Text
PERIHAL TUDUHAN "AKTOR INTELEKTUAL" DAN "DITUNGGANGI"
Istilah “aktor intelektual” dan “ditunggangi” tidak pernah hilang dari kosa politik Indonesia. Bahasa politik itu kembali muncul saat para pejabat menyikapi demonstrasi besar-besaran menentang RUU Cipta Kerja.
Perlu dikatakan bahwa tidak mungkin massa aksi yang begitu besar tidak punya kepentingan dan agenda politik. Mereka turun ke jalanan justru karena punya itu semua. Sudah pasti juga ada plot dari orang yang mencoba memanfaatkan gelombang aksi ini agar bisa inline dengan, syukur-syukur bisa menggolkan, agenda politik mereka.
Kemunculan istilah “aktor intelektual” atau “ditunggangi” justru untuk menegaskan bahwa plot tersembunyi itulah yang menjadi motif utama. Formula maknanya begini: aspirasi yang diusung secara terbuka dalam spanduk-spanduk dan orasi-orasi para demonstran hanya sampul dari plot tersembunyi untuk mendelegitimasi pemerintah dan itu pasti datang dari kelompok politik yang urusannya hanyalah kue kekuasaan.
Asumsinya: (1) warga yang baik tidak mungkin turun ngeyel di jalanan karena negara tidak mungkin melukai (suara) rakyat dan (2) warga yang baik hanya akan menyampaikan aspirasinya melalui jalur-jalur formal. Dua asumsi itu problematis karena (1) negara dan aktor-aktor negara bukanlah malaikat tanpa cela, (2) jalur-jalur formal biasanya sudah tersumbat dan (3) walau pun sudah tersumbat toh jalur formal itu pernah, sedang, dan akan ditempuh, kok.
Masalah utama dari jalan pikiran yang terwakilkan dari istilah “aktor intelektual” dan “ditunggangi” adalah ketidakpercayaan atas kemampuan warga untuk mengartikulasikan pikiran, aspirasi, kekecewaan, kemarahan dan harapan. Makanya, tiap kali ada warga desa, orang-orang kampung, atau mereka yang (dikesankan) tak berpendidikan angkat suara dan melakukan perlawanan, pasti selalu ada yang mengatakan: tak mungkin lulusan SD ngerti urusan politik dan hukum, mereka pasti ditunggangi, oleh makelar-makelar politik berbaju LSM, aktivis, dan/atau (sekarang lagi ngetren istilah) SJW.
Bingkai itulah yang mestinya membuat narasi “sudah baca belum draft RUU-nya?” bisa diletakkan secara tepat. Narasi itu sejalan dengan rumus berpikir bahwa “warga pasti tidak tahu apa-apa, sehingga kalau mereka merasa tahu sudah pasti itu hanya (1) sotoy atau (2) ditunggangi”.
Jika diperas lebih kencang lagi, semua itu hendak bermuara kepada cara berpikir bahwa “warga pada dasarnya tidak pernah bermasalah dengan agenda-agenda negara”. Warga dibayangkan sebagai makhluk-makhluk naif yang secara alami selalu menerima niat baik negara dengan tulus. Sehingga jika ada warga yang berserikat untuk menolak agenda-agenda negara, hal itu sudah pasti bukan tindakan yang alamiah.
Gema "negara organik", atau "negara integralistik" ala Soepomo, pun tercium. Secara singkat bisa dikatakan bahwa negara organik membayangkan bahwa tidak ada ketegangan antara negara dan rakyat. Keduanya adalah manunggal. Rakyat dan pemimpin itu tidak terpisah-pisahkan. Negara-bangsa dibayangkan sebagai sebuah keluarga besar, dengan pemimpin sebagai bapak dan rakyat sebagai anak-anaknya. Tidak pada tempatnya mencurigai sang bapak hendak mencederai anak-anaknya. Segala yang dilakukan sang bapak, jika pun dirasa merugikan, semuanya untuk kebaikan anak-anaknya.
Saya tak hendak berpanjang-panjang menjelaskan apa itu “negara organik” dan “negara integralstik”. Saya persingkat dengan melompat kepada konsep “politik massa mengambang” yang dirumuskan Ali Moertopo pada 1972 lewat tulisan berjudul 'Dasar-Dasar Pemahaman tentang Akselerasi Modernisasi Pembangunan 25 Tahun’.
Siasat ini pada dasarnya adalah sebentuk depolitisasi warga, menjauhkan warga dari diskursus politik. Dalam bentuk yang konkrit, politik hanya boleh sampai di tingkat Kabupaten/Kotamadya, tidak boleh masuk hingga level kecamatan apalagi tingkat desa. Jika pun hendak berpolitik, hanya boleh melalui saluran resmi yaitu lewat dua partai (PPP-PDI) dan Golkar.
Mudah ditebak siasat ini hanya menguntungkan Golkar. Dibandingkan PPP dan PDI, hanya Golkar yang infrastruktur politiknya dapat menjangkau hingga pelosok-pelosok desa. Melalui aparat birokrasi dan organisasi-organisasi turunannya (dari PGRI, Korpri, Dharma Wanita, PKK, hingga pemerintah desa yang diawasi oleh Koramil, Polsek dan Babinsa), Golkar akan dengan mudah menancapkan kepentingan politiknya dengan demikian intens.
