Tulisan untuk Pretisila Kartika Putri ingat di masa depan
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
:")
Life Crisis : ternyata itu bertumbuh
Kukira, kekhawatiran yang hebat saat usia 20-an terkait pekerjaan, jodoh, dan apapun yang sedang menggelayuti pikiran teman-teman usia rentang 20-25 akan selesai segera setelah keputusan-keputusan itu diambil. Ternyata tidak.
Kekhawatiran itu tumbuh seperti usia yang semakin bertambah. Seperti kekhawatiran kita tentang keluarga, tentang keuangan rumah tangga meskipun kita sudah bekerja, tentang pekerjaan kita apakah cukup dengan itu atau ingin berkembang lagi.
Dan kekhawatiran itu semakin menjadi-jadi tatkala keputusan yang nantinya kita ambil ternyata tidak hanya untuk kita sendiri. Saat keputusan kita sudah tertali pada keluarga (anak atau pasangan). Saat keputusan kita berdampak pada hidup orang yang begitu kita cintai.
Dan mungkin, saat ini, di tengah usia kita yang bertumbuh. Di saat kita dianggap telah cukup dewasa oleh masyarakat. Kita merasa diri kita tetap seperti dulu, seakan tak percaya bahwa kita sudah di posisi ini dengan sikap dan sifat kita yang kita rasa masih kekanak-kanakan. Kita sudah beranjak tanpa terasa. Dan kita khawatir bahwa bekal kita tidaklah cukup.
Pada akhirnya, sungguh kita tidak akan pernah selesai dalam urusan-urusan di dunia ini. Dan akhirnya pun saya memahami, bahwa jangan sampai urusan-urusan ini melalaikan. Juga semakin mudah kita pilah dan pilih, urusan mana yang mendekatkan kita kepada kebaikan, kepada Tuhan. Dan urusan mana yang menjauhkan.
Semakin kita bertumbuh, maka terpaan ujiannya pun akan semakin besar. Tidak akan pernah menjadi lebih mudah, tapi Tuhan menjanjikan bahwa Dia selalu menyertai orang-orang yang percaya kepadaNya dan sabar terhadap ujianNya.
Kini, kita sedang bertumbuh dan kekhawatiran kita pun demikian.
Yogyakarta, 22 Februari 2017 | ©kurniawangunadi
978 notes
·
View notes
Text
Hujan sore ini
Aku bahkan bingung menangisi apa setiap hari akhir akhir ini. Aku bahkan bingung berapa air mata yang sudah aku jatuhkan akhir akhir ini. Aku hanya berharap, setiap tetes air mata yang aku keluarkan akhir akhir ini sekaligus membuang dosa dosa dalam hidupku. Menggantinya dengan kebahagiaan yang berlipat ganda di waktu yang terbaik. Dan seterusnya.. Aamiin. Purwokerto, 27 Februari 2017
0 notes
Text
Allah ingin aku lebih mendekatNya
Rasanya ingin marah, ingin teriak sekeras kerasnya. Ingin nangis sekenceng-kencengnya. Sama siapa ? Sama Allah yang punya semuanya. Hehe Rasanya selalu bertanya ? Kenapa diberikan situasi seperti ini ? Bukankah aku memintamu bukan seperti ini ? Bukankan aku memintamu tempat yang terbaik ? Tapi aku merasakan begitu berat di tempat ini. Tidak ada semangat untuk mengabdi, hanya persoalan lingkungan yang menjadi jadi. Inikah jawaban doaku dariMu Allah ? Entah apa maksud Allah menempatkanku di tempat ini, tempat yang benar benar baru aku singgahi dengan lingkungan yang luar biasa seperti ini, dengan beban kerja yang luar biasa juga. Entah apa maksud Allah membiarkanku melewati ini saat aku masih sendiri. Merasakan kesepian yang sesedih ini. Ah lupa rasanya bahwa ialah yang merencanakan semua ini. Bukankah setiap hujan deras, kemudian ada matahari dan pelangi ? Hanya sabar yang mungkin bisa aku jalani. Karena Allah adalah sebaik baiknya pengganti untuk badai dan angin kencang ini. Semoga pelangi tercerah dan terbaik yang akan menjadi buah kesabaran dan pengganti kesedihan ini. Aamiin. Pretisila KP. Kamar.
