Tumgik
putche · 8 months
Text
DEJAVU
Dejavu, aku merasa seperti "diberi kesempatan yang kedua". Momen kembali dipromosikan dimulai dengan jadi acting Lead.
Yang pertama adalah saat di bank swasta buku IV berwarna nuansa merah. Atasan langsung, Head TA-nya resign, lalu diangkat jadi pjs TA Head. Waktu itu cukup mengejutkan di internal team dan diri sendiri. Ditambah lagi situasi tekanan kerjaan untuk tim ini (DP & TCB) yang juga lagi tinggi.
Kali ini, terjadi untuk yang kedua kalinya. Situasi yang serupa. Serupa dalam konteks dipromosikan secara bertahap dari acting TA Lead untuk Corporate TA team. Mungkin yang kali ini tidak terlalu mengejutkan krn secara tidak langsung pernah di-bring up oleh dua Head of TA yang pernah menjabat selama bekerja 1 tahun 8 bulan di perusahaan ini. Dengan diri ku saat ini, aku tidak begitu tertarik, selain karena motivasi ku kembali kerja sederhana, nyari kesibukan dan punya uang jajan sendiri. Selain menyelesaikan pekerjaan ku dengan baik, tidak begitu ingin terlibat lebih jauh dengan kompleksitas lainnya.
Sedikit mengingat ketika topik ini diangkat pertama kali sama Head of TA yang pertama adalah saat dia akan dimutasi ke posisi lain. Diskusinya bukan dalam situasi yang formal lebih seperti situasi kebetulan yang kosong yang dimanfaatkan. Sepertinya waktu itu mungkin baru wacana...atau mungkin cek ombak di internal tim Corporate TA. Respon ku adalah intinya tidak tertarik, menyarankan untuk better cari dari luar atau ada 1 orang di tim yang mungkin bisa dipertimbangkan.
Diskusi yang kedua adalah bersama Head of TA pengganti dia. Diskusinya lebih formal tapi di-moment yang tidak sengaja. Moment saat heads up kalo capacity vacant positions yang aku handle sudah diluar batas. Sekitar 45HC termasuk yang di-handle direct subordinte intern diluar kebutuhan hiring internship. Saat itu dia sambil lewat ngasi tau bahwa dia punya plan buat ku tapi memang masih dalam proses. Dia juga tanya aspirasi karir ku dan plan karir bagaimana. Jawaban ku masih sama seperti yang aku sampaikan ke Head of TA yang pertama. Tidak berubah karena belum ada hal yang membuat kebutuhan karir ku berubah. Selain itu aku terlalu mengingat kejadian gagal promosi yang terjadi sama alm. Bapak ku, yang aku jadikan pegangan. Aku pun tidak berpegang pada omongan atau janji perusahaan. Aku hanya berpegang pada pernyataan hitam diatas putih atau action nyata.
Tidak lama, selang sekitar 2 bulan, dipertengahan November. Atasan ku menginformasikan action acting promotion ku as Corp TA Lead. Tidak punya bayangan mau akan menjalaninya bagaimana. Memilih untuk menanti, hadapi dan pelajari.
#latepost
0 notes
putche · 2 years
Text
Hilang Membuat Hampa
Minggu lalu salah satu leader di kantor meninggal. Beliau meninggal dalam kecelakaan saat mengendarai mobilnya. Aku pribadi hanya tau beliau, tau namanya tau person-nya. Tapi, seminggu sebelum beliau meninggal sempat berpapasan dan ngobrol singkat. Beliau seseorang yang ramah dan dikenal sebagai seseorang yang baik. Kepergiannya mengejutkan (I can say) semua orang. Kepergiannya begitu tiba - tiba ...
Minggu ini, seperti dejavu, mendengar berita salah satu atlet bulu tangkis muda berprestasi meninggal dalam kecelakaan mobil. Kecelakaan terjadi, menurut berita, karena supir (sang ayah) kemungkinan mengantuk dan menabrak truk di depannya. Dia pun pergi dengan tiba - tiba ...
Pikiran ku "terganggu" dengan dua kejadian yang dianggap serupa dalam jangka waktu yang cukup singkat. Pikiran ini selalu membawa ke pertanyaan bagaimana jika semua orang di dunia ini semenit kedepan hilang tiba - tiba seperti kepergian dua orang itu ? kemudian benda - benda pun hilang...dan lingkungan/ruang tempat berpijak juga hilang ... hanya ada ruang hampa ...
2 notes · View notes
putche · 2 years
Text
Pulang
Pulang (1): flash back ke moment ketika alm. bapak meninggal. Dibuai dengan kesembuhan sementara yang sangat singkat dia pergi ber“pulang” dihari dia seharusnya tinggal menunggu admistrasi untuk pulang ke rumah kembali bersama dengan keluarga...
Pulang (2): “Aku sudah pulang bu, kalo memang situasi ibu tidak bisa ditinggal dan jagain adik-adik juga jangan sampai ada imbas yang lain. Ya ini aku pulang, aku balik ke rumah.” Cobaan disaat mengurus ibu yang rentan secara psikologis saat ini memberikan beberapa pernyataan-pernyataan yang tidak pernah terbayang akan diucapkan. Dan aku mulai membenci kata Pulang. Banyak hal sedih berkaitan dengan kata ini.
Pulang (3): Salah satu random thinking ku adalah memikirkan tentang kematian, kematian diri sendiri (berPulang). Tema yang sering dibahas adalah bagaimana kehidupan setelah mati. Ya, aku juga takut pada kehidupan setelah kematian karena sadar banget bahwa kelahiran kali ini pun masih banyak adharma yang masih dilakukan tapi jika diurutkan, rasa takutnya sekarang lebih pada bagaimana dan seperti apa cara berPulang nanti. Berharap bahwa bisa mendapatkan cara yang paling tidak menyakitkan dan tenang adalah dengan berusaha untuk banyak berbuat baik dan berdoa, walaupun itupun tidak tau apakah akan berkorelasi.
"Satu kepala, banyak pikiran. Satu tema, banyak sudut pandang." - lps200223
1 note · View note