Moertopo mendasarkan argumentasinya kepada mendesaknya agenda-agenda pembangunan yang tidak boleh diganggu oleh kancah perjuangan politik partai dan golongan. Dalam kalimatnya Moertopo: "...sudah selayaknya bila rakyat, yang sebagian besar terdiri atas rakyat di pedesaan, dialihkan perhatiannya dari masalah sempit dan diarahkan kepada usaha pembangunan nasional, antara lain melalui pembangunan masyarakat desanya masing-masing."
Dari situlah genealogi istilah "provokator" masuk ke dalam kosa kata politik Indonesia. Dibayangkan bahwa orang-orang luar, mereka yang menunggangi, atau aktor intelektual, sebagai biang kerok munculnya inisiatif perlawanan warga. Tanpa orang luar, warga yang dianggap masih bodoh, kurang berpendidikan, tidak rasional, mustahil punya keberanian atau punya inisiatif menentang agenda-agenda negara. Orang-orang luar, entah atas nama advokasi atau pendampingan atau solidaritas atau apa pun, dianggap sebagai intervensi nurture terhadap nature, yang merongrong kedamaian dan ketenteraman.
Para politisi, kepala daerah, para jenderal atau menteri dan presiden yang masih berpikir bahwa penolakan warga terhadap agenda-agenda negara sebagai tindakan yang tidak alamiah, menyimpang, dan mengganggu ketertiban bukan hanya ketinggalan zaman atau gagap membaca perubahan mas(s)a tapi juga masih merasa dirinya sebagai “bapak” yang serba-berhak menilai dan memutuskan apa yang terbaik bagi rakyat yang terus dianggap sebagai (kek)anak-anak(an) dan tidak mengerti apa-apa.
190 notes
·
View notes
Text
Untuk setiap pekerja yang tidak lagi dipekerjakan oleh korporasinya
Untuk lembar-lembar kontrak yang dilanggar sendiri oleh pembuat kontraknya
Untuk pekarya lepas yang lepas pula pendapatannya
Untuk angka-angka digital di saldo yang berkurang nominalnya
Untuk yang mengeluh namun tetap dipaksa bersyukur
Untuk ketidakpastian yang pasti dihadapi didepan
Terima kasih pandemi, terima kasih atas pertunjukan ketamakan berlindung di balik pemakluman
Selamat datang normal baru, yang bahkan tidak bisa menyembunyikan ketidakbecusan-ketidakbecusan
2 notes
·
View notes
Text
Tribute to Semirock store (part 5 - end)
Artist: Koil
Album: Blacklight Shines on
Label: Apocalypse Rec/bundle Rolling Stone Indonesia
Koil dengan formasi terlengkap, (masih 2 gitar), kalau tidak salah album pertama yang di bundle oleh Rolling Stone Indonesia. 'Semoga kau sembuh' , 'kenyataan dalam dunia fantasi' adalah tanda semakin matang nya tema lirik dan musikalitas para industrial rockers bandung ini. Sedikit menggelikan saat muncul rekaman versi featuring Lord Ahmad Dhani yang sedang memulai kerajaan eh Republik Cinta nya. But it's Koil anyway, Bahkan presiden republik baru ini pun tidak bisa 'menghancurkan' mereka 😁😁😁
The Brandals
Album: selftitled
Label: Sirkus Record
Album perdana ini adalah klaim sahih mereka sebagai sebuah unit garage rock revivalist. Banyak band aliran sejenis, yang memang juga sedang mengalami pertumbuhan signifikan secara global. The Strokes, The Datsuns, Mooney Suzuki dan the the yang lain adalah beberapa diantaranya. The Brandals seperti merepresentasikan secara musikal keadaan lingkungan dan kultural warga jakarta timur, yang berdebu, panas, padat penduduk, watak yang keras, tapi tetap bisa bersenang senang. Nomor rock n roll yang ngebut di "100 km/jam" atau bluesy dengan lirik Eka yang jenial di "lingkar labirin" adalah fondasi kuat The Brandals untuk bisa menaklukan panggung wilayah lain di Jakarta dan Indonesia ke depannya. Urban Jungle Noises!
Artist: Morfem
Album: Hey! Makan Tuh Gitar / Morfem Indonesia
Label: MRFM / DeMajors
Punk Rock yang 'shout-able', fuzzy guitar, lirik layaknya Joko Pinurbo atau Sapardi Joko yang terlahir di emperan terminal manggarai. Kombinasi janggal, namun mungkin itulah yang selalu membuat Morfem selalu bertenaga saat bermain live. Dan Produktivitas mereka dalam menghasilkan album dalam waktu yang singkat, tidak membuat mereka mengendur. #punkisdad !!!
