Tumgik
penulisamatirsblog · 3 hours
Text
Bukan merasa sebagai penulis yang hebat, saya hanya penulis amatir yang menjadikan tulisan hanya sebagai perangkat relaksasi, keterampilan rasa dan kecakapan imajinasi. Jadi, tanpa merasa menggurui atau merasa lebih baik daripada orang lain.
0 notes
penulisamatirsblog · 21 hours
Text
Saya lebih suka nunjukin buku ke publik dari pada materi. Gak tahu suka aja gitu--meskipun zaman sekarang materi lebih familiar ketimbang buku. Tapi sudahlah!! Bukankah setiap orang berhak merasa asik dengan apa yang ia tunjukin?
Saya tidak menyangka dari apa yang saya posting ada saja orang yang mengomentari dengan kata-kata yang kurang enak di dengar----dan justru keluar dari mulut seseorang yang tumbuh dengan buku; seharusnya ia lebih bijak dan sadar pertumbuhan intelektual adalah suatu keniscayaan bagi pembaca, tapi ia mengingkarinya. Padahal ia menjadi seperti sekarang adalah hasil atau buah dari karya buku. Sudahlah!! Bukankah setiap orang asik dengan apa yang ia katakan?
Dan lucunya, ketika mereka mengomentati saya "sok pintar" karena postingan buku, kenapa mereka tidak mengomentari "sok kaya" kepada seseorang karena postingan materinya?
Jadi, selama itu baik berilah setiap orang ruang kebebasan untuk menunjukkan sesuatu bahwa ia asik dengan itu. Kalau tidak suka tinggalkan jejak komentar kalau perlu, tapi secara argumen bukan sentimen. Cakna se Roky begitu hhh
0 notes
Text
Tumblr media
Terkadang saya merasa malu sama mereka yang sudah membaca banyak karya besar dari tokoh-tokoh terkemuka di dunia. Tapi disisi lain, saya merasa miris karena mereka membacanya tanpa melalui proses tahap atau tingkatan. Saya tidak cukup yakin mereka bisa melahapnya dengan baik karya fenomenal.
Otak manusia untuk sampai pada kerangka berpikir yang baik membutuhkan beberapa proses, dan proses yang harus ia lalui adalah tahap yang paling mendasar.
Sangat selaras dengan apa yang dikatakan oleh Ulama, “Barangsiapa yang tidak menguasai materi-materi ushul (pokok/dasar), dia tidak akan
memperoleh hasil." Dan juga Dinukil dari Hilyah Tholibil ‘Ilmi, Syaikh Bakr bin Abdillah Abu Zaid hafidzahullah, "Barangsiapa yang mempelajari ilmu langsung sekaligus dalam jumlah yang banyak, akan banyak pula ilmu yang hilang” Begitu sayang bukan?
Dari karya besar ia hanya bisa mengambilnya sedikit. Seandainya sabar ia akan memperolehnya lebih banyak. Benar juga apa yang dikatakan oleh seorang motivator, "Waktu cukup bagi mereka yang tidak terburu-buru" Semoga bermanfaat..
0 notes
penulisamatirsblog · 4 days
Text
Ada sala-satu teman facebook mengapload satu video mengenai "dalil perayaan maulid Nabi" di video tersebut ada yang bertanya, "apa dalilnya perayaan maulid Nabi?" Lalu dijawab, "pecinta itu tidak butuh dalil. Kalau masih mempertanyakan dalil, maka itu masih belum dikatakan sebagai pecinta."
Saya tonton videonya sampai habis lalu saya komen, "seteju banget. Tapi tidak cukup memuaskan untuk dijadikan hujjah menjawab orang yang mempertanyakan dalil. Kalau untuk sejenis atau golongan kita mungkin sudah cukup untuk senantiasa merayakan maulid Nabi.
Lalu dia mengirim video cukup panjang yang isinya seakan-seakan video tersebut meyakinkan saya yang masih mempertanyakan dalilnya atau seperti golongan diluar sana. Saya bilang, "saya bukan seperti mereka yang sikit-sikit mempertanyakan dalil. Coba baca baik-baik tulisan saya justru saya setuju dengan video yang ada distori anda. Hanya saja tidak cukup dijadikan hujjah kepada mereka. Karena ini bisa saja mereka pakai juga sebagai hujjah atas kenapa mereka selalu mempertanya dalil, adalah karena pecinta untuk menjaga ka autentikan islam."
