Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
benar bangeeet…pasti jawab “lagi berdo’a supaya diberi yang terbaik aja, mohon do’anya juga yaa”
lagi dimasa menentukan haruskah S2 ngikutin kata ortu dan tante2ku, sementara aku sudah bekerja dan sudah berumur 25thn, sebenarnya aku tidak pernah mempermasalahkan umurku nanti menikah, dan InsyaAllah ada yg lagi berjuang juga untuk mengusahakan bisa bersama tahun depan, soalnya nungguin akunya juga yg masih blm wisuda ini, semoga bisa segera, do’ain yaa teman2 😊
dan nggak tau bagaimana kedepannya 😔
"Mohon do'anya saja ya"
Mungkin itu adalah jawaban terampuh selain "senyum" saat kita ditanya tentang banyak hal yang saat ini sebenarnya sedang kita perjuangkan.
Entah yang sedang berjuang menyelesaikan skripsi atau tugas akhirnya, berikhtiar & berdo'a dalam karirnya, dalam dunia pernikahan atau rumah tangganya, kerja kerasnya mempertahankan prinsipnya.
Sebab yang ditanya tidak lebih tau dari yang bertanya jadi ya udah "senyumin aja, sambil minta do'a" ngga usah terlalu dipikirin, kan takdir Allah selalu indah.
202 notes
·
View notes
Text
Ayoo berhusnudzon terus sama Allah, karena Dia lebih mengetahui apa yang terbaik buat kita. ingat :
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya
Karena dalam hidup, kita akan bertemu suatu episode yang mungkin tidak kita senangi, namun sebagai seorang hamba kita harus meyakini bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi melainkan itu membawa kebaikan bagi diri kita, bahwa juga tidak ada satu pun yang mengenali kita lebih baik dari pada Nya, maka tugas kita hanya satu, belajar menerima. Semua baik, ketika dipasrahkan hanya pada Nya. Dia lebih mengetahui apa yang tidak kita ketahui.
Bandung, 16 Juli 2021
171 notes
·
View notes
Text
kata ayah istikharahkan dulu, jangan tergesa-gesa :)
Cari dan pilihlah yang sejalan, sebab yang sejalan akan lebih mudah dan menenangkan untuk membersamai. Kamu dan dia pun akan sama-sama berhenti jika membutuhkan istirahat, tidak saling meninggalkan tersebab tujuan dan jam berangkat yang berbeda.
Yang setujuan itu ketika sama-sama mengutamakan keberkahan dan iman, yang sama-sama tahu juga soal batasan yang tidak boleh dilanggar, tahu mana kewajiban dan hak yang harus dilakukan dan didapatkan. Benar, yang sejalan itu juga akan lebih mudah bernego soal maaf untuk setiap kesalahan.
@jndmmsyhd
818 notes
·
View notes
Text
30 Juni 2021
02.30
bulshit, pembohong, mungkin kata2 itulah yg pantas kamu ucapkan untukku kmrn sore.
maaf mengecewakanmu, kuakui aku lemah, tapiii jika berurusan dengan orangtua aku tidak mau membantah, karena perkataan mereka layaknya perintah.
percayalah aku hanya ingin menjaga agar tidak mengecewakan diakhir, meskipun aku juga tidak menginginkan sedih seperti ini, namun alangkah lebih baiknya untuk saat ini seperti itu, menurutku.
mari berbenah diri, ada yg harus kita tuntaskan sebelum memperjuangkan ini lebih jauh, tanggungjawab atas diri sendiri dan bahagiakan orangtua.
mungkin terkesan egois karena itu keinginanku semata, namun aku sangat sangat berterimakasih karena kamu mengerti dan masih mau membuktikan, jujur aku sangat bahagia ketika kamu mengatakan bahwa kamu akan membuktikannya…artinya aku masih tujuanmu dan masih diberi harapan untuk menunggumu mengutarakan niat baik yg dari awal sudah kamu katakan padaku…aku tunggu, dan semoga ketika waktu itu datang, kamu lebih merasa beruntung bertemu dan memilihku dengan versiku yg lebih baik dari saat ini, itu pintaku 😭
terimakasih wahai kamu si baik hati 🤍 do’aku masih sama, harapanku masih sama, sehat2 yaa kamu 😭
dari aku yg selalu menginginkan temu ❤️
10 notes
·
View notes
Text
pada akhirnya aku menyerah,
karena orangtua kelemahanku, iya memang aku selemah itu dihadapan ayahku.
tapii aku tetap masih berdo’a pada sang Maha membolak balikkan hati, agar restunya berpihak pada kita suatu saat nanti.
12 notes
·
View notes
Text
Saat Diri Terbiasa Meninggi
“Jika keberhasilan anda sebagian besar karena keberuntungan seberapa layak anda mengakuinya?” (Daniel Kahneman)
-
“Dia tuh membicarakan hal yang sama ke setiap orang tentang kehebatan dirinya”.
Sebut seorang teman ketika bercerita tentang pengusaha muda yang bergelimang puja puji dari lingkungannya. Nahas, tanggapan baik itu malah membuatnya meninggi di hadapan orang lain.
Ya, mudah bagi kita untuk merasa hebat ketika sudah merasa menemukan pola.
Terutama pola dalam meraih capaian. Untuk itu, Kahneman dalam “Fast Thinking, Slow Thinking” membantah kecenderungan rasa bangga kita akan kesuksesan karena diremehkannya faktor keberuntungan yang justru, begitu menentukan.
Kalau kita enggak bersikap rendah hati, berat memang mengakui keberuntungan sebagai faktor penting atas capaian yang kita raih. Maka, penting bagi kita untuk cermat dalam menyikapi umpan balik positif dari orang lain.
Gimana caranya agar kita bisa mendidik diri untuk enggak terbiasa meninggi?
Pertama - Belajar Menahan Diri.
Apa tantangan terbesar setelah kita bisa meraih capaian tertentu? Menahan diri untuk tetap tenang & bersikap wajar. Terlebih saat mengekspresikan sesuatu begitu dimudahkan dengan media sosial.
Bayangkan, seberapa kuat mereka yang bisa menahan diri untuk tetap membumi walau capaiannya tinggi?
Kedua - Kita Bukan Ahli Segalanya.
Makin kita mendewasa, makin trade off mengemuka, makin setiap orang terarah untuk menguasai hanya bidang tertentu. Tiap orang punya keahliannya tersendiri. Orang lain juga punya potensi diapresiasi.
