Text
Terjaga Dalam Doa
setiap kali kudengar, lirih rasanya.
setiap kali kulihat, rindu memanggil.
kini ku berhenti melihat semua yang ada.
membatasi semua yang bisa menjadi sebab.
lantas merutuki diri, karena terlalu lemah.
tapi akan kuusahakan sampai waktunya.
mungkin sampai hilang, sampai mati rasa.
akan aku pastikan membukanya lagi.
saat aku bisa melepaskan semua.
dan menerima apa adanya.
jikalau nanti ternyata aku terbiasa dengan semua ketiadaanmu. mungkin aku akan terus seperti ini, sampai takdir mempertemukan kita lagi yang entah kapan dan seperti apa. tapi pasti itu waktu terbaik menurut-Nya bukan?!
sampai saat itu, mari terus terjaga. terjaga dalam naungan lindung-Nya. terjaga dalam doa-doa yang akan terus hidup sepanjang malam. doa yang akan menjaga kita insyaallah. namun, jika ternyata takdir tidak memihak kita. maka pastikan Allah tetap dan akan selalu menjadi sandaranmu tuk kembali. karena semua takdir-Nya pasti baik bagi hambanya yang mampu menerima dan bersyukur di setiap keadaan. dimanapun kamu, semoga Allah jaga selalu yaa ♡
0 notes
Text
Menjalani takdir yang hari ini Allah beri. Hanya itu. Tidak lagi berharap lebih. Tentang kamu. Aku tidak tau bagaimana takdir akhirnya mempertemukan kita lagi. Aku dan kamu kini seperti orang asing yang tak lagi berinteraksi, sedikitpun. Di bagian cerita hidupku yang mana kau akan datang? Apakah itu yang kutunggu atau justru sebaliknya? Huft. Sejujurnya kalau dipikir-pikir sepertinya aku yang terlalu jauh berpikir kesana. Sedang disini tugasku bahkan menumpuk bak sampah berserakan, dimana-mana tugas laprak tugas laprak gitu aja terus (read: sebenernya lagi curhat wkwk). So, sekarang yang menjadi prioritas utama adalah dakwah dan kuliah (bismillah do’akan lancar semua). Urusan cinta biarlah takdir berjalan sebagaimana mestinya saja, aku sudah menyerahkan semua tentang rasa pada-Nya.
Untuk mengatur kehidupan yang sekarang saja rasanya sudah terlalu lelah dengan semua urusan duniawi yang tipu-tipu ini. Kalau dalam surah Muhammad ayat 36, Allah bahkan bilang kalau dunia ini bahkan cuma permainan dan senda gurau. Makanya kadang kalau kita berpikir sedang dipermainkan dunia, sebetulnya memang demikian adanya dunia itu.
Semua hal-hal yang kau pertaruhkan itu bahkan tidak ada artinya nanti. Maka mari coba mengikhlaskan hal-hal tentang dunia yang tidak menjadi bagian takdirmu. Karena sungguh semua itu sudah Allah atur.
Dan bersabar atas semua ujian yang Allah berikan, sungguh Allah tidak akan membebankan seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya. Yakinlah sepenuh hati bahwa takdir indah di bagian lain sedang menunggu untuk kau jemput.
Mari kita coba memperbaiki hubungan dengan Allah. Apalah arti hidup tanpa Allah di dalamnya. Apalah arti kita menjalani semua kewajiban di dunia kalau kita tidak menjalani kewajiban yang Ia perintahkan pada kita. Apalah arti semua hal yang sudah kita lakukan kalau semua itu ternyata bukan karena-Nya. Apalah daya diri ini jika tidak menjadi Allah sebagai sandaran utama dalam segala hal. Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang lagi Maha Pengampun. Sungguh tiada cinta yang lebih indah dari Allah kepada hambanya yang berlumur dosa. Dia yang Maha Baik bahkan masih mau mengampuni semua dosa yang kita lakukan berkali-kali, jika kita kembali lagi kehadapan-Nya. Mari bersama menyeimbangkan Hablum minallah wa hablum minannas, agar semua urusan kita Allah permudah jalannya.
وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ
“Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu.” (QS. Al-Baqarah: 45)
Dalam Keresahan, 3 Mei 2023 22.24
0 notes
Text
Perjalanan dan doa
Perjalanan ini berbatas, namun mengarunginya seolah terasa tanpa batas.