___________________
Saya kasih contoh yang saya maksud diatas:
Ada seorang Atheis dia ingin membuktikan bahwa "Tuhan tidak ada" lalu ia pergi kedasar laut tanpa persediaan yang cukup, baik secara perlindungan diri maupun konsumsi. Dia melakukan itu ingin membuktikan bahwa kalau Tuhan memang ada Dia pasti akan mempermudah jalannya, tapi kalau tidak ada maka kematianku mengafirmasi bahwa Tuhan memang tidak ada.
Setelah sampai kedasar laut dia berdiam disana; hari pertama datanglah seorang nelayan mengjaknya untuk pulang karena sebentar lagi petang malam akan segera datang, tapi dia menolaknya. Hari kedua, nelayan datang lagi, tapi dia menolaknya. Dan saat hari ketiga, dua seorang nelayan datang memberi tahu sebentar lagi cuaca tidak baik badai akan segera datang maka pulanglah supaya anda selamat, namun sang Atheis menolaknya dan mengatakan dengan tegas bahwa apa yang dia lakukan untuk menunjukan apakah Tuhan ada atau tidak, kalau Dia benar-benar ada Dia akan menyelamatkan saya, tapi kalau tidak ada maka saya akan tenggelam dan apa yang yang saya yakini benar adanya.
Pas jam 12 malam si Atheis tenggelam dan dia mati. Saat itulah dia berjumpa dengan Tuhan. Lalu dia mempertanyakan, "kalau Engkau memang benar-benar ada kenapa tidak menyelamatkanku?" Dijawab sama Tuhan, "Bukankah Aku sudah mendatangkan tiga kali dan terakhir Aku datangkan dua seorang nelayan untuk menyelamatkanmu?" "Iya, benar. Tapi apa hubungannya denganMu Tuhan untuk menyelamatkanku?" Imbuhnya. "Bodoh sekali kamu iya, Atheis. Sia-sia Aku karunia kamu akal tapi tidak kau manfaatkan sebaik-baiknya."
Nah, cerita tersebut dijadikan Hujjah bagi mereka yang percaya Tuhan untuk meyakinkan mereka yang tidak percaya dengan adanya Tuhan. Kalau hikayat ini dijadikan Hujjah, maka ini bisa saja di distorsi oleh mereka, semisal; Atheis itu meninggal dan tidak pernah berjumpa dengan Tuhan. Berarti Tuhan memang benar-benar tidak ada. Maka yang kita yakini benar adanya.
Semoga bermanfaat
0 notes
penulisamatirsblog · 4 days
Text
Ada sala-satu teman facebook mengapload satu video mengenai "dalil perayaan maulid Nabi" di video tersebut ada yang bertanya, "apa dalilnya perayaan maulid Nabi?" Lalu dijawab, "pecinta itu tidak butuh dalil. Kalau masih mempertanyakan dalil, maka itu masih belum dikatakan sebagai pecinta."
Saya tonton videonya sampai habis lalu saya komen, "seteju banget. Tapi tidak cukup memuaskan untuk dijadikan hujjah menjawab orang yang mempertanyakan dalil. Kalau untuk sejenis atau golongan kita mungkin sudah cukup untuk senantiasa merayakan maulid Nabi.
Lalu dia mengirim video cukup panjang yang isinya seakan-seakan video tersebut meyakinkan saya yang masih mempertanyakan dalilnya atau seperti golongan diluar sana. Saya bilang, "saya bukan seperti mereka yang sikit-sikit mempertanyakan dalil. Coba baca baik-baik tulisan saya justru saya setuju dengan video yang ada distori anda. Hanya saja tidak cukup dijadikan hujjah kepada mereka. Karena ini bisa saja mereka pakai juga sebagai hujjah atas kenapa mereka selalu mempertanya dalil, adalah karena pecinta untuk menjaga ka autentikan islam."