Kita bisa membuat suasana lebih menyenangkan dengan memecah perhatian untuk tidak terarah pada kita saja.
Ketiga - Kenali Esensi Hidup.
Seorang arif berkata, “Two things define: patience when you have nothing and attitude when you have everything”. Esensinya, keadaan & ketiadaan jadi ujian untuk menilai kualitas perbuatan kita.
Keadaan menguji? Iya. Berapa banyak orang yang tersungkur ketika mereka sedang merasa berada?
People know you’re good if you’re good. Langit tinggi tanpa perlu meninggi.
Belajar dari Kahneman, kita mesti berhati-hati supaya enggak berlebihan dalam menilai diri. Pengalaman memang memegang peranan penting dalam pencapaian, tapi bukan karena itu kita merasa layak untuk meninggikan diri :)
-
“Never curse a fall. The ground is where humility lives” (Yasmin Mogahed)
115 notes
·
View notes
Text
"FOKUS"
Ada seorang anak yang setiap hari rajin sholat ke masjid, lalu suatu hari ia berkata kepada ayahnya,
"Yah mulai hari ini saya tidak mau ke masjid lagi"
"Lho kenapa?" sahut sang ayah.
"Karena di masjid saya menemukan orang² yang kelihatannya agamis tapi sebenarnya tidak, ada yang sibuk dengan gadgetnya, sementara yang lain membicarakan keburukan orang lain".
Sang ayah pun berpikir sejenak dan berkata, "Baiklah kalau begitu, tapi ada satu syarat yang harus kamu lakukan setelah itu terserah kamu".
"Apa itu?"
"Ambillah air satu gelas penuh, lalu bawa keliling masjid, ingat jangan sampai ada air yang tumpah".
Si anak pun membawa segelas air berkeliling masjid dengan hati², hingga tak ada setetes air pun yang jatuh.
Sesampai di rumah sang ayah bertanya, "Bagaimana sudah kamu bawa air itu keliling masjid?",
"Sudah".
"Apakah ada yang tumpah?"
"Tidak".
"Apakah di masjid tadi ada orang yang sibuk dengan gadgetnya?".
"Wah, saya tidak tahu karena pandangan saya hanya tertuju pada gelas ini", jawab si anak.
"Apakah di masjid tadi ada orang² yang membicarakan kejelekan orang lain?", tanya sang ayah lagi.
"Wah, saya tidak dengar karena saya hanya konsentrasi menjaga air dalam gelas".
Sang ayah pun tersenyum lalu berkata, "Begitulah hidup anakku, jika kamu fokus pada tujuan hidupmu, kamu tidak akan punya waktu untuk menilai kejelekan orang lain. Jangan sampai kesibukanmu menilai kualitas orang lain membuatmu lupa akan kualitas dirimu".
Marilah kita fokus pada diri sendiri dalam beribadah, bekerja dan untuk terus menerus bebenah menjadi positif.
Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat..Aamiin
127 notes
·
View notes
Text
walau hidup tak seindah angan-angan,tetapi sambutlah pagi ini dengan penuh syukur dan senyuman.
52 notes
·
View notes
Text
untuk ibu mertuaku...tapi masnya blm ada...ndak pa2 yaa,nanti diwaktu yg pas menurut yg Diatas InsyaAllah lekas hahaha
semoga bermanfaat ❤️
UNTUK CALON IBU MERTUAKU
Assalamualaikum..
Ibu, perkenalkan..ini aku, calon menantumu. Bolehkah aku mengutarakan sesuatu padamu? Jika boleh, semoga setelah membaca ini, Ibu bisa lebih yakin bahwa anak laki-laki kesayangan Ibu sudah memilih yang “pas”, bukan sudah memilih yang sempurna, sebab aku jauh dari itu..
Bu.. Aku begitu mencintai anak laki-laki kesayanganmu. Maka, izinkanlah aku untuk berbakti padanya, membantu memenuhi segala keperluannya, mendukung segala usahanya, dan menerima segala kurang dan lebihnya, ya Bu? Jika Ibu mengizinkan, aku akan lakukan apapun untuk anak laki-laki kesayangan Ibu dengan penuh cinta.
Bu.. Bolehkah aku minta diajarkan bagaimana menjadi istri yang berbakti kepada suami, sebagaimana Ibu berbakti kepada Bapak? Jika iya, aku akan mendengarkan dengan sepenuh hati, agar aku bisa berbakti kepada anak laki-laki kesayangan Ibu.
Bu.. Aku merasa belum menjadi perempuan sholihah seperti Ibu. Tapi aku sedang berupaya untuk itu, mempelajari berbagai ilmu yang dibutuhkan untuk membangun rumah tangga yang sakinah mawadah warahmah. Bolehkah aku minta diajarkan bagaimana menjadi istri yang sholihah, Istri yang dicintai suami sepenuh hati? Jika boleh, aku akan belajar dengan sungguh-sungguh, Bu.
Bu.. Anak laki-laki kesayangan Ibu itu pasti makannya banyak sekali ya? Sering merepotkan minta dibuatkan masakan ini dan itu, kan? Jika iya, bolehkah Ibu berbagi rahasia tentang makanan apa yang anak laki-laki kesayangan Ibu senangi dan mengajarkannya padamu? Agar kelak, apa yang aku hidangkan untuknya, bisa dengan lahap ia habiskan, seperti masakan Ibu, walaupun tidak persis seperti masakan Ibu.
Bu.. Aku tahu bahwa setelah menikah, bakti laki-laki akan selalu tetep kepada Ibunya. Sedangkan perempuan setelah menikah, baktinya akan berpindah kepada suaminya. Maka.. Aku tidak akan merebut perhatian anak laki-laki kesayangan Ibu untuk lebih memerhatikan aku daripada Ibu. Justru aku akan meminta anak laki-laki Ibu untuk selalu mengutamakan Ibu, sebab, karena Ibu, anak laki-laki kesayangan Ibu bisa menjadi laki-laki sebaik ini.
Bu.. Aku memiliki banyak kekurangan, aku tidak mahir memasak seperti Ibu, belum cukup sholihah, belum cukup tahu caranya berbakti kepada suami, belum cukup tahu caranya menjadi ibu yang baik untuk anak-anakku kelak, cucu-cucumu. Maka.. Maafkan jika nantinya aku banyak merepotkanmu, meminta bantuan untuk mengajarkanku, dan banyak bertanya tentang ini dan itu. Tapi percayalah, Bu, untuk anak laki-laki kesayanganmu, aku bersedia belajar untuk menjadi istri yang baik, menantu yang baik untuk Ibu dan Bapak.
