak @jagungrebus .
Di tahun 2018, aku mentarget pada diri sendiri untuk bisa menikah di tahun 2019, sekalipun itu di 31 Desember 2019. Alhamdulillah Allah kabulkan di 3 Agustus 2019.
Tapi jangan salah harapan itu juga ada di tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2018, 2017, 2016, 2015. Deretan tahun penuh penantian dan harap plus tekanan dari banyak pihak. Sejujurnya aku bukan tipical orang yang ingin segera menikah, bukan karena takut tapi lebih merasa mampu sendiri. Awalnya pertanyaan
"Kok sendiri, mana calonnya?" "Kapan ini nyusul? Betah amat sendiri." "Kamu kebanyakan pilih-pilih sih, mau yg kayak apa sih" "Kapan nikahnya?"
pertanyaan setipe yang awalnya tidak kugubris dan hanya dijawab dengan senyum dan harapan doa dari sang penanya. Tapi percayalah, semakin lama pertanyaan macam itu diutarakan walaupun sedikit pasti akan jadi terpikirkan ditambah lagi pertanyaan itu dari inner circle kita.
'Kerja sudah, jabatan ada, mau cari apa lagi sih setelah ini?'
Akhirnya pertanyaan itu muncul juga di kepala batu ini. Serasa hidup monotone, Tau akan kemana tapi ada rasa bimbang untuk menentukan jalan mana yang sebaiknya dipilih. Saat itulah baru menyadari adanya teman hidup itu penting. Maafkan diri ini yang sombong merasa bisa apapun sendiri. Padahal tanpa Allah kita mah apaan kan ya .
Di tahun tersebut mulailah diri ini terbuka dengan laki-laki. Karena single dari lahir, sulit buatku untuk proses pengenalan. Dan akun tidak ada rencana pacaran. Bagi sebagian orang pacaran bisa jadi media untuk saling mengnal tapi buatku, pacaran termasuk wasting time dan perasaan. Alhamdulillah, Allah beri lingkungan yang baik dan dikenalkan dengan orang-orang baik.
Tapi yang perlu diingat orang baik belum tentu yang terbaik untuk kita.
Allah temukan dengan orang-orang baik melalui perantara orang-orang terdekat. Harapan demi harapan silih berganti menjadi kecewa saat semuanya tidak berjalan sesuai ekspektasi. Lelah? tentu. Tapi bukan berarti berhenti. Memang tidak mudah untuk menghilangkan perasaan kecewa. Rasa takut juga timbul seiring dengan kekecewaan yang hadir. Memang benar ya, saat kita mulai berharap dengan yang selainNya hanya kekecewaan yang di dapat. Tapi Allah tidak mungkin menghadirkan orang-orang tersebut tanpa alasan. Pasti ada pembelajaran yang bisa kita ambil dari kehadirannya. Setiap orang yang hadir dalam hidup kita pasti punya perannya masing- masing, sekalipun hanya bertemu di persimpangan dan berpisah setelahnya. Itu yang menjadi peganganku untuk tetap positif.
Tidak mudah memang tapi bukan berarti tidak mungkin. Kita butuh waras untuk bertemu orang waras. Perbanyak sabar dan solat sebagai penolong kita. 😁
Setelah itu di Januari 2019 tiba-tiba orang yang selalu bilang 'karir kamu masih bagus kedepannya ngapain sih mikir nikah' menawarkan sebuah nama, dengan penjelasan panjang lebar dan tinggi tentang orang tersebut. Hal yang di khawatirkan adalah orang itu tinggal di pulau sebrang. Yang terpikirkan apakah orang tua akan memperbolehkan, karena selama ini orang tua ingin dekat dengan anaknya. Setelah meminta izin, Acc berkenalan didapatkan. Terbanglah lelaki itu ke kotaku untuk bertemu. Hanya ngobrol 30 menit berisi konfirmasi soal diri, keluarga, visi dan misi. Dibekali solat istikhoroh di bulan Maret 2019 datanglah mengkhitbah dan di acc keluarga. Karena satu dan lain hal akhirnya pernikahan baru bisa terlaksana di Agustus 2019.
Dari dikenalkan oleh orang tak terduga, mendapat restu orang tua yang dirasa tidak mungkin, dimudahkan semua prosesnya. Sampai terpikirkan, semudah inikah prosesnya? kalau memang sudah waktunya dan
Ternyata kalau menurut Allah dia orang yang tepat, insyaAllah Allah akan mudahkan jalannya.
Singkat perkenalan memang. Apakah menikah karena cinta? Pada saat itu tentu belum. Kami bersepakat untuk membangun cinta bersama. Lalu apakah sekarang kami bahagia? Sedang menikmati proses perkenalan setelah menikah dan adaptasi bersama. Apakah dilema selesai setelah menikah? Tentu tidak.
Proses hidup masih berlanjut. Masih ada pertanyaan 'Udah isi belum? kok nunda sih. ' dsb. Hahahaha
Qadarullah masih dalam ikhtiar dan berproses. Pada saat yang menurut Allah terbaik untuk kita pasti akan Allah beri, apapun itu. Tugas kita sebagai hamba berikhtiar dan berdoa kan??
Soal anak, jodoh, sama halnya dengan maut. Kapan? Dimana? Bagaimana?Allah yang menentukan, allah yang punya kuasa. Yang bisa kita lakulan adalah berusaha dan berdoa. Dan jangan lupa untuk selalu berusaha berkhusnudzon kepada Allah, Bukankah Allah itu sesuai dengan prasangka hambanya.