___________________
Saya kasih contoh yang saya maksud diatas:
Ada seorang Atheis dia ingin membuktikan bahwa "Tuhan tidak ada" lalu ia pergi kedasar laut tanpa persediaan yang cukup, baik secara perlindungan diri maupun konsumsi. Dia melakukan itu ingin membuktikan bahwa kalau Tuhan memang ada Dia pasti akan mempermudah jalannya, tapi kalau tidak ada maka kematianku mengafirmasi bahwa Tuhan memang tidak ada.
Setelah sampai kedasar laut dia berdiam disana; hari pertama datanglah seorang nelayan mengjaknya untuk pulang karena sebentar lagi petang malam akan segera datang, tapi dia menolaknya. Hari kedua, nelayan datang lagi, tapi dia menolaknya. Dan saat hari ketiga, dua seorang nelayan datang memberi tahu sebentar lagi cuaca tidak baik badai akan segera datang maka pulanglah supaya anda selamat, namun sang Atheis menolaknya dan mengatakan dengan tegas bahwa apa yang dia lakukan untuk menunjukan apakah Tuhan ada atau tidak, kalau Dia benar-benar ada Dia akan menyelamatkan saya, tapi kalau tidak ada maka saya akan tenggelam dan apa yang yang saya yakini benar adanya.
Pas jam 12 malam si Atheis tenggelam dan dia mati. Saat itulah dia berjumpa dengan Tuhan. Lalu dia mempertanyakan, "kalau Engkau memang benar-benar ada kenapa tidak menyelamatkanku?" Dijawab sama Tuhan, "Bukankah Aku sudah mendatangkan tiga kali dan terakhir Aku datangkan dua seorang nelayan untuk menyelamatkanmu?" "Iya, benar. Tapi apa hubungannya denganMu Tuhan untuk menyelamatkanku?" Imbuhnya. "Bodoh sekali kamu iya, Atheis. Sia-sia Aku karunia kamu akal tapi tidak kau manfaatkan sebaik-baiknya."
Nah, cerita tersebut dijadikan Hujjah bagi mereka yang percaya Tuhan untuk meyakinkan mereka yang tidak percaya dengan adanya Tuhan. Kalau hikayat ini dijadikan Hujjah, maka ini bisa saja di distorsi oleh mereka, semisal; Atheis itu meninggal dan tidak pernah berjumpa dengan Tuhan. Berarti Tuhan memang benar-benar tidak ada. Maka yang kita yakini benar adanya.
0 notes
penulisamatirsblog · 5 days
Text
Satatus belum selesai || Tahap pengkajian
Ada segerombalan pecundang berjalan melewati suatu tempat yang sangat rawan akan penjahat. Nah, tiba-tiba ada orang yang mengadang mereka tanpa banyak basa-basi ia langsung maju dan mengejarnya. Segerombalan pecundang lari kocar-kacir, namun sala-satu diantara mereka cukup punya nyali ia menghadang penjahat itu maka terjadilah perkelahian.
Sipecundang melihat teman-temannya berkelahi atau melawannya mereka langsung balik badan dan membantunya. Meskipun tidak cukup lama perkelahian terjadi, namun mereka begitu sengit satu melawan lebih dari sepulah orang.
Sipenjahat merasa dirinya terancam ia langsung mencari celah untuk kabur. Akan tetapi, meskipun penjahat sudah kabur dengan terlunta-lunta segerombalan pecundang mengejarnya mereka seakan-akan tampil sangat gagah dan beringas. Padahal mereka awalnya pecundang, tapi kenapa seakan-akan mereka sangat gagah dan terlihat begitu beringas?
Jawabannya sangat sederhana; karena ada yang memulainya dari mereka (pecundang) dan ia cukup berani..
Pecundang tetaplah pecundang dan penjahat tetaplah penjahat. Saya tidak mengingkari perubahan mereka, karena bagi saya itu keniscayaan. Akan tetapi, keadaan hari ini begitu miris untuk dilihat baik-baik saja.