Bu..Semoga kelak, kita bisa menjadi partner yang baik. Suatu hari nanti, ketika anak laki-laki kesayangan Ibu sedang berduaan dengan Bapak, berbicara antara laki-laki dewasa, aku akan menghabiskan waktu bersama Ibu, sekadar memasak bersama, pergi berbelanja atau ke salon, misalnya. Seperti yang biasa aku lakukan dengan Ibuku sendiri.
Bu..Ibuku pernah mengajarkan untuk memperlakukan Ibu mertua sebagaimana aku memperlakukan Ibuku sendiri. Maka, nanti kita akan banyak menghabiskan waktu berdua ya, Bu? Supaya aku lebih kenal tentang Ibu, Bapak, anak laki-laki kesayangan Ibu dan keluarga besar Bapak dan Ibu. Semoga Ibu bersedia. :)
Sekian dulu sesuatu yang ingin kuutarakan, Bu. Semoga itu cukup meyakinkanmu bahwa aku cukup baik untuk mendampingi anak laki-laki kesayanganmu.
Wassalamualaikum.
Tertanda aku, Calon menantumu.
Penulis : halamanbercerita
232 notes
·
View notes
Text
disimpen aja dulu yaa,pasti ntar bermanfaat
Kajian Nikah (1)
Bismillahirrohmanirrohim
Sabtu, 16 Februari 2019… Sepertinya aku memang harus benar-benar mencatat agenda-agenda ‘spesial’ yang sudah direncanakan sebelumnya deh. Ya memang sewajarnya begitu tapi tapi tapi tahun ini beberapa kejadian sekip memang, Qadarullah catatan perbaikan yang masih dalam proses pembenahan. Good sidenya, Alhamdulillah dipermudah dan ya sesantai itu menyikapi kondisi ini. Kalo bahas aku yang dulu si… Bukan mengungkit ya, tapi dulu (sampai sekarang si kadang) aku sumbu pendek yang panikan kalo udah sekip jadi bete terus bye bye aja. Ini engga Alhamdulillah. Oke intronya segini aja. Jadi aku mau cerita tentang agenda Sabtu lalu, asli lupa paraah, seandainya Ka Ninit ga ingetin Jumat/Kamis sebelumnya aku lupa loh daftar kajian ini. Yes postingan kali ini sekali-sekali lah ya aku mau share sedikit yang berfaedah gitu hehe. Dan sebenarnya hari Sabtu siang itu aku malah buat agenda lain sama Dhindhin, Qadarullah karena suatu hal tertunda dulu ntah kapan terealisasi.
Key, jadi di Sabtu pagi, di broadcast/flyer si rencana mulai 8.30, dan aku baru berangkat dari rumah pukul 8.37 (berdasarkan postingan story akuuh) haha. Key dan sampai lokasi Alhamdulillah baru mulai dong acaranyaa, sekitar jam 9.30an. Nah tema kajian hari itu adalah ”Ngomongin Nikah? Dari Taaruf, Khitbah hingga Walimah” ups ups ups, kok kesannya ngebet? Lebih ke siapin diri aja, kena banget deh akhir-akhir ini penting banget belajar, penting banget ilmu, penting banget tahu untuk kemudian mengamalkan dan berbicara. Yaa no offense ya, galau-galau masa lalu ya sudah berlalu, bye bye aja lah ya. Pernah? Tapi itu dulu, ga perlu juga aku ungkit, yang sekarang fokusnya belajar untuk lebih baik dari kemarin, agar kedepannya lebih siap lagi. Oh ya yang ngena itu satu ungkapan tentang shalat. Iya shalat, ibadah yang minimal banget 5kali dikerjain dalam sehari (yang wajib ya), yang kita lakuin sehari-hari (for muslim of course) ya sebelum ngelakuin kan kita belajar dulu, minimal belajar gerakan, bacaan untuk kemudian bisa ngelakuin kan. Itu pun masih belum sempurna, masih ada aja kekurangan ini itu, nah sekarang ngomongin ibadah yang katanya seumur hidup, yuph, menikah masa ga ada persiapan ujug-ujug nikah? Key masuk ke pembahasan materi ya, pas sampai itu lagi tilawah deh kalo ga salah. Oh ya sama siapa perginya? Sendiri! Hahaha awalnya janjian bareng beberapa teman, Qadarullah semua berhalangan. Dan Alhamdulillah ketemu kenalan kok di sana hehe. Key materi pertama, dikira teh akan urutan ya dari taaruf-khitbah-walimah ehhhh dibolak dong. Materi pertama tentang walimah, izin enter space ya biar enakan tulisannya :P
WALIMATUL ‘URS materi disampaikan Mba Amalia dian Ramadhini (cuss cek IGnya @herbadaragema) bahasannya santai, tentang pernikahan syar’i jeng jeng jeng jeng. Jadi teringat beberapa tahun lalu pernah hadir ke suatu undangan pernikahan dimana perempuan dan laki-laki terpisah, and I felt so weird and uncomfortable… aneh pisan gitu kan ya mikirnya dulu. Sekarang? Masih ga yakin si kelak bisa menerapkeun tapi tapi tapi ya kagum aja jika ada yang berhasil mempraktekkeun secara ya you know lah ya budaya kekeluargaan mayoritas seperti apa. Okeh back to materinyaah
Bagaimana merancang pernikahan syar’i?
Sebenarnya tahu ga si, yang berkewajiban, idealnya, seharusnya penyelenggara walimah itu adalah pihak laki-laki… Mungkin teman-teman budiman yang membaca ada yang mengernyitkan dahi, karena umumnya, biasanya (aku ga bilang semua loh) di masyarakat kita teh penyelenggaraan walimah ‘seolah jadi acaranya’ atau yang ‘mengadakan’ adalah keluarga perempuan. Hmmm salah betul? Ya, ga ada larangan juga kok, tapi disini seenggaknya jadi belajar, bukan berarti dibebankan 100% ke perempuan atau jika laki-laki mau dominan pun seolah memang sudah seharusnya begitu. Gitu., nah dari awal disinggung mengenai biaya-biaya. Yes bayangannya kan kaya acara itu akan ada biaya sepersekian yang dikeluarkan. Ini tuh depends how you wanna create gitu ga si. Ditekankan banget dari awal, tentang sabda Rasulullah Shallahualaihi Wasalam, “Adakan walimah, meskipun dengan seekor kambing”. Yes, jadi walimah itu bagian sunnah Rasul yang alangkah baiknya jika dilakukan ya, dan ga harus mewah, sadari kemampuan. Sempat disinggung mengenai ada kan ya yang untuk menikah sampai harus berhutang.. Ga ada larangan si untuk berhutang juga selama sadar kemampuan untuk membayar. Tapi tapi tapi berhutang untuk menikah, hmmm coba pertimbangkan lagi deh, karena ini bukan hutang produktif ya, bukan suatu pinjaman yang bisa diputar selayaknya investasi gitu, notes jangan berharap dari uang ‘buwuh’ (bener ga si kata-katanya) itu loh kotak amplop/angpau yang biasanya tamu undangan kasih di penerima tamu. Karena ini spekulatif loh. Key next apa si yang harus dipersiapkeun?