0 notes
Quote
Entah akan ditinggikan seberapa tinggi derajatku ya Alloh.. Sampai merasakan jatuh seperti ini :")
Kosan. Sedih.
0 notes
Text
Curhat di kegelapan
6 Januari 2017. Kebiasaan tiap lagi pulang ke rumah, selalu tidur sama ibu. Selalu curhat apapun sebelum tidur. Apapun.. Minta pendapat, nyurahin semua kegalauan, dll. Paling suka curhat sebelum tidur pas lampu kamar udah dimatiin, waktu pakai lampu redup. Awal curhat suara dibiasain.. Lama lama kalo udah denger suara lembut ibu kasih semua nasehat dan wejangan yang ngademin hati.. Bantal langsung basah.. Air mata cengeng langsung banjir. Sambil nyembunyiin suara ingus keluar idung. Keluargaku memang bukan tipe kluarga yang mudah menunjukkan kesedihan di depan keluarganya (ex : nangis di depan keluarga). Jadi suka sembunyi sembunyi kalo lagi nangis. Favoritnya curhat sama ibu saat lampu kamar udah dimatiin adalah, ibu nggak tau aku nangis sampe sesenggukan dengerin nasehat Ibu. Padahal aku cengeng luar biasa. Nggak pengen keliatan lemah di depan ibu, walaupun aku tau ibu tau kalo aku lemah. Hehe :") Nulis ini niat awalnya biar nunggu air matanya berenti, biar besok pagi nggak terlalu bendul matanya abis nangis malem ini. Yang ada malah sampai nulis titik sebelum kalimat ini, pipi masih basah karena air mata. Karena makin menyadari Ibu itu luar biasa berartinya buat aku, buat manusia cengeng yang nggak bisa sendirian tanpa sosok beliau. Makin terharu, besok 7 Januari ulang tahun ibu, maka.. Doa terkhusuk yang aku panjatkan adalah.. Sehat selalu ya buk.. Itu yang utama. Bahagia selalu.. Sejahtera.. Panjang umur.. Selalu diberkahi Allah.. Bangga dan bahagia ngeliet anak anaknya. Semoga bisa selalu bahagiain dan banggain ibuk. Selalu nemenin aku sampe kapanpun.. Selalu nemenin aku, tyas, mas ian ketemu jodoh dan anak anak kami kelak. Bahagia dunia akhirat. Dan doa doa baik lainnya. Aamiin aamiin aamiin ya robbal'alamiin. I love you mom. A whole of my heart and life. I'll try to do your advice. :") ❤
0 notes
Photo
Time flies so fast when I'm with you gurls. Is it a love ? ☺😌
0 notes
Text
My adorable man
Setiap wanita pasti punya seseorang pria yang diidolakan, bukan berarti harus selalu artis atau public figur, tetapi bisa orang-orang yang ada di sekitar hidup kita. Kali ini mau cerita soal pengalaman mengagumi seseorang dalam hidup kita, dan perasaan 'deg degan' tiap melihatnya entah itu langsung atau di sosial media. Gara gara keinget nemu buku binder jaman SMP dulu. Dulu.. Sewaktu SMP, adalah masa dimana pubertas lagi hangat-hangatnya, peralihan masa dari anak-anak menuju dewasa yang membuat aku mulai mengenal peraaaan 'tertarik' pada lawan jenis. Tepatnya kelas 2 SMP yang sekarang lebih dikenal kelas 8. Aku mulai mengagumi kakak kelas yang luar biasa mengaguminya, perasaan bahagia tiap ngeliet dia walaupun hanya lewat, perasaan bahagia walaupun hanya disapa sesaat. Bahagia ? Sangat. Perasaan itu luar biasa menyenangkan, membuatku merasakan semangat untuk pergi sekolah yang dulu masih sangat menyebalkan sekaligus menyenangkan, walaupun hanya