0 notes
penulisamatirsblog · 6 days
Text
Saya pernah bilang begini sama istri, "Semoga Allah Ridho menjadikan anakku sebagai ahli ilmu dan berperan disitu sebagaimana yang termaktub dalam kitab Ihya "Afdolunnasil Mukminul Alim ketika dibutuhkan memberikan manfaat dan ketika tidak dibutuhkan, maka iapun mencukupi dirinya"
Saya ihklas mengabdikannya untuk itu semoga Allah memberikan kelapangan ketika nanti mendapatkan cercaan karena menyampaikan suatu kebenaran. Dan tak kalah penting; ketabahan dalam belajar, kekuatan dan keberanian dalam menyampaikan suatu kebenaran.
Saya berikan ia sebuah nama sungguh dari lubuk hati dengan makna sesuai dengan keinginanku kepadanya. "Ana inda dhonni abdibih" Allah Swt sesuai dengan prasangka hambaNya.
Doa adalah prasangka yang sangat dekat dengan keniscayaaNya maka saya nisbatkan doaku atas namanya semoga Engkau berkenan dan ridho Ya Rabb. Hamba sangat yakin Engkau takkan pernah berdusta atas firmanNya dan sabda dari kekasihMu yakni Sayyidina Wa Maulana Muhammad.
Terkadang saya menangis bercampur bangga; menangis, melihat bagaimana nanti tumbuh dengan ilmu dan menyampaikan suatu kebenaran mendapatkan hinaan dan dijauhi oleh banyak orang kecuali dia yang mencari kebenaran atau menerimah kebenaran. Bangga, karena engkau saya abdikan kepada agama semoga Allah Ridho atasmu.
Saya sadar tak semestinya saya tulis ini di media, tapi ketika saya renungi alangkah baiknya saya mediakan dan mengambil saksi dari pembaca bahwa inilah harapanku sebagai orang tua Ya Rabb...
0 notes
penulisamatirsblog · 7 days
Text
Lihatlah sepanjang jalan yang rusak yang anda temui dan bagaimana reaksi anda ketika disitu masih ada jalan yang layak (tidak rusak) anda pasti akan menghindari jalan yang rusak. Ketahuilah, kerusakan jalan itu berawal dari lubang-lubang kecil yang dilalui terus menerus sehingga membesar tambah parah.
Begitulah diri kita ketika sudah rusak orang-orang akan menghindari kita semisal; kita rusak dalam kepercayaan maka orang lain akan menghindari kita untuk menaruk kepercayaan dan ia lebih memilih sesorang yang layak untuk dapat dipercaya.
Jagalah marwah kita sebaik-baiknya dalam dimensi apapun jangan pernah meremahkan keburukan sekecil apapun. Karena tidak ada keburukan yang kecil bilamana kita melakukannya berulang kali. Semoga bermanfaat || M Isman Nababan
0 notes
penulisamatirsblog · 8 days
Text
Oleh: M Isman Nababan
Setelah selesai menghadiri undangan dari tetangga untuk merayakan maulid Nabi saya bincang-bincang dulu dengan sesepuh yang ada didepan teras rumah membicarakan banyak hal. Saya paling suka dengan tradisi-tradisi ini yang sekarang kian merosot.
Tumblr media
Nah, dirasa cukup lama sesepuh satu persatu mulai beranjak. Saya tetap berdiam didepan rumah sambil membuka kembali kitab Ihya' yang sebelumnya saya baca saat menghadiri undangan tetangga. Tiba-tiba saya ingat sebuah madah yang sangat indah untuk senantiasa menghidupkan hati mendekati kemuliaan Rasululllah Saw. Syair tersebut, "Wa Dulli Ladaikum Wa Izzi Bikum"
_________________________________
Menghadiri perayaan "Maulid Nabi" kali ini sangat menggugah hati. Saya ingat sebuah kisah nyata yang pernah saya dengar kurang lebihnya seperti ini;
Ada orang yang sangat miskin ingin merayakan Hari kelahiran Rasulullah Saw. Hanya saja ia tidak cukup uang untuk memberikan fasilitas dan suguhan yang layak. Tapi ia berusaha jauh-jauh hari untuk mengumpulkan uang hanya untuk merayakannya. Setelah sampai pada waktu yang ditentukan ia mengundang masyarakat setempat, namun sungguh menyedihkan tidak ada satupun tamu undangan yang menghadirinya, dan Ia menangis terseduh-seduh.
