Don't wanna be here? Send us removal request.
Photo

"Saya Om, gak Deng. Saya Luthfi Irawan Prihatmadi, Penerima Manfaat Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTINUSA) Angkatan 7, siap berusaha, berkomitmen, dan berjuang untuk kemaslahatan masa depan bangsa. Yuk, buruan daftar jangan hanya Nyinyir kayak orang difoto itu, Jauh lebih mudah mengkritisi ketimbang mendorong sesuatu yang konstruktif, kita bisa melihat banyak hal yang salah, mungkin kita bisa melakukan perubahan2 kecil, tapi perubahan yang substansial butuh usaha yg gak kecil, dan gak bisa sendirian, Sooo.. Yuk bergabung menjadi bagian dari Beasiswa Aktivis Nusantara 2018 dan bersama belajar merawat Indonesia!" Informasi seleksi bisa dicek di link berikut: https://www.beastudiindonesia.net/seleksi-nasional-beasiswa-aktivis-nusantara-bakti-nusa-2018/ #Seleksi2018 #BeasiswaAktivisNusantara #BAKTINUSA #BeastudiIndonesia #BelajarMerawatIndonesia
0 notes
Photo

Hakikat Pemimpi(n) Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". - Sapi Betina (Al-Baqarah):30 Allah telah menetapkan bahwasanya manusia diciptakan di dunia ini bukan karena tanpa alasan. Ada maksud yang luar biasa dibalik diciptakannya manusia di dunia sampai Iblis dan setan menjadi membangkang kepada Allah dan malaikat sempat meragukan ciptaan Allah berupa manusia ini. Peran khalifah yang disematkan pada manusialah yang membuat setan dan malaikat berbuat seperti itu, sungguh mulia bukan sampai malaikat bersujud kepada Adam. Allah telah merancang skenario bahwasannya manusia itulah sebagai khlaifah, sebagai pemimpin, sebagai pemakmur di muka bumi ini. Inilah hal dasar yang harus difahami oleh setiap manusia yang ada di bumi. Bukan malah menjadi perusak, pembuat kerusuhan, pemicu perselisihan, dan perbuatan-perbuatan tidak terpuji lainnya. Allah sudah menentukan fungsi manusia di bumi, ibarat sebuah alat seperti HP jika tidak digunakan sesuai petunjuk pembuatnya akan rusak bukan? Sama halnya manusia jika tidak mengikuti petunjuk dari yang menciptakan akan rusak pula. Simple bukan? Ternyata hidup ini sudah ada petunjuknya dan manusia tinggal mengikutinya. Sang Pencipta memberikan peran manusia sebagai pemimpin tidak asal memberikan peran saja, Dia juga memberikan potensi-potensi luar biasa pada manusia untuk mengelola bumi ini. Allah berfirman dalam surat Al 'Araf ayat 179 " Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai " Inilah yang harusnya menjadi perenungan kita sebagai manusia, sebagai pemimpin di muka bumi ini. Sudahkah kita menggunakan potensi yang kita miliki sesuai kemaun-Nya? Apakah jangan-jangan kita seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi? Mari kita jadikan ini perenungan bersama. Menjadi pemimpin haruslah adil dan tidak mengikuti hawa nafsu saat mengambil keputusan. Karena musuh terbesar manusia adalah setan yang akan terus menggoda, memberi bisikan dari kanan, kiri, atas, bawah, depan, dan belakang sampai akhir hayat manusia agar manusia tidak paripurna menjalankan perannya sebagai pemimpin yang memakmurkan bumi. Mari kita lihat kondisi sekitar kita sekarang. Kriminalitas di mana-mana, koruptur semakin membabi muta, banyak saudara-saudara kita yang kelaparan dan dizalimi, sudah makmurkah bumi? Menjadi pemimpin juga perihal seberapa besar kita punya mimpi. Kata pemimpin tidak akan ada tanpa ada kata pemimpi didepannya, pemimpi(n). Sebagai pemimpin haruslah visioner dan punya mimpi yang besar, karena seorang pemimpin tidak hanya memikirkan perut sendiri melainkan kepentingan dan kemaslahatan umat. Kita bisa lihat guru bangsa kita, HOS Cokroaminoto, yang punya visi besar untuk memerdekakan Indonesia. Suaranya menggelegar, bahkan beliau berhasil menghimpun dua juta manusia untuk dalam satu tempat yang sama untuk bersama-sama mewujudkan cita-cita bangsa. Soekarno, Kartosuwiryo, Muso adalah orang-orang besar didikan HOS Cokro. Sudah selayaknya sebagai generasi muda kita belajar dari guru bangsa HOS Cokroaminoto ini. Mimpi besar saja belumlah cukup, sebagai pemimpin juga harus tahu langkah-langkah strategis untuk merealisasikannya, dan yang terpenting adalah bagaimana caranya mentransferkan semangat mencapai mimpi besar itu kepada kolega, rekan, tim, maupun, individu-individu yang dipimpin. Semangat itu harus mendarah daging pada setiap individu terlepas apapun peran yang dia ambil. Zaman kepemimpinan Rasullulah Muhammad SAW dengan sifat sidiq, amanah, fathonah sebagai contoh, bagaimana umatnya benar-benar loyal untuk memperjuangkan visi besarnya, bahkan mereka tetap kokoh walaupun disiksa dan dianiyaya. Hal ini karena Rasullah telah berhasil mentransferkan nilai semangat pantang menyerah pada umatnya. Ada juga sebuah cerita di research center NASA. Ketika seorang tukang sapu di NASA di tanya apa peran yang dia miliki di NASA, dia menjawab " saya menjadi bagian project pengiriman manusia ke bulan. " Begitulah seoarang tukang sapupun punya semangat yang tak kalah dengan pemimpin-pemimpin di NASA. Peran apapun yang dimiliki tiap individu, seorang pemimpin harus berhasil mentransferkan semangatnya kepada tim maupun anggotanya. Tak kalah penting, seorang pemimpin tidak boleh kehilangan harapan. Tragedi terbesar pada manusia adalah ketika harapannya mati. Harapan itu bagaikan bahan bakar hidup. Terkadang solusi memang datang dalam waktu yang lama, tapi pasti ada, karena Allah sudah menyiapkannya. Sebagai pemimpin haruslah bersabar. Sabar bukan berarti diam dan hanya menunggu saja, tapi sabar itu konsisten, konsisten untuk terus berusaha dan menyerahkan semuanya kepada Yang Maha Kuasa. #SLT2017 #BAKTINUSA #kepemimpinanstrategis
0 notes
Photo