mengagumi, bukan memiliki. Bahkan teman teman pun mengetahui aku mengagumi kakak kelas itu hingga sekarang mereka terkadang menanyakan ? "Kamu gimana sil sama mas adi ? Masih ngefans sampe sekarang ? " tiap ditanya gitu, selalu jawab "Masih lah.. Hehe". "Terus kalo mas holand ? Masih ? Hahaha" Bahkan mendengar nama mereka disebut, perasaan kagum itu masih sama seperti dulu SMP, belum berkurang sedikitpun. "Masih lah.. Pernah malah waktu itu ngemimpiin, haha". Terkadang.. Perasan kagum itu hampir sama ketika kita mencintai pacar kita dengan tulus. Bahkan.. Tanpa disadari, membuat energi bawah sadar mendoakan mereka untuk selalu bahagia dimanapun berada. Dear my adorable man, mas adi kurnia muktabar & mas dwindawan holandrio.. Your junior high school fans, Sila. Wkwk✌
0 notes
Text
Aamiin
Rasanya mengulang hal menyedihkan 6 tahun lalu. Sakit. Tapi semoga kali ini berbuah baik. Aamiin :')
0 notes
Text
Yogyakarta dan Pembelajarannya
Seperti layaknya fresh graduate lain, tahap ini adalah tahap hidup yang memang harus dilewati selanjutnya. Mencari pekerjaan.
Hari itu, aku terbangun cukup pagi (bagi seorang unemployed) untuk bergegas menuju kota sebelah yaitu Yogyakarta untuk mengikuti Jobfair yang diselenggarakan UGM. Aku nggak sendiri. Bareng sama salah satu teman SMA yang juga fresh graduate dan mencari pekerjaan sepertiku. Hari itu cukup cerah, namun badan yang masih belum begitu fit karena masih terserang hari hari awal flu dan demam membuatku kurang begitu semangat. Sesampainya di UGM, ratusan jobseeker sudah banyak mengantri untuk masuk ke dalam area jobfair di GSP. Beberapa CV aku sebar untuk melamar ke beberapa perusahaan yang ada saat itu. Tentunya yang sesuai kualifikasi pendidikanku.
Singkat cerita, aku mendapat panggilan dari beberapa perusahaan untuk mengikuti tahapan seleksi. Ada perusahaan yang benar-benar aku incar, namun gagal di tahap akhir karena masalah almamater (hmmm.. kadang sebel kalo masih ada diskriminasi almamater #curhat.com), sedangkan perusahaan yang biasa-biasa saja, aku lolos hingga tahap akhir dan offering. Terus ? Diambil ?
Jawabannya enggak. Hehe.
Ini sebenarnya puncak kegalauan saat itu. Terkadang otak kita harus berfikir beberapa kali lipat untuk memikirkan konsekuensi yang akan kita ambil nantinya. Apa akibatnya ? apa manfaatnya ?
Bekerja di perusahaan swasta memang bukan impianku. Sedikit idealis memang. Namun ya itulah aku. Kalaupun harus bekerja di perusahaan swasta, aku ingin budaya dan lingkungan kerja yang mmebuatku nyaman, karena wanita penuh dengan perasaan lembut dan kita akan menghabiskan waktu banyak di lingkungan kerja itu. Maka yang harus diutamakan adalah betah. Saat itu yang aku pikirkan, ketika aku melepas sebuah kesempatan bekerja, maka aku membuang kesempatan untuk bisa berkontribusi dalam pekerjaan itu, aku harus siap bahwa aku harus mencari pekerjaan lain, dan harus mendapatkannya, karena aku tidak ingin menjadi pengangguran. Banyak pertimbangan yang telah aku lakukan, sampai pulang dari jogja aku jatuh sakit. Hahahha. Karena kelelahan fisik dan rohani. Hmmmm.