Artist: The Panas Dalam
Album: Only Ninja Can Stop Me Now
Label: Universal Music Indonesia
Ada lirik 'lupa Indonesia Raya, nyanyi Rolling stone' di salah satu lagu di album ini. Lalu apa yang kalian harapkan dari keseluruhan album karya Surayah Pidibaiq dan rekan ini? Iirik Anarcho punk? Album lawak ala OM PMR? Folk Blues ala bang Iwan Fals?? can't describe it very well, but this album is pain in the ass. PERIOD
Artist: Hark! it's a Crawling Tar-Tar
Album: Dorr Darr Gelap Communiqe 12" (re issue)
Label: Grimloc / Disaster Records
Hanya satu album, karya punk hardcore yang banyak dipengaruhi crust/d-beat atau scandinavian hardcore ini melampaui apa yang pernah band lokal sejenis hasilkan baik di era 2000an awal saat mereka berkarya sampai saat ini. Dari nama band pun kita akan paham kenapa Hark!.. melahirkan lagu dengan judul lirik yang ajaib, namun aroma sosialis dan kiri dan yang sebenar benarnya pro kerakyatan (bukan jargon saja) sangat wangi tersebar di lagu lagu nya. Sudah sepantasnya keberpihakan di utarakan, dan belajar mengenai ketidakadilan serta kesewenang wenangan, kalian bisa mendapatnya dari mana saja. Termasuk album ini.
Artist: Deftones
Album: selftitled
Label: Warner Music Indonesia/Maverick
Satu dari sedikit saja band modern rock/nu metal yang masih berkarya dan tur secara intensif. Di album ini, Chino Moreno seperti biasa, bernyanyi, berteriak, merintih dengan sangat syahdu melalui 'minerva', 'Hexagram' sampai 'anniversary of an uninteresting event'. Menonton mereka live, adalah sebuah pengalaman spiritual dan berhasil mempermainankan emosi. Shout bersama, body slam, sampai merenung dan menatap nanar di pojokan FOH adalah efek lain dari menyimak live performance mereka.
Artist: L'arc en Ciel
Album: clicked Single best 13 / the best of vol 1 / the best vol 2 / Smile
Label: Sony Music Indonesia
untuk yang mau belajar tentang musik je-Jepangan sudah wajib untuk memulai dengan band ini. Laruku mengkombinasikan segala hal yang pernah dihasilkan pendahulu J-Rock macam X-Japan atau Luna Sea dengan kemampuan menghasilkan lagu yang nge rock tapi sangat catchy sehingga sangat bisa diterima pendengar tak hanya di Jepang tapi seluruh dunia. Semua lagu terbaik mereka ada di album-album ini (namanya juga the best album). Dan ingat, J-Rock itu aliran musik, bukan nama.... 😂😂
Artist: John Mayer
Album: Room For Square, Any Given Thursday (live)
Label: Sony Music Indonesia
Room for square adalah album yang diakui John Mayer belakangan adalah sebagai album yang 'bukan john mayer', alasan nya adalah unsur pop yang terlalu banyak dan minim eksplorasi blues yang memang adalah 'darah' nya. Memang kalau di telaah agak detail, di beberapa lagu, aroma blues cukup terasa, walau samar. Apapun itu, album ini juga yang melambungkan nama dia di dunia musik dan setelah nya adalah kenaikan status sosial yang cepat, dari anak putus kuliah menjadi pop/rockstar yang berganti ganti pasangan selebritis sama banyaknya dengan lagu-lagu yang ditulis 😎
Artist: Blink-182
Album: selftitled
Label: Universal Music Indonesia
Album yang cukup eksperimental untuk ukuran band melodic/pop punk. Di beberapa lagu sangat terasa nuansa rock ala U2, dan di beberapa lagu lain ada sentuhan Robert Smith dari the cure, selain memang dia tampil sebagai tamu di salah satu lagu. Album ini semacam pre-Angel and Airwave-nya Tom DeLonge di kemudian hari. Dan sayang nya, ini menjadi album yang membuat mereka 'bubar' sementara.
Artist: The Hives
Album: Tyrannosaurus Hives
Label: Universal Music Indonesia
Kalau ada band yang bisa mengartikan istilah garage rock/punk revivalist secara harfiah dan dilakukan dengan baik dan benar, sudah pasti The Hives adalah sedikit diantaranya. Energi punk rock yang meledak-ledak di tiap lagu nya, tapi dengan sound yang tetap nyaman di telinga, ditambah skill tiap musisi nya yang tidak standar (coba cek penampilan live mereka, pecicilan tapi mainnya rapih kayak versi rekaman) album ini merupakan album terbaik mereka.
0 notes
Text
Tribute to Semirock Store (part 4)
Artist: Mocca
Album: My Diary
Label: ffwd records
Di album My Diary, semua lagu sangat pantas dijadikan single. Musik indie pop minimalis layaknya datang dari dataran skandinavia dengan lirik yang singalong, sukses membuat muda mudi berselera mainstream ataupun para gondrong headbanger pergi ke distro ataupun aquarius demi menebus album ini.
Artist: The Experimental Jetsets
Album: escapade
Label: Combustions Records
Hanya satu album, Marcell masih nge drum pasca cabut dari Puppen, dan ada si kembar yang setelah ini membentuk band garage Speaker 1st. Dari nama band nya, sudah pasti ada unsur noise/alt rock nya Sonic Youth. Tapi kalau didengarkan secara keseluruhan, aura Incubus sangat terasa di semua lagu nya. Cukup menyegarkan disaat band sidestream lain bermain di indie pop atau musik keras nan ngebut.
