Text
I feel like, I can’t not feel anything. Lol what did I just say? I need a clear head. Somethings need to get fixed.
Business, personal goal, and deep-deep question to myself.
Do I literally need a marriage in my 25 years old?
Where will my business going to go?
Au ah
1 note
·
View note
Text
Aku seperti sedang menemui diriku di masa lalu. Anak SMA umur 16 tahun yang sedang bertemu fisika setiap hari. Meneguk kopi susu entah berapa gelas dalam satu bulan. Bangun malam. Tidur pagi. Sesekali tidur teratur. Sesekali menikmati ketawa-ketawa.
Pikiranku pun, begitu. Kuperas setiap hari. Tak peduli Senin atau Minggu. Kadang-kadang aku senang dengan pencapaianku satu hari. Dan setelah senang, aku kembali berpikir. “Apa lagi?”. “Ini gimana lagi?”
0 notes
Text
Journaling 2021 (Ouch, is Feb!)
1. My eyes, lips, and yeah its eyes again! I should improve my eyes then :)
2. Creative? Wkwkw
3. Mmmm, pengen tinggi :(
4. My team!
5. (?)
6. Nuristcikmaxry
7. When I spent time with ... haha. apasih. + when I accomplish target
8. Resign from company and build my business
9. I feel peaceful when I have clear direction whats to and the details in company
10. I can do both mode dewasa and mode anak TK in the same day. I can do both otak kanan and otak kiri. Told you : I read scientific journals and perform pop culture like orang yang gasuka mikir
11. To make my company bigger and stronger ever
12. Berharap pada manusia
13. Makeup. Travel. Telpon orang yang disayang :)
14. When I prepared everything already
15. Mmmmm, money? haha gatau
16. Apa ya, ngasi makan kucing?
17. Now!
18. THAT WOULD BE GREAT A++++
19. Hmm, to enjoy the life?
20. Forgive yourself to not ibadah enough hiks. Ah :(
21. When I ngobrol with temen temen tercintaku, Time freezed
22. 24/7
23. Pengen stylish dan cantik kayak WIrda Mansur. + success business kayak Indofood group. + punya pasangan bucin kayak Mark Zuckerbeg
24. Mmm, kemarin
25. Gabut
26. Zumba kuy
1 note
·
View note
Text
Simple Wish Next Year
Akhirnya sampai di wishes seperti ini. I usually put all careeerrr things to my wishes. Achievement, ambis, gitu-gitu lah.
Now, I have simple wishes : I wish I can take my mom (just two of us) in my right seat in my own car, take her to nice restaurant, take her shopping everything she wants, take her any place she wants to visit. Just like how she treats me when I was kid.
It was very good old days. Mom came from office and brought me tons of things. New Winnie The Pooh watch, new Power Rangers luggage bag, new Hello Kitty shoe, lot of Bobo magazines, cute glasses and clothes, like everything. She took me on the most expensive restaurant like every Saturday? tried out any new recreational place, bought me lot of cool stuffs and toys and dolls, that no kids in my village ever have any privilege like mine.
I wish I can make her happy. A lot happy days. A lot laughter. A lot smiles.
It’s enough to see her with a lot tears, broke, and shit in her life that even I don’t feel I have any capability to wake up as human being, if I were her.
I love you mom. I wish I can be your source of happiness. I wish I can be the reason on why you are smiling. And I wish I don’t make any sin towards you.
I wish you lot of happiness in life. It’s enough to cry, Mom. I will take you in a place that no tears fall within (emang ada?).
0 notes
Text
sadis
Serial keberkahan: Menahan
Nafsu itu jika dibiarkan akan memaksamu untuk melakukan sesuatu yang kamu sendiri tidak siap dengan resikonya, dia sering merusak tujuan baikmu dengan halus dan lembut. Maka beruntunglah mereka yang bisa memenjarakan nafsunya, tidak patuh pada setiap keinginan hawa nafsunya. Semisal nafsu wanita ingin selalu dilihat laki-laki, atau nafsu laki-laki ingin selalu diperhatikan wanita. Karena sahabat karibnya nafsu itu dunia, mereka bekerjasama, saling mendukung.