Catatan penting (kayaknya semua penting euy), dari awal keterbukaan dengan pasangan/ terbuka dengan pasangan. Kenapa? Karena ada aja pasti masalah kalau ada yang ditutupi, dibohongi, ada loh kejadian yang setelah nikah ternyata oh ternyata, suamiknya rela berhutang demi mengadakan acara pernikahan dan ini baru diketahui setelah menikah, malam pertama diskusinya perihal hutang.. Astaghfirullah serem huhuhu, semoga suamiku nanti terbebas dari hutang Ya Allah #eh sorryyy… Kita masuk ke catatan ketentuan penyelenggaraan ya
Luruskan niat!!! Ini nih, pe-er. Fakta kok pernikahan itu seolah jadi ‘ajang pamer’. Raja dan Ratu sehari dipajang, seolah menunjukkan keberhasilan, pencapaian pada saat itu, ya gimana ya budaya, kebiasaannya udah begitu, konstruksi masyarakat yang… ah sudahlah. Nah sebenarnya di agama Islam, acara pernikahan itu diadakan untuk syiar ya semacam pemberitahuan kepada khalayak ramai bahwa A dan B telah menikah, jadi kalo esok-lusa melihat mereka berduaan, bergandengan ya emang udah SAH gitu. Dan juga jadi ajang silaturahmi, ketemu saudara-saudara, teman-teman begitu, nah sampai sekarang aku juga masih mikir kenapa si kalo gitu pengantinnya ga mingle aja gitu jadi kan bisa ngobrol singkat, sapa-sapaan dan lebih intimate, I wish nikahan aku nanti gitu. #semoga #gayakinjugasi #yacalonnyaduluajaFar
Sesuai Kemampuan. Lagi lagi ditekankeun, sesuai kemampuan, sadar budget yang dimiliki jangan sampai menjadi beban setelah acara. Acara itu cuma 1 hari loh, kehidupan pernikahan sesungguhnya setelah nikah :”
Tak Hanya Mengundang yang Kaya. Ini nih, jangan beda-bedain deh. Pergaulan kita kan general ya. Kita ada tetangga atau saudara yang kemampuannya mungkin dibawah kita terus ga diundang.. kok sedihh. Terus sebatas pengetahuanku juga, undang juga dong anak-anak yatim atau janda tua disekitar lingkungan atau mungkin saudara yang dalam hal materi masih dalam keterbatasan. Berbagi kebahagiaan dan kesenangan dalam hal ini perayaan pernikahan itu dalam loh maknanya :)
Tidak Berlebihan! Nah ini nih, jangan sampai mubadzir berlebihan huhuhu. Baik dari makanan atau juga dekorasi atau hal-hal lainnya. Mungkin sebagian orang ada yang rela mengeluarkan biaya untuk poles muka alias MUA sampai belasan bahkan puluhan juta hanya untuk menjadi ratu sehari, ya ga masalah jika mampu tapi tapi tapi coba pertimbangkeun lagi yuk, dana sebesar itu InsyaAllah bisa lebih terasa manfaatnya untuk hal lain hehe
Memisahkan Tamu Undangan! Susah bro sis! Aku ga yakin si sejujurnya untuk hal ini. Tapi kemarin Mba Amal sharing kalo belum bisa sepenuhnya jangan tinggalkan seluruhnya. Kalo dari pernikahan beliau, pelaminan si barengan ya ga dipisah, tapi Alhamdulillah untuk lokasi makannya dipisah. Nah perihal keluarga besar/keluarga dekat disediakan tempat VIP untuk mingle ketemu campur. Opiniku disini si, kayaknya kalo aku masih campur aja, gapapa ya Mas? #lah #halu bukan tidak mau memperjuangkan (ini juga si) tapi gimana ya, karena yang tahu dan paham kondisi keluarga kan kita sendiri ya, dan aku merasa belum bisa menerapkan hal ini di lingkunganku ya terutama
Tidak mengisi walimah dengan maksiat. Ini poinnya lebih ke acara-acara hiburan, atau ada yang menyediakan minuman keras di acaranya. Termasuk sebenarnya kan kaya kenapa poin sebelumnya sebaiknya dipisah untuk meminimalisir ajang bercampur baur perempuan dan laki-laki ya, tapi ya itu syusah yah.. Dan juga hiburan macam musik-musik, dangdutan. Hmmmm ga mau komen lebih lanjut deh, sedikit pernah nyinggung diskusi perihal ini ke Papah Mamah, yaa perlahan yaa hmmm
Tidak melanggar syariat. Ini kaitannya dengan ritual-ritual yang mengarah kesyirikan gitu. Dududududu kebiasaan si ya, tapi kalo udah paham berusaha yuk hindarin. Aku kalo perihal adat udah intro ke Papah Mamah, dan Papah request Adat Aceh, hmmm aku mau pake Siger Sunda tapi, ini aku sering halu atau gimana ya tapi emang kadang kalo pulang kondangan suka random aja gitu ngobrol ini itu sama Papah Mamah hahaha
Menikah itu bukan hanya menyatukan dua orang melainkan dua keluarga.. Next catatan penting lain.. jangan salah pilih pasangan. Nikah bisa jadi surga dunia tetapi bisa juga jadi neraka dunia, kalo dari awal salah pilih pasangan..