Artist: The SIGIT
Album: The Super Insurgent Group of Intemperance Talent
Label: Spills Records
EP selftitled yang merubah band ini menjadi band rock kelas kakap Indonesia. Lagu tentang memuja djarum super di 'clove doper' yang super keren, 'soul sister' yang sampai sekarang masih membuat koor massal, sampai track 'balada' 'live in new york' yang asik dinyanyikan di tongkrongan warung komplek sampai di jam pelajaran kosong di sekolah. Dan ya, ini rare item 😀
Artist: Rocket Rockers
Album: Soundtrack for Your Life
Label: Off the Records
Album perdana dan selanjutnya adalah sejarah. Melodic/skate punk dengan sensibilitas pop yang tinggi menjadi Sebuah kombinasi ampuh bagi @rocket_rockers memperluas jaringan penggemar bukan hanya sekedar di bandung. Lagu tentang masa sekolah, horor serta cover lagu 'Enough' nya indie pop darling Bandung, Pure Saturday yang membuat tema lirik di album ini berwarna.
Artist: Homicide
Album: Illshurreksun (re issue)
Label: Grimloc / Elevation Records / Grieve Records
Album terakhir Homicide, yang bubar dengan kesadaran penuh tanpa paksaan. Keputusan yang sangat mengejutkan bagi semua rekan ataupun penggemar. Sehingga kultus terhadap mereka dimulai sejak saat itu. Album nya jangan ditanya lagi, rima biadab, macam para filsuf dan eksentialis yang bergelut langsung dengan rakyat, bukan seperti cendikia menara gading. Bertahun tahun selanjutnya, Ucok dan E-One kembali bersama dibawah bendera Bars of Death yang lebih groovy dan memakai boombap sebagai bahan bakar utama.
Artist: Thursday
Album: War All The Time & A City by the Light Divided
Salah satu yang terbaik dari rombongan Band Post-hardcore/emo yang berkembang biak di awal sampai pertengahan 2000-an, dan banyak mempengaruhi band-band sejenis setelah nya, salah satunya (errr) My Chemical Romance 😅
Artist: The Police
Album: Outlandos D'amour / Reggatta da Blanc (special bundle cd)
Label: Universal Music Indonesia
Dua album awal dari trio 'reggae putih' The Police ini penuh dengan lagu hits sepanjang masa. Lagu Roxanne, so lonely adalah alasan mengapa The Police meraih ketenaran dan sukses komersial gila gilaan. Formasi 3 piece band ala band punk tetapi dengan skill musikal seperti layaknya lulusan sekolah musik merupakan kombinasi yang gila, apalagi dengan lirik ciptaan Sting yang ajaib secara tema. Mungkin reuni (lagi) The Police merupakan keniscayaan, tapi rasanya cukup dengan menonton Sting yang juga masih rajin tur, dan memainkan lagu2 the Police, seperti di Java Jazz tahun lalu, kamu masih bisa merasakan energi dari band ini.
Artist: Poison The Well
Album: You Come Before You
Label: WEA / Warner Music
Album Poison The Well yang paling 'well known' karena distribusi global lewat Warner Music, sehingga warga negara ketiga seperti kita bisa menikmati karya band post-Hardcore ini, yang jauh lebih dewasa dari album sebelumnya. Track pembuka 'ghostchant' masih terasa aura HC kental, tapi dengan chorus yang bernyanyi. Keseluruhan album ini seperti saling bersambungan, selayaknya album konsep ala band prog rock. Hardcore yang melampaui batas
Artist: Iron Maiden
Album: Killers
Label: EMI/Capitol
Album terakhir bersama vokalis Paul Di'anno yang dipecat karena masalah alkohol dan obat terlarang, selanjutnya Bruce dickinson sang vokalis/pilot yang mengambil alih posisi vokal dan sisa nya adalah sejarah. Album Killers merupakan salah satu yang dirilis saat era New Wave of British Heavy Metal dan menjadi cetak biru sub genre metal seperti speed metal dan power metal. Lagu seperti "Purgatory", "Wrathchild" masih mampu membuat generasi metal kekinian ber-headbanging dan melakukan evil horn seperti bapak atau om nya di era 80an.
