Text
aku adalah perempuan yang dihabisi oleh mimpinya sendiri. ditebas oleh gengsi, terkubur mati.
aku adalah perempuan yang berkoar merdeka dirinya, namun ternyata terkungkung adanya. korbankan segala inginnya demi mereka yang harus ia topang. mereka yang dititipkan dari dia di seberang.
aku adalah perempuan yang kerap terlupa. entah apalagi rasanya tawa bahagia bahkan air mata. jika iya pun hanya demi menepis kekhawatiran mereka. sebab aku tahu mereka takut aku mati rasa. walaupun memang sudah sejak lama.
aku adalah perempuan yang tersungkur dijorokkan oleh tanggung jawab. sudahnya tersungkur, lagi terjerembab. percuma muntab.
aku adalah perempuan yang diam (kini). dengan harap padaNya agar tiada dendam bersemayam. entah dimana si “aku” tenggelam, semoga tak karam.
2 notes
·
View notes
Text
slokiku kosong,
meronta minta diisi sekali lagi
akal berkata cukup, hati berkata hantam
baik, bukan lagi segelas
sebotol cukup tepis jeri tentangmu
0 notes
Text
Ya, aku tidak seperti kamu yang tumbuh dari gelombang hebat yang menerjang sisi-sisi kehidupan. Aku tumbuh dari muara kecil yang beriak sedikit. Namun kita keras, kerasmu tangguh dan kerasku ego. Aku dengan emosi meledak-ledak, selalu berujung tangis. Kamu yang penuh misteri, tak tertebak.
0 notes
Text
Mungkin masih gamang, iya aku tahu ini tak gampang. Tak harus sekarang, tolong jangan patah arang. Keruh kita alami dengan cerita masing-masing. Entah dihantam dari depan, entah ditusuk dari belakang.
Gandeng aku ya? Kita kecil tapi saling punya bukan? Kamu tidak sendiri, aku pun. Dunia harus lihat, juang kita pantas untuk bahagia
0 notes
Text
Halo detik. Pacumu membuatku terkesima,akan lekasnya rasa berubah. Akan lekasnya bulir air mata menganak sungai tanpa terasa. Aku yang bodoh atau memang kau yang hebat. Damba yang tinggi jatuh menyakitkan kala berhadapan denganmu. Entah duga berlebih menjadikan diri dungu. Tetap aku terkesima denganmu.
1 note
·
View note
Text
Iya! Aku haus! Haus hal remeh temeh yang konyol! Aku benci dinding yang menyekat tidak tahu diri! Apa makna kita? Apa makna aku? Apa makna kamu? Ada? Entah jarak yang hebat atau hati yang ajaib. Apakah terlalu sulit digapai? Apakah terlalu sulit diurai? Aku benci kusut!
0 notes
Text
Terimakasih April. Puncak perjuanganku selalu setiap tahunnya. Aku yang selalu melebur bersama waktu, tenggelam dalam berlembar kertas yang membuatku merasa seperti dihimpit. Kegagalan yang selalu membayang di pelupuk ingat. Apa yang akan mereka katakan bila aku tertinggal?
Itu dulu. Sekarang?
Mungkin kini April menjadi puncak juangku memenangkan dan menenangkan rasa. Meyakinkan diri dan menyaksikan berbagai diorama hidup. Semakin bergerak, berpacu antara ingin, realita, waktu dan semesta. Sembilu memang singgah, perih lamat-lamat menjamah. Tak apa. Memang setelah berlari kita terengah-engah bukan?
Terimakasih April, yang ukir memoar. Aku bersyukur bersua. Setidaknya tak lagi ada getir. Semoga.
1 note
·
View note
Text
You said, you are not the prince that could swept me off my feet. Lead me up the stairwell, dancing through the night. Give me a bunch of flowers everyday and take a stroll around the stable. Living a luxurious life in a huge castle.
Ofcourse I don't need all of it though. I don't deserve it. Because I am really not the princess of that enchanting fairytale. I am just a girl, who try to keep my head up by myself.
Just stay and give me what you can give, with no duress. Live that delightful life in our little kingdom without a castle. Let's just grow together with those seeds which will be planted by us. I'll give you what I can give to you. Just same. In our little world, although with plenty of obstacles await.
Stay. That's enough.
0 notes
Text
Doaku untuk kita akan terus melangit, mimpiku untuk kita akan terus membumbung tinggi, usahaku untuk kita akan kupacu lagi dan lagi. Kamu yang lahir dari liuk ombak yang ganas, aku yang lahir dari lautan tenang dengan dasar yang gelap dan tak beratur. Terima kasih sudah bertutur banyak hal. Dzon yang berkecamuk kini mereda. Kurakit egoku lamat-lamat, semoga dengan ini aku tak naif.
0 notes
Text
Dingin. Haruskah jenuh jadikan kamu dingin? Apa jarak punya andil? Jadikan kita sama-sama gila. Suri canduku, akankah lumpuh kala kembali bangun? Netra tenanglah, hentikan derai yang pecah imaji indah. Dia adalah rumah, kembalilah dan rehat. Pudur. Lamat, lamat. Mimpi, dekap aku kembali. Hanyut dan lelap. Seri dan damai. Cinta.