Semoga Allah mengganti semuanya dengan yang jauuuh lebih baik dan berkah. Aamiin.
0 notes
Text
New Journey
Akan ada tahapan baru setelah ini. Yang aku tau tentang hal itu adalah aku harus berusaha lebih giat dan lebih banyak lagi, karena akan ada tahapan yang lebih berat dari sebelumnya.
Ya. Pasca Wisuda.
Setelah wisuda, akan ada banyak tahapan hidup yang harus aku capai dan aku raih. Di usiaku yang berada di akhir masa remaja ini, pasti sama dengan banyak orang lain yang memiliki usia yang sama denganku.
Karir dan Jodoh.
Dua hal itu adalah hal besar yang membutuhkan banyak pertimbangan untuk meraihnya, karena kita akan menghabiskan sisa hidup kita di dunia ini dengan dua hal tersebut, karena dua hal tersebut akan membentuk pribadi kita akan seperti apa nantinya selama hidup.
Stress ? Pasti.
Tapi harus dilalui. Yang aku tau, Allah tidak pernah mengingkari janji.
0 notes
Text
(Lagi) Melow
Lagi – lagi hujan. Dan hati ini terasa begitu sendu. Entahlah.. aku pernah menulis sebelumnya dalam blog bahwa aku kurang menyukai hujan, bukan.. bukan karena rizki yang Allah turunkan melalui hujannya yang tidak aku suka, namun karena suasana menyedihkan yang sering terjadi pada saat hujan, yang menjadikan suasana hujan terkadang begitu sendu.
Kosan Virgo, 27 Oktober 2016. Hujan dan sendu.
Sekitar 5 menit yang lalu handphone berbunyi, tulisan “Ibuk <3” tampil di layar handphoneku. Dan aku segera mengangkatnya.. Percakapan kami dalam Bahasa Jawa, Ibu (Ngoko) dan aku (Krama inggil) yang kadang dicampurkan dalam bahasa Indonesia :
Aku : “Assalamualaikum…”
Ibuk : “ Wa’alaikumsalam… Nang ndi nduk ?”
Aku : “ Teng Purwokerto buk”
Ibuk : “ Ooh… Udan nang kono ?”
Aku : “ Nggeh.. jawah.. deres”
Ibuk : “Iya.. nang kene be udan deres, adem.. cebrik..”
Aku : “Nggeh….” (sambil bingung mau ngomong apa)
Ibuk : “Gek ngapa nduk ?”
Aku : “Seg nggarapi soal..”
Ibuk : “ Oh.. kesel ya ?” (Kemarin, aku melakukan perjalanan Purwokerto – Semarang dalam sehari, perjalanan untuk pergi ke salah satu wisuda teman di Undip dan bertemu dengan sahabat dekatku saat SMA, hanya dalam sehari, sebegitu detailnya Ibuk mengerti bahwa ada kemungkinan aku merasa lelah :”)
Aku : “Hehe.. nggeh Mandan. Tika wingi mboten sios meng ********** (salah satu perusahaan di semarang)”
Ibuk : “Kenapa emang ?”
Aku : “ Soale tebih.. mboten enten sing nganter.. ngenjang malih paling “ (aku mencoba menenangkan Ibuk yang mungkin khawatir)
Ibuk : “Iya.. besok kan ada kesempatan lain”
Aku : “Nggeh… “
Ibuk : “Yowes ya.. Assalamualaikum”
Aku : “Wa’alaikumsalam”
Mungkin bagi sebagian orang itu adalah percakapan biasa. Namun buatku, aku mencoba menyeka air mata haru setelah menutup telepon itu.
Kenapa ?