@jndmmsyhd
499 notes
·
View notes
Text
You can never completely know anyone, no matter how well you think you do. There will always be some truth about them you don't ever get to know.
— Susane Colasanti, So Much Closer
5K notes
·
View notes
Text
Ketakutan Apa ini?
saya menangis tanpa sebab
saya merasa dunia ramai
0 notes
Text
Decluttering My Life
rasanya tenang, declutter twitter
declutter instagram
membiarkan facebook tak terurus
saya merasa memeluk sepi.
sangat menyenangkan
mungkin saya sudah merasa dunia terlalu ramai
rasanya tenang,
hanya mendengarkan musik musik instrumental
memasang wallpaper putih bersih
mencintai diri sendiri
memfokuskan diri sendiri untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan
fokus. kata yang rupa-rupanya lama sekali ku tinggalkan
bertahun-tahun
saya mengenal definisi fokus itu, kelas XII SMA
menjauh dari facebook
menutup kakaotalk dan wechat
pagi sekolah
pulang sekolah bersih-bersih rumah
habis magrib ngaji
isya
lalu tidur cepat-cepat
jam satu pagi bangun
melahap fisika tiap malam
latihan soal, drilling berpuluh puluh kali
hanya ditemani radio
sampai pagi
sampai subuh
lepas subuh bersih-bersih rumah kembali
lalu sekolah lagi
setiap hari
hidup tidak berekspektasi pada teman
karena yang dianggap teman, nyatanya tidak menganggapku teman
hidup hanya berjuang saja
memperjuangkan nasib saja
meraih apa yang kusebut mimpi tinggi-tinggi
mengejar kampus idaman
sekarang, berapa tahun Ris?
hampir enam tahun pasca SMA
tepat hari ini, aku butuh masa kelas XII ku lagi
tepat hari ini, aku butuh fokus lagi
tepat hari ini, aku butuh tirakat lagi
janji
berubah
janji
fokus
fisika memang memuakkan
tapi fisika mengajarkan kita pada fokus
pada grit
pada konsistensi
pada kerja keras
mari kita peluk pelajaran dari penaklukan fisika ini
ke hidup kita kali ini
Agustus sudah di depan mata Ris
jangan biarkan orang yang kau cintai hidup susah
kamu pasti bisa fokus
kamu pasti bisa fokus
kamu fokus
Nurist fokus
Ada Allah, Ris
Peluk Allah erat-erat
To the new me, the more focus, the structured mind
0 notes
Text
What Alquran Talks When He Talks about Traveling
Halo guys.
Saya mau cerita soal jalan-jalan. Satu hal yang saya sukak banget pokoknya. Sebenernya kata yang paling pas buat diomongin adalah backpack, soalnya budget saya mini, seperti roknya Syahrini. Wqwq.
Tapi kali ini saya nggak akan ngomong soal perjalanan saya, tapi ini notulensi kajian. HAHA.
Jadi, direktur Rumah Kepemimpinan kemarin dateng ke asrama. PPT nya sebenarnya berjudul Prophetic Leadership Nabi Ibrahim, tapi yang saya tangkap di kepala adalah travelingnya wqwq.
Bang Bachtiar selalu stunning. Mengupas Alquran dari sisi sains, kontekstual dan leadership. Gilak. Ganteng banget men. Saya seperti membaca tafsir versi masa kini. Beliau menjelaskan mengenai bagaimana Nabi Ibrahim berproses menjadi manusia hakiki yang menjadi guru semua nabi. Ah keren deh kalo diceritain. Tapi tulisan saya bukan tentang itu.
“Belajar agama itu selain dengan iman juga dengan rasionalitas!”
Ya kira-kira gitu deh.
