putribudiman
gnothi seauton
48 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
putribudiman · 8 days ago
Text
Rabu
Ya Allah buat aku yakin atas keraguan yang sering muncul, yakinkan aku bahwa jalan yang ku pilih benar, jika salah tolong bawa aku ke jalan yang benar perlahan agar ada waktu aku mencintai dan belajar dari skenario-Mu. Hidup yang hanya sebentar ini, berikan aku kekuatan untuk jadi orang yang bermakna.
0 notes
putribudiman · 2 months ago
Text
just do it, just do it
Tumblr media
122K notes · View notes
putribudiman · 2 months ago
Text
Diingatkan lagi dari surat Ad-Dhuha
"Allah tidak akan meninggalkan kamu."
Meeting pagi ini aku diingatkan tentang kebiasaan harian. Allah paham bahwa beberapa hari ini aku sedang haid sehingga ada pergeseran aktivitas, di mana aktivitas ibadah mahdhah tidak bisa dilakukan; dan ternyata itu sangat mempengaruhi sekali. Rasanya pasak dalam rumah hilang separuhnya.
Ibadah mahdhah seperti sholat, puasa, dzikir sudah terbukti menjadi media komunikasi dan penjagaan yang ampuh dari Allah. Godaan ketika sedang haid menjadikan aku memanfaatkan waktu yang biasanya untuk ibadah mahdhah untuk hal-hal yang kadang buat aku sendiri kebablasan alias tidak kenal waktu; yaitu scrolling socmed. Ini fatal. Aku kehilangan ancang-ancang untuk menyiapkan masa depanku.
Apa hubugannya dengan meeting? Ya, partner kerjaku bercerita bahwa dirinya beberapa hari sedang tidak sehat karena banyak agenda yang dijalaninya. Beliau menyinggung bahwa kebiasaan harian membantu dia untuk tetap stabil menyelesaikan amanah-amanahnya. Dia menyebut mentor-mentornya sebagai penguat dan inspirasi bahwa konsisten itu sulit dan siapa juga yang mau untuk melakukan hal yang sama setiap harinya? Pasti ketika ingin menjalani memulai kebiasaan, maka akan ada godaan dan ingin tetap bersantai. Mentornya selain Nabi Muhammad SAW, beliau menjadi olahragawan internasional sebagai contoh untuk membentuk kebiasaan, seperti Ronaldo, Muhammad Ali, Kobe Bryant, Michael Phelps, beberapa lainnya yang tidak cukup kutangkap dengan baik.
Dari percakapan itu, aku merasa Allah memberi pesan bahwa aku tidak mungkin dibiarkan dalam kelalaian waktu begitu saja, ada pesan yang disampaikan Allah melalui refleksi dari temanku yang diberi keadaan sedang tidak cukup sehat. Beliau menyarankan aku untuk tidak membandingkan kita dengan orang lain karena musuh besar kita adalah nafsu diri kita sendiri, itu yang harus kita kendalikan. Mindset itu akan memudahkan kita tidak silau dengan pencapaian orang lain, bahwa kita punya medan perang masing-masing itu benar adanya. Maka jika sudah mantap dengan pandangan yang demikian, seharusnya aku fokus pada kebaikan dari orang yang aku temui, yaitu karakter atau kepribadian orang. Sekali lagi ini yang harus dijadikan pemahaman bahwa Allah mengutus Muhammad untuk menyempurnakan akhlak, maka kepribadian dan karakter menjadi salah satu wadah akhlak itu terbentuk.
Ternyata benar, Allah tidak akan meninggalkan kita begitu saja, sama ketika Allah yang tidak pernah meninggalkan Muhammad, yang disampaikan melalui surat Ad-Dhuha.
0 notes
putribudiman · 2 months ago
Text
Rasanya mati, tp kok hidup?
Pasca kampus ini emang momen yang edan-edanan. Jelas. Rasanya kayak jalan di hutan belantara yang masih banyak vegetasi liarnya, harus dibabat dulu agar setidaknya jalan setapaknya bisa disusur.
Tepatnya, aku hidup saat lulus kuliah, negara ini sedang resesi ekonomi dan perhelatan politik yang semakin keruh. Terlalu kelam untuk kita pikirkan. Dengan demikian mau tidak mau aku terima kerja yang memang ku temui dan hadir di depan mata, meskipun tetap satu jalur dengan apa yang inshaallah sedang aku tuju.
Kerja di sektor informal memang nyaman tapi kadang resah. Sepertinya ini jalanku ketika sudah jadi istri dan ibu. Bisa bekerja, tumbuh, dan mengurus rumah. Emosi dan tenagaku tetap bisa setia hadir untuk suami dan anak-anak. Aku ingin jadi rumah yang tenang dan sejuk untuk mereka.