ADA APA TANGGAL 21 JUNI 2017? . . Hal sederhana, semoga bermakna untuk ponorogo. Bersama Forum Muda Ponorogo, Yuk Berdampak! . Yuk belajar menjadi pemimpi(n) . Kepo? Follow instagram forum muda ponorogo . https://www.instagram.com/forummudaponorogo/
0 notes
Photo

Ini orang siapa dah? Masuk koran waktu berdesak2an di kereta lagi. Mirip pisan sama saya. Jangan2 saya punya kembaran yang terbuang, Ya Allah tolong pertemukan saya dengan dia.
0 notes
Text
Berdialog untuk Indonesia

Kamis, 1 Juni 2017, tanggal ini tidak asing di telinga saya, mungkin juga tak asing di telinga masyarakat indonesia pada umumnya. Inilah hari diperingatinya kelahiran pancasila sebagai dasar negara. Momentum peringatan hari kelahiran pancasila membuat media, TV, radio, dan media lainnya menontonkan serba serbi pancasila. Saya rasa kata pancasila sudah familiar di telinga masyarakat Indonesia, tapi apakah sudah meresap ke dalam akal dan hati? Pertanyaan inilah yang harus saya, anda, kita, dan masyarakat indonesia jawab.
Begerak ke mata, mata saya juga tidak asing melihat lambang negara berupa garuda yang gagah berperisai di dadanya dengan simbol bintang, rantai, pohon beringin, kepala banteng, serta padi dan kapas yang mewakili lima sila yang menjadi dasar negara kita. Sang garuda yang gagah juga mencengkeram sebuah tulisan yang begitu dalam maknanya, “ Bhineka tunggal ika “. Mata dan telinga saya semakin bersahabat dengan pancasila ketika tanggal 1 Juni 2017 kemarin. Sebuah data dari twazzup.com yang saya baca di koran Kompas edisi 2 Juni 2017 mencatat pada hari kamis tengah hari, kata kunci “pancasila” dicuit 8.038 kali per jam. Tidak sedikit juga teman-teman saya yang mengunggah tulisan “ Saya Pancasila, Saya Indonesia “ di sosial media Instagram maupun facebook. Kata tersebut merupakan tagline dari pemerintah dalam memperingati hari kelahiran pancasila tahun ini. Euforia peringatan kelahiran pancasila begitu dekat saya rasakan. Pertanyaanya, akan bertahan berapa lama euforia ini? Dan bagimana dengan implementasinya?
Bergerak ke akal dan hati, saya mulai asing dengan pancasila. Saya hafal lima sila dalam pancasila bahkan diluar kepala, saya sering melihat lambang garuda yang mencengkeram tulisan bijak itu. Tapi perbuatan atau tindakan saya masih belum mencerminkan makna dari pancasila, akal dan hati saya masih belum bisa memaknai apa itu pancasila, saya rasa itu cukup pajangan di tembok dan sekadar hafalan yang dibaca saat upacara bendera, akal dan hati saya masih asing dengan pancasila. Yang hakikatnya pancasila bisa menjadi pemersatu bangsa, tapi kenyataannya di Indonesia banyak kelompok ataupun individu yang bersetru dan memperjuangkan apa yang mereka yakini benar. Dialog-dialog antar kelompok mulai jarang dilakukan, saya malah sibuk membangun pagar-pagar rumah yang tinggi dan kokoh. Saya malah sibuk memperkuat keyakinan saya dengan apa yang saya yakini benar, benar menurut saya bukan benar kebanyakan orang, apalagi benar menurut Sang Pencipta, saya belum nyampek ke sana. Di luar dari apa yang saya yakini benar, berarti harus saya lawan. Mohon maaf Pak Jokowi saya masih egois dan mementingkan kepentingan saya sendiri sehingga saya belum bisa membantu mensuasanakan hari peringatan dengan mengupload tulisan “ Saya Pancasila, Saya Indonesia “ saya belum pantas mengklaim kata itu pada diri saya.
Hari ini, isu persatuan bangsa, kerukunan bangsa, dan toleransi menjadi terangkat ke permukaan. Saya kaget ternyata yang saya lakukan selama ini berdampak sebesar itu, apa yang saya yakini benar selama ini ternyata hanyalah bentuk dari keegoisan saya, pagar-pagar tinggi yang saya bangun selama ini ternyata hanya membuat saya semakin jauh dengan rekan-rekan saya, semakin keras kepala dengan kegoisan saya dan semakin memperburuk persatuan bangsa di Indonesia. Saya baru sadar bahwa apa yang saya lakukan ini salah. Banyak pesan para pendiri bangsa yang telah saya lupakan begitu saja, gotong royong, tepo sliro(tenggang rasa), dan persatuan entah kemana saya membuangnya. Sebenarnya saya hanya butuh berdialog, tapi saya tidak pernah melakukan itu.
Hati saya benar-benar kalang kabut, saya memutuskan untuk bercerita pada-Nya tentang apa yang telah saya lakukan selama ini. Tiba-tiba ada rekan saya yang mengingatkan saya untuk membaca Al-Quran, saya baca sebuah ayat secara acak. Saya membaca ayat yang benar-benar menampar diri saya sangat keras, Surat Al ‘Araf :179 yang kurang lebih artinya sebagai berikut.
“ Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. “
Membaca ayat di atas, sejenak saya menangis tersedu-sedu. Betapa hinanya diri saya. benar-benar tercabik hati saya. Saya begitu menyesal dengan apa yang saya lakukan selama ini. Saya benar-benar menyadari, ternyata saya kurang berdialog. Berdialog dengan sesama. Berdialog untuk mencari kebenaran bersama, kebenaran Indonesia bukan kebenaran pribadi atau kelompok semata, dan yang terpenting adalah berdialog dengan-Nya untuk mendapatkan kebenaran yang Hakiki.
1 note
·
View note
Photo

Di pagi yang cukup cerah ini, saya mengucapkan terimakasih banyak kepada Ibu saya. Kenapa harus Ibu, kan sekarang bukan hari Ibu? Mungkin akan ada pertanyaan seperti itu. Saya mencoba melihat dari sisi lain. Sekarang umur saya sudah 21 Tahun, sedang menjalani studi S1 di kampus Ganesha jurusan Teknik Penerbangan (semester 6). Ini semua tak lepas dari banyaknya campur tangan Ibu saya. Saya dibesarkan di lingkungan desa, tak sedikit anak muda di desa saya yang sangat bersahabat dengan minuman keras, rokok, pernikahan dini. Anak muda yang melanjutkan ke perguruan tinggi bisa dihitung dengan jari, jarang tiap tahunnya. Tidak bisa dijamin anak seoarang ustadz akan punya perilaku yang baik, pergaulan dan lingkungan sangatlah menentukan. Di sinilah saya melihat peran Ibu yang begitu besar sebagai pendidik sekaligus sebagai benteng. Mungkin dulu kita dimarahi2 oleh Ibu kita sampai kita menangis, kita dilarang main kesana kesitu, dilarang pulang larut malam, ingatlah itu demi kebaikan kita. Ibu adalah madrasah utama dan pertama bagi anak, sehingga masa depan anak sangatlah ditentukan oleh peran Ibu. Ibulah yang sering berinteraksi dengan kita, dan Ibulah yang tahu banyak hal tentang kita. Di desa saya, saya masih jarang melihat adanya program pemberdayaan Ibu dalam mendidik anak. Terpikir dalam benak saya, penting sekali kita memperhatikan kualitas seoarang Ibu, Karena dari rahim beliaulah pemimpin-pemimpin bangsa ini dilahirkan. So saya ingin sekali mengusulkan sebuah program di desa saya yaitu " My Mom, My Heroes " mungkin sebulan sekali perlu diadakannya silaturahmi Ibu2 untuk mendapatkan inspirasi-inspirasi dalam mendidik dan menjaga anak, karena Ibu punya peran yang sangat penting dalam pendidikan anak. Semoga bisa terealisasi. Amin. Memang republik ini berangkat dari rumah tangga :) haha Infrasuktur gencar dibangun, bagaimana dengan manusianya dipikirkan untuk dibangun tidak? Mungkin ini PR buat kita dan pemimpin sekarang :) Untuk Ibuk, From Bandung with love :) #HariPendidikanNasional #SavePendidikanIndonesia #MerawatIndonesia #ForumMudaPonorogo
0 notes
Photo

[ P E M I M P I (N) ] . . . Semangat Berkarya Brook. Semangat Aileron. Semangat KMPN.
0 notes
Photo

[ Ponorogo Berduka ] Sabtu, 1 April 2017 sekitar pukul 07.40 telah terjadi bencana tanah longsor yang berpusat di Dukuh Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo. Sebanyak 32 unit rumah rusak berat tertimpa material longsoran. Sebanyak 27 orang tewas tertimbun longsor (data sementara). Mari kita ulurkan tangan kita dengan menyalurkan bantuan untuk saudara kita tercinta di Kota Ponorogo melalui Forum Muda Ponorogo. Bantuan dana bisa ditransfer melalui : BNI 0453273176 a.n. Tegar Satria Nurhuda Narahubung : 1. Luthfi Irawan Prihatmadi (Teknik Penerbangan ITB) 082336518807 2. Mikael Marasabessy (Pendidikan Bahasa Arab Unida Gontor) 08233915187 #ponorogoberduka #yukpeduli #forummudaponorogo
0 notes
Photo

Ceritanya ini esai gua buat persyaratan seleksi beasiswa aktivis nusantara kemarin. Semoga bermanfaat. Mohon doanya guys.
Menjadi Rindang
Oleh : Luthfi Irawan Prihatmadi
Tak kenal lelah dan kalah, apalagi menyerah. Pada sebuah piringan kufic di Museum Louvre Prancis tertulis, Ilmu pengetahuan itu pahit pada awalnya, tetapi manis melebihi madu pada akhirnya. Islam juga selalu mengajarkan Man Jadda Wa Jada, barang siapa bersungguh-sungguh maka dapatlah Ia. Semangat dan impian telah menjadi kekuatan utama dalam tubuh, membuat kaki ini selalu melangkah untuk berjuang. Itulah kata-kata yang selalu menguatkanku.
Begitu besar semangat hidupku kawan, tapi tak jarang itu semua roboh karena godaan setan yang selalu mencoba menggulingkanku. Tak jarang air mataku menetes di malam yang sunyi dan hanya Engkaulah yang mengetahuinya.
Sungguh sangat sedih di era sekarang ini kawan, ketika kamu megungkapkan mimpimu mengenai negaramu kamu dibilang idealis bahkan dibilang ekstrimis. Apa yang aku rasakan sekarang adalah generasi muda sekarang terlalu berfokus pada visi-visi pribadi mereka. Mereka punya mimpi-mimpi yang tinggi tapi itu semua hanya untuk pencapainnya diri sendiri. Bahkan mereka tak menoleh temanya yang sedang terseyok-seyok berjalan. Mereka semua berlomba-lomba untuk mencapai visi pribadinya walaupun harus menyikut saudaranya sendiri. Menoleh ke temannya saja tidak, apalagi menoleh menanyakan kabar bangsa dan negaranya? Banyak kampus-kampus yang besar namanya karena mahasiswanya, coba kita renungkan sekarang kawan. Kampus kita yang namanya besar karena kita, atau malah sebaliknya nama kita yang jadi besar karena kampus?
Aku tak punya maksud menjadi manusia yang paling benar di sini. Aku hanya menyampaikan kegelisahanku. Kegelisahan yang timbul karena akal yang diberikan-Nya. Perlu menjadi catatan kawan, bahwa akal bukanlah berarti otak dan logika tapi akal adalah hati nurani. Dengan akal inilah kita bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah dan bagaimana kita harus melangkah. Mungkin sekarang tidak lagi berbicara mengenai mana yang salah dan mana yang benar, tapi mana yang benar dan mana yang keliahatannya benar. Sungguh rumit.