Aku pun masih berusaha untuk selalu bisa berkhusnudzon kepada Allah.
Yuk mari kita berproses bersama dan saling mendoakan yang terbaik untuk semunya. Semoga Allah selalu beri yang terbaik untuk kita.
Aamiin.
.
_Pekanbaru, 13 Desember 2019 pukul 23.23_
21 notes · View notes
rarooms · 5 years ago
Text
Even in your struggle there is a beauty.
"Blessings are poured over you during testing times. But your heart and mind may be so fixated on the whirlwind that you don’t see the goodness around you. And even if your eyes see it, your preoccupied mind might not acknowledge it.
So take a deep breath, watch the sun rise over a new day, listen to the birds chirp, watch your beloved ones walk and talk around you, go to work or school and struggle through the day – because even in your struggle, there is peculiar and wondrous beauty."
Via Fajr Blog
296 notes · View notes
rarooms · 5 years ago
Text
“Jika sesuatu memang mestinya terjadi, ia akan tetap terjadi, seberapapun kita berupaya menghindari, seberapapun kita mencoba mencari jalan aman. Sebab Tuhan menghendaki kita mendapat pembelajaran akan hal itu. Jangan lari!”
Apanya yang perlu dikhawatirkan, jika kita percaya cinta-Nya tak ada batasan?
Ia selalu siap kapanpun kita tersadar dan memilih mendekat. Jangan khawatir, tangan-Nya jauh lebih luas dari sekadar semesta. Jangan takut, pundak-Nya jauh lebih bidang dari segala hal yang kita sebut sandaran.
796 notes · View notes
rarooms · 5 years ago
Text
Bila kau menyayangi orang-orang disekitarmu kau juga harus menyayangi dirimu. Sebab penderitaanmu juga akan jadi beban bagi sebagian mereka, sekalipun hanya dalam pikiran.
219 notes · View notes
rarooms · 5 years ago
Text
Kamu
kamu tidak harus menjadi seperti Alyssa Soebandono untuk mendapat seorang seperti Dude Herlino. kamu tidak harus menjadi seperti Habibie untuk mendapatkan orang seperti Ainun. kamu tidak harus menjadi seperti  Gauri Khan untuk bisa mendapatkan seorang seperti Sahrul Khan. kamu tidak harus menjadi seperi nananana untuk mendapatkan seorang seperti lalalala
kamu tidak harus menjadi seperti mereka, karena yang kamu butuhkan belum tentu sama seperti yang mereka butuhkan.
kamu hanya perlu menjadi versi terbaik dari dirimu untuk mendapatkan bagianmu. sebab dengan siapapun akhirnya kamu bersama, mereka lebih butuh versi terbaik darimu, itu saja.
gak perlu minder karena alismu gak seklimis teman kantormu, gak perlu minder hanya karena suaramu tak selembut kawan dekatmu, gak perlu minder hanya karena kamu tak lebih “pinter” dari orang di sebelahmu. 
terus saja berjalan, terus saja berupaya menjadi versi terbaik dari dirimu. karena bersama siapapun kamu nanti, kamu tidak akan mendapatkan kerugian karena telah melakukannya.
439 notes · View notes
rarooms · 5 years ago
Text
Sudut Pandang
Kita hanya sebagian kecil dari kegelisahan yang kita ciptakan, selebihnya Allah sudah menganugerahkan karunia berupa rezeki yang mengalir dalam banyak rupa.
Kesehatan, akses pendidikan, anggota tubuh yang lengkap, keluarga yang utuh, dan semua hal yang selama ini kehilangan perhatian. Kita sibuk memikirkan hal-hal yang sebenarnya kecil, sesuatu yang belum terjadi, bahkan membayangkan masa depan yang kita sendiri tidak tahu. 
Kegelisahan kita diciptakan oleh hal-hal yang selama ini tidak kita miliki. Dan untuk apa memikirkan apa yang tidak kita miliki? Sementara kita memiliki begitu banyak hal yang layak untuk disyukuri. 
©kurniawangunadi
939 notes · View notes
rarooms · 5 years ago
Text
Meluaskan penerimaan
Untuk segala sesuatu yang sudah terjadi, biarlah ia terjadi sebagaimana adanya. Berjalan pelan, tertunda, terhenti, tersesat, dan terlupakan. Semuanya termasuk bagian hidup yang mesti diterima.
Kita tidak bisa selalu menuntut semuanya berjalan sempurna sesuai yang kita rencanakan. Kita tidak bisa selalu memaksa semuanya dapat tercapai sesuai yang kita harapkan.
Selalu ada bagian-bagian tertentu di hidup kita yang hanya bisa dijawab oleh sebuah penerimaan. Selalu ada peristiwa-peristiwa tertentu di hidup kita yang hanya bisa ditenangkan oleh sebuah kesabaran.
Akan ada saatnya yang terlambat datang di waktu yang tepat. Akan ada saatnya yang terhenti berjalan lebih cepat. Akan ada saatnya yang terlupakan menjadi yang paling diharapkan.
Setiap kita memiliki waktu sedih dan bahagianya masing-masing. Kapan dan dengan cara apa ia akan sampai, kita hanya perlu bersiap untuk menyambutnya kapan saja.
Tugas kita sekarang adalah menyediakan ruang penerimaan yang seluas-luasnya.
—ibnufir
686 notes · View notes