Lalu di kesempatan, saya bertanya, “Bang dapet inspirasi pemaknaan ALquran dari sisi leadership itu inspirasinya dari mana sih? Apa semedi apa gimana?”
“Jalan-jalan! Identitas saya itu reader and traveler. Jadi kalau bisa sesering mungkin melakukan dua hal tersebut secara kontinyu. Keduanya mendewasakan. Ada self-talk, ada perenungan dan membuat hidup lebih hidup. Demikian pula dalam mengartikan gejala-gejala, lalu pelajaran dari kitab suci. Ada banyak keajaiban di jalan. Maka jalan-jalanlah!”
Keren ngga sih.
Taukah kamu kalau ada 9 ayat Alquran yang secara khusus bicara tentang traveling?
Yups.
Coba cek salah satunya Al Mulk 15. Allah talks on traveling meennnnnnnnn haha.
Jadi,
Yaudah.
Perbanyak jalan-jalan ya. Itu pesannya.
2 notes
·
View notes
Text
Selamat pagi, saya yang baru. Terima kasih telah berdamai kemarin.
0 notes
Text
Dear me. I promise you that i'd beat any talent for next 7 days. I'll fight for our hard work in crazy analysis. To earn degree next month before conducting Leadership Talk. With no any single revision. I promise.
2 notes
·
View notes
Text
Ditta Nisa Rofa: BELAJAR MANUSIA
Meet my Friend, Ditta Nisa Rofa. Teteh sunda satu ini lahir di Kuningan, 9 Oktober 1993. Ditta adalah alumni Psikologi Universitas Gadjah Mada. Selain aktif berorganisasi di BEM KM UGM, semasa kuliah Ditta juga pernah menjadi asisten dosen, melakukan penelitian, magang di salah satu perusahaan Oil & Gas terbesar di Indonesia, serta mengikuti berbagai konferensi Internasional.
Perempuan single yang memiliki passion dalam bidang Sumber Daya Manusia (SDM) ini, saat ini bekerja di salah satu perusahaan rokok terbesar di Dunia. Disaat kebanyakan orang (mantan aktivis: read) menghindari masuk ke dalam ranah ini, Ditta malah terjun langsung kedalamnya. Apa ya alasan ditta?
Ditta mengagumi bagaimana perusahaannya memanajemen bisnis mereka sehingga tertata, serta menjaga ke profesionalitasan mereka. Bagi Ditta yang memiliki passion di bidang SDM, hal inilah menjadi daya tarik. Perusahaan merekrut bibit yang baik, dan kemudian dididik dengan nilai nilai seperti Integritas, no corruption, no collusion, no nepotism, kerja keras, kedisipinan, dan open mind. Inilah yang Ditta rasakan, ketika sudah bekerja di perusahaanya. Nilai nilai yang telah ditanamkan sebelumnya, diaplikasikan secara tegas. Ditta berpendapat bahwa ketegasan pengaplikasian nilai ini adalah hal yang sangat penting, karena nilai ini menjadi landasan pendidikan SDM yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam konteks kenegaraan misalnya, terang Ditta, nilai nilai seperti ini jugalah yang kita butuhkan. Nilai tersebut dapat menjadi dasar pendidikan, kemudian dapat menggerakan masyarakat untuk membangun negara. Bagi Ditta, perusahaannya seperti sekolah untuk pembentukan karakter, terlepas dari perusahaannya adalah perusahaan rokok, yang notabene banyak yang menjauhi karena dianggap mempromosikan hal yang tidak baik untuk kesehatan. Namun begitu, tetap banyak hal yang dapat diambil menjadi pelajaran, jelas Ditta.
Dalam dunia kerja, tentu Ditta menemui banyak orang dengan variasi budaya, agama dan latar belakang lainnya yang berbeda. Bagaimana ya sikap Ditta dalam menghadapai keadaan seperti itu? Ini dia tips dari Ditta
Seperti halnya kita memiliki spesialisasi dan porsi tertentu dalam bekerja, dalam pergaulan kita juga memiliki porsi masing masing setiap individunya, dan kita harus mampu melihat batas batasan tersebut. “Berbaur tapi tidak melebur”, nasehat dari salah satu senior Ditta di Rumah Kepemimpinan inilah yang menjadi pegangannya hingga saat ini. Tidak salah bergaul dengan siapapun, namun kita harus tetap berpegangan teguh dengan hal hal prinsip yang kita percayai. Hal yang harus kita perhatikan bahwa pendekatan terhadap perbedaan tersebut haruslah dilakukan dengan smooth agar dapat diterima dengan baik, lengkap Ditta.
Membahas mengenai permasalahan dunia terkini, Ditta berpendapat bahwa hal yang masih menjadi momok dari dulu hingga sekarang (belum juga terselesaikan: read) dalam kehidupan adalah permasalahan karakter. Begitu banyak permasalahan karakter yang kita temui, seperti korupsi, kolusi, nepotisme dan disintegrasi. Permasalahan yang banyak melahirkan trouble maker ini diantaranya disebabkan oleh adanya obsesi pribadi, kurangnya rasa empati, dan kontribusi. Yang kita butuhkan untuk membangun negara ini adalah orang yang tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual, namun juga kecerdasan karakter, memiliki rasa empati dan mau berkontribusi, terang Ditta.
So what could we do to make the world better?
Banyak hal yang bisa kita lakukan, dalam banyak bidang juga,
tapi hal pertama adalah kita harus kuatkan adalah pegangan agama masing masing, tegas Ditta.
Ditta tentu sangat menyadari bahwa dalam berAgama kita dididik untuk memiliki karakter yang baik, sehingga Ditta menyarankan hal ini. Ditta juga menambahkan bahwa selain mengenai karakter, permasalahan lain yang kita punya adalah permasalahan ekonomi. Ekonomi yang buruk kerapkali diikuti dengan tingginya tingkat kriminalitas dan sebagainya, oleh karena itu perlu untuk membangun kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Hal yang bisa kita lakukan adalah membangun jiwa seorang manajer, menjadi pengelola. Dengan bekal ilmu yang kita punya, kita juga bisa belajar menjadi entrepeneur untuk berkontribusi dalam membangun kesejahteraan ekonomi tersebut.
Wow Good Job Ditta!!
Klik rumahkepemimpinan.org/ if you want to know more about Rumah Kepemimpinan
You can also check more about Ditta here Instagram, linkedin
80 notes
·
View notes
Text
Waah bukunya bagus2. Apalagi nomor satu dua
10 Buku Terbaik Yang Saya Baca di Tahun 2017
Buat saya, buku adalah kebutuhan premier.
Meski begitu, 2017 ini menantang karena saya harus beradaptasi dengan pace kehidupan baru yang mulai berbeda. Tahun ini rasanya saya berusaha lebih keras untuk bisa membaca buku dengan frekuensi yang sama atau lebih banyak dari tahun sebelumnya.
But it still great reading year. Ini dia 10 buku terbaik yang saya baca di tahun 2017.
1. The Airbnb Story, Leigh Callagher
Judul lengkapnya The Airbnb Story: How three ordinary guys disrupted an industry, made billions, and created plenty of controversy. Buku ini bercerita tentang perjalanan Airbnb sebagai sebuah startup digital, dimulai dari sejak trio co-founders Airbnb memulai bisnis mereka di San Fransisco hingga tumbuh menjadi perusahaan global dengan valuasi lebih dari 31 Milyar USD. Berisi cerita menarik dan insight berharga tentang bisnis, manajemen, dan organisasi. Saya juga sempat merangkum buku ini di tulisan sebelumnya.
2. Creativity Inc, Edwin Catmull
Ini buku paling menyenangkan yang saya baca tahun ini: kombinasi insight bisnis dan manajemen yang padat + strategi mengembangkan produk kreatif + cerita dan sejarah salah satu brand favorit saya: Pixar. Saya beli di Google Playbooks dari voucher gratis yang saya dapat dari mas @sheggario. Diceritakan oleh Ed Catmull, Creativity Inc menceritakan sejarah Pixar dan berbagai cerita balik layar berbagai film animasi besar seperti Toys Story, Monsters Inc, sampai Wall-E.