Sebagai umat muslim yang perlu bnyak memberbaiki diri ini aku merasa sedih. Aku merasa banyak sekali musuh-musuh islam diluar sana. Tapi kenapa kita yang di Indonesia ini malah sibuk saling menyalahkan golongan yang lain. Padahal kita sesama muslim kawan, fitnah sudah tersebar dimana-mana. Bahkan media yang harusnya netral sudah menjadi alat dakwah golongan-golongan tertentu. Sungguh enak sekali musuh islam sekarang, tanpa harus capek-capek, mereka akan melihat islam akan hancur dengan sendirinya. Selain itu kita juga disibukkan dengan mimpi-mimpi pribadi kita kawan. Kita lupa kalau kita ini utusan Allah sebagai khalifah,khalifah yang membawa kedamaian dan yang memakmurkan bumi, khalifah yang membawa amanah Islam, dan khalifah yang menjadi representasi eksistensi Allah dimuka bumi ini. Lantas, apakah kita hanya diam saja melihat kondisi seperti ini kawan?
Ah sudahlah, rasanya tak ada habisnya jika kita bicara masalah di negara tercinta kita ini. Jujur aku sangat bersyukur dilahirkan di negara Indonesia ini, lantas bagaimana aku mensyukurinya kawan? Ya dengan merawat dan memperjuangkannya. Aku sangat mencintai kota dan negaraku. Sejak SMA aku sudah tidak sekolah di Kota Ponorogo lagi. Semakin jauh aku pergi dari Ponorogo semakin tumbuh cintaku pada Ponorogo. Hal inilah yang mengantarkanku dan sahabatku sebagai inisiator berdirinya Forum Muda Ponorogo, sebuah wadah generasi muda untuk berkarya dan berkontribusi untuk Kota Ponorogo. Aku punya angan-angan jika setiap pemuda di Indonesia ini mau untuk membangun kotanya masing-masing maka secara tidak langsung juga akan membangun Indonesia. Maka dari itu aku dan kawan-kawanku akan memperjuangkan Forum Muda Ponorogo ini agar terus berkembang dan menjadi Inspirasi untuk kota-kota lain demi kemajuan bangsa Indonesia.
Aku dibesarkan dilingkungan para pejuang, sahabat-sahabatku adalah pekerja keras yang selalu memperjuangkan mimpinya, termasuk aku. Sekarang aku telah menempuh studi s1 aeronotika ITB. Aku sangat tertarik menjadi ahli propulsi ( aircraft engine ) di Indonesia. Aku yakin negaraku akan menjadi negara yang mandiri, bisa membuat pesawat sendiri dan bisa membuat mesin pesawatnya sendiri. Mesin-mesin untuk kapal nelayan, kapal veri, mesin kereta, dan mesin-mesin lain akan dibuat oleh anak bangsa. Coba bayangkan betapa mandiri dan kayanya negara kita dalam arti sebenarnya, karena negara kita dibilang gemah ripah loh jinawi, tapi apakah kita merasakannya?sepertinya tidak. Saya yakin selama ada tekad pasti Allah akan memberikan jalan. Dan saya akan ikut serta dengan sepenuh hati memperjuangkan ini.Menjadi tokoh muslim yang mengharumkan nama islam, berintelek, inspiratif, dan tentunya berhasil mendirikan industri strategis turbine engine (propulsi).
Ayahku pernah berpesan bahwa “ Nandur kebecikan iku akeh goadaane le, kuncine sabar “. Sabar bukan berarti diam tapi sabar itu terus berprogres dan konsisten. Saya akan terus berusaha sabar menanam kebaikan ini, merawatnya sampai tumbuh dan rindang agar kelak bisa dijadikan tempat berteduh untuk generasi setelah saya. Fight! Make changes for a better future and never loose hope. Man Jadda wa Jada.
0 notes
Quote
Kenapa orang yang terdekat dengan saya berbicara dengan pernyataan yang sama dalam tulisan itu?
Bahwa kisah asmara itu unik, tidak ada yang sama. Ya, harus senantiasa dikawal dalam keimanan pada sang Pemilik. (via motadanso)
Ntab Soul Bik :)
2 notes
·
View notes
Text
Haruskah kita bermimpi?
Ya, dengan mimpilah kau akan hidup.
0 notes