Selanjutnya cari refrensi, semakin banyak refrensi semakin baik, karena toh kita di era digital, segala informasi tersedia tinggal ‘senam jari’. Yuk jangan malas, perbanyak pengetahuan informasi, toh yang perlu kan kita juga, ya siapa tau kalo ada rekanan, orang lain yang random diskusi, kita pun bisa saling berbagi informasi. Nah apa aca si yang perlu dicari refrensinya :
Vendor, termasuk catering, venue, fotografer, dkk
Nuansa walimah, mau adat atau nasional/internasional, cek plus minus
Komparasi harga dan kualitas, ga harus mahal, cari kualitas
Sesuaikan dengan kebutuhan, ga harus copy-paste acara orang, buat sesuai kebutuhan kitaa
Berkaitan dengan venue/tempat, fyi susah loh cari gedung di Jakarta, kabar-kabar yang beredar bahkan ada yang waiting list sampai setahun, ya kembali yuk sesuaikan kebutuhan. Oh ya semisal mengadakan di rumah pun ga masalah loh, asal perhatikan lingkungan, jangan lupa minta izin tetangga. Jikalau rumah terletak di pinggir jalan yang sering dilewati dan kemungkinan akan mengambil ‘lahan’ jalanan, ini ga direkomendasi ya. Karena akan menyita hak pengguna jalan, jangan sampai karena kepentingan kita kemudian jadi dzolim ke orang lain..
Selanjutnya dibahas mengenai pembagian budgeting, lumrahnya persentasenya dibagi seperti ini tapi kembali sesuaikan kebutuhan. Ini contoh ya:
70% venue, catering dan dekorasi
10% gaun dan rias
5% dokumentasi
10% undangan dan souvenir
5% dana tidak terduga
dari diskusi diluar kajian ini ke teman yang sedang persiapan pernikahan, ada aja tambahan biaya tidak terduga, ntah kenapa aku merasa oh ya memang harus dipersiapkan. Dan belajar strict on budget, bukan berarti pelit loh ya ini tetapi sebenarnya ini melatih manajemen keuangan dan juga tau kemampuan kita. Jadi dari awal ada baiknya buat proyeksi ada dana berapa, kemudian kemungkinan pemasukan tambahan (yang bisa dipastikan ya) jadi kebayang budget yang dimiliki berapa, tentunya ini didiskusikan bersama ya, azas keterbukaan guys dari awal. Gitu ya Mas nanti #eh #halu Hmmmm
Step selanjutnya, ini kan teori ya. Tidak semudah itu Ferguso, Esmeralda siapa lagi ya hmm Musyawarahkan Keinginanmu! (Ini bukan hanya untuk perempuan ya tapi laki-laki juga, ya kan nikah sepasang ya, laki dan perempuan)
Tanyakan keinginan orangtua. Ini harus banget banget banget, jangan asumsi! Bicarakan dari hati ke hati. Sederhana ga sederhana contoh perihal ketersediaan bangku, ya diskusikan dengan melibatkan emosi
Ungkapkan keinginanmu.. Iya ini acara kamu, jadi ga ada salahnya jelaskan tentu dengan persiapan ya jangan ngawang-ngawang
Beri informasi dan refrensi sebanyak-banyaknya. Jadi bisa buat gambaran juga untuk didiskusikan
Beri kekurangan dan kelebihan dari pilihan-pilihan. Musyawarah bukan memaksakan ya, karena ya kembali pernikahan bukan hanya menyatukan dua orang saja melainkan dua keluarga :)
Ajak ke tempat pernikahan atau wedding expo, ya buat refrensi bersama gitu
Nah dari awal perencanaan menikah, penting banget untuk menunjukkan bahwa kita siap menikah. Untuk laki-laki, latihan meminimalisir intervensi, tunjukkan sikap untuk mengambil keputusan. Dududu quotable banget si ini, Baktimu kepada Ibu jangan sampai mendzolimi Istri, pun Cintamu kepada Istri jangan sampai mendurhakai Ibumu. Dear my future husband, semangat ya :D
Catatan selanjutnya perihal lobi-lobi dan negosiasi
Win Win Solution, pasti akan menghadapi perbedaan pendapat, nah kembali musyawarah bukan memaksakan tapi saling mendengar untuk kemudian dicari solusi yang paling nyaman untuk keseluruhan atau sebagian besar. Kendala bisa jadi bukan di orangtua sendiri atau pun calon mertua, melainkan di keluarga besar, disini harus saling memahami, mendengarkan dan fokus kepada solusi pilihan ya
Latihan ujian pasca nikah, nah ini haha nikah sekali lagi bukan tentang dua orang ajaah melainkan gabungan dua keluarga yang tentunya karakternya berbeda. Persiapan pernikahan itu katanya ya, memang simulasi awal dari kehidupan pernikahan itu sendiri
Gunakan bahasa sesuai kadarnya, ya posisikan diri lah ya. Kita di keluarga tentu berbeda dengan kita di komunitas, di tempat kerja, di pertemanan nongkrong. Jadi posisikan diri sebagaimana mestinya, gunakan istilah-istilah umum yang tentunya mudah dipahami keluarga kita. Tidak perlu menunjukkan diri kita seolah lebih berilmu, cukup sampaikan keinginan, harapan secara lugas dengan bahasa dan cara penyampaian yang bisa diterima
Jangan meremehkan atau merendahkan, ini nih jangan sampai kita paham ilmu tetapi lupa akan adab ke orangtua, ke keluarga. Posisikan diri sebagai anak di hadapan orangtua, sebagai bagian keluarga yang menghormati pendapat tetua-tetua macam Pakde/Bude/Uwa/Kakek/Nenek/Om/Tante dan semua yang seolah merasa bagian dari diri kita, ya wajar kok mereka memberi masukan ini itu, bayangannya tentu ingin yang terbaik untuk kita. Jadi tetap ya yang dicari itu ridho orang tua, InsyaAllah ridho Allah kan ridhonya orangtua
Berikan refrensi, tetap ya harus base on data
DOA DOA DOA, ini penting banget. Selalu minta pertolongan dan petunjuk Allah Subhanahu Wataala
Tentu ini masih sebatas teori, penulis pun belum memiliki kesempatan untuk mempraktikkan euy. Komunikasikan rencana/angan/bayangan pernikahan dengan jelas agar orangtua paham dan bisa terwujudkan. Usahakan untuk sesuai syariat, karena pernikahan ini gerbang awal untuk melaksanakan ibadah terlama di kehidupan kita. Ga mau dong, langkah awal tidak diberkahi Allah huhuhu. Perjuangkan yang bisa diperjuangkan. Bismillahirohmanirrohim…
Oh ya tambahan catatatn, masalah yang sering banget muncul adalah kebiasaan pihak laki-laki ga enakan untuk bertanya, ini bisa jadi masalah jika ada ketidaksesuaian keinginan/harapan yang tidak dikomunikasikan dari awal. Jadi please, dear my future husband, sampaikan sebagaimana harapan/keinginan kamu dan orangtuamu seperti apa, yuk diskusikan musyawarahkan cari solusi terbaiknya seperti apa, jangan buat asumsi sendiri, karena kita ga ada yang punya kemampuan khayalan macam Edward Cullen kan.
