omuccang
Bekerja di Sampan Institute| seni, desa, dan kamu
55 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
omuccang · 5 years ago
Text
Pandemi mengharuskan orang-orang tinggal di rumah. Mereka, termasuk saya harus belajar lebih bersabar untuk menahan diri mengurangi aktivitas di luar rumah selama itu tidak penting.
Momen mengharuskan orang di rumah inilah yang banyak dimanfaatkan orang-orang mengeksplorasi bakat-bakat terpendamnya. Atau coba bereksperimen dengan hal-hal baru, misalnya, masak, berkebun, membuat konten video, melukis, dan banyak lagi.
Namun hal itu tidak terjadi pada saya. Ternyata di rumah dengan aktivitas yang rutin membuat saya cepat bosan. Membaca buku salah satunya, aktvitas yang harusnya membutuhkan waktu ini tidak berjalan mulus seperti yang orang lakukan di masing-masing postingan media sosialnya.
Tantangannya semakin berat. Rasa malas semakin menjadi-menjadi. Rebahan menjadi virus mematikan bagi diri saya sendiri. Menunda, tidur, dan bermain gawai menjadi godaan yang tidak terhindarkan.
Imajinasi bangun pagi baca buku; menulis hal-hal yang baru, menjadi sesuatu yang utopis. Bahkan menulis ini saya lakukan di gawai dengan bergelut dulu melawan diri sendiri.
Saya terjangkit virus. Sungguh virus yang nyata itu hadir di dalam tubuh saya sendiri. Yang juga sebenarnya mematikan jika tidak bisa melawannya.
Tumblr media
0 notes
omuccang · 5 years ago
Text
Sesekali keluar rumah berjalan di lorong. Sampai di depan lorong menunggu ojek konvensional/ angkot. Hal-hal yang dulu pernah kita lakukan tapi saat ini begitu jarang.
Menunggu ojek melintas sembari memainkan gawai atau mendengar musik. Terkadang tiba-tiba ojeknya melintas dan kita berteriak. Di atas motor kita mengobrol dengan tukang ojeknya.
Tetapi agak sulit untuk yang terburu-buru berangkat ke tempat kerja atau mau ngampus. Saat ini begitu mudah: ojek tinggal dipesan di gawai kita tinggal menunggu jemputan di rumah.
Saya sendiri begitu jarang menggunakan ojek online kalau dihitung selama di sini saya baru satu kali menggunakannya. Ada hal yang menyenangkan ketika saya berjalan keluar rumah menembus lorong ke jalanan besar.
Selasa, 25 Februari 2020, Pukul 13:34 Wita.
Tumblr media
0 notes
omuccang · 5 years ago
Text
Dua hari ini tanganku bergetar ketika akan mengetik di laptop. Bahkan hanya memikirkannya begitu menakutkan seperti hantu yang mengganggu tidur.
Saya belum pernah seperti ini. Semakin banyak ide, semakin kaku tanganku menyentuh keyboard laptop.
Ide jadi menumpuk. Tidak mampu mengikatnya ke dalam tulisan. Jadinya akan berbeda ketika ingin sekali menuliskannya.
Selasa, 25 Februari 2020, Pukul 00:32 Wita
0 notes
omuccang · 5 years ago
Text
Hari ini saya pulang ke rumah lagi. Meski hanya dua hari, meninggalkan rumah rasa-rasanya selalu begitu lama. Pada tahun 2018 saya meninggalkan rumah begitu lama-- selain masih kuliah dulu. Saya meninggalkan rumah sekitar 7 bulanan. Pulangnya saya merasa orang dewasa yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya.
Saya tiba di rumah pukul 10.00 Pagi, dengan keadaan belum mandi. Rambutku mulai panjang. Kumis dan jenggot apalagi. Tiga hal yang selalu jadi bahan protes Mak kalau saya pulang.
Masuk kamar saya langsung mengecas gawai dan laptop. Tapi sepertia kebiasaan saya ingin mengecas sambil main gawai juga. Saya ambil colokan yang sepertinya rusak. Sebenarnya kabel ini sudah lama dibiarkan begitu. Di rumah kerja-kerja seperti ini jadi tugas saya biasanya. Terus saya perbaiki. Berpikir mencari kabel yang tidak terpakai dan memasangnya dicolokan yang sudah kalah kabelnya.
Setelah kerjaan-kerjaan kecil seperti itu saya selesaikan, saya lanjut tidur. Bangunnya kembali kena protes, rambut, kumis, dan jenggot saya. Tidak menunggu waktu lama mengambil gunting seperti biasa, dan mencukur rambut yang ada di wajah saya ini. Untuk rambut sepertinya besok. Karena belum bisa mencukur diri sendiri.