Seketika itu sontak terkejut melihat segerombolan orang-orang menuju ke tempat yang ia sediakan untuk para tamu undangan. Entahlah dari mana datangnya segerombalan orang-orang yang cukup banyak itu.
Mohon maaf hikayat diatas tidak bisa saya lanjutkan karena ada banyak hal yang saya lupa (takut terjadi distorsi dari hikayat yang ada), namun kisah tersebut sangat menggugah hati saya saat menghadiri "Maulid Nabi" kali ini yang cukup relatif sederhana (namun bersahaja), tapi sungguh saya merasa mulia.
Bukan sok-sok-an teman-teman, ini semua karena sebuah syair yang cukup indah dan kisah yang pernah saya dengar. "Wa dulli ladaikum wa izzi bikum" tentunya tak pernah lepas karena ke agungannya.
Meskipun tidak dekat secara fisik setidaknya dekat dengan nuansanya------dekat dengan kemuliaannya yang agung; maka siapapun yang memuliakan akan ikut mulia. Saya sangat sadar akan kehinaan diri. Akan tetapi, bukankah siapapun yang mencoba mendekatinya akan mulia? --Diri ini memang hina dihadapannya, namun diri ini akan mulia didekatnya" Sungguh sangat mengesankan. Syukron Ya Rabb menggugah hati melalui ini.@sorotan
1 note · View note
penulisamatirsblog · 10 days
Text
Sebaik-baiknya teman duduk setiap waktu adalah buku.
Tumblr media
Diatas adalah kata-kata hikmah untuk menghibur dikalah lara dan pikiran mengawang-ngawang. Tidak berlebihan teman-teman; buku memang besar perannya.
Saya pernah berbincang-bincang dengan seseorang yang tidak suka membaca---bahkan ia bangga dengan itu. Dia bilang, "pengalaman cukup untuk menjawab semua persoalan hidup"
Saya tanya, "bukankah pengalaman adalah apa yang kita alami---apakah membaca bukan pengalaman? Lantas kenapa anda mengucilkan bahwa membaca adalah bagian dari pengalaman itu sendiri?" Imbuhku...
Kalau hanya berdasarkan pengalaman pribadi kita tidak cukup menjawab persoalan hidup yang begitu komprehensif, maka kita perlu mengambil keluar (membaca) untuk menjawab persoalan itu. Dan buku memberikan pengalaman yang relatif komprehensif.
Bicara membaca memang tidak hanya buku saja; bisa membaca keadaan, membaca lingkungan atau sederhanya membaca alam. Namun bisakah kita membacanya?
Kemampuan seseorang membaca alam tidak jauh dari pengetahuannya (baca surah al-Ankabut:43). Dan buku memberikan pengetahuan yang tak bertepi. Budayakan membaca. #salampegiatliterasi
0 notes
penulisamatirsblog · 17 days
Text
Perjalan menuju Pesantren || Ditemani dua santri senior.
Disini saya mendapatkan pengetahuan tentang keadaan pesantren dulu langsung dari santri tahun 90-an; membicarakan bagaimana ahklak santri dulu kepada gurunya, dan bagaimana Kiyai dulu dengan kealimannya, ketawaddhuannya dan kewara'annya.
Saya dengan senang hati mendengar hikayat-hikayat lampau apalagi perihal santri dan Kiyai. Saya bisa mengambil pelajaran dari cerita-cerita tersebut; menata kembali ahklak seorang santri.
Wes dah sampai disini #mabuk saya hahahahaha.......Serius
0 notes
penulisamatirsblog · 21 days
Text
DIMANAKAH KEADILAN TUHAN?
Suatu ketika saya ngopi sama teman yang sudah lama tak jumpa----pada saat itu kebetulan kami sama-sama mau nonton festival Toktok di Desa Kropoh yang diadakan santri Guluk-guluk (kalau gak salah seingatku) Tidak punya inisiatif untuk jumpa di festival itu. Kami melihatnya dari kejauhan dan kami sama-sama menghampiri lalu saya ajak ke suatu tokoh disitu, "kita ngopi dulu, yuk" sapaku sambil bersalaman. Tentunya dia mau diajak ngopi sejenak.