2 notes
·
View notes
Text
Tribute to Semirock Store pt. 3
Artist: Noin Bullet
Album: Bebas
Label: Warner Music Indonesia
Ska & hardcore (ska core) impor dari Amerika yang menjamur di pertengahan 90 sampai milenium dimulai banyak mempengaruhi band lokal. Dan Noin Bullet adalah salah satu band yang bisa meramu nya dengan lirik bahasa sunda yang 'bodor' di "bakakak hayam" tanpa terdengar maksa. Malah videoklip nya sempat high rotation di MTV lokal. Legend
Artist: Yockie Soeryoprayogo
Album: Jurang Pemisah (re issue)
Label: Pramaqua
Musisi jenius tidak melulu bermain di ranah musik teknikal macam progressive rock ataupun jazz. Jockie dengan segala keahlian bermusik terutama piano/keyboard/hammond dll, serta pencipta lirik dan pengkomposisi musik yang luar biasa justru bermain di musik pop. Ya, musik pop bukan seperti apa yang dihasilkan koes plus era 70-80, ataupun pop cengeng yang dilarang Harmoko, tetapi musik pop bergizi tinggi yang memang juga trrpengaruh oleh musik yang sudah disebutkan diatas. Album ini adalah era pertalian amat mesra antara Yockie dan Chrisye, karena hampir seluruh lagu album ini di nyanyikan oleh alm Chrisye, kecuali lagu "Sepeda Tua" oleh Yockie sendiri. Sebuah album yang oleh anak sekarang disebut cult dan menaikan derajat Yockie Soeryoprayogo sebagai musisi jenius nan legendaris dimata pencinta musik Indonesia
Artist: Kelompok Penerbang Roket
Album: Haai
Label: Sinjitos/Rolling Stone Indonesia
Unit rock terpanas Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Terlihat dari jadwal mentas yang padat namun tetap intens saat perform. Totalitas dan proyek memainkan lagu lagu Panbers ini semakin menasbihkan gelar tersebut. Dengan sound khas mereka ditambah mixing apik Iyub, semua lagu cover seperti 'jakarta city sound' ataupun 'Haai' terdengar segar nan menggelegar.
Artist: Trauma
Album: Extinction of Mankind (re issue 2002)
Label: Variant
Trauma merupakan band senior yang sudah berdiri dari tahun 1992, walau tak ada klaim, sepertinya dari umur nya, wajar jika Trauma menjadi salah satu pionir genre death metal di Indonesia. Sempat merilis split album dengan band eropa, era 'kegelapan' informasi sebelum milenium sepertinya bukan masalah besar bagi mereka berkorespondesi dan bertukar karya dengan musisi / label luar negeri. Re issue ini juga memoles kualitas mixing atau apalah apalah yang memang terdengar mentah di rilisan aslinya. Death Metal legend. Salute!
Artist: Finch
Album: What it is to Burn
Label: Universal
Bisa jadi saat lagu 'Letters to You' dirilis, memang di peruntukan sebagai soundtrack jeritan hati lelaki terhadap permasalahan dengan lawan jenis pada saat puber pertama. Dan belasan tahun kemudian, sepertinya hal itu terulang di puber kedua
.
.
.
Ya gak?? 😛
Artist: Red Hot Chilli Peppers
Album: Blood Sugar Sex Magic & Californication
Label: Warner Music Indonesia
Band rock eklektik yang sanggup melewati era punk/post punk 80an, alternative rock 90an, modern rock 2000an tanpa gangguan secara karir, diluar keluar masuk nya gitaris John Frusciante dan godaan stardom yang menimpa mereka. Rock/alt rock/funk/ballad yang bercampur sangat paripurna di dua album ini adalah alasan om Anthony, bang Flea, pakde Chad dan kak John adalah formasi terbaik RHCP sepanjang masa.
Artist: Queens Of The Stone Age
Album: Song for the Deaf/Lullabies to Paralyze/Era Vulgaris
Label: Universal Music Indonesia
Band Stoner/dessert rock terdepan dan terlaris yang pernah ada. QOTSA bisa dibilang proyek solo sang 'abang2an' stoner Josh Homme, seorang dessert/stoned rocker yang liar saat muda bersama band legendaris Kyuss yang lalu bubar, lalu berubah menjadi rockstar flamboyan pasca kesuksesan album "song for the deaf'. Dan selanjutnya, menjadi headliner tur dunia seperti Rock in Rio Brazil, Pink Pop Belanda, RockAM ring Jerman dan panggung festival dunia lainnya adalah hal yang lumrah mereka lakukan.
1 note
·
View note
Text
Tribute to Semirock Store (pt.2)
Artist: LLW
Album: Love Life Wisdom
Label: inline/deMajors
Indra Lesmana seperti bapaknya Alm Jack Lesmana adalah Matahari yang dikelilingi 'planet-planet' dan planet itu adalah Jazz Indonesia. Projek LLW ini adalah projek 'peremajaan' Indra Lesmana karena menampilkan jazz dengan sentuhan hip-hop yang kuat. Ada scratch dari DJ Cream dan MC Kyriz Boogieman di beberapa lagu yang menggambarkan apa itu sub genre jazz-hop. Dan lagu lainnya adalah pertunjukan skill dari Lesmana Likumahuwa serta Winata dalam mengkomposisikan lagu orisinal dan jazz standar yang tentu saja hasilnya tidak 'standar' alias istimewa.
Artist: White Shoes & The Couples Company
Album: Menyanyikan Lagu2 Daerah
Label: DeMajors
WSATCC seperti tidak pernah kehabisan ide dalam menghasilkan karya. Men-White Shoes-kan beberapa lagu daerah yang mungkin masih kurang familiar ditelinga kalian ini adalah salah satunya. Dengan komposisi yang menarik, kamu nampaknya tidak perlu mengetahui arti dari lagu 'tam-tam buku' untuk bisa langsung segera bergoyang saat mendengarkannya.