Kendati demikian, tetap saja aku iri dengan teman-teman yang kerja di sektor formal. Kenapa? Jaminan dan regulasi hukum mereka jelas: jamsos dan jamkes khususnya, yaaa walaupun gak semua pekerja formal bayar pajak dan dapet jaminan-jaminan itu juga sih. Tapi poinnya, betapa resahnya hidup di negara berkembang dengan mayoritas masyarakatnya sebagai pekerja informal dengan kengerian ekonomi dan ketidakstabilan sosial dalam hidup mereka. Harusnya negara menjadi provider yang setara untuk pekerja formal dan informal.
Patah hatiku terlamaku ternyata bukan karena laki-laki, kekecewaan keluarga, atau teman, tapi justru negaraku sendiri dan bandit-banditnya. Negara yang tamak ini menghambat gerakku sbg anak desa (walaupun pernah jadi anak ibukota, tapi aku tidak suka) dari kelas menengah ke bawah untuk berjalan ke puncak mimpiku karena ekosistem peneliti nyaris tidak diurus negara dengan baik, kecuali negara membutuhkan, itupun bisa dipastikan bahwa itu pesanan dan nyaris bisa dimanipulasi. Negara yang ringkih ini turut andil menghalangi calon suamiku yang entah siapa tertatih-tatih mengumpulkan uang untuk menemui ayahku. Negara yang kehilangan jati diri ini juga yang jadi sebab jurusanku (filsafat) tidak berdaya guna, walaupun menurutku jurusanku 'megah'.
Nyawa di tubuh ini hidup, tapi rasanya mati. Apa aku tidak menikmati pekerjaanku ini? Bukankah mulia dan halal karena aku membantu penelitian calon doktor dan saksi perjuangan hidupnya yang bersusah payah untuk menjaga integritas dan prinsip hidupnya? Bukannya aku harusnya senantiasa bersyukur (memaknai) dengan diberikannya banyak ilmu dan pengalaman orang tsb yang hidup 12 tahun lebih dulu? Bukankah membahagiakan saat tahu circle kerjanya adalah orang-orang penting dan besar? Ya. Tidak ada yang mengecewakan. Aku juga ikut tumbuh. Setidaknya aku bisa menelanjangi kekuranganku selama ini.
Aku hanya tidak tahan berjuang dan berjalan di jalan yang sunyi, aku hanya butuh teman atas ketidakpastian ini, aku hanya khawatir tanpa sebab, aku hanya takut tingginya vegetasi hutan yang mengharuskan aku tebas kuat-kuat, aku hanya manusia biasa, aku harusnya bersyukur punya rasa takut karena itulah sejatinya penghambaan yang di ujung jalan nama Tuhan lantang ditasbihkan. Terima kasih sudah merasai takut. Kita lawan sama-sama ya. Takutmu adalah peduli.
0 notes
putribudiman · 5 months ago
Text
sekian kalinya aku menghela nafas hari ini, seperti takut pada kegagalan padahal aku kegagalan yg kuraih tidak hanya sekali.
bismillah dulu pokoknya, semoga mendaftar asisten riset kali ini bisa berjodoh, aamiin.
1 note · View note
putribudiman · 5 months ago
Text
hari ini submit jurnal, yakin gak yakin penting coba dulu, bismillah aja deh, YA ALLAH BANTU SAYA YAAA
0 notes
putribudiman · 5 months ago
Text
oke, gue akan gila2an lagi merebut mimpi bisa kuliah d luar negeri itu! gue akan berusaha dan ngerebut dg GILA-GILAAN, sengja gue catet di sini biar nampar bolak balik kalo lagi males.
0 notes
putribudiman · 6 months ago
Text
July 1st
Selamat ulang tahun, ya!
Kata Kak Afu untuk menemukan diri sendiri, kita perlu memulai dari apa yang kita miliki, menumbuhkan growth mindset, dan berhenti membandingkan.
Agar lebih ringan kita perlu melepaskan beban ransel, menjaga teman sejawat saat proses perjalanan, menemukan tempat berteduh, serta mengenal jalan-jalan buntu yang ada di depan sana.
Selamat berjuang ya, perjalanan kali ini akan lebih menarik dan menantang!
0 notes
putribudiman · 8 months ago
Text
Sudah hampir 2 tahun, ya.
Sejak pertengahan tahun 2022 kita bertemu berdua saja untuk terakhir kalinya. Kita bicara akrab untuk memastikan semuanya memang sudah berakhir. Selang hampir 2 tahun, aku menyadari bahwa ujian terbesarku adalah berperasaan kepada orang yang aku anggap berpotensi menjadi teman hidup. Sudah hampir 2 tahun, ya.
Kala itu, setelah pertemuan kita sore hari dibersamai hujan di kafe yang kini juga sudah tutup itu, aku menarik diri dari dunia percintaan dengan mengikuti lomba, penelitian dosen, magang, dan mulai olahraga, tapi ternyata aku belum bisa melupakanmu dan tentunya aku belum sepenuhnya mengikhlaskanmu. Aku hanya mengulur waktu untuk benar-benar melepaskanmu.
"Aku memang begini orangnya..." katamu yang paling aku ingat, aku cukup sakit mendengarnya. Aku tidak bisa menjawab apapun selain ingin pulang kala kita berbincang-bincang. Aku tidak bisa mendengar jawaban itu.