Ini baru sesi pertama, dan sekarang sudah menjelang dini hari. Jadi kemungkinan postingan ini bersambung dulu ya, kita belum bahas perihal taaruf euy, hmmmmmm, terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca tulisan yang semoga ada faedahnya ini, ya namanya juga coretan pribadi jadi harap maklum terselip aneka curhat colongan hihihi. Maaf jika ada penyampaian yang kurang berkenan, soon InsyaAllah dilanjutkan catatan sesi selanjutnya :)
Cimanggis, 19 Februari 2019, 1:54 PM
Farfye
140 notes
·
View notes
Text
dulu pernah merenung terus mikir kayak gini juga..
Ramadhan Hari Pertama
Pada sebuah waktu, saya pernah bergumam; “Andai saya hidup di zaman rasululloh, tentu saya akan sangat bahagia karena bisa bertemu langsung dengannya dan pasti akan mengikuti ajarannya. Betapa beruntungnya orang-orang yang hidup semasa beliau.”
Gumaman itu tak lama kemudian menemukan sebuah titik kesadaran dan logika yang membuatku berpikir ulang, termasuk bertanya-tanya. Apakah kadar keberuntungan itu benar? Jangan-jangan, justru saya adalah orang yang teramat beruntung lahir 14 abad setelahnya. Zaman dimana ajarannya telah sempurna, lahir di lingkungan yang agamis, lahir dari bapak dan ibu yang sudah beriman.
Saya membayangkan diri saya, jika berada di zaman kenabian beliau. Apakah benar ucapan saya tadi, bahwa saya akan mengikuti ajarannya? Jangan-jangan, saya termasuk dalam gerombolan orang-orang yang mengatakannya gila, tukang sihir, dsb. Bagaimana tidak, saat ini saja ketika ajarannya sudah sempurna. Tinggal mengamalkan Al Quran yang telah paripurna dan sunnahnya, saya masih pilih-pilih. Disuruh meninggalkan riba, masih mikir-mikir. Di suruh menjauhi zina, masih aja mencari pembenaran. Dan sebagainya.
Apa benar, kalau kita hidup di zaman kenabian beliau. Kita akan berpikir sama dengan hari ini? Bukankah konstruksi pikiran ini lahir karena kita telah belajar, kita telah menyaksikan, semua hal yang dulu beliau perjuangkan 14 abad yang lalu?
Jangan-jangan, memang ini adalah keberuntungan kita. Kita “selamat” karena kita lahir 14 abad setelahnya, zaman ketika kita bisa beribadah dengan leluasa tanpa perlu rasa takut. Dan tatkala semua kemudahan ini ada pun, kita masih sulit untuk berbuat baik dan beribadah dengan ibadah yang terbaik
©kurniawangunadi | tulisan ramadhan #1
1K notes
·
View notes
Text
nanti pasti butuh :)
Superb Articles : "Setahun Bersama Superb Mother" (04 Januari 2013-04 Januari 2014)
Dalam rangka milad Superb Mother yang pertama, Mom merangkum seluruh artikel (tidak termasuk quotes dan gambar) yang telah di post oleh admin-admin kami, baik di akun Tumblr (superbmother.tumblr.com) , Twitter (@SuperbMother), ataupun Facebook (Superb Mother) selama 1 tahun kebelakang. Selain untuk memudahkan Superb sekalian dalam membaca, ini juga sebagai sebuah hadiah milad kecil-kecilan, bentuk terima kasih kepada para followers yang telah mendukung keberlangsungan Superb Mother hingga saat ini dan (semoga) seterusnya. Total keseluruhan ada 78 judul artikel yang dikategorikan menjadi 5 kelompok besar.
Selamat Membaca, Dear. Semoga bermanfaat :)
Pernikahan dan Kehidupan Rumah Tangga
Mitos dan Fakta Seputar Pernikahan
Stres Menjelang Pernikahan
Menikah? Yes! Depresi? No!
Kedudukan Mahar dalam Akad Nikah
Tentang Nikah ( http://chirpstory.com/li/180684 )
Peran Istri dalam Keluarga
What A Wife Should Do?
Peaceful Mom, Peaceful World
Berdustanya Suami Kepada Istri
Empat Kunci Rumah Tangga Harmonis
Akhlak Bertetangga
3 Cara Menjadi “Bocah” di Depan Istri
Menciptakan Hubungan Komunikasi yang Baik dengan Pasangan
Manfaat Menikah ( http://chirpstory.com/li/46588 )
Kenali Bahasa Cinta-mu :) (http://chirpstory.com/li/180806)
Persiapan (Teknis) Menuju Nikah (http://chirpstory.com/li/180761)
3 Hal Penting dalam Berumah Tangga (http://chirpstory.com/li/180770)
Indikator Kebahagiaan dalam Hidup (http://chirpstory.com/li/180777)
Persiapan (Teknis) Menuju Nikah (http://chirpstory.com/li/180761)
Suami Siaga Saat Istri Hamil dan Melahirkan (http://chirpstory.com/li/180773)
Mendidik dan Merawat Anak
Rumah Seperti Neraka?