Dia itu hambal banget dan suka banget kalau diajak ngopi. Bahkan dia pernah bilang begini, "kamu adalah sala-satu teman saya yang dimana kehadirannya tidak membuat suasana sepi, selalu aja ada pembicaraan"
Sebelumnya saya sering kerumahnya pun begitu dia suka kerumahku-----iyaaaa untuk belakangan ini saya juga suka bertandang kerumahnya kalau ada disini, hanya saja tidak sesering waktu yang lalu. Mungkin saja sekarang karena ada status yang berlainan kali (saya sudah menikah hh) Saya suka kerumahnya tidak ada kepentingan apa-apa, kecuali pengetahuan hehehe. Serius, karena bagi saya pengetahuan selalu menciptakan sesuatu yang baru. Itulah alasan saya kenapa tidak bosan-bosan.
Watak manusia kan memang begitu. Jadi jangan heran mengingat kita sebagai manusia yang diciptakan kan baru; tentunya ia selalu menyukai hal-hal yang baru. Dan saya menemukannya di pengetahuan...
Oke kita langsung ke inti dari maksud video tersebut. Karena ini kalau dilanjut kepanjangan. Kalau kepanjangan nanti, maka tidak ada satupun yang berkenan membaca tulisan ini hhhh kan terlalu sayang nulis panjang-panjang tidak ada yang membacanya..
______________________________
Di video tersebut saya menceritakan banyak hal saat saya ngopi bersama dia. Sementara yang saya upload disini hanya cuplikan saja untuk merangsang penasaran aja sih----meskipun tidak ada satupun yang terangsang hhhhh.
Tapi tidak menjadi masalah, karena saya menjadikan media ini termasuk Youtube dan platfrom lain hanya untuk mendeskripsikan yang ada dipikiran, bukan untuk mencari cuan------mencari cuan dimedia tidak salah, tapi jangan sampai ngemis-ngemis iya. Era sekarang banyak yang berkedok online termasuk judi.
____________________
Pada cuplikan video ini:
Teman saya menceritakan pengalamannya bahwa dia punya teman mahasiswa mempertanyakan tentang keadilan Tuhan. Dia bilang sudah menjelaskan sedemikian rupa sesuai dengan pengetahuannya tetap saja ditolak karena merasa jawabannya tidak memuaskan. Lalu dia bertanya kepada saya Tentang keadilan Tuhan.
Jawaban saya cukup sederhana; sebelum bicara tentang keadilan Tuhan terlebih dahulu kita harus mengetahui definisi dari pada keadilan. Apa itu ke adilan?
Sederhanakan saja: keadilan adalah sesuatu yang tidak melampaui batas. Pertanyaannya adakah batasan bagi Tuhan? Tentu tidak ada. Lalu kenapa kita mesti mempertanyakan keadilan Tuhan? Baca sifat Jaiz Allah Swt.
Kalau dia masih menolak suruh dia baca Kitabnya Kiyai Nusantara yang saya rasa cukup sederhana untuk dipahami yakni karya Kiyai Muhammad Shaleh Darat; yang mensyrai 2 Kitab Fenomenal yakni Jauharut Tauhid dan Hasyiyah Al-Bajury.
------------------------
Nah untuk kalian yang penasaran bisa kalian tonton di Youtube saya hhhhh. Ujung-ujungnya Youtube. @sorotan lun
1 note · View note
penulisamatirsblog · 26 days
Text
Mari kita kaji bersama dikolom komentar: terbuka.
Tumblr media
1 note · View note
penulisamatirsblog · 1 month
Text
Ada satu video dari konten kreator dengan nama ig Jun_tex. Video tersebut menggambarkan bagaimana kepercayaan yang kau gugurkan dengan satu kesalahan.