Setelah aku lulus kuliah, namamu masih jelas, sangat jelas. Aku tidak ada alasan membencimu, tidak ada sama sekali. Aku masih sering mengunjungi profil media sosialmu atau ayah atau ibumu, bahkan adik-adikmu. Aku sangat merasa dekat.
Ku pikir tahun ini aku akan melupakanmu dengan adanya orang baru, tapi Allah seperti memberi pertanyaan dengan banyak kode dan perasaan yang semakin kuat "Apakah kamu ragu dengan kemampuan-Ku?" Aku bingung, apakah aku masih layak mendoakanmu? Memintamu kepada-Nya (lagi)? Apakah aku egois jika terus memaksamu untuk bersamaku nanti? Perubahan seperti yang harus aku tahu darimu? Tapi, apakah kamu sudah berubah?
Tidak mungkin perasaan itu hadir begitu saja, aku yakin Allah menguji dengan cara ini, maka Dialah yang memberi perasaan itu menjadi subur, karenanya agar bisa lulus dari ujian-Nya aku sebagai hamba harus minta pertolongan-Nya.
Aku hanya bermohon bahwa aku diberkati ilmu yang layak untuk menghadapinya, aku berdoa agar aku tidak melupakan mimpi-mimpiku hanya karena upayaku melupakanmu "tidak kemana-mana". Apapun yang terjadi, aku siap, aku sangat siap. Izinkan aku mendiskusikan lagi dengan Allah, lagi.
Jika aku kalah, maka aku katakan pada diriku sendiri bahwa aku tidak kalah sebab aku sudah berani dan aku mendapat banyak pelajaran tentang mencintai dan berperasaan.
Ditemani lagu Nidji - Rahasia Hati, lagu terputar random 2 kali dengan jarak lagu yang dekat. Cocok sekali karena sebenarnya aku sedang mau putar lagu ini terus menerus. Terima kasih Allah.
"Semua milikmu, andai kau tahu, rahasia cintaku"
0 notes
putribudiman · 1 year ago
Text
the lesson i got it during israel against palestine -> i'm so miss my mom, really.
setelah ku pikir2, aku itu kecilnya gak mau digendong siapapun selain mamakne, kangen terus ini yaAllah.
0 notes
putribudiman · 1 year ago
Text
monday
alhamdulillah, I'm moeslim
0 notes
putribudiman · 1 year ago
Text
Nowadays I can't handle the feeling like jeaolus if my birdfriend having boyfriend. I'm really dunno why I feel like that? I really to make it motivate to me grew up and big reason why I must be a good people and wise people who having million dreams. I'm jeaolus, it's right, but because that I more ask my self what the way to avoid it? If we on haram relationship, maybe not guarantee to get the good practicing spouse from aspect of self and social worship.
Tonight, Allah remind me to be patient because YouTube algoritm appearance the video bout woman who spoiler alert has been divorced. I get the much insight about marriage, but I just watch the half video because I want to rewatch tommorow, I'm so enjoy watching the video.
Tommorow, inshaallah I want to write the reflection after final watch it.
0 notes
putribudiman · 1 year ago
Text
yasssssssssssssssssssss
Tumblr is a place to confess our unsaid feelings.
2K notes · View notes
putribudiman · 1 year ago
Text
totally right!
Hidup ini tidak boleh sederhana. Hidup ini harus hebat, kuat, dan bermanfaat.
Yang sederhana adalah sikap.
Chairul Tanjung
503 notes · View notes
putribudiman · 1 year ago
Text
advice
You must have home base, first.
0 notes
putribudiman · 1 year ago
Text
fit, what do you want hei?
I really doubting with my future, my carrier, my contribution that what I'm choosen. What I want to be? researcher? lecture? or maybe professional at start-up? or other job? I really dunno what the pathway to straight it. Bagaimana caranya aku tanya dan melihat kemampuanku? Ke mana aku harus pergi mencari? Oh, God. May I make a plans which is I love and I want the plans it?
Mybb underthinking but lemme breakdown what the things thoses in my head: 1) I want to get a job inline with my future before I continue my studies 2) After then, I continue my study with the homebase from my work in the jobs, so the number one must be seriously, picky but realistic, I'm sure I can do it, but huhhhh embohlah! 3) I'll back to my place that I started join, I want give the contribution and some like back the homebase or chooses the place that I can give my contribute.
Just it, simple. But wow, drained energy to make it realistic. What the step must I try? Tes minat dan bakat? Or anything that I need? Meditation? Atau sambil jalan aja? This is my effort to make my jobs more berkah because I want to learn, work, and happy in one way, one breath, one big vission. Arty said that we must be specialist who have genelaristic knowledge. I'm agree with that. OH GOD, HELP ME.
0 notes
putribudiman · 1 year ago
Text
“It’s not just other people we need to forgive. We also need to forgive ourselves. For all the things we didn’t do. All the things we should have done.”
— Mitch Albom
4K notes · View notes