Ibuk adalah sosok yang jarang sekali menelpon seseorang jika bukan karena khawatir. Aku sangat mengerti Ibuk akan menelpon seseorang jika ia merasa khawatir pada seseorang walaupun tidak secara langsung menunjukkannya. Akhir-akhir ini, aku sedang sering ditelpon Ibuk jika sedang tidak ada di rumah. Jauh lebih sering dari sebelumnya. Aku merasa Ibuk sedang mengkhawatirkanku, bukan.. bukan perasaan GEER yang ada dalam pikiran atau hati, tapi perasaan dan kontak batin antara ibu dan anak yang begitu kuat.
Entahlah.. apa yang dikhawatirkan Ibuk terhadapku, mungkin tentang perasaan. Perasaan batin antara Ibuk yang tau anaknya memang sedang memikirkan banyak hal. Banyaaak sekali hal.
Aku terharu. Ibuk adalah sosok yang sangat cuek. Sangat tidak pernah menunjukkan kesedihannya kecuali dalam bentuk doa, sosok yang tidak pernah menangisi akan hal sedih yang dirasa, kecuali menonton film sedih hehe, sosok yang mengajarkan hal untuk kuat sebagai wanita dalam hal apapun, kali ini mengkhawatirkan ku begitu dalam.
Aku menangis. Bukan hanya karena aku merasa terharu akan kekhawatiran Ibuk. Tapi aku menangis karena lebih merasa bersalah telah membuat Ibuk khawatir akan pikiran dan perasaannya.
Kadang ada celetukan obrolan Ibuk yang simpelpun menambah hati sendu ketika hujan seperti ini, misal :
“Ibuk ki nek hawane udan ngene iki, kelingan penataran nang Candisari, udan udan deres.. ngenteni bis”
Rasanya kalo denger nyesek, Ibuk bukan sedang ingin menunjukan ketegarannya, namun mengingat momen yang terjadi saat seperti ini. Aku sedih membayangkan seorang Ibuk nungguin bis saat hujan deras di pinggir jalan untuk pulang ke rumah, padahal aku sendiripun kadang suka sedih dan menangis jika aku di posisi ibuk, padahal aku masih muda. How strong you are mom. Aku yakin.. masiiiiiih banyaaaaak wanita atau Ibuk yang luar biasa kuatnya di luar sana, atau kalaupun postingan ini dibaca oleh seseorang, mungkin hal ini terasa biasa saja. Tapi ini luar biasa buatku. Kekuatan seorang Ibuk yang sangat mandiri, yang hatinya begitu lembut, di luar cueknya sikap beliau.
Ibuk.. doain Tika mawon nggih, supados Tika bisa lancar lan digampangaken sedoyonipun. Bernasib baik dan beruntung atas segala hal. Aamiin.
Dan Allah… hilangkan perasaan khawatir dalam diri Ibuk.. bahagiakan dan sehatkanlah selalu Ibuk.. berkahilah setiap langkahnya. Aamiin aamiin aamiin ya Rabbal’alamiin.
0 notes
Text
Humanity
It’s been along time I didn’t feel this feeling again, and now.. I’m feeling again. It’s hurt. Hurt because of love. Isn’t that consequence of love ? So, be tough !
October, 21st 2016.
0 notes
Quote
Letting go doesn't mean giving up, but rather accepting that there are things that cannot be
Noname
0 notes
Conversation
Kok tumblr ? blognya ?
Panca : Kok sekarang nulisnya di tumblr sil ? gak di blog lagi ?
Sila : Hehe, lagi pengen nyoba tumblr. Terus masih sepi, jadi bebas mau nulis apa aja. Oia, sengaja pasca nyelesein semua, banyak waktu luang buat sendiri, banyak banget yang pengen ditulis, tahap hidup selanjutnya kayaknya bakal ditulis disini.
Panca : Oh.. panjang ya.
Sila : Iya ya, padahal kamu nggak nanya ya.. hehehehehehe (kemudian krik krik)
0 notes