Trust takes years to build, seconds to break, and forever to repair.#mudaberkarya
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Saya Belum Punya Nama. Hanya 10:24.
(Diedit tanggal 25 Januari 2016) pre-notification: long article ahead. Ada satu pertanyaan yang selalu terdengar minimal sekali seminggu dalam keseharian saya selama beberapa tahun terakhir ini: “apa itu 10:24?” Istilah tersebut merupakan suatu penggalan yang selalu saya tinggalkan di berbagai medium karya pribadi, di manapun tinta atau substansi lain dapat membekas.
Semuanya berawal pada tanggal 20 Desember, 2012. Satu hari sebelum apa yang dimaksudkan bangsa Maya sebagai ‘awal dari era yang baru’–tetapi diartikan oleh media sebagai hari kiamat. Ditengah suasana dan pembicaraan orang-orang yang cukup absurd tentang 21 Desember 2012, beberapa jam sebelum digit 0 berganti 1 di jam digital saya, terbesit keinginan untuk mengunjungi video klip Warning oleh Incubus (bagi yang belum tahu, Incubus merupakan band paling keren di dunia versi http://wordfangs.tumblr.com. Band alternative rock ini berasal dari Calabasas, California).
Video klip yang dipublikasikan 15 tahun silam tersebut menggambarkan sebuah perempuan yang berkunjung ke beberapa tempat umum, berteriak pada pukul 10:23, tepat satu menit sebelum waktu yang ia sebutkan berulang kali pada awal video klip. Dapat diduga, orang-orang di sekitar mamandang aneh perempuan ini, pun digambarkan bagaimana masyarakat menolak dirinya.
Walau tak ada satupun orang yang percaya, di akhir video digambarkan bahwa perempuan tersebutlah yang ternyata mengetahui kebenaran; seluruh orang lain hilang secara sekejap, termasuk para personil Incubus.
Video klip tersebut mungkin terkesan simpel dan memiliki konsep yang jelas; hari kiamat. Pada kenyataannya video ini jauh lebih menyeramkan dari yang kalian bayangkan, Bagi yang belum pernah melihat, silahkan cek di Youtube. Tema video klip ini pun saya justifikasi dengan keputusan saya untuk mengunjungi link Youtube tersebut satu hari sebelum apa yang dikatakan sebagai ‘hari kiamat’ oleh buku-buku setengah jadi dengan editing yang seadanya di tumpukan new release Gramedia sepanjang tahun 2012. Tetapi cobalah untuk melihat jauh lebih dalam lagi; liriknya, penggambarannya (…ayatnya?), yang berada di sumur substansi terdalam dari Warning. Ada yang mengatakan bahwa 10:24 merujuk kepada penggalan yang mulai di Hebrew 10:24 dalam Holy Bible (Kitab Suci umat Katholik) yang berisi:
And let us consider how we may spur one another on toward love and good deeds, not giving up meeting together, as some are in the habit of doing, but encouraging one another—and all the more as you see the Day approaching.
dengan “the Day” yang diartikan sebagai hari kiamat, atau hari di mana kita meninggal dunia. Ada pula yang berpendapat bahwa 10:24 merupakan waktu tepatnya dunia akan berakhir. Selain pandangan-pandangan tersebut, yang bertebaran di fansite-fansite Incubus dan situs interpretasi lirik, saya pribadi memiliki satu hipotesis yang menarik terhadap arti dibalik 10:24 dalam Warning ini sendiri.
Warning merupakan salah satu lagu dari album Incubus yang berjudul Morning View. Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah bahwa Morning View merupakan salah satu album Incubus yang dianggap sangat berhasil dari segi komersial dan musikalitas di mata para reviewer musik. Hal kedua yang tidak kalah pentingnya adalah album ini dirilis pada tanggal 23 Oktober 2001. Got it? Oktober merupakan bulan ke-10. 23-10, atau dalam sistem penanggalan barat, 10-23. Yang menjadikan ini menarik adalah bahwa Brandon Boyd, ujung tombak Incubus, pernah menyatakan dalam salah satu wawancaranya, bahwa satu hal yang selalu ia tekankan ke dirinya dan personil lain adalah untuk mencoba menganggap Morning View sebagai karya terakhir yang dapat mereka ciptakan. Mereka menanamkan pola pikir bahwa setelah Morning View rilis, mereka tidak akan dapat menciptakan karya apa-apa lagi, dalam kata lain, meninggal dunia.
Sekarang apakah sudah jelas mengapa 10:24 digambarkan sebagai titik terakhir kemanusiaan pada video klip Warning? karena 10-24 (24 Oktober) adalah hari mereka ‘tidak dapat mencipta’ lagi, hari di mana mereka meninggalkan tubuh fisik mereka. Terdapat pula penggambaran rapture/ascension pada video klip Warning dimana seluruh orang menghilang tanpa jejak, meninggalkan fisik dan materi yang mereka miliki. Pernahkah terpikir bagaimana pertanggung jawaban kalian nanti di kesadaran setelah kematian, jika kalian tidak pernah menciptakan sesuatu yang signifikan di dunia ini, meninggalkan jejak kalian, menciptakan sesuatu? Keinginan kecil saya untuk mengunjungi video klip tersebut merupakan keputusan yang tepat, pada waktu yang tepat. Setiap lagu memang memiliki interpretasi sendiri. Tetapi apalah arti seni jika kita tidak menginterpretasikannya sendiri? Kita manusia, makhluk berpikir, selalu mencari makna. Beberapa penggalan lirik dari musik yang melantun mengiringi berbagai frame video yang bergerak di monitor laptop saya cukup menggambarkan apa yang terjadi pada kemanusiaan:
She woke in the morning; she knew that her life had passed her by. She called out a warning; dont ever let life pass you by.