Artist: The Rapture
Album: Echoes
Label: dfa/Universal
Band lokal macam Agrikulture atau The Safari sudah pasti berhutang banyak pada The Rapture, salah satu pengusung dance punk terdepan yang membuat scene musik New York semakin mengglobal pengaruh nya di awal 2000-an. Mahakarya yang bisa membuat hipster millenial memikirkan ulang mengapa mereka bisa sangat tergila-gila dengan the 1975 setelah mendengar album ini 😀
Album: Sound of Silver
Artist: LCD Soundsystem
Label: EMI
Bersama The Rapture, Tv on the Radio etc, membawa disco, dance punk dari bawah tanah New York ke seluruh penjuru dunia. Album ini merupakan salah satu album terbaik mereka. "Us v Them" yang terdengar seperti dirasuki tetua scene new york, Talking Heads, "north american scum" yang bisa menghancurkan semua benda pecah belah di bar, dan ode atau homage untuk kota mereka di "New York, I Love You but you Bringing Me Down" yang memilukan, adalah bukti kecanggihan album ini.
Artist: Prodigy
Album: The Fat of the Land
Electronic music yang bergumul dengan anarcho punk yang dihasilkan Atari Teenage Riot seperti nya mempengaruhi Prodigy. Terdengar dari banyak shout ala hardcore punk, tetapi dengan kadar yang pas, sehingga tetap danceable. Bersama The Chemical Brothers, Fatboy Slim, Groove Armada dan beberapa grup lain menjadi 'british invasion' di dunia dance music pada era 90an. Kesuksesan di penjualan album, panggung-panggung yang penuh dari acara di klub sampai rave party adalah bukti bahwa Prodigy salah satu grup electronic yang berpengaruh.
Artist: The All-American Rejects
Album: selftitled
Label: Universal Music Indonesia
Disaat band yang bertemakan lirik 'cinta' yang lain berada pada arus emo-hardcore, AAR dengan santai bermain di POP punk yang oleh banyak kalangan dianggap 'haram'. Tapi apalah arti cap tersebut, saat lagu-lagu 'swing swing', 'papper heart', 'the last song' yang dengan produksi tidak istimewa tetapi menjadi lagu yang masih bisa dinyanyikan di luar kepala dan tiba-tiba terputar secara "tidak sengaja" dari folder 'lagu patah hati' waktu jaman sekolah 😢
0 notes
Text
Tribute untuk Semirock Store.
Saya dan kawan pernah berjualan rilisan musik kaset, cd, vinyl dan lainnya via instagram, mulai secara gaspol baik dari banyaknya posting an barang yang dijual di juli 2017, mengendur di 2018 dan akhirnya berhenti sama sekali 😢 ada banyak alasan, tapi masa itu ternyata cukup menyenangkan, belajar packing, bolak balik jasa pengiriman barang, melayani pembeli, kolektor ataupun pembeli yang untuk dijual lagi, mengenal secara virtual beberapa dedengkot penjual rilisan fisik senior yang juga punya lapak "beneran".
Dibawah ini dan secara berkala, saya akan me-repost beberapa rilisan yang pernah saya posting di account jualan saya @semirock_store. Beberapa ada yang sudah terjual, dan banyak pula yang masih menumpuk di box. Selain foto, saya juga sertakan caption ala review musik majalah yang memang jadi konten tambahan saat posting jualan ini, selain tentu harga dan kondisi kaset/cd/vnyl serta hashtag-hashtag click bait macam #jualcd #jualkaset #jualvinyl dan tentu saja jargon gacoan "temuan" Bin Harlan #jajanrock
Artist: Netral
Album: Netral is the best
Label: Bulletin
Era awal Om Bagus bersama Miten (alm) dan Bimo menghasilkan musik punk rock eklektik kalau tak bisa dibilang nyeleneh, apalagi ditambah lirik-lirik absurd yang entah kenapa membuat Netral stand out diantara band rock/alt rock yang banyak muncul di era pertengahan 90an. Tapi Netral M.K II adalah formasi tersolid dan menjadikan mereka band dengan jam manggung yang tinggi. Tak ada band yang disegani dan dipuja dari segala macam scene/komunitas musik Indonesia, dan Netral adalah pengecualian. Netral atau sekarang NTRL adalah LEGEND. PERIOD
Artist: Burning Inside
Album: A Mind Blowing Detonator
Label: Baks
Dari straight forward Hardcore, di album ini, Burning Inside merombak tatanan musik nya. Menjadi lebih 'metalik' tapi tetap anthemic selayak nya Hardcore. Ada pengaruh screamo/post-hardcore macam Thursday. Sejauh ini lumayan sulit untuk mencari materi lagu di album ini secara digital, bahkan di youtube sekalipun. Re-issue dalam bentuk cd atau vinyl adalah harapan untuk rilisan keren ini.
