Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Yang lagi dipikirkan
Sebagai freelancer, karyawan, dan bussiner owner sekaligus. Dengan keadaan sosial, politik, dan ekonomi saat ini. Rasanya deg-degan bangettt. Tapi emang udah biasa deg-degan terus sih, karena selama ini memilih jalan hidup ketidakpastian. Cuma, kondisi sekarang itu bikin deg-degannya makin-makin.
Ada beberapa hal yang kadang bikin nggak habis pikir. Seperti tiap bulan kita bayar pajak itu belasan juta lebih dari bisnis, ini masih angka kecil dibanding temanku yang lain yang sekali bayar pajak sebulan bisa dapat alphard sebiji, terus duitnya dihambur-hamburkan buat hal-hal yang tidak berfaedah kayak berita sewa Alphard 25jt sehari kemarin. Dan itu sebenarnya memang uang konsumen (yang PPN 11% - konon mau naik jadi 12%, apa orang makin jadi males belanjaa kalau tiap belanja malah jadi makin mahal harga barangnya) alias teman-teman yang bayar pajaknya ketika beli makanan/produk2 apapun di toko/rumah makan, dsb itu. Belum pajak dari hasil usaha. Nyesek asli. Belum pajak dari royalti buku-buku di Bentang yang harus dilaporin juga tiap SPT, belum pajak penghasilan dari kantor, belum yang lain-lain. Gimana coba orang mau percaya sama alokasi-alokasi uang pajak begitu. Bingung.
Perdagangan lagi lesu, kalau usahamu rame - alhamdulilah. Tapi sebagian besar mengeluhkan daya beli masyarakat yang turun. Dan ini berdampak pada perputaran uang di masyarakat. Tau nggak sih, ekonomi akan seret kalau duitnya ga muter. Sementara para pelaku usaha itu perlu untuk bayar operasional, gaji karyawan, dsb. Hal yang pasti akan terjadi dan sudah terjadi ketika perputaran itu berhenti salah satunya adalah efisiensi, alias pengurangan jumlah tenaga kerja. Dan itu pun terjadi di usaha yang kujalani, mau gimana lagi :( Di berita, pengangguran itu banyak banget. Selain karena dampak dari gelombang pemutusan hubungan kerja yang lagi marak diberitakan. Sebelum terjadi itu, memang banyak. Tapi apakah lowongan pekerjaan itu tidak ada? Ada banget. Cuma aku sendiri bingung karena seringkali lowongan yang dibuka ini, yang daftar bener-bener nggak memahami apa yang didaftar. Nggak riset, nggak sesuai requirement, dsb. Beberapa kali juga terjadi over-qualified, lulusan S2 daftar di bagian X yang sama sekali ga ada hubungannya dgn latar belakang pendidikan dia. Intinya, dia melebihi requirement kita, shg juga tidak diterima. Bingung kan :( Belum lagi, ngomongin biaya pendidikan yang aduhai. Aku sempat survey ke orang-orang yang kukenal terkait pilihan pendidikan anak-anak mereka. Pergeseran dari opsi-opsi sekolah negeri ke swasta itu kerasa banget. Bahkan bapak/ibuku yang dulu guru SD pun bisa memvalidasi kenapa di sekolah negeri, kualitasnya menurun. Dan kerasa banget bedanya sama zamanku dulu SD skitar tahun 1996-2003. Sementara duit pajak yang banyak banget itu, kayak tidak dioptimalkan di sektor pengembangan SDM ini yang justru sangat krusial biar orang-orang literasinya bagus, punya daya nalar yang baik, kritis, dsb. Yang cita-citanya bukan pengen jadi content creator, selebtok, dsb biar cepet dapat duit. Sementara yang ingin menjadi profesional dan ahli, malah jarang. Sekolah kayak malah makin sulit dengan mahalnya UKT, dsb. Bingung ga sihhh... Kami yang terbiasa hidup dalam "ketidakpastian" dan udah biasa deg-degan tiap bulan, kayaknya nggak pernah sedeg-degan ini. Oh ya, terakhir pas COVID 2020 kemarin kayaknya. Tapi pada waktu itu, kondisi sosial masyarakatnya bersatu padu saling bantu. Sekarang, kondisinya berbeda.
Buat teman-teman yang mungkin tidak terbiasa dengan ketidakpastian, mungkin ini salah satu momen yang amat menegangkan. Tapi sungguh, jangan pernah berputus asa. Jangan!