Selasa, 21 Januari 2020, Pukul 19.46 Wita.
Tumblr media
0 notes
omuccang · 5 years ago
Text
Semalam ingatanku seperti mode replay. Mode mengulang ini terjadi sepanjang keluar dari warung kopi. Aktivitas yang sering saya lakukan saat itu kembali melintas di kepala. Semakin jauh meninggalkan warung kopi, semakin kuat masa lalu di kepalaku.
Sampai pada masuk rumah, ingatan lama itu baru berhenti. Masuk kembali terjadi, barang-barang yang pernah akrab dengan saya kembali mengaktivkan mode replay di kepala saya. Gelas, piring, tempat tidur, dan kasur, begitu akrab dengan saya.
Semuanya saya nikmati. Saya sesekali tersenyum. Saya bahagia sepanjang malam itu. Terima kasih ingat-ingatan yang pernah terjadi.
Tumblr media
0 notes
omuccang · 5 years ago
Text
Kemarin saya kembali berkunjung ke rumah Kakek Shiwa. Setelah beberapa tidak mendapat kabar-- biasa selalu ada pesan WA-nya yang masuk-- saya mendatanginya. Kebetulan saya mau meminjam bornya.
Tiba di rumahnya tepatnya di bawah rumahnya (studio) Kakek Shiwa langsung mengeluarkan alat sederhana yang dia ciptakan. Dia langsung mempresentasekan alatnya secara rinci layaknya penemu kelas dunia yang bertemu investor untuk mendanai proyek temuannya.
Mulai dari bahan dan alatnya, semua dia jelaskan. Sampai kendala yang menghalangi saat ini yang dia alami.
Kakek Shiwa mengatahkan ke saya bahwa dia menolak sakit. Meskipun beberapa minggu terakhir dia sendiri yang menceritakan kondisinya yang merasa sakit. Namun dia menolak itu terjadi padanya. Kakek Shiwa juga bercerita, berkaya itu repot, tetapi masih saja dia melakukannya.
Hal itu terlihat patung yang dia tunjukkan ke saya dalam proses pengerjaan.
Saya pamit membawa bawaan yang saya pinjam. Kakek Shiwa mengikuti saya menuju motor.
Jumat, 10 Januari 2019, Pukul 22.05 Wita.
Tumblr media
0 notes
omuccang · 5 years ago
Photo
Tumblr media
Bagi generasi 90-an, natal menjadi kabar gembira. Selain karena libur sekolah, kami juga bisa menonton film-film bertema natal. Salah satu film yang begitu akrab: Home Alone. Ceritanya Kevin sebagai tokoh utama tertinggal liburan dan harus mempertahankan rumahnya agar tidak kemalingan. - Saat itu kami cuma berfokus pada film yang ditayangkan. Kami belum tahu apa yang diperbincangkan orang dewasa seperti saat ini, ketika menjelang natal selalu saja ada hal diperdebatkan. Intinya kami ikut bahagia karena bisa libur dan nonton film natal yang lucu. - Sekarang saya tidak tahu lagi masih ada tayang atau sudah tidak ada, soalnya saya jarang menonton tv😂. - Selamat Natal dan Tahun Baru bagi teman-teman merayakan. Semoga damai selalu menyertai. #nataldantahunbaru2020 (di Di Dekat Rumah Mantan) https://www.instagram.com/p/B6e4289pbw2/?igshid=2kczzoorgwto
0 notes
omuccang · 5 years ago
Text
Pencapaian Akhir Tahun
Siang ini terjadi hal yang terduga di depan rumah Sampan Institute. Seseorang terdengar memberhentikan hampir tepat di depan rumah SI. Dari ruang kerja yang hanya terhalang dinding dan jendela terlihat seseorang mengeluarkan brosur dari bawah sedel motorya. Setelah itu mengambil ember yang disimpangnya di depan tempat kaki dipijak di atas motor.
Sebelum beraksi orang ini melihat kiri-kanan dulu. Setelah itu satu persatu brosur ditempel dan direkatkan pakai kuas dengan bantuan lem yang dibawanya pakai ember.
Kini penasaran saya sudah hilang. Dulu saya begitu penasaran dengan orang memasang brosur ini. Soalnya brosur ini sering jadi bahan konten sosmed orang-orang. Namun tidak pernah atau jarang yang memperlihatkan yang memasangnya. Berbeda dengan musim kampanye, dengan begadang kita bisa menemukan mereka.