Artist: Benyamin S
Album: In Memoriam 1939-1995
Gambang kromong, tanjidor crossover sama blues, rock n roll. Cuman Benyamin S (plus musisi pengiring tentunya) nyang bisa ngelakuin nya. keilangan lirik pas rekaman di lagu 'begini begitu', kritik perilaku jorok warga di 'kompor mledug', atawe maen 'badminton' sampe tisoledat (kpleset) dan lagu lainnya juga kaga kalah mentereng. Album nyang cocok buat abang none ncang ncing nyak babe engkong nyai, nyang rumahnye gedongan atawe cuma ngontrak, dan baru bet mau ngedengerin lagu-lagu ini seniman betawi paling gede kaga ada lawannye.
Artist: Seringai
Album: High Octane Rock ep
Label: parau
DVD Generasi Menolak Tua
High Octane Rock/DeMajors
Arian 13, Sammy, Ricky, Khemod adalah para budak dari sang esa Lemmy Kilmster. Ditiap tarikan growl, lick gitar, cabikan bass, pukulan drum Seringai yaitu bentuk persembahan dan kehambaan setia pada Motorhead. 'Lencana' 'membakar jakarta' 'alkohol' merupakan kidung yang mereka dengungkan untuk budak budak heavy metal/stoner rock di generasi selanjutnya
Band Rock/Metal manalagi yang bisa menjual banyak sekali merchandise dan panggung-panggung yang selalu menunggu diujung minggu? Seringai adalah band tersebut. Di dvd dokumenter yang disutradarai bassist mereka Sammy, banyak footage belakang panggung yang sangat menyenangkan serta keterlibatan rekan-rekan mereka sebagai nara sumber yang menguliti lapis demi lapis Seringai sebagai entitas rock &roll yang cukup dipandang. Sebelum era vlog (yes, Seringai sekarang nge-vlog) dokumenter ini adalah arsip berharga baik untuk para #serigalamilitia ataupun scene musik keras Indonesia.
0 notes
Text
Sekitar jam 11 siang tadi...Cerah ini hanya punya langit
Di kolong nya, matahari meninggalkan bayangan hitam yang enggan lepas dari tiap-tiap makhluk hidup. Menempel selayaknya ponsel ditangan homosapiens modern.
Iya homosapiens itu adalah kita, yang sedang was-was tentang masa depan. Tentang detik selanjutnya di depan, tentang kepastian-kepastian yang berangsur menjadi ketidakpastian.
Semoga cerah ini memberi harap, meskipun kita tahu, disaat yang sama, cemas juga yang kita dapat.
0 notes
Text
Memilih satu diantara seribu adalah keniscayaan. Pun, tidak mudah juga untuk kita memilih satu diantara dua. Kesadaran dalam memilih mungkin adalah keharusan, walau ternyata kita juga dapat memilih secara tidak sadar. Bisa jadi karena naluri, kebiasaan dari masa lampau ataupun memilih karena pengaruh diluar diri kita sendiri. Benar atau salah, ikuti aturan, ataupun melanggarnya.
Dalam keyakinan kolektif manusia, (setidak nya itu yang saya yakini sekarang) Keputusan untuk memilih sebuah pilihan berarti juga siap untuk mempertahankannya, dan sebisa mungkin tidak boleh merubah keputusan yang sudah diambil. Mutlak. Padahal, tidak ada jaminan pilihan itu akan sama hasil dan akibatnya di masa datang. Yang mutlak seiring waktu menjadi relatif, vice versa.
Kita pasti mau menjadi manusia yang baik, atau lebih baik dari kita yang sekarang. Menjadi baik yang bagaimana? Satu yang pasti secara naluriah, manusia memilih untuk mengembangkan diri, dari ketidaktahuan menjadi tahu. Dan biasanya, secara naluriah juga, setelah tahu, kita akan berhenti disitu. Memutlakkan "ketahuan" kita. Merasa menjadi yang maha tahu. Ya, manusia dengan congkaknya memasukkan salah satu sifat Ilahiah itu (maha tahu) kedalam dirinya. Saat benar dan salah adalah monopoli dari manusia yang maha tahu tersebut, maka gagal pula manusia itu sebagai manusia yang diharapkannya, yaitu manusia yang baik/lebih baik.
Sebuah istilah berbahasa Inggris yang juga jadi salah satu judul lagu band psychadelic asal Australia, Tame Impala, "the less i know the better" bisa jadi adalah antitesis dari "ke-tahu-an" tersebut. Bahwa ketidaktahuan atau memilih untuk "tidak tahu" adalah juga pilihan, dan bisa jadi dari situ kita sebagai manusia tetap bisa menjadi lebih baik, the better.
Ketahuilah bahwa saya, seperti kalian juga adalah pemilih. Jargon usang "hidup adalah pilihan" tidak pernah benar-benar usang. Keberadaan sosial, keadaan lahiriah dan juga akal pikirian saya saat inih adalah benturan-benturan yang akhirnya terbentuk dari pilihan-pilihan di masa lampau.