89 notes
·
View notes
Text
Everything you prayed for either will happen or something more good will come your way. إن شاء الله
188 notes
·
View notes
Text
kenyataannya memang begitu sayang. Allaah menyayangimu menurut caraNya yang mungkin tidak akan pernah bisa kau pahami mengapa demikian mengapa tidak begitu saja menurut pengetahuanmu yang serba terbatas itu. Allaah menyayangimu dengan begitu luas sampai-sampai tidak akan pernah bisa kau mengerti mengapa bisa sedalam itu. lalu kamu menangis sebab merasa begitu takjub mengapa Allaah sebaik itu kepadamu..
165 notes
·
View notes
Text
Jatuh cinta tidak seperti di film-film
Ketika kamu jatuh cinta, semua akan berjalan biasa-biasa saja.
Tidak ada musik mengalun di setiap langkahmu. Tidak ada angin yang bertiup di rambutmu. Tidak ada adegan slow motion, meskipun dadamu bergemuruh saat melihat pria yang kau kagumi sukai itu.
Kamu mungkin akan mematung saat melihatnya turun dari tangga di depan gedung kantornya. Atau mencuri beberapa detik untuk mengagumi potongan rambutnya yang baru. Kamu akan menarik nafas dalam-dalam, berharap bisa menyimpan wangi parfumnya di dalam ingatan.
Setiap gerakannya kamu perhatikan. Dia terlihat tampan saat bercerita tentang hidupnya sambil mengunyah makanan. Bahkan saat mulutnya belepotan karena sambal ayam pedas. Cerita tentang penjual ayam goreng kesukaannya pun terdengar sangat menarik untukmu.
Begitulah saat jatuh cinta, walau kamu bukan pemeran dalam film.
Pun ketika kamu patah hati.
Tidak ada penonton yang ikut merasakan hancurnya hatimu. Tidak ada musik bernada minor dan hujan yang tiba-tiba turun. Kamu mungkin akan kesal, marah, dan menangis. Tapi kamu akan melaluinya sendirian.
Pria yang kau kagumi itu tidak akan sadar dengan perasaanmu. Hidupnya terus berjalan. Sedangkan kamu harus berkutat dengan segala kekhawatiran.
Setiap hari mencoba mencari tentang kabarnya. Menatap kosong pesan-pesanmu yang tidak ia balas. Rasanya sedih, apalagi ketika harus disimpan rapat-rapat. Karena percuma juga diceritakan pada orang.
Kamu menunggu seseorang berkata, “Cut!”. Tapi suara itu tidak pernah datang. Mau seberapa beratnya bangun pagi saat patah hati, hidup akan terus mendesakmu dengan tantangan baru. Orang juga tidak akan peduli. Tidak ada pengecualian bagi orang yang sedang patah hati.
Karena kamu bukan pemeran dalam film.
0 notes
Text
Berdamai
"Ini harus diminum seterusnya ya," ujar dokter. "Seterusnya itu berarti nggak boleh putus ya, Dok?" tanyaku. "Iya, seumur hidup." tegas beliau. * * * * * Lain waktu, ketika kumpul sama walimurid anak-anak lainnya. "Wah, saya ya minum obat itu mas udah dari umur 25 malah. Dah sepuluh tahun!" ujarnya. "Walahhh," sahutku. "Dibawa santai aja mas," tambahnya. * * * * * Lainnya lagi. "Lhoo masgun, sama kayak bapaku, dari sebelum aku ada ya beliau udah konsumsi obatnya. Diminum terus yaa jangan putus." katanya. "Wahh begitu yaa?" aku menimpali. "Yoiii, semangat masgun!" jawabnya. * * * * *

Kini juga bersahabat sama tensimeter. Beberapa hari sekali ngecek. Bela-belain beli, agar lebih mudah kontrol kondisi hipertensi ini. Awal-awal periksa, dulu, masih denial :"Kok bisa!", "Apa? Diminum seumur hidup obatnya?" dan lain-lain. Sekarang udah bisa menerima dengan baik, lebih legowo. Kondisi ini justru memberikanku semangat baru untuk memperbaiki pola hidup lebih baik. Berusaha bertahan lebih lama dalam hidup ini meskipun kita tahu bahwa umur itu rahasia Allah. Tapi, melihat anak-anak yang masih kecil, semakin menguatkan doa : "Semoga aku dimampukan menjadi ayah yang baik, mendampingi mereka tumbuh dewasa, menikahkan mereka, hingga mereka menjadi menjadi orang tua yang amanah." Mulai juga bisa memilah mana hal-hal yang penting dan prioritas dalam hidup. Ada hal-hal yang perlu dilepaskan dan direlakan. Seperti kopi yang selama ini kuminum, kini enggak lagi. Proses menata ulang ini seperti mereset kembali kehidupan di umur 33. Rasanya bagaimana? Seru. Dinikmati dan disyukuri saja. Kini, alarm pun bertambah satu selain pengaturan alarm lainnya yang sudah ada. Alarm buat minum obat. Buat yang masih muda, saranku lebih aware lagi soal kesehatan. Kalau suka naik asam lambung apalagi sampai gerd. Sering sakit kepala. Dan berbagai respon tubuh lainnya. Segera medical checkup, baik cek fisik maupun cek psikis. Ini sangat penting. Harganya bisa jadi lumayan, tapi lebih mahal lagi kalau sakit. Hati-hati dengan hal-hal yang sering kita konsumsi setiap hari. Perhatikan aktivitas hidup kita. Cermati apa yang sering kita pikirkan setiap harinya.