Waktu yang terus bergulir, raga yang saban detik menua, ingatan yang semakin banyak melupa dan kenyataan di masa depan yang selalu tak pernah mampu terduga; yang seringkali mengalahkan harapan dan rencana yang telah terbingkai.
Diatas setiap rencana, ada rencana-Nya. Sungguh takdir tidak memiliki warna dan setiap ketetapan-Nya tentu yang paling baik dan sempurna. Selalu adil dan berhikmah jika di pandang dari sudut keimanan.
Pada setiap jejak-jejak langkah akan hadir perasaan lelah.
Diantara teriknya siang dan pekatnya malam akan terselip perasaan ingin menyerah.
Pada setiap badai yang di bawa oleh angin dan petir yang hadir diantara hujan-hujan, akan ada perasaan penuh ketakutan akan setiap murka-Nya.
Pada setiap persimpangan ragu dan jalan buntu akan hadir kesadaran tentang betapa kerdil dan lemahnya diri tanpa kehadiran-Nya dalam hati dan pertolongan-Nya di sisi.
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ
“Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat” (QS. Al Baqarah: 45)
رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
"Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku" (QS. Al Qasas: 24)
Semoga segala perjalanan dan niat yang mengusahakan segala bentuk kebaikan selalu dipermudah, dikuatkan, diberi perlindungan dan sampai kepada tujuan. Aamiin.
Setetes embun, 5 Juli 2021 05.43
163 notes
·
View notes
Text
Tentang; luka jiwa
Kini, aku sedang berada diantara dua musim. Hujan yang sedang membawa genangan dan kemarau yang sebentar lagi membawa kabut juga banyak daun kering yang berguguran. Namun diantara segala perbedaan musim, ialah malam tetap hadir sebagai temaram dalam kepekatan dan siang tetap hadir sebagai terik dalam keriuhan.
Lalu diantara pergantian siang dan malam, kesepian tetaplah menjadi dirinya sendiri. Hening tanpa basa-basi dan selalu menyuguhkan lintasan memori lalu yang sejauh ini mampu menarik diri menuju dimensi berbeda dari masa kini ke masa abu-abu yang lampau, membisu dan masih dirasa pilu.
Kuberi tahu padamu tentang rumitnya ingatan seseorang dan kenyataan yang kadang bisa merenggut apa saja tentang harapan dari setiap impian. Bahwa tidak semua yang sedang terlihat baik-baik saja—benar-benar sedang dalam keadaan baik. Manusia memang selalu berusaha menutupi celah dalam hatinya, agar dihadapan manusia lain segala hal tampak tenang di permukaan. Tapi manusia takkan mampu menyembunyikan kesedihan yang ia rasakan terhadap hatinya sendiri.
Jadi sudah sejauh apa kamu dan aku berlari? Jangan pernah berusaha memanipulasi ingatan karena ia selalu selangkah lebih lihai merobek luka yang telah dirasa sembuh untuk menganga lagi. Sebenarnya kita hanya perlu waktu lebih banyak dan tanpa batas penangguhan untuk jujur tanpa penyangkalan bahwa kita belum seutuhnya sembuh, kan?
Tapi berjanjilah untuk sembuh, sebab itu yang terpenting saat ini. Mau sampai kapan ingin membawa luka menganga itu dalam jiwa? Yang selalu mengikuti jejak langkah seperti hantu gentayangan dalam setiap menentukan arah dan mengambil keputusan. Mau sampai kapan berpura-pura kuat padahal sejujurnya kelelahan? Mau melangkah sejauh apa sembari terus menerus membiarkan darahnya menglir dan terus perih?
Sudah ku katakan berulang kali, tak apa. Segala hal butuh memang waktu dan segala hal juga perlu tekad untuk sembuh. Belajarlah lagi tanpa putus asa tentang keniscayaan-keniscayaan yang disuguhkan oleh hidup dan pahamilah diri sendiri dengan lebih peka, jujur dan penuh pengakuan. Jangan memaksa agar segala luka jiwa sembuh dengan seketika sebab ini bukan tentang keterpaksaan dan ketergesaan. Semua hanya tentang pengertian. Bahwa sesekali hal buruk akan menimpa orang baik. Agar kita mengerti bahwa segala hal tentang hidup bukan hanya tentang hitam, putih dan ketidaksempurnaan. Tapi juga tentang abu-abu dan keikhlasan menerima segala bentuk takdir baik dan buruk yang tak bisa ditangguhkan dengan jelas batas kerelaannya. Sebab kita cuma manusia; penuh cela, gudang keliru, rumit pikir dan seringkali terlalu perasa.