Beruntung bagi perempuan ini; atau siapapun yang digambarkan dalam Warning, karena ia mengetahui kapan 'waktunya’ akan tiba. Bagaimana dengan kita yang tidak pernah akan tahu kapan waktu kita akan tiba?
I suggest we learn to love ourselves – before it’s made illegal; when will we learn? when will we change?
Pernah terpikir ada berapa ribu ide yang kalian miliki sebelum tertidur, disaat berbaring di kamar, tetapi terlupakan dan hanyut bersama arus mimpi? Saya yakin kalian semua memiliki banyak ide yang merengek, minta diwujudkan, disuarakan kepada publik, kepada dunia; dan menyuarakannya lewat karya apapun yang kalian keluarkan merupakan salah satu cara untuk mencintai diri kalian sendiri; diri merupakan kesadaran, bukan fisik.
We are like frogs oblivious, to the water starting to boil.
Bagi yang belum tahu, katak dapat menyesuaikan suhu tubuhnya terhadap lingkungan sekitarnya tanpa dirinya sendiri mengetahui perubahan suhu ekstrim yang sedang terjadi. Ini merupakan metafora untuk saya, kamu, kita, yang telah menjadi begitu stagnan dalam hidup: Tidak menghasilkan karya, tidak berusaha untuk diingat. Saat kalian mati, jasad akan membusuk, nisan akan hilang, orang yang menangisi pun akan wafat. Yang abadi hanyalah ide kalian, dan apa yang kalian ciptakan.
Lebih baik menjadi berbeda, dicap aneh dan absurd, tetapi menghasilkan sesuatu dan diingat daripada menjadi 'normal’ (yang notabene definisinya pun tidak jelas, dan diciptakan oleh masyarakat luas. Sampai kapan harus tunduk pada masyarakat luas?), tetapi tidak menghasilkan apapun. Apakah J. Robert Oppenheimer telah mati? tidak. Batu nisannya, yang bertuliskan 18 Februari, 1967, tidak berarti apa-apa. Selamanya beliau akan diingat sebagai ayah dari bom atom. Apakah David Bowie telah mati? tidak. Obituarinya, yang dicetak pada tanggal Januari 10, 2016, tidak berarti apa-apa. Selamanya ia adalah pencipta Space Oddity. Beliau adalah Ziggy Stardust. Bowie mengacak-acak budaya populer. Mereka immortal. Tidak pernah mati. Abadi. Anak cucu saya nanti, anak cucu kalian, akan mengetahui siapa itu Oppenheimer, siapa itu Bowie, siapa itu Stalin, siapa itu Grohl. Saya melihat angka 10:24 sebagai sesuatu yang magis, tak dijelaskan daya tariknya. Ia memanggil saya untuk berkarya sebelum menjasad, membusuk. 10:24 merupakan sebuah kata kerja, kata benda, kata sifat, dan seluruhnya bagi saya.
10:24 itu universal. 10:24 adalah untuk mencipta sebelum mati.
Jika saya mati hari ini, esok, atau mungkin telah mati sekarang tanpa kalian sadari, sebelum tulisan ini meledak, maka saya akan dihapus dunia. Saya belum diingat. Keluarga yang menangisi saya akan mati, kekasih yang merongrong tragis akan mati. Saat mereka mati, tak akan ada yang mengingat saya. Saya tidak ada. Saya hilang. Nama saya, Baskara Putra, tidak ada artinya. Jika saya mati sekarang, nama saya akan usang. Tugas saya adalah untuk memberikan nama saya sebuah harga sebelum saya mati, entah kapan. Saya belum punya nama. Hanya ada 10:24, dan dunia berdiri diantaranya. Harus ditaklukan. 10:24 adalah determinasi untuk mengubah/menciptakan sesuatu dalam skala besar, agar kekal seutuhnya. 10:24 adalah nama saya, sebelum saya berhasil memberi diri saya nama. 10:24 adalah namamu, sebelum kamu cukup signifikan untuk dikenang. 10:24 adalah nama kita semua, selama kita hanya manusia-manusia yang akan mati di balik meja. 10:24 bukan saya pemiliknya. Hanyalah sebuah nama, yang saya berikan kepada naluri manusia untuk mengalahkan sebuah krisis eksistensial dirinya. 10:24 berbisik kepadamu, dari belakang, dari ujung lorong, dari kekelaman; paparkan namanya di tembok-tembok bisu jalanan, bangku tak bertuan di ruang-ruang, kertas-kertas yang menjadi timbunan. Jika siapapun kamu menjadi tertarik setelah membaca tulisan ini, biarkan saya tahu, karena 10:24 akan dengan senang hati menerimamu menjadi bagiannya. Persetan kata Karl Marx, kata Machiavelli, kata Lenin, kata Nietzsche, kata mereka. Sudah waktunya mereka dengar kata saya, kata kamu, kata kita. Detik melaju, dan ia memanggil untuk melangkah. Mari bergegas lebih cepat, kita berkejaran dengan waktu. Kalahkan agar di ujung hari nanti kematian menjadi teman, bukan momok.
Kita tidak benar-benar hidup sampai hanya memikirkan tentang kematian. Belum saatnya terbakar, jangan mati sebelum besar.
157 notes
·
View notes
Text
0 notes
Text
roronoa
27 notes
·
View notes
Text
s1 storyboarder Jay Lender's spongebob appreciation post gifset because stills weren’t enough
6K notes
·
View notes