Pendidikan Rumah
Jika Anak Bertanya Tentang Allah
Mengurus Anak (1)
Mengurus Anak (2)
Mengurus Anak (3)
Mendidik Anak dengan Sabar, Senyum, dan Sentuh (3S)
Anak Gaul : Cara Ridwan Kamil Mendidik Anaknya
Qaulan Sadiidaa untuk Anak Kita
Empat Momen Spesial
Hipnosis Untuk Si Buah Hati
Empat Tipe Pengasuhan Anak
Tentang Anak (http://chirpstory.com/li/180781)
Mengajarkan Disiplin pada Anak ( http://chirpstory.com/li/180557)
Pola Interaksi dengan Anak (http://chirpstory.com/li/180808)
Working Parents (http://chirpstory.com/li/47249 )
Makna Tangisan Anak (http://chirpstory.com/li/180613 )
Part-Time Mother (http://chirpstory.com/li/180790)
Peran Ibu, Seberapa Pentingkah? (http://chirpstory.com/li/180785)
Perbedaan Anak Laki-Laki & Perempuan (http://chirpstory.com/li/180814)
Menjadi Pendengar yang Baik Untuk Anak (http://chirpstory.com/li/47550 )
Anak Pendiam dan Anak Emosional (http://chirpstory.com/li/180696 )
Kekuatan Doa dalam Pengasuhan Anak (http://chirpstory.com/li/180792)
“Labelling”, Apa Itu? (http://chirpstory.com/li/180772)
5 Tipe Kepribadian Bayi ( https://www.facebook.com/photo.php?fbid=363423663771487&set=a.329164667197387.79720.329143150532872&type=1&theater )
Stimulasi Dini pada Bayi (http://chirpstory.com/li/55356 )
Children Learn What They Live ( https://www.facebook.com/photo.php?fbid=336739863106534&set=a.329164667197387.79720.329143150532872&type=1&theater )
Hasil Riset
ASI Mampu Sembuhkan Gagap pada Anak
Anak Doyan Minuman Soda Cenderung Lebih Agresif
Menjadi Ibu Rumah Tangga Ternyata Lebih Bahagia
ASI Eksklusif Tingkatkan Status Sosial
Percaya Diri Kunci Kecantikan Alami
Persahabatan Para Bayi
Sudah Tau Melahirkan Itu Sakit, Tapi Kok Ibu Tetap Mau?
Kecerdasan Anak Berasal Dari Orang Tua
Feromon, Dari Hidung Turun Ke Hati (http://chirpstory.com/li/53032)
Pengaruh Dongeng Sebelum Tidur (http://chirpstory.com/li/52520)
Budaya Hamil di Jepang (http://chirpstory.com/li/180809)
Mengapa Kita Perlu Menangis (http://chirpstory.com/li/180795)
Keterampilan
15 Tips Mendesain Kamar Tidur
Resep Mini Beef Fajita Rollups
Memanage Rumah? Siapa Takut?
Tips Menentukan Prioritas ( http://chirpstory.com/li/180559
Resep : Es Melon Jeruk Nipis Ala SuperbMother (http://chirpstory.com/li/180801)
10 Langkah Awet Muda (http://chirpstory.com/li/180800)
Resep : Tom Yam Ala Superb Mother (http://chirpstory.com/li/180798)
Hikmah
WANITA
Menangis : Pertanda Lemah atau Masih Punya Rasa?
Track Record
MencariRidho Orangtua
3 Hakikat Perempuan
Reminder for You, Superb Mother (Wanna Be) (http://chirpstory.com/li/180675 )
KOMITMEN ( http://chirpstory.com/li/180560 )
Fitrah Pria & Wanita ( http://chirpstory.com/li/180710 )
Filosofi Angsa (http://chirpstory.com/li/180802)
Hati & Diri (http://chirpstory.com/li/180797)
Kemampuan Menangkap Hikmah (http://chirpstory.com/li/180794)
Metafora Ikatan Kimia dan Alveolus dalam Relationship (http://chirpstory.com/li/180767)
By the way, Yang manakah favoritmu ? :)
4K notes
·
View notes
Text
aku,kamu,kita keren ❤️
tidak semua
tidak semua organisasi yang ngetren di kalangan teman-temanmu harus kamu gabungi.
tidak semua akun media sosial orang-orang beken (atau keren) yang sering berseliweran di lini masamu harus kamu ikuti.
tidak semua film bagus yang disebut berkali-kali di radio harus kamu tonton.
tidak semua buku yang diulas oleh kawan-kawanmu, diunggah fotonya berulang-ulang, harus kamu baca.
tidak semua lagu yang disenandungkan tetangga koskosan sebelah kamarmu harus kamu dengarkan, apalagi ikut hafalkan.
tidak semua makanan yang direkomendasikan aplikasi terpercaya harus kamu cicipi.
tidak semua destinasi wisata menarik, bagus, mungkin terjangkau, harus kamu kunjungi.
tidak semua teknologi terkini, entah gadget, aplikasi, media sosial, bahkan perangkat belajar dan bekerja harus kamu gunakan.
tidak semua model baju, sepatu, atau tas yang sedang banyak dipakai harus kamu pakai juga.
tidak semua dekorasi rumah, ruang kerja, atau kamar yang tampak bagus difoto harus kamu wujudkan.
tidak semua gaya hidup orang lain, walaupun gaya hidup itu baik, harus kamu terapkan.
tidak semua berita terbaru harus kamu ketahui dan pahami.
kamu tidak akan pernah ketinggalan apa-apa jika kamu menyadari dengan utuh identitas dirimu. yaitu jika kamu bergerak dan tergerak karena siapa kamu, alih-alih sedang ada apa di luar sana.
kamu tidak akan pernah ketinggalan apa-apa jika kamu menyadari bahwa nilai dirimu tidak ditentukan dari harga atau betapa bagusnya barang-barangmu. alih-alih, dari seberapa bermanfaat semua hal yang kamu konsumsi untuk dirimu dan sekitarmu.
kamu tidak akan pernah ketinggalan apa-apa jika kamu memilih tak serakah ikut ini itu. alih-alih, kamu menghayati betul satu dua yang memberikan dampak terbesar untukmu, yang di sana kamu juga bisa memberikan dampak terbesar.
kamu tidak harus melakukan yang tampaknya semua orang lain lakukan. tak harus memiliki yang tampaknya semua orang lain miliki. kamu bisa keren hanya dengan kesederhanaanmu. justru, peliharalah seperti itu.
kamu keren karena kamu sederhana. kamu keren.
2K notes
·
View notes
Text
terkadang “pulang” juga menjadi hal menyedihkan,sebab tetangga yg dulu pernah menetap ternyata sudah pergi,bahkan tidak pernah berkabar sama sekali..
aku rindu :)
22 notes
·
View notes
Text
Alhamdulillah...
tempat pulang sebagian orang sudah bisa di buka lagi..
terkadang kita memang harus bersabar agar bisa lebih bahagia lg,kmrn2 bahagia bisa buka tumblr dengan browsec atau aplikasi yg lain...tapiii ternyata ada yg lebih membahagiakan lagi bisa buka tumblr tanpa harus perantara lg,dia udah kembali sebagaimana awalnya dia hadir.
selamat datang penghuni tumblr yg dulu sempat menghilang :)
51 notes
·
View notes
Text
AHLI IBADAH YANG RUGI
Ada seorang ahli ibadah bernama Abu bin Hasyim yang kuat sekali tahajudnya. Hampir bertahun-tahun dia tidak pernah absen melakukan sholat tahajud.