Jika nanti ketemu sama takdir berkeluarga, anak-anak kalian akan membutuhkan kalian lebih lama hidup di dunia ini. Membutuhkan energi kalian untuk mengejar-ngejarnya berlarian tanpa henti. Dijaga baik-baik anugrah Tuhan berupa badan ini. Semangat yaa!
262 notes
·
View notes
Text
Making a decision is never easy.
Stay
Letting go
Being happy
Forgetting
Waiting
Maybe you’re not afraid of making a decision. It’s the emotion that comes after. You don’t want to feel the emotion that makes you uncomfortable and uneasy.
0 notes
Text
UPAYA..
ketenangan yang seperti apa yang ingin kau cari jika cara-cara yang kau tempuh saja semakin membuatmu jauh dari Allaah. kebahagiaan yang seperti apa yang ingin kau dapatkan jika dalam proses menujunya saja semakin membuatmu lupa apa itu penghambaaan kepada Allaah. lalu, senyum yang seperti apa yang ingin kau upayakan jika dalam mewujudkannya kau lupa apa itu kejujuran.
semua hal yang kau tempuh dan kau upayakan adalah semu jika hal itu tak sesuai dengan syariat yang telah ditetapkan. jalan kebenaran memang melelahkan dan sedikit banyak berkelok ataupun sangat jauh. namun percayalah, jalan itu adalah jalan keselamatan yang mungkin pada hari ini banyak dari kita yang lupa bahwa perjalanan yang abadi dan sangat panjang itu bernama akhirat.
dunia ini sementara, ambilah peran dan bekal secukupnya untuk menuju akhirat. secukupnya ialah engkau tak merasa tamak pada apa-apa yang bukan menjadi bagianmu, dan engkau merasa cukup dan bersyukur pada apa-apa yang telah ditetapkan untukmu.
ketenangan, kebahagiaan, senyum tulus hanya akan hadir setelah jalan yang tempuh adalah sebuah jalan yang murni. yang benar-benar karena Allaah semata engkau melakukan itu semua. sebab konon katanya, jalan-jalan yang tidak sesuai syariat yang telah Allaah tetapkan. semuanya hanya bersifat sementara dan tak pernah benar-benar akan terasa sampai hatimu.
maka percayalah pada syariat yang telah ditetapkan, meski kamu sendiri, meski sedikit jauh dan berkelok, meski mungkin membutuhkan waktu yang sedikit berbeda dengan orang-orang di sekitarmu. setelah Allaah memberimu kelembutan hati dan hidayah kepadamu. jaga baik-baik hal itu dengan tetap menempuh pada jalan kebenaran. teruslah berjalan dan teruslah meminta pertolongan Allaah dalam segala hal..
137 notes
·
View notes
Text
Dahhh...
Aku mungkin perlu sedikit waktu. Tapi bagimu, sehari seperti seumur hidup. Aku bahkan tidak meminta kamu untuk menunggu. Tapi kamu justru berkata, "Kenapa tidak diperjuangkan?" Aku pikir maksud "diperjuangkan" bagimu adalah mempersiapkan diriku sebaik-baiknya, sebaik mungkin. Tapi ternyata perjuangan bagimu adalah hal-hal yang tidak bisa kupenuhi sekarang. Seperti waktu, keberadaan, jalan-jalan, dan segala kesenangan yang selama ini sedang kutunda untuk masa depan. Bahkan aku ingin memelihara perasaan ini dengan baik, kamu anