21th | ENTP | melukis sejarah dalam notasi kata dan cerita
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
“Buu. Selamat Ulang Tahun.. Pengen apa?” “Gakepengen apa-apa. Tadi pagi baca fatihah bareng-bareng sama Bapak & Salsa” “Maaf ya Bu aku gadisana”
“Rapopo. Doanya udah sampai. Paket komplit ga ada yang kurang. Sudah cukup.”
(hening)
“Ayo sarapan. Masak apa?”
———
Paling tau dari jauh.. kalau ada yang hatinya sedang tidak baik-baik.
Makasih Bu, untuk perasaan cukupnya.
2 notes
·
View notes
Text
dua tahun harusnya waktu yang cukup untuk kita saling menemukan, ya. saling menemukan diantara setiap pagi sampai sore pertemua kita, diantara sarapan pagi, diantara meja kerja, diantara meja meeting, diantara diskusi-diskusi panjang, diantara grup pertemanan atau juga dinatara jalan-jalan random sore kita di greenzone.
yah, tapi memang mungkin demikian, untuk beberapa orang ketepatan memang terkadang terdengar begitu tidak adil.
7 notes
·
View notes
Text
“one day you’re having such a hard time, and the next day you feel a huge sense of accomplishment. then one day you fail again and frustrated, and you sigh thinking you can’t take it anymore. and then, you see something funny and laugh. you eat something nice and it tastes delicious. and you feel happy when you see someone you like. i guess this is all just part of life, right? but you see, all these ups and downs can be very tiring sometimes. but even so, life still continues.”
— Cha Hyeon from Search: WWW (2019)
31 notes
·
View notes
Quote
Yang paling tidak mudah adalah melewati perasaan-perasaan kita sendiri
Perasaan takut, perasaan, kalah, perasaan khawatir, perasaaan tidak dihargai, perasaan bersalah.
Hay, sedikit lagi. Kamu pasti bisa melewatinya :)
0 notes
Text
Ada yang seperti runtuh ketika Bapak menyampaikan: “Bapak dan Ibu akan sangat terbuka kapanpun keluarganya akan silaturrahmi ke rumah. Soal tunangan kapan, menikah kapan itu bisa dibacarakan nanti. Bapak justru kepikiran apa yang orang lain pikirkan. Itu yang enggak bisa di kontrol sama kita, nduk. Bapak cuman pengen menjawab keresahan mereka saja. Apapun, Bapak percaya sama kamu dandia, tapi akan lebih baik kalo sudah ada komunikasi keluarga bisa menjawab keresahan mereka”
“......”
“Kamu nangis?”
“Iya” (makin kenceng nangisnya)
“Hahahaha. Kenapa nangis? Bapak ngomong kayak gini ya biasa aja. Kayak diskusi biasa. Bapak sama sekali enggak terbebani. Lha kok nangis.”
“Ya, aku ganyangka aja udah di fase ini”.
Dalam hatinya, Raia bergumam: “Bapak sudah sesiap itu ya, ngelepas aku? Atau sebenernya ini cuman soal presepsi, meninggalkan dan ditinggalkan? Kok semua udah siap. Aku belum cukup buat berbakti”.
Pikirannya menjadi riuh tak karuan. Semoga segera mendapat jawaban.
0 notes
Quote
Perjalanan menujumu adalah seperti perjalanan keimanan. Karena aku tidak pernah tau dengan pasti siapa yang kutuju. Tapi aku percaya dengan pasti bahwa aku sedang menuju.
Segila ini, yaa..
1 note
·
View note
Text
"jadi kamu mau tinggal dimana? siap enggak dengan kemungkinannya?" "..." "desa ada banyak peluangku buat bertumbuh, aku tau kalau kamu pasti sebaliknya, kota tempat kamu bertumbuh"
hal yang paling menyebalkan dari pertanyaan itu: aku enggak tau jawabannya.
"dicari baiknya”
“aku nanya gini, biar kita sama-sama siap sama apapun nanti kondisinya kita nantinya”
masih saja, Ia lanjutkan. bukan tidak mau berpendapat. tapi aku juga enggak tau mana muara kebaikan untuk semuanya.
lalu... diam-diamnya dia bicara:
"paling memungkinkan ya bogor, malang atau bandung. aku bisa bertumbuh, begitupun kamu"
((deg)) seperti mengingatkan pada impian-impian yang dulu sempat dirapal.
"gapapa. harus ada yang siap buat mengalah. bukan kalah, atau berhenti. tapi terus diusahakan baiknya, dicari titik tengahnya" ...
terimakasih sudah selalu mau berpikir jauh ke depan, mikirin kamu, mikirin kita, mikirin semuanya. semoga semuanya jadi pelan-pelan tersampaikan :)
2 notes
·
View notes
Text
ditengah banyaknya ketidakmudahan, yang perlu kupastikan: semoga kamu bahagia melewatinya.
katamu.
1 note
·
View note
Quote
berhentilah hidup dengan prasangka-prasangka sendiri
senja september.
1 note
·
View note
Conversation
X : Banyakin berdo’a, minta dikasih yang terbaik yaa..
Y : Kalo mau yang terbaik, kita gaperlu minta. Yang Allah kasih pasti itu udah yang terbaik.
X : Terus?
Y : Mintanya, biar kita dikasih keikhlasan buat menerima keterbaikan versinya Allah. Karena itu ternyata yang enggak mudah.
X : :)
3 notes
·
View notes
Quote
Kesiapan yang bertemu dengan kesempatan adalah sebuah ketepatan
3 notes
·
View notes
Quote
Yang anda yakini adalah yang tidak bisa anda pastikan.
Cak Nun, semalam.
1 note
·
View note
Text
Keihkhlasan
00.11
Makin kesini jadi makin sadar, ternyata diri kita sendiri ya yang jago bikin dram-drama dalam kehidupan kita.
Dan setelah menyadari itu, rasanyapengen ketawa. Nertawain diri sendiri. Ternyata masalahnya sesederhana kita yang belum cukup ilmu ikhlasnya menerima qadarullah.
Kita ternyata yang terlalu bermain dengan perasaan-perasaan kita sendiri, bermain-main dengan pikiran-pikiran kita sendiri, bermain dengan prasangka-prasangka kita sendiri. Sampai akhirnya semua itu yang jadi boomerang buat kita sendiri.
Segala hal apa yang kita pikirkan, kita rasakan, dan kita prasangkai. Ketika tidak sesuai dengan qadarullah, akan menimbulkan kekecewaan sendiri. Karenanya kadang dalam menjadi hidup kita hanya diminta untuk ikhlas dan percaya terhadap apapun hak yang Allah berikan.
Kalo lagi sedih yaudah gapapa, dinimkatin saja sedihnya. Enggak selamanya kesedihan itu berarti sebuah kenegatifan. Bisa jadi ada kebaikan pada setiap kesedihan yang kita rasakan. Barangkali memang kllise sih, cuman kalo dimaknai lebih dalam, bener banget yaa...
Yang perlu kita tata adalah keikhlasan kita untuk menerima rasa sedih itu ke dalam diri kita, menerima berbagai perasaan kecewa bergelayut dalam diri kita, juga segala perasaan kacau bergelayut pada diri kita.
Pada dasarnya tidak ada perasaan yang buruk. Tinggal bagaiman kita menyikapinya. Karena sejatinya semua perasaan itu wajar-wajar saja dan akan dirasakan oleh setiap orang.
Kuncinya jangan dilawan setiap apapun perasaan yang dirasain, lemesin saja. Nanti juga akan berujung dengan sendirinya, hehe.
Semoga kita semakin dilapangkan keikhlasan dan penerimaannya terhadap berbgai hal yang Allah tetapkan kepada kita. Terhadap apapun peraasaan yang Allah titipkan kepada kita. :)
1 note
·
View note
Text
jadi reminder :)
Kebaikan Lelaki
Dalam hidup jangan mudah untuk mematahkan harapan orang lain. Apalagi mencoba untuk menumbuhkan harapan ke orang lain. Sebab harapan dan kekecewaan itu jaraknya sangat berdekat. Sedekat siang dan malam yang hanya dibatasi senja. Selagi kita tidak siap untuk bertanggung jawab atas harapan dan kekecewaan itu, jangan pernah membuatnya ada.
Menjaga perasaan perempuan itu enggak mudah. Perasaan perempuan itu lembut, selembut ��dan seringan kapas – kapas dandelion yang dengan mudahnya terbang ketika Ia ditiup dengan harapan dan kebaikan orang lain. Sedikit saja Ia tertiup oleh kebaikan, ekspektasinya sudah terbang kemana-mana. Padahal tidak selamanya angin bermaksud membuatnya terbang bahkan terbang sejauh itu.
Begitupun dengan urusan kebaikan lelaki kepada perempuan. Sedikit saja perempuan diberi kebaikan, perasaannya sudah terbang dengan sendirinya meninggalkan logika yang akhirnya meniadakannya. Padahal seringnya apa yang dimaksudkan tidak demikian. Perempuan seringnya lupa, perempuan seringnya lalai, dan perempuan seringnya salah mengartikan setiap kebaikan-kebaikan yang lelaki berikan. Begitulah mungkin sisi positif dan sisi negative yang saling berdampingan atas perasaan yang dimiliki perempuan.
Perempuan tak sekedar mudah terbang karena tiupan kebaikan. Tapi, perempuan juga mudah untuk jatuh hanya karena kebaikan. Jatuh pada sikap yang menurutnya baik, jatuh pada cara yang menurutnya baik. Jatuh pada tindakan yang menurutnya baik. Jatuh pada yang memberi sikap, cara dan tindakan yang baik.
Mungkin bagi sebagian orang hal itu wajar. Sebab, manusia khususnya perempuan hanya mampu melihat pada sikap, pada cara dan pada tindakannya saja, tanpa mampu melihat apa yang sebenarnya hati dan perasaan kita katakan. Karena itu, setiap sikap, cara dan tindakan perlu kata-kata yang selaras denga hati dan perasaan sebagai penjelasnya.
Perlahan saya menyadari, bahwa menjadi seorang lelaki yang baik tidak jauh susahnya bila dibanding dengan menjadi seorang perempuan yang baik. Karena menjadi seorang laki-laki yang baik sekalipun tidaklah cukup hanya menjadi baik saja. Tapi, menjadi laki-laki yang baik, juga harus memiliki kemampuan untuk menjaga kebaikannya dan menjelaskan maksud kebaikannya kepada perempuan. Sebab yang dihadapi laki-laki bukan hanya sekedar perempuan, tapi juga perasaan.
Hati-hati ya, bila berurusan dengan hati dan perasaan perempuan, dan juga kebaikan. :)
3 notes
·
View notes
Text
Pernah nulis kek gini.wkwkwk
Yang Saling Membenamkan
Aku tak tau pasti, semenjak kapan aku mulai jatuh cinta pada yang benar-bener terbenam. Pada yang benar-benar membenamkan
Jatuh cinta pada yang belum hadir, jatuh cinta pada yang sedang membaiki dirinya, jatuh cinta pada yang saling merindukan, jatuh cinta pada yang saling mendo’akan.
Jatuh cinta pada kediaman, jatuh cinta pada yang diam-diam. Jatuh cinta pada yang sama-sama tidak tahu. Jatuh cinta pada yang belum pernah bertemu. Jatuh cinta pada yang setiap malam bercengkrama bermediakan do’a kepada Tuhan.
Selalu saja, air mata ini tak sanggup menyembunyikan perasaan yang begitu terharu dengan pertemuan sebagai pelunasan akan lamanya penantian genap dengan air matanya.
Tak lagi terbayangkan betapa romantisnya aku dan kamu yang demikian..
Untuk kamu, jangan jemu ya dengan masa “penantian” hari ini. Sebab, semua tak akan lagi terulang, saat aku dan kamu sudah bertemu.
3 notes
·
View notes
Quote
Pada akhirnya, bahagia itu dekat sekali Sedekat kita dengan hati kita sendiri Sedekat kita dengan pikiran-pikiran kita sendiri. Bahagia itu dekat sekali. Tak membutuhkan jarak tempuh yang jauh untuk mencari Ia dekat sekali Saking dekatnya, sampai kita tak sadar, bahwa ternyata Ia ada dalam diri kita sendiri.
:)
2 notes
·
View notes
Conversation
Raya : Kan aku kesel ya jadinya. Padahal aku udah kasih banyak, kok malah gini timbal baliknya. ((curhat sambil nangis))
Ara : ((senyum))
Raya : Tapi, memang aku sih yang kudu ikhlas. Gaboleh ngarep macem-macem
Ara : hahahahaha. Yaudah dilanjutin dulu nangisnya..
Raya : Kok gitu sih?
Ara : Lha terus kudu gimana?
Raya : mboohlaaa. Dari tadi aku nangis. Kamu malah ketawa-tawa terus. Sibling.
Ara : Tugasku kan nyeimbangin kamu. Kalo kamu yang nangis, aku tak yg ngetawain kamu.Hahahaha
Raya : ((makin kesel))
Ara : Gini, gini.. sebenernya kamu lho udah tau kenapa dan apa yg harus kamu lakuin. Daritadi kamu ngomel, terus jawab-jawab sendiri.
Raya : maksudnya?
Ara : Yang kamu butuhin sekarang cuman ngerelease keselmu. Cuman butuh nangis terus ngomel-ngomel. Yaudah, nangisin aja dulu sampek habis. Tugasku nemenin kamu ajaaa. wkwk
Raya : Araaa... ((pelukan.wkwkwk))
3 notes
·
View notes