Pada suatu ketika saat hendak mengambil wudhu untuk tahajud, Abu dikagetkan oleh keberadaan sesosok makhluk yang duduk di bibir sumurnya. Abu bertanya, “Wahai hamba Allah, siapakah Engkau?” Sambil tersenyum, sosok itu berkata; “Aku Malaikat utusan Allah”.
Abu Bin Hasyim kaget sekaligus bangga karena kedatangan tamu malaikat mulia. Dia lalu bertanya, “Apa yang sedang kamu lakukan di sini?” Malaikat itu menjawab, “Aku disuruh mencari hamba pencinta Allah.” Melihat Malaikat itu memegang kitab tebal, Abu lalu bertanya; “Wahai Malaikat, buku apakah yang kau bawa?”
Malaikat menjawab; “Ini adalah kumpulan nama hamba-hamba pencinta Allah.”
Mendengar jawaban Malaikat, Abu bin Hasyim berharap dalam hati namanya ada di situ. Maka ditanyalah Malaikat itu. “Wahai Malaikat, adakah namaku di situ ?” Abu berasumsi bahwa namanya ada di buku itu, mengingat amalan ibadahnya yang tidak kenal putusnya. Selalu mengerjakan shalat tahajud setiap malam, berdo’a dan bermunajat pd Allâh SWT di sepertiga malam. “Baiklah, aku buka,” kata Malaikat sambil membuka kitab besarnya. Dan, ternyata Malaikat itu tidak menemukn nama Abu di dalamnya. Tidak percaya, Abu bin Hasyim meminta Malaikat mencarinya sekali lagi. “Betul … namamu tidak ada di dalam buku ini!” kata Malaikat.
Abu bin Hasyim pun gemetar dan jatuh tersungkur di depan Malaikat. Dia menangis se-jadi-jadinya. “Rugi sekali diriku yang selalu tegak berdiri di setiap malam dalam tahajud dan bermunajat … tetapi namaku tidak masuk dalam golongan para hamba pecinta Allah,” ratapnya. Melihat itu, Malaikat berkata, “Wahai Abu bin Hasyim! Bukan aku tidak tahu engkau bangun setiap malam ketika yang lain tidur … mengambil air wudhu dan kedinginan pada saat orang lain terlelap dalam buaian malam. Tapi tanganku dilarang Allâh menulis namamu.”
“Apakah gerangan yang menjadi penyebabnya?” tanya Abu bin Hasyim.
“Engkau memang bermunajat kepada Allâh, tapi engkau pamerkan dengan rasa bangga kemana-mana dan asyik beribadah memikirkan diri sendiri. Di kanan kirimu ada orang sakit atau lapar, tidak engkau tengok dan beri makan. Bagaimana mungkin engkau dapat menjadi hamba pecinta Allah kalau engkau sendiri tidak pernah mencintai hamba-hamba yang diciptakan Allâh ?” kata Malaikat itu.
Abu bin Hasyim seperti disambar petir di siang bolong. Dia tersadar hubungan ibadah manusia tidaklah hanya kepada Allâh semata (hablumminAllâh), tetapi juga ke sesama manusia (hablumminannâs) dan alam.
Semoga manfaat Aamiin
79 notes
·
View notes
Text
Ketika Aisyah Tak Diberi Segelas Air Putih Oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang suami yang sangat meninggikan kedudukan para istrinya dan amat menghormati mereka.
.
Namun, ketika berselisih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melibatkan emosi. Ketika sedang marah kepada Aisyah, Beliau berkata, “Tutuplah matamu!”
.
Kemudian Aisyah menutup matanya dengan perasaan cemas, khawatir dimarahi Rasulullah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Mendekatlah!” Tatkala Aisyah mendekat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian memeluk Aisyah sambil berkata, “Humairahku, telah pergi marahku setelah memelukmu.”
.
Tidak pernah ada kalimat kasar dan menyakitkan dalam rumah tangga Rasulullah. Bahkan, beliau biasa memijit hidung Aisyah jika dia marah, sambil berkata,
.
“Wahai Aisyah, bacalah do’a, ‘Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindungilah diriku dari fitnah yang menyesatkan’,” (HR Ibnu Sunni).
.
Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pulang dari perjalanan jihad fisabilillah diiringi para sahabat. Sementara itu di pintu gerbang kota Madinah Aisyah r.a menunggu dengan rasa rindu.
.
Akhirnya Rosulullah shallallahu'alaihi wa sallam tiba di kota Madinah. Aisyah r.a bahagia menyambut suami tercinta. Tiba dirumah Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam beristirahat melepas lelah.
.
Aisyah dibelakang rumah sibuk membuat minuman untuk Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam. Lalu minuman itupun di suguhkan kepada Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam.
.
Beliau meminumnya perlahan hingga hampir menghabiskan minuman tersebut, tiba-tiba Aisyah berkata: "yaa Rasulullah biasanya engkau memberikan sebagian minuman kepadaku tapi kenapa pada hari ini tidak kau berikan gelas itu? "
.
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam diam dan hendak melanjutkan meminum habis air digelas itu. Dan Aisyah bertanya lagi, "Yaa Rasulullah biasanya engkau memberikan sebagian minuman kepadaku tapi kenapa pada hari ini tidak kau berikan gelas itu?"
.
Akhirnya Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam memberikan sebagian air yang tersisa digelas itu, Aisyah r.a meminum air itu dan ia langsung kaget terus memuntahkan air itu.
.
Ternyata air itu terasa asin bukan manis. Mungkin saking tergesa-gesanya Aisyah baru tersadar bahwa minuman yang ia buat salah memasukan campuran, yang harusnya sari gula malah masukin sari garam. Kemudian Aisyah r.a langsung meminta maaf kepada Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam.
.
"Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Lelaki yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya," (HR tirmidzi dan Ibnu Hibban). Dari abu Hurairah Ra bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: "saling berpesanlah kalian untuk memperlakukan wanita dengan Baik,
.
karena sesungguhnya wanita itu. Diciptakan dari Tulang Rusuk, dan sesungguhnya yang paling bengkok dari tulang rusuk itu adalah bagian atasnya,
.
Jika engkau bersikeras untuk meluruskannya, Niscaya engkau akan mematahkannya. Dan jika engkau biarkan, ia akan tetap bengkok, karenanya saling berpesanlah (saling menasihati) berkenan dengan Wanita" (HR. Bukhari dan Muslim).
1K notes
·
View notes