Tumgik
rainisbow · 7 years
Text
Tulisan : Rezeki itu ada waktu dan tempatnya
Semakin jauh jarak yang ditempuh, semakin panjang waktu yang dijalani, semakin terasa bahwa apa-apa yang dulu tidak dipahami menjadi semakin dimengerti. Melihat bagaimana dunia berputar, bagaimana orang-orang bergerak ke sana ke mari, merasakan bagaimana siang dan malam terasa semakin cepat berganti.
Sebelum lulus dari kuliah, ingin ini dan itu. Banyak sekali. Melihat kepemilikan orang lain dan ingin memilikinya. Melihat teman yang sudah lulus dan bekerja, terasa bahwa apa yang dimiliki saat itu tidak terasa berharga.
Selepas kuliah. Melihat bagaimana teman-teman mulai memiliki perusahaan sendiri, ataupun mulai membeli dan mencicil rumah, juga kendaraan, dan kita masih tertatih-tatih kepanasan dengan sepeda motor dan kos-kosan yang sempit. Terasa bahwa apa yang dimiliki saat itu begitu sedikit.
Selepas itu, melihat teman satu per satu menemukan pasangan hidupnya. Kita pun mulai berpikir bagaimana mencari dan menemukannya, sementara di satu sisi kaki kita masih berpijak di dunia dimana kita masih mengukur seberapa banyak harta yang kita siapkan untuk membina rumah tangga. Dan kita juga menyadari usia yang semakin menua. Juga menyadari kalau menikah tidaklah tepat dengan alasan-alasan seperti itu, tapi tetap saja hati kita terasa kosong dan iri pada apa-apa yang didapati oleh teman-teman yang lain.
Setelah menikah, kita melihat orang lain memiliki bayi-bayi yang lucu. Bahkan beberapa dari mereka, menikah setelah kita dan memiliki bayi lebih dulu. Sementara kita belum juga diberikan. Rasanya kebahagiaan seperti dikurangi setiap hari dan setiap kali melihat foto-foto bayi yang membanjiri linimasa media sosial.
Rasanya, tidak akan pernah ada habisnya jika kita menghitung apa-apa yang tidak dan belum kita miliki. Dan itu membuat hari kita semakin sempit, kebahagiaan semakin sulit ditumbuhkan.
Dan saya menjadi paham bahwa rezeki itu memang ada waktu dan tempatnya. Apa yang saya miliki saat ini, adalah apa-apa yang begitu diinginkan oleh orang lain. Barangkali memang inilah rezeki yang paling tepat untuk saya saat ini. Dan saya pun menjadi paham bahwa mendoakan orang lain itu lebih baik daripada bertanya.
Bertanya tentang; kerja dimana, penghasilan berapa, sudah punya apa, kapan menikah, sudah hamil belum.
Kadang saya khilaf, jangan-jangan saya menjadi sebab hilangnya rasa syukur orang lain karena pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Pertanyaan yang seperti peduli tapi sebenarnya hanya penasaran karena ingin tahu. Keingintahuan tentang orang lain yang tidak bisa kita kendalikan.
Dan saya pun belajar bahwa syukur itu hal yang paling bisa memenangkan dan menenangkan hati. Saya percaya bahwa rezeki itu akan datang di tempat dan waktu yang terbaik. Jangan khawatir.
Yogyakarta, 20 April 2017 | ©kurniawangunadi
1K notes · View notes
rainisbow · 7 years
Text
D+100 🍭
Hari ini 17 April 2017 tepat 100 hari setelah pernyataan itu terlontar memenuhi relung dan fikiran kemudian membuat semuanya tidak baikbaik saja sampai hari ini. Sejak hari itu iya 100 hari yang lalu aku menhitung hari demi hari kenapa semuanya kian cepat berlalu, menuai mimpi demi mimpi bagaimana caranya aku bisa pergi :') Satu hal yang terfikir ketika pernyataan itu terlontar adalah, aku ingib pergi jauh dari sini, meneruskan pendidikanku, mengabdikan kemampuanku atau apalah itu yang penting tidak disini ditempat yang taj mengenakkan ini. Aku masih ingat hari itu betapa derasnya buliran keperihan mengalir 12 jam tanpa henti, semuanya masih terasa sampai hari ini. Jumat lalu hari ke 98, pesan singkat masuk melalui wasap, pesan yg sama seperti biasanya dengan sapaan "dek bagaimana? Sudah ada hasilnya?" Kurang lebih seperti itulah awal mula percakapan kami setiap kalinya, yah walupun sejak kali itu aku mencoba menahan sebesar apapaun rindu, seingin apapaun bertanya kabarmu tapi sebisa apapun aku mencoba menahan menghormati keputusanmu. Kami jarang sekali bertukar kabar mungkin satu atau dua minggu sekali atau sebulan sekali itupun tidak lama tidak banyak yg kami bahas hanya sebatas mimpi kami yang sedang kami rajut untuk masing² bukan untuk bersama, ahh perih rasanya tapi satu niat kami bagaimanapun kami berusaha tuk tidak melpas tali silaturahmi yang sudah kami rajut sepanjang ini 7 musim, bukan waktu yang sebentar dan bukan hal yang mudah tentu saja. Sejak jumat itu tiba² kurang lebih pukul 00.30 masuk panggilan ke telepon genggamku, nama yg muncul tak asing dan masih menyiratkan senyum ketika membaca ejaan namanya yah benar itu adalah telepon masuk darinya, kantuk hilang kami menghabiskan waktu 2 jam untuk bertujar cerita entah apa intisaru dari cerita kami tapi isinya tak pernah berubah mengulang hal² yg pernah ada, bertanya apakah tenpat² favorite kami yg setiap kali kami kunjungi masih ada, kebiasaan kami, dan semacamnya. 2 jam berlalu kami mengakhiri percakapan. Keesokannya menjelang senja pesan singkat kembali bertandang masih menanyakan "jurusan apa kemarin yg dipilih" dari satu pesan singkat kemudian beralih ke pembicaran melalui pangilan sululer ah tidak sulit buatmu untuk memutuskan menghubungiku kapanpun dengan cara apapun berbeda denganku bukan? Satujam sekian menit sekian detik tawa selalu mengiringi kemudian panggilan diakhiri dengan pesan 'sudah maghrib ya, nanti kaka telepon llagi besok sore kaka kerumah setelah ashar ngambil buku😊', entah bagaimanapun ada saja alasan untuk kami bertemu, esok hari sore berlalu jangankan ashar, ba'da isya pun sudah lewat tapi ia tak kunjung berkabar seperti biasa serpihan kecewa selalu datang padahal sudah biasa jika ia hilang tak berkabar sejak dulu memang seperti ini, minggu berlalu senin berganti harap masih terpupuk semoga ashar ini kamu datang, waktu berlali dan tak jua muncul baiklah simpan saja selurih kesal dan rindu yang berselisih menjadi satu salahku berharap banyak akan kedatngannya iya salah. Hingga akhirnya semalam 01.30 mungkin kalo ga salah panggilan masuk seperti hari sebelumnya namanya yg bertandang, diangkat tidak? Jika tidak duh kapanlagi ia bertandang? Jika ia rasanya hati ini masih kesal? Tapi apa akhirnya? Tombol hijau yang aku pilih suaranya parau tak seperti biasanya, sejak 3 hari lalu memang ada yg menggelitik di hati ini pasti ada sesuatu yg terjadi pasti kamu sedang kenapa² tapi tak ingin merusak suasana aku menahan mencoba tak bertanya hanua terlintas kata "lagi kenapa?", jawabannya hanya "gpp cuma pengen nelpon aja gaboleh yah?", "boleh ko yaudah". Jawaban itu tak lantas membesarkan hatiku aku tahu pasti ad hal yg terjadi karena kebiasaanmu akan pulang kepadaku ketika kamu lelah dr buaian lain bukan? Jenuh atau bertengkar? Ah sudahlah buatku menjadi pendengarmu lebih baik, mencoba mendengar gelak tawamu lebih menyenangkan sesulit apapun kamu tawamu selalu mencoba menutupi. Pertanyaan lain kemudian muncul mewakili kegelisahanku "katanya mau kerumah?", bannya kempes dek ah ini bukan jawaban ini alasan tapi aku lebih baik tau alasan seperti ini daripada tak tahu kabarmu. Panjang sekali ceritaku kali ini ah padahal ini belum seberapa 😂 Ka jika nanti kamu baca tulisanku jangan pernah berubah yah, doa ini masih berlatar semoga yg sama denganmu, hati ini akan mencoba berbesar hati atas keputusanmu meskipun sampai hari ini belum mampu, kamu tau sebesar apa rasa ini untuk mu, selelah apapun kamu dari rumahmu yang lain rumah ini masih terbuka untuk mendengarkan keluh kesahmu, datanglah kapanpun bukan kala kamu sedih dan gundah saja sesekali bertandanglah ketika sedang bahagia, berkabarlah selalu biarkan semuanya mengalir sampai nanti, ah masih banyak yg ingin aku sampaikan bait demi baig kata demi kata, menyampaikan langsung kepdamu begitu sulit tak terbendung, semoga kamu sehat selalu dan dilancarkan segala urusanmu. Semoga Allah selalu menjagamu, dari aku yang pernah menjadi perempuanmu :''')
2 notes · View notes
rainisbow · 7 years
Text
Dudududuh ka 😢
Aku memakimu yang berani datang lagi setelah membuatku sakit hati parah.
Dan aku mengutuk diri sendiri yang masih menyambutmu dengan ramah.
Bedebah.
43 notes · View notes
rainisbow · 7 years
Photo
Noted
Tumblr media
Tudey 150417, 03.02 – As usual 🍭 Selamat subuh tuanku, look 00.30 voice call 2 jam, dan ga bisa bobok lagi walhasil scrolling tmblr, and finally isinya ga berubah masih milik satu tuannya 😂 7 musin sudah dan masih jadi satusatunya orang yang bisa bikin gue betah berlamalama nempelin telinga di hape, someday kalo sampe punya akun tmblr dan nemuin akun ini semoga tuan mengerti sebesar apa arti tuan untuk pemilik akun ini😊 Tetap menjadi orang yang menyenangkan, apapun nanti kita 😊 mybest mybigbro mine👶
1 note · View note