Perjalanan tentang penerimaan memang akan selalu panjang, menghabiskan banyak tenaga juga sesekali sesakkan dada. Ambilah waktumu, lebih tepatnya waktu kita. Pintaku tak banyak, semoga yang patah dalam hatimu lekas sembuh, luka laramu mereda tak berulang dan jangan pernah menyerah sebab di depan sana akan ada hal indah yang menantimu. :))
—Untuk Juli yang Rimbun dengan dedaunan.
26 Juni 2021 08.17
75 notes
·
View notes
Text
Waktu yang pergi bersama kenyataan
Waktu mengiringi setiap jejak langkah, hembus nafas dan perubahan peradaban. Membicarakan waktu seperti sedang menyusun ulang fragmen perasaan yang begitu abstrak untuk disatukan. Waktu ia akan selalu bergulir ke depan, tanpa kenal jeda dan masa pemberhentian sekalipun telah berpulang waktu akan terus berjalan. Hari kemarin yang diberikan oleh waktu seperti sebuah kenyataan yang telah pergi. Sebuah kesempatan yang tidak bisa diulang untuk diperbaiki apalagi dinikmati dua kali.
Waktu mengajarkan diri menghadapi banyak kejadian dan merasakan jutaan bentuk perasaan. Menyelipkan beberapa pengertian tentang penyesalan, pelajaran juga penghargaan atas hal-hal yang mungkin tidak disyukuri selagi ada namun begitu terasa pilu ketika menjema tiada.
Waktu menghadirkan malam untuk kepada semesta dan hal istimewa untukku, bahwa waktu juga membawa malam sepaket bersama keheningan yang selalu berhasil menjelma refleksi untuk bercermin; melihat keadaan diri paling jujur.
Dewasa ini ada banyak pertanyaan yang mengusikku tentang perjalanan hidup, impian yang terus rimbun dan rumitnya kumpulan perasaan tanpa penjelasan yang hadir dalam hati. Untuk menemukan jawabanannya, maka kususuri jejak-jejak masa lalu. Untuk mencari keutuhan diriku yang pernah hancur dan keliru sebab dihantam oleh rencana yang hilang, kumpulan kenyataan pahit dan harapan-harapan yang pernah patah. Hingga aku mendapati diriku yang hari ini, yang bahkan tidak tahu selayaknya menyebut aku manusia yang bagaimana. Selalu ingin menjadi lebih baik, namun seiring itu semakin pula kutemui banyak cela dalam diriku yang kucipta dengan atau tanpa sengaja.
Aku telah berkelana dari satu rumitnya cabang pikiran menuju dini hari yang penuh dengan kegelisahan, hanya untuk sekedar menemukan tenang yang lapang, namun yang kutemukan hanyalah kepingan-kepingannya yang bersembunyi dengan sangat indah dan apik di balik doa-doa yang berserah dalam pasrahnya jiwa kepada Tuhan.
Diantara pejam mataku, aku menyadari penuh bahwa terhadap poros takdir-Nya aku tiada berdaya dan dalam seluruh ketetapan rahasia-Nya aku hanyalah musafir yang paling fakir diantara seluruh manusia.
وَالْعَصْرِۙ ,
اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ ,
اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ .
Mendekati akhir, 16 Juni 2021 22.38
50 notes
·
View notes
Text
Tahun Akhir
3 tahun berlalu begitu cepat.
Masih segar di ingatanku, berapa lugunya aku saat awal-awal menjadi anak baru. Diam-diam malu-malu, hihi. Berbicara pun terasa canggung sekali. Lucu sekali sebenarnya. Masuk ke dunia putih abu-abu yang tampak asing. Rasa-rasanya baru kemarin mulai melangkah, kini langkahnya harus berhenti, sedang bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan ke dunia yang sebenarnya yang lebih kejam, katanya.
Hari-hari sibuk yang menegangkan itu sudah berlalu. Hari dengan keluh, peluh yang dulu seringkali dikeluhkan, kini sedang dirindu untuk dikenang sebagai hari paling indah yang pernah terjadi. Hari itu tidak pergi, hanya aku yang terus melangkah maju tanpa henti disini. Ia akan tetap ada untuk dikenang lagi suatu hari nanti, dikenang sebagai hari penuh pengorbanan yang akan disyukuri karena telah berhasil sampai dititik ini. Tak ada penyesalan yang harus dipikul karena rasa bersalah yang sudah lalu terjadi.
Terima kasih untuk 3 tahun yang penuh arti. Atas kebersamaan yang terjalin, kerjasama yang dibangun, membuat kenangan yang kita ukir bersama terlalu indah untuk dilupakan. Mungkin tanpa kalian, aku sudah gugur lebih dulu. Sebab tangisan yang tak memiliki kawan tuk bertukar cerita, sebab raga yang tak memiliki pundak tuk bersandar.
Ini tahun akhirku untuk dikenal sebagai seorang siswa—pelajar di sekolah. Tahun ajaran baru nanti panggilanku akan berubah menjadi seorang mahasiswa. Tempat belajarku pun bukan lagi sekolah, melainkan universitas, yang mana didalamnya tidak lagi seperti sekolahku dulu 100% muslim. Ini akan menjadi awal bagiku untuk memasuki dunia heterogen secara keseluruhan, baik agama, suku, bangsa, bahasa yang berkumpul menjadi satu didalamnya.
Mari mulai melangkah. Sudah saatnya untuk berjalan menuju mimpi. Entah mimpiku atau mimpi dari rencana-Nya yang akan aku geluti. Satu hal yang aku yakini, itu pasti akan menjadi bagian paling indah yang akan kujalani. Happy graduation for me. 🥳🎉
Hari bahagia, 10 Juni 2021 at 12.36
1 note
·
View note
Text
Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Ada banyak keniscayaan di dunia ini seperti; tentang pertemuan dan perpisahan, tentang awal yang pasti akan berakhir, tentang waktu yang tak bisa diputar ulang dan tentang perasaan-perasaan yang seringkali hadir tanpa membawa alasan juga penjelasan.
Seringkali, kita tidak pernah berniat akan menjatuhkan hati pada seseorang. Tidak sama sekali sejak awal. Namun ada banyak kejadian diluar kendali kita yang akan merubah tekad yang sudah kita tangguhkan di awal. Serupa kita memakan ucapan kita sendiri.
Rupanya kita umpama daun pada rimbunnya pepohonan, yang hidup namun tidak memiliki daya dan yang seringkali gugur bukan karena kita berkehendak. Namun karena angin, yang tidak sengaja berhembus lebih sejuk dari biasanya. Lalu haruskah kita menyalahkan angin? Lalu haruskah kita membenci angin? Padahal disisi lain kita menyadari sepenuhnya bahwa; hati kita, bukan milik kita sendiri dan seringkali bekerja diluar kendali kita.
Serupa daun yang gugur, kita akan di bawa angin untuk tiba pada tempat yang memang semestinya untuk kita jatuh. Namun seringkali sebelum tiba pada tempat yang tepat, kita diajarkan berkali-kali untuk gugur pada ketidaktepatan. Bahwa beberapa hal terjadi bukan karena kita ingin, namun karena Dia berkehendak agar kita belajar untuk terbiasa gugur dan lebih tabah atas rangkaian rencana yang melesat dari harapan. Agar kelak ketika tiba pada tempat yang semestinya, hati kita telah memiliki penerimaan luas tentang bentuk cinta yang seringkali tidak selalu indah seperti jutaan spektrum warna di angkasa. Bahwa cinta yang baik harus terbiasa gugur, seperti dedaunan jatuh yang tidak pernah membenci angin.
Siang yang terik, 8 Juni 2021 15.05
55 notes
·
View notes
Text
Kebingungan
Waktu seakan menarik ulur ke belakang. Mendapati diriku yang tak serius soal mimpi. Aku berusaha sebisaku. Tapi, tak benar-benar ada disana untuknya. Entah diri ini memang belum sadar, atau memang benar-benar tak ingin. Aku sulit membedakan keduanya. Apakah ini benar-benar yang aku inginkan? Atau hanya obsesi karena jalan ini jalan istimewa untuk semua orang?
Kala itu, aku berdo'a memaksa-Nya mengabulkan impian itu. Harus itu, dan hanya itu. Masa menunggu itu datang lagi. Seiring waktu berlalu, kudapati hal yang tak biasa. Teguran hingga nasehat itu menghampiriku. Menghentikanku di sudut persimpangan, jalan mana yang harus aku pilih? Jalan mana yang harus aku lalui? Kudapati kebingungan itu yang tampak rancu. Disisi lain, aku lelah.
Hingga, do'aku berganti. Aku berserah. Kuserahkan semua urusanku pada-Nya. Kali ini tidak lagi memaksa, hanya meminta diberikan yang terbaik menurut-Nya. Pilihan terbaik-Nya. Rencana terindah-Nya.
Hujan di sore hari, 5 Juni 2021 at 18.18
1 note
·
View note
Text
Akhir Mei
Adakalanya, tangisan tumpah tanpa alasan. Tidak ingin didengar. Benar-benar hanya ingin sendiri. Meluapkan segala hal yang menyesakkan hati. Terkadang memang seperti itu. Entah hari yang sulit, minggu yang sibuk berantakan, hingga bulan yang tak terasa akan berganti lagi.
Aku terdiam di depan cermin, melihat diriku yang acak-acakan. Akankah baik-baik saja? Pertanyaan yang terus berulang. Meski jawabannya membutuhkan proses yang tak sebentar, tanda tanya itu terus datang seiring panjangnya perjalanan. Akankah? Benarkah? Kenapa? Lalu bagaimana? Tak henti-hentinya bertanya. Sesak yang memenuhi jiwa, menyebabkan hati tak kuasa menahan hingga tumpahlah air mata. Bagaimana perasaannya kini pun tak menahu. Sedihkah? Senangkah?
Berkelana dengan pikiran yang tak menentu. Kulirihkan alunan do'a dalam hati. Semoga segala kesedihan, Allah hapuskan. Semoga segala keresahan—gundah gulanamu, Allah hempaskan. Semoga segala ketakutanmu, Allah hilangkan. Semoga segala urusanmu, Allah permudah jalannya. Semoga segala hal yang saat ini kau khawatirkan, Allah beri jawaban terbaik di waktu yang tepat.
Terima kasih Mei-ku. Pelajaran yang kamu berikan. Kenangan yang kamu torehkan. Hingga kesedihan yang datang disela hari. Takkan kulupakan. Dan, aku berhasil bertahan hingga detik ini. Thank you Allah.
Akhir Mei, 31 Mei 2021 at 23.31
1 note
·
View note
Text
Pasrah
Maka, tidak ada lagi rasa sedih dan takut saat harapan yang kulambungkan kuserahkan pada-Nya. Saat keinginan-keinginan itu berganti dengan meminta diberikan yang terbaik menurut-Nya. Saat mimpi-mimpi yang ingin kuwujudkan—di masa depan, kutitipkan pada-Nya. Karena sungguh Dia Yang Maha Tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Saat itu, aku merasakan bagaimana memiliki setenang-tenangnya jiwa tanpa keraguan dan keresahan. Oh Allah, guide me.
Hatiku tenang, mengetahui bahwa pilihan-Nya adalah pilihan terbaik; rencana-Nya adalah rencana terindah.
“Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah.” [40:44]
Dalam ketenangan malam, 27 Mei 2021 at 23:43
0 notes
Text
"Allah can restore the broken part of you and change it into something great. All you need is faith, udah itu aja. Nggak ada yang lagi ngobatin diri sendiri, karena memang nggak ada yang lagi kecewa." - Ima Madani
Langit biru, 22 Mei 2021 at 11.27
0 notes
Text
Perjalanan Langit
Di antara bentang jarak yang memisah dan perbedaan waktu yang tak bisa disamakan. Sejujurnya, risaumu telah tiba kepada langitku, mengandung mendung yang siap gugur sebagai hujan yang akan membuat sunyi menggigil kedinginan dan kenangan membuatku kuyup kebasahan.
Pada bingkai jendela kaca yang terbuka, hujan telah gugur dengan sengaja. Mengalir deras, membasahi dedaunan, sudut kota dan ruas-ruas jalanan. Dalam sudut kamar ini, aku termangu sembari mengirimkan doa pada jarak yang enggan melipat dirinya agar menjadi tiada.