3. Lean In, Sheryl Sandberg
Sheryl Sandberg adalah Chief Operating Officer Facebook, salah satu ikon wanita di Sillicon Valley. Buku ini bercerita pengalaman dan pandangannya tentang wanita di dunia bisnis dan teknologi. Buku yang recommended untuk membuka wawasan tentang peran wanita yang bisa sukses berperan di keluarga sambil terus berkarya.
4. Design to Grow, David Butler
Buku recommended yang wajib dibaca oleh startup yang baru akan berkembang maupun perusahaan besar yang harus beradaptasi untuk terus bertahan. Ditulis oleh David Butler, VP of Innovation Coca Cola, buku ini menceritakan bagaimana Coca Cola menggunakan desain untuk mengembangkan salah satu brand dengan produk paling timeless sedunia.
5. Journal of Gratitude, Big Bear and Bird
Buku simpel nan menyenangkan yang saya beli ketika Harbolnas. Berisi ilustrasi lucu yang menggemaskan, setiap halaman buku ini mengingatkan kita hal-hal kecil yang bisa kita syukuri setiap hari. Jika dibaca langsung bisa habis di bawah satu jam, tapi buku ini bisa jadi buku yang dibaca satu dua halaman setiap pagi atau sebelum tidur. Buku ringan dan berisi di waktu yang sama.
6. I Am Zlatan Ibrahimovic, David Lagercrantz
Saya sangat menggemari buku-buku biografi, karena kisah hidup seseorang selalu punya cerita menarik yang bisa kita pelajari. Termasuk kisah Zlatan Ibrahimovic. Ini buku yang saya beli random ketika mampir di toko buku, dan ternyata seru! Ibra adalah salah satu pemain terbaik dunia, yang selalu membawa klubnya memenangkan liga; dari Ajax, Juventus, Intermilan, Barca, Milan, hingga PSG. Lewat buku ini, Ibra bercerita pengalamannya; dari masa kecilnya yang suram di Swedia, sepak bola sebagai pelariannya, hingga karirnya yang penuh kejutan dan kehidupannya bersama keluarga.
7. Andy Noya, Robert Adhi
Buku biografi salah satu host paling populer di Indonesia, Andy F. Noya. Banyak dari kita yang hanya mengenal bang Andy dari acara Kick Andy, tapi jauh sebelum itu bang Andy punya cerita panjang tentang masa kecilnya yang dibully, perjuangannya berkuliah di bidang jurnalistik, dan perjalanannya menjadi jurnalis di berbagai media. Menarik untuk membaca perjalanan hidup seseorang yang selama ini hanya kita kenal dari layar kaca.
8. Elon Musk, Ashlee Vance
Saya penggemar berat Iron Man, hingga mau tidak mau akhirnya saya menemukan nama Elon Musk, representasi dan benchmark Tony Stark di dunia nyata. Jenius, super kaya, menggilai inovasi dan teknologi. Mulai meroket setelah sukses mengembangkan Paypal, Elon Musk membangun perusahaan gila: SpaceX, Tesla, The Boring Company, dan Solar City. Buku seru untuk tahu cerita menarik di balik jenius gila yang merevolusi teknologi dunia.