Sebuah pencapaian yang sebenarnya tidak penting. Tapi, setidaknya bisa menghilangkan rasa penasaran saya karena sudah melihat orang yang memasang langsung.
Sabtu, 21 Desember 2019, Pukul 18.59 Wita.
Tumblr media
0 notes
omuccang · 5 years ago
Text
Sakit
Jangan sakit, sunyi. Jangan sakit, ribet. Jangan sakit, beban. Jadi orang sakit itu susah, mau makan ini itu. Tapi, kalau makanannya sudah ada, yang kita makan cuma sedikit. Makanan jadi pahit. Semua serbah tidak enak.
Beberapa hari saya harus tumbang. Merasakan sakit. Demam tinggi menanggung sendiri sakitnya. Saya cuma bisa mengeluh dengan orang-orang sekitar.
Saya yang harus belajar dari sakit. Ini cara tuhan menggugurkan dosa saya. Seperti memang saya sudah kebayakan dosa. Tidak diimbangi dengan kewajiban.
Sakit ini membuat saya seperti terasa hilang beban. Sepertinya memang dosa-dosa yang berguguran.
Selasa, 17 Desember 2019, pukul 11.19 Wita.
Tumblr media
0 notes
omuccang · 5 years ago
Text
Mendengar Orang Lain
Sore ini saya di depan Rumah Sampan menikmati kopi, membaca katalog penerima hibah Karya 2013, mendengar musik dengan earphone, dan tentu pelengkap, kopi.
Selang beberapa menit hujan pun turun. Hujan membuat terasa dingin menusuk kulit. Tapi, saya masih bisa menahan. Sesekali membuang pandangan dari buku dengan melihat anak-anak lewat basah kuyup.
Karena tetiba musik di gawai stop, saya buka earphone di telinga saya. Terasa bunyi hujan terdengan asik. Jatuh ke atap seng, lalu terjun ke bawah berlantai semen yang tidak jauh dari tempatku duduk.
Sepertinya saya memang perlu mendengar orang lain. Bukan cuma mendengar orang terdekat saja. Yang saya anggap hanya itu benar.
Kamis, 5 Desember 2019, Pukul 17.50 Wita
Tumblr media
0 notes
omuccang · 5 years ago
Text
Kembali Jadi Anak-Anak
Kenapa semakin berumur seseorang semakin banyak dia mengeluh? Mungkin faktor bebannya lebih berat ketimbang anak-anak. Terkadang hal yang tidak perlu dikeluhkan masih saja dikeluhkan.
Kenapa kita tidak sesekali kembali ke anak-anak saja. Di mana hidup terasa menyenangkan. Kalau pun ada yang tidak enak di hati, itu hanya berlaku sebentar, setelah itu langsung ceria kembali.
Ada seorang teman yang meminta fasilitas dari pemerintah untuk menunjang kreativitasnya. Dari dulu selalu meminta. Bahkan jauh sebelumnya ada pendahulunya yang sudah melakukan, tapi hasilnya sama seperti saat ini, nihil.
Kita menghabiskan waktu untuk mengemis kepada pemerintah yang tidak jelas hasilnya. Terlalu banyak energi yang kita habiskan hanya untuk mengurus itu.
Waktu kecil kita bisa menciptakan dan berbagi ruang. Ibu tidak membelikan mobil-mobilan kita bisa membuatnya dari botol plastik, bannya terbuat dari sendal bekas. Mau main rumah-rumahan, tapi tidak ada rumah-rumahannya, kita ciptakan sendiri dari sarung dan memanfaatkan teras rumah sebagai ruang. Semua hampir bisa kita ciptakan.
Kemarin saat menuju Rumah Sampan Institute, diperjalanan saya melihat beberapa anak sedang asyik bermain sepak bola. Lokasinya di pinggiran sawah yang lebarnya sekitaran 3 meter dan panjangnya 10 meteran lebih. Lokasinya tidak jauh dari perumahan. Gawang yang dipakai dipasang seadanya, saya tidak tahu apakah mereka yang memasang. Kalau memang mereka, ini sungguh luar biasa dengan tubuhnya mereka yang masih kecil. Tapi, kembali lagi bahwa anak-anak memang hampir bisa melakukan semuanya.
Anak-anak ini bukti nyata bahwa mereka bisa menciptakan dan berbagi ruang bersama. Bermain dan tertawa bersama. Tidak memandang bagus-tidaknya, yang jelas bisa melampiaskan hasratnya. Daripada menunggu orang-orang dewasa untuk membuat lapangan yang besar, mending menciptakan sendiri. Begitu kira-kira prinsip kita waktu masih kecil
Melihat mereka masih kembali optimis bahwa ruang kreativitas memang bisa diciptakan. Dan tidak mengenal jauh-dekat; kecil-besar; banyak-sedikit. Intinya melakukan dulu. Itu saja.
Rabu, 4 Desember 2019, Pukul 11.26 Wita.
Tumblr media
0 notes
omuccang · 5 years ago
Text
Akhirnya Mengalah Juga
Akhirnya saya harus mengalah juga. Saya harus mengalah menggunakan kacamata pada kegiatan aktivitas tertentu. Memang sudah seharusnya, karena beberapa kali saya mengikuti kegiatan mata saya sudah tidak bersahabat.
Dulu, saat masih kecil saya selalu berkesimpulan bahwa orang menggunakan kacamata, orng yang sudah tua. Mereka harus dibantu dengan benda yang kini juga dijadikan gaya. Padahal umur juga tidak tua-tua amat.
Beberapa tahun memang sudah terasa, tapi masih merasa masih mampu tidak menggunakan. Setelah beberapa kali hampir celaka gegara mata yang sudah mines akhirnya saya memutuskan untuk mengalah sama benda ini. Lagian saya terbiasa mengalah, eh.
Ada suka dukanya. Sukanya, saya bisa lebih aktif dan melihat jelas orang-orang yang sebenarnya saya takutkan sekali ketika mereka menyapa dan saya mengabaikan. Cukup selalu diabaikan. Dukanya, saya masih belum terbiasa, bahkan merasa kenapa saya harus mengalah menggunakan kacamata. Apalagi saya tipe orang yang paling sering kelupaan barangnya. Semoga tidak dengan kacamata ini.
Saat ini saya masih menggunakan hanya beberapa aktivitas belum sepenuhnya. Katanya itu tidak baik. Saya masih membiasakan diri. Bukannya mencintai juga seperti itu, secara perlahan mulai belajar membuka dan menimbulkan perasaan.
Senin, 2 Desember 2019, Pukul 01.24 Wita
Tumblr media
0 notes
omuccang · 5 years ago
Text
Jogja Keren
Empat hari di Jogja menjadi pengalaman yang berarti. Belajar dan melihat sedikit dari kota pelajar ini.
Jogja sangat memikat hati saya, pertama soal kebersihan. Jalan terlihat bersih. Trotoar juga bersih, meskipun hampir setiap trotoar dijadikan angkringan.
Selain bersih, penjual makanan begitu banyak ditemukan. Sepanjang jalan ada angkringan. Murah dan cocok untuk mahasiswa. Mungkin salah satu faktor kenapa banyak orang yang pindah berkarir di Jogja. Seperti seniman yang saya kenal.
Ini bukan yang terakhir. Saya sepertinya butuh waktu banyak tinggal di Jogja. Entah melanjutkan pendidikan atau kegiatan berhubungan dengan kerjaan.
Kamis, 28 November 2019, Pukul 19.33 Wita
Tumblr media
0 notes
omuccang · 5 years ago
Text
Cita-citakan Saja Dulu
Senin, 18 November, saya akan ke jogja. Pada pertengahan tahun lalu, saat mengerjakan Makassar Biennale-Parepare bersama kawan saya, Ian, kami sudah merencanakan akan ke jogja akhir tahun. Rencana kamu saat itu hanya berbagai macam alasan. Intinya berangkat menimba ilmu.
Beberapa hari yang lalu saya dapat postingan Indonesian Visual Art Archive (IVAA) yang membuka peluang mendiskusikan kerja-kerja pengarsipan. Syaratnya, peserta harus mengirim tulisan kisah kerja-kerja pengarsipan secara luas. Saya sendiri menulis soal keterlibatan saya MB dan mulai mencintai kerja-kerja kebudayaan ini.
Dua-tiga hari kemudian, saya dapat email bahwa saya terpilih berkesempatan ikut belajar di rumah IVAA yang sebenarnya saya tahu ada pengarsipan seni rupa IVAA dari Ian.
Sejak mengetahui ada rumah pengarsipan seni rupa IVAA, saya selalu yakin akan ke sana. Entah dalam rangka liburan dan menyempatkan ke sana.
Sepertinya, mencita-citakan saja dulu itu benar juga dengan dibarengi usaha. Ketika saya yakin akan ke sana, saya memanfaatkan kesempatan di MB untuk belajar dan berjejaring. Dan salah satu dampaknya sudah terlihat.