Tumblr media
Seorang guru mendemonstrasikan segulungan kain yang begitu kuat, ia menariknya dengan sangat kuat. Lalu Ia meminta muridnya untuk menyobeknya, sang murid merasa kesulitan dan tak mampu. Kemudian, sang guru mengambil gunting lalu mengguntingnya sedikit dan menyobeknya. Kain itu terlepas sangat mudah. "BEGITULAH KEPERCAYAAN" Jangan sia-siakan ketika kita sudah dapat dipercaya
1 note · View note
penulisamatirsblog · 1 month
Text
Tumblr media
Kehidupan ini memang penuh kesulitan dan tantangan untuk mencapai sebuah kenikmatan, namun terlalu na'if kalau kemudian kita mengatakan hidup ini keras penuh dengan kesulitan dan tantangan sehingga tidak terbaca kenikmatannya.
"fabiayyi ala irobbikuma tukadziban"
0 notes
penulisamatirsblog · 1 month
Text
Manusia akan lebih cenderung pada sesuatu yang mengenakkan. Sementara setiap sesuatu bergantung pada cara kita mendeskripsikannya. Maka deskripsikanlah setiap sesuatu pada subtansialnya.
1 note · View note
penulisamatirsblog · 1 month
Text
Penulis || Karyanya disebarkan dengan gratis dalam bentuk Pdf.
Tumblr media
Pernah membaca dimedia cuman lupa dimedia mana; ada seorang penulis yang tidak rela atas karyanya yang disebarkan secara gratis (tanpa adanya royalti) oleh seseorang yang mengatasnamakan "Membudayakan Membaca" dengan alasan diluar sana banyak masyarakat yang ingin membaca hanya saja ia tidak ter-fasilitasi atau karena minimnya perekonomian.
Disini saya ingin fokus dibagian penulis yang tidak rela atas karyanya disebarkan secara gratis. Menurut saya memang tidak sepantasnya seseorang menyebarkan karyanya tanpa adanya izin, apalagi itu karya dilindungi secara hukum "Hak Cipta." Jadi, penulis punya hak untuk komplain. Kecuali, menyebarkan ilmu dalam karyanya------ bukan karya itu sendiri.
Karena penulis tidak setuju atas karya yang disebarkan cuma-cuma, ia dapat banyak komplain dari pembaca yang maunya buku gratis. Katanya, "Ilmu itu seperti kita menemukan bongkahan Emas dipadang sahara, dan kita boleh mengambilnya."
Kalau bicara ilmu memang tidak menjadi masalah kita mengambilnya sekalipun tanpa izin. Tapi yang dipersoalkan oleh penulis bukan sisi ilmunya yang ia sebarkan, tapi karya utuhnya itu--sebagaimana yang saya kemukan diatas "menyebarkan ilmu dalam karyanya------ bukan karya itu sendiri."
Sebenarnya apa yang penulis cari; popularitas-kah atau kekayaan?
Kalau saya lihat dari sisi atas ketidak setujuannya, saya rasa yang ia cari bukan popularitas, tapi mungkinkah "adakah yang lebih membanggakan dari popularitas?" Apalagi ia terkenal sebagai penulis yang hebat?
Pembaca itu mengkritik penulis habis-habisan; penulis ini tidak ihklas dalam menulis.
Bicara perihal keihklasan tidak ada yang tahu. Bisa saja penulis ini sebetulnya ihklas, namun karena kebutuhan keluarganya ia menuntut atas haknya yang seharusnya mendapatkan royalti dari karyanya.
Begini saja teman-teman supaya tidak terlalu panjang tulisan ini coba bedakan antara pekerjaannya dengan esensi dari ilmu itu sendiri yang ia sebarkan atas karyanya. Barangkali secara ilmu ia ihklas namun secara pekerjaan sendiri ia tidak ihklas karena tidak mendapatkan upah (royalti) sehingga untuk menafkahi keluarganya ia kekurangan.
Saya kasih contoh begini saja: Bekerja adalah ibadah, apakah ia anda ihklas atas pekerjaan yang anda kerjakan tidak mendapatkan upah? Tapi untuk bekerjanya sebetulnya ihklas tapi cara dengan cara tidak diupah kita tidak terimah
Bagaimana menurut kalian?
--Rendra Sastro
0 notes