Pada selisih masa dan jeda yang tak sama diantara kita, yang menjadi penghalang sekaligus pematik nyala rindu di kejauhan. Aku menemukanmu sebagai fana yang seakan nyata, dan nyata yang tak tersentuh daya. Perlahan, rintik demi rintik gerimis air mata mengalir menjelma luapan getirnya rasa, melegakan juga melelahkan pada saat bersamaan.
Lelahku sebab waktu menghentikanku pada jeda yang tak mampu merengkuhmu. Legaku tersebab doaku senantiasa sampai kepadamu setelah mengarungi perjalanan langit yang tak mengenal jarak dan waktu.
Maka hanyalah penyemogaan yang senantiasa kurapalkan untukmu sebab hanya doa yang mampu menyeka sembab air mata rindu dan mampu selalu menjagamu—diantara aku, kau dan jarak yang kini sedang berlaku.
Ditulis oleh @meremahrindu x @kkiakia
Kamis, 20 Mei 2021 19.56
136 notes
·
View notes
Text
Ada yang begitu sering berbisik kepada hati :
"bersabarlah hati,ada do'a-do'a yang sedang mengantri dibelakang untuk dikabulkan. Atau ada do'a yang diganti dengan yang lebih indah. Lebih bersabar lagi ya. Jangan sering menangis".
2 notes
·
View notes
Text
Semoga segala bentuk keinginan, Allah kabulkan. Entah kembali dengan bentuk serupa atau tidak, meyakini bahwa itu yang terbaik menurut-Nya adalah satu-satunya pilihan.
Minta maaf atas segala perkataan dan perbuatan yang tidak berkenan selama ini. Mohon do'anya. Sebab tidak ada yang tau do'a siapa yang Ia kabulkan lebih dulu. Semoga segala do'a baik yang dilangitkan Allah balas dengan kebaikan berkali-kali lipat pula. Aamiinnn.
Siang yang sunyi, 18 Mei 2021 at 12.52
0 notes
Text
Raya
Di raya ini, biarlah kudengar remah degup jantungmu, kusimpan debarnya. Tanpa harus kutahu asbab yang jadikannya menderu.
Di raya ini, biarlah kulihat riang simpul senyum bahagiamu, kuabadikan dalam benak semata. Tanpa harus kutanya perihal sayatan luka yang berhasil kau sembunyikan itu.
Di raya ini, biarlah kuaminkan segala resah semogamu, setiap rapal pinta dan mohon-ampunmu. Tanpa sedikitpun mengharap dengan yang semisal itu.
Dalam bilik hatiku juga fikirku, dalam dekap yang terbelenggu jarak dan waktu. Kata dan karsa ramah mengharu biru, mengeja tiap-tiap nama melangitkannya di antara selisip rindu.
Selamat Raya, semoga diterima segala amal dan upaya.
***
Kota Sejuta Rindu, 14 Mei 2021
63 notes
·
View notes
Text
Beautiful thing I read today;
a boy asked his mom,
“If everything is already written in Luh-Mahfuz, then why should I wish?“
she answered,
“Maybe on some pages Allah has written, ‘As you wish’.”
_Xsnxh on twitter
5K notes
·
View notes
Text
Siang yang Terik
Pada siang yang terik ini, tatkala matahari menyinari separuh bumi.
Ada milyaran doa-doa yang mengetuk pintu langit-Nya. Ada yang bersimpuh penuh haru, ada yang sambil memejam penuh khusyu, ada yang menengadah meminta dengan penuh harap cemas dalam heningnya suatu sudut bumi.
Sedang waktu terus berjalan detik demi detik, sedang pada tubuh darah terus mengalir, sedang pada nyata—seluruh takdir-Nya terhampar rahasia sebagai kembara untuk di jelajahi. Lalu, apa yang terbesit dalam benakku?
Dalam doa hadir seseorang yang tak mampu terbingkai oleh akalku, ia terhimpun sebagai harapan baik yang tak bisa disangkal; semoga seluruh tunggu akan bermuara pada keridhaan-Nya dalam bentuk hadirnya dia yang meneduhkan diri dari terik riuhnya dunia yang tak kenal henti.
Aku pun meyakini bahwa menunggu seseorang yang baik tidak akan pernah sia-sia. Jadi selamat bersabar!!
Siang yang terik, 14 Mei 2021 12.46
98 notes
·
View notes