Maka dari itu, saya memilih untuk menjadi toleran (setidaknya berusaha keras untuk itu) terhadap apapun termasuk yang menyangkut tentang keyakinan manusia lain. Saya memilih untuk menjadi toleran tersebut didasari dari memori, kegiatan dan gestur yang biasa dilakukan oleh orang tua saya kepada orang lain yang berkeyakinan berbeda dengan kami yang berlangsung dari dulu sampai sekarang. Dan untungnya (atau malah tidak untung? Entahlah) bukan hanya karena usaha mempraktekan ajaran atau yang diharuskan oleh agama yang diyakini keluarga kami. Anggap saja orang tua saya juga memilih melakukan hal tersebut berdasarkan nilai-nilai baik yang mereka yakini terlepas dari benar atau tidaknya tindakan mereka. Saya rasa, mereka pun tidak peduli. Menjadi benar dan salah hanya sekedar hitam dan putih diantara spektrum warna, hanya dua diantara pilihan warna yang beragam.
Akhirul kalam, pilihan untuk menjadi 'tahu' suatu hal semoga adalah awal dari 'ketidaktahuan' akan hal lainnya. Harap saya, saya akan selalu secara sadar berlaku seperti itu, menjadi seperti, katakanlah, tutup pentil ban, walau hanya bagian kecil, tapi selalu menempel mengikuti putaran roda tiada akhir antara 'tahu' dan 'ketidaktahuan'.
Selamat Natal, selamat merayakan hari kelahiran Yesus Kristus, semoga kebahagiaan dan kedamaian benar-benar menyertai kehidupan.
Catatan kecil:
Ternyata ada kata 'beragam' dalam 'beragama'.
5 notes
·
View notes
Text
the worst Halloween party costume
4 notes
·
View notes
Text
Aksi Massa di akhir september 2019
2 notes
·
View notes
Text
(are you) happy when it rains (?)
1 note
·
View note
Text
Keteraturan adalah keji,
Membungkammu dengan keseragaman!
Bosan adalah teman, orang tua mu kesendirian!
Teriak si "yang merasa bebas" berulang kali
Cobalah berlari, susuri sudut sunyi clarke quay
Berjalan pelan, resapi hingar bingar pecinan
Senyata itu, kota ini memanusiakan, meski tanpa interaksi
Atau tegur sapa basa basi
4 notes
·
View notes
Text
mencoba untuk diam sesaat, meski yang lain bergerak cepat.
Tetapi hidup adalah keluhan, dimana 24/7 mungkin terasa kurang, bisakah relativitas waktu terbeli oleh uang?
Rutinitas harian sebagai tanggung jawab sekaligus kewajiban. Apakah ini bagian dari "seized the day", "isilah kehidupan"?
Maka, cobalah untuk diam sesaat, meski yang lain bergerak cepat.
0 notes
Text
the only substance i addicted by
4 notes
·
View notes
Text
May Day = Buruh = Kiri = Internationale
Versi asli lagu ini berbahasa Perancis berjudul L'Internationale yang diciptakan oleh Eugène Pottier pada tahun 1871 dan digubah oleh Pierre Degeyter pada tahun 1888, dengan format lagu mars yang membakar semangat. Lagu ini banyak dipakai oleh kaum sosialis, komunis dari era Internasional Kedua, begitu pula kaum anarkis, dan sosial demokrat di seluruh belahan dunia, dan Uni Soviet sebagai garda depan pengusung Komunis dunia, pernah menggunakan lagu ini sebagai lagu kebangsaannya pada tahun 1922–1944.
Sedangkan Internationale berbahasa Indonesia yang di alih bahasakan oleh Ki Hajar Dewantara (Soewardi Soerjaningrat) dari versi Internationale berbahasa Belanda. Sejujurnya, tau lagu ini dari bekas anak magang di kantor yang kebetulan dia ultah di tanggal 1 mei. Dan dia mengakui kalo dia random aja cari tau apa yang relate sama tanggal lahir dia, dan 'kerennya' adalah, tanggal ini tanggal 'suci' bagi buruh, pekerja atau apapun sebutannya, yang diperjuangkan selama bertahun-tahun oleh mereka dan kaum 'kiri' di seluruh dunia.
Lucu kalau diingat lagi, kalau gue yang sudah cukup berumur dan baru tahu ada lagu yang bisa menggugah banyak manusia selama ratusan tahun ini dari hal sepele seperti cerita diatas, tapi juga bersyukur diberikan kesadaran dan juga paham kalau memang masih banyak hal yang harus diperjuangkan oleh gue, kita sebagai buruh, pekerja, baik yang mengakui atau berpura-pura merasa lebih dari buruh atau pekerja, walaupun kenyataanya mereka tetap manusia yang diatur dan mendapat upah dari hasil kerjanya, utuk menghadapi masalah ketenaga kerjaan yang nampaknya takkan pernah usai sampai akhir dunia pun.
Sedikit info, lagu versi Indonesia ini ada beberapa di Youtube, dan yang terkeren adalah kalau lagu ini juga dipakai di film Tjokro garapan Garin Nugroho sebagai materi teaser/trailer nya, bisa dilihat di youtube juga.
✊✊✊✊
Bangunlah kaum jang terhina,
bangunlah kaum jang lapar!
Kehendak jang mulja dalam dunia,
senantiasa bertambah besar.
Lenjapkan adat dan paham tua,
kita rakjat sadar-sadar.
Dunia sudah berganti rupa,
untuk kemenangan kita.
Perdjoangan penghabisan, kumpullah melawan
Dan Internasionale,pasti didunia!
0 notes