Sabtu, 16 November 2019, Pukul 21.48 Wita
Tumblr media
0 notes
omuccang · 5 years ago
Text
Menghitung Grup Menghitung Luasnya Pertemanan
Di jalan sepulang dari rumah Sampan (kantor Sampan Institute) terlintas di kepala saya: orang bisa diukur pertemanannya melalui jumlah grupnya. Atau jumlah grup sebagai indikator seberapa jauh pertemanannya.
Saya tidak tahu kenapa tiba-tiba itu terlintas di kepala saya. Tapi, saya coba mencari-cari apa benar bisa "grup" bisa dijadikan sebagai indikator pertemanan.
Saya mulai dari grup saya sendiri. Grup umumnya mulai: grup teman sekolah, grup teman kuliah, grup satu kantor, atau grup komunitas-- komunitas masih berbagai macam lagi. Dan jangan lupa grup keluarga.
Terkadang dalam satu grup ada teman yang juga kita satu grup satunya. Tetapi, di grup satunya tentu ada orang baru. Ada orang baru; ada teman baru. Begitu seterusnya pertemanan bercabang.
Anda bisa menghitung grup anda saat ini. Bandingkan saat awal-awal dengan saat ini. Apakah bisa kalian bedakan luasnya pertemanan kalian dari grup?
Selasa, 5 November 2019, Pukul 16.08 Wita
Tumblr media
0 notes
omuccang · 5 years ago
Text
Menjawab Pertanyaan Teman
Dulu semasa kuliah bisa dibilang saya yang paling aktif di antara teman sepergaulan di kampus. Yang berorganisasi hanya beberapa, termasuk saya yang beberapa itu. Karena keaktifan itu, saya berinisiatif membentuk studi club yang fokus pada kajian-kajian ilmu hukum.
Pembentukan studi klub ini untuk mengajak mereka belajar di luar kelas. Yang saya lakukan memfasilitasi proses belajar mereka.
Selepas sarjana saya meninggalkan kampus. Saya pulang kampung ke Parepare.
Perkembangan teman-teman hanya bisa saya pantau dari sosmed. Dari sosmed mulai terlihat karir teman-teman selama ini.
Bukan cuma memantau teman-teman, begitupun saya juga sepertinya dipantau dengan teman-teman sepergaulan dulu.
Karena aktivitas saya jauh dari aktivitas (pengacara) kebanyakan dari mereka, aktivitas saya pun sering pertanyakan. Mereka sering mempertanyakan kenapa saya masih beraktivitas seperti ini (kerja-kerja yang bergerak di sosial).
Saya tidak menyalahkan mereka. Mereka hanya memberlakukan konsep bekerjanya pada saya. Bisa jadi mereka menganggap bekerja itu hanya: berangkat pagi pulang sore atau berpakaian rapi dan memiliki kantor.
Mereka hanya butuh dipahamkan bahwa saat ini ada orang bekerja di tempat tidur, toilet, cafe, bahkan di atas pesawat ketika mengejar deadline. Selain itu, bekerja bukan hanya soal mendapatkan uang saja, tapi mendapatkan kepuasan emosional. Dan ada yang mendahulukan kepuasan emosional, setelah itu baru uang.
Uang tetap diinginkan untuk tetap hidup. Dan semua orang berbeda dalam kebutuhan untuk hidup. Banyak dan sedikit. Cukup atau kurang. Dan kepuasan emosional yang kadang mencukupkan.
Sabtu, 2 November 2019, Pukul 01:14 Wita.
Tumblr media
3 notes · View notes
omuccang · 5 years ago
Text
Sejauh Mana?
Sudah sejauh mana hari ini kakimu melangkah? Sudah seberapa manfaat kakimu hari ini? Seberapa manfaat kaki kecil yang dulunya berdiri dengan bantun: Ibu, Kakak, Nenek, Sepupu, bahkan benda-benda yang ada di dekatmu saat itu.
Di saat mulai berjalan kecil, langkah-demi-langkah mulai terhitung, meskipun tidak jauh dari rumah.
Pada saat mulai menginjakkan kaki ke sekolah, kaki ini mulai petualangannya dengan mencari kaki-kaki yang sejalan dengannya. Berteman, bersahabat, hingga tiba waktunya pertemuan bukan lagi dengan melangkahkan kaki untuk bertemu, tapi dengan tangan melalui pesan chat.
Hingga tiba saatnya kaki ini kembali seperti belajar berjalan layaknya anak-anak.
Pertanyaan-pertanyaan yang patutnya sering kita tanyakan pada diri kita. Seberapa manfaat kaki kecil yang dulunya dibantu ini-itu untuk berjalan.
Kami, 31 Oktobe 2019, Pukul 11:58 Wita.
Tumblr media
0 notes