1 note
·
View note
Text
Jadilah candu walau tak siap
Kamu satu, tak mungkin silap
Penuh dengan rindu yang merayap
Meski tak tahu apakah juga diharap
Tetap jadi kamu
Karena bila bukan kamu, aku tak tahu
Tetap jadi kamu
Kamu yang aku mau
1 note
·
View note
Text
Saya dan kamu yang asing. Yang dulunya saling sokong berdiri dengan dua kaki, kini saling dorong jauh satu-satu. Gengsi barangkali? Atau memang jengah? Lalu ketika jarak tercipta apakah kamu dan saya harus melupa? Tak usah kita bicara kenangan yang banyak, saya mau tanya satu. Bahagiakah selama ini? Ketika kita bertukar pikir, bicara banyak hal tentang apa yang kamu suka, saya mendengar dan kamu banyak cerita. Saya rindu. Semua hal kecil ini, bermakna.
Saya dan kamu yang asing. Dulu hingga kini, tetap ada namamu terselip dalam doa saya. Apakah kamu begitu? Semoga iya, saya harap.
Kamu adalah saudara yang tak lahir dari ibu saya. Kita yang dulu rekat kini asing, apakah itu menggembirakan? Manusia hanya bisa menerka dan mereka, Tuhan tentukan akhir jadi apa. Maafkan, lupakan. Agar langkah saya tak berat.
2 notes
·
View notes
Text
Februariku masih merindu
Bosan tak bosan tetap merindu
Menunggu hari demi hari berlalu
Demi waktu untuk sebuah temu
Kuharap Februariku tak kusut
Rindu sudah kutata berurut-urut
Lurus, lurus, semoga tidak kusut
Apalagi carut marut
Waktu lekaslah!
Pertemukan disaat yang tak salah
Pastikan tak ada celah
Agar tak ada keluh lelah
1 note
·
View note
Text
Marriage Journal #3
Langit sudah lama terbentang dan kamu belum pulang. Tahukah kamu hatiku resah? Lama aku terduduk menunggumu di sofa pojok ruang tamu. Mencuri pandang ke layar gawai dalam gelap, berharap singgah kabarmu. Dimana kamu?
Aku tertidur, kamu pun datang. Aku terbangun, menatapmu nanar separuh mengantuk. Kamu yang berantakan, kamu yang kelelahan. Kamu tersenyum salah tingkah dan meminta maaf karena membuatku terbangun. Hampir menitik air mataku, kudekap kamu.
Tidak apa sayang, kamu tidak perlu meminta maaf. Aku yang meminta maaf karena telah berprasangka tak tentu. Menyerangmu dengan pesan beruntun hanya karena aku khawatir denganmu.
Terimakasih sudah berjuang sejauh ini. Demi kamu dan aku. Demi keluarga kecil kita yang sebentar lagi lengkap. Terimakasih sudah menjadi pintu surgaku yang terhebat.
1 note
·
View note
Text
Banyak rindu yang aku simpan dan ingin kubagi dalam kisah.
Satu persatu orang yang singgah dalam hidupku, mereka punya makna. Terutama mereka yang sering membuatku tersiksa karena merindu.
Dia yang lebih dulu pulang bertemu Tuhan
Dia yang aku nantikan menggandengku hidup bersama
Dia yang menjadi tempatku berkesah
Dia yang aku sayang seperti adikku sendiri
Mereka semua jauh. Tapi tak ada yang hilang dari ingatku. Semua orang punya laci bersekat. Menyimpan memoar tentang sesuatu, seseorang, dalam dioramanya masing-masing.
Aku senang, juga sedikit tersiksa memang. Tapi aku tahu, aku memang sayang kalian. Kalian yang jadikan aku merindu.
1 note
·
View note
Text
Marriage Journal #2
Aku bahagia dikaruniaimu oleh Allah. Kamu yang memang belum sholeh, tapi mau menggandengku belajar bersama denganmu. Menuntun dan memberi tahu pelan-pelan tanpa nada tinggi. Aku bahagia dikaruniamu oleh Allah. Kamu yang memang tidak sekaya eksekutif muda yang bertebaran, namun aku bangga. Kamu mau mengeluarkan keringat untuk menafkahiku dan berbakti dengan orang tuamu. Memulai semuanya dari nol bersama, dan meyakinkanku kita bisa melalui semua kendala yang datang. Aku bahagia dikaruniamu oleh Allah. Kamu yang memang tidak berwatak romantis, hanya saja yang aku tahu kamu memang sayang denganku melalui caramu. Alhamdulillah, terima kasih sudah mau menjadi penggenap jiwa dan agamaku. Tuntun aku, gandeng aku. Hingga nanti kita kembali satu-persatu kepada-Nya, lalu dipertemukan lagi oleh-Nya.
2 notes
·
View notes
Text
Marriage Journal #1
Menjadi seorang istri tidak mudah. Menjadi seorang suami pun tidak mudah. Pernikahan memang ibadah, menggenapkan separuh jiwa dan agama. Namun tidak sepenuhnya pernikahan itu piknik. Selalu ada miskomunikasi, salah paham, selisih pendapat, sesuatu yang "didiskusikan" dengan nada tinggi, dan sebagainya. Suami lelah, istri pun juga. Disini kita diuji. Bagaimana tutur kata kita dengan pasangan, sejauh mana kita memahami pasangan semasa perjalanan berdua. Mungkin istri bertanya atau berkata tanpa maksud buruk, begitu juga suami. Namun hati masing-masing pun tidak menentu. Bisa karena faktor emosional, bisa karena memang tidak sreg dihati. Hati bisa lecet, bahkan terluka. Jujur terkadang sulit untuk saling memaafkan dan melupakan kisah dari lecet dan luka. Setelah memaafkan pun mungkin akan ada yang berulang, bukan berarti tak mengambil pelajaran dan tak menghargai. Percayalah, seiring berjalannya waktu kita akan semakin mencintai pasangan melalui sedikit lecet kecil di sela sehat dan bahagia.
1 note
·
View note