9. The Life Changing Magic of Tidying Up, Marie Kondo
Buku terbaik untuk mengakhiri 2017 dan memulai 2018. Berisi metode yang dikembangkan Marie Kondo, pakar berbenah (I know it sounds weird) yang sudah menekuni dunia berbenah bertahun-tahun. Beberes terdengar sepele, tapi ternyata bisa membawa perubahan besar thdp cara kita beraktivitas, yg akan berpengaruh kepada kebahagiaan kita sehari hari. Beberapa bagian akan tidak relevan karena lebih cocok dengan budaya Jepang, tapi secara prinsip sangat applicable untuk kehidupan kita sehari-hari
10. The Life Changing Magic of Not Giving A F*ck, Sarah Knight
Buku dengan subtitel menggelitik: How to stop spending time you don’t have, doing things you don’t want, with people you don’t have. Berisi argumen provokatif sekaligus menampar tentang cara belajar mengatakan tidak, agar kita bisa lebih fokus menghabiskan waktu dan energi kita untuk orang dan hal-hal yang benar-benar kita pedulikan.
Itu dia 10 buku terbaik yang saya baca di tahun 2017.
Ada rekomendasi buku lain? Jawab di reply atau mention saya di twitter/instagram: @iqbalhape.
Selamat tahun baru! Semoga 2018 jadi tahun yang lebih menyenangkan dalam membaca buku!
393 notes
·
View notes
Text
Today i work from 10 am to 1am for the sake of journalist thing. I haven't tired even when i type this. Now I'm alarmed, it's going to be my exciting life!
I am nourished
0 notes
Text
Foto
Saya jarang tidur siang. Tapi hari ini saya melakukannya. Dua jam hibernasi, begitu bangun tidur langsung njingkat buka laptop curhat pada kata-kata ini.
Saya mimpi sedang di Balairung UGM bersama tiga orang paruh baya laki-laki. Kami berbincang, anggap saja berdiskusi. Mengkritik UGM yang kurang ini dan kurang itu, seharusnya ini dan seharusnya itu, solusinya ini dan solusinya itu, di Dies nya yang makin lama menua. Kami bicara santai saja.
Lalu seorang perempuan tigapuluh-an tahun datang. Celananya beggie tahun 90. Ia membawa kamera digital.
“Ckrk”
Suara potretan kamera itu mengagetkan. Hingga seorang dari kami, sebut saja Pak Sufian berdiri. Matanya melotot tajam-tajam. Kedua tangannya di pinggang. Kumis tebalnya bergerik bersama napas. Ngopo to.
“Jangan difoto!”
Sekuat tenaga ia koar-koar enggan di ckrk oleh kamera digital.
Saya katakan padanya, “yaelah pak. Selo lah foto doang. Sini pose sama saya”
Pak Sufian kejang! Tingkahnya sudah nggak karuan. Saya tak habis pikir mengapa sebegitunya enggan dipotret. Apakah takut disantet?
“Saya tidak mau mati! Jangan difoto! Jangan difoto!”
Tingkah kejang Pak Sufian ini membuatnya semakin difoto oleh perempuan, yang dari nametag nya saya paham kalau dia adalah wartawan.
Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa difoto saja menimbulkan kematian?
Ting! Saya baru ingat, kalau Pak Sufian memang memiliki trauma foto atau trauma wartawan atau trauma publik. Beliau pernah cerita bahwa di masa Orde Baru, dia pastikan diskusi itu bisik-bisik. Jika telah mengkritik, dan terpotret rapi, besoknya ciduk mati. Ahiya ini alasannya.
Tapi saya tetap ingin mengatakan, “Pak Sufian, kita hidup di jaman Instagram elaaaaahh, difoto doang nggak akan mati, Pak”.
Lototan tetap lototan. Teori “foto membawa mati” adalah hakiki. Ah, padahal jaman berubah. Ada-ada saja tingkah orang yang tak mau berubah.
Di tulisan hangat ini saya belajar. Betapa salah satu nikmat Tuhan adalah Instagram, Facebook, diskusi dan ruang publik lainnya yang melepaskan warganegara nya untuk bercocot apapun yang mereka inginkan.
Saya milenial. Saya ber-Instagram. Pak Sufian hidup di milenial, tapi dengan bayang-bayang Orde Baru.
Ah ada-ada saja mimpi siang ini.
Selamat siang,
Kasur Icik. Rumah Kepemimpinan, 21 Desember 2017
12.31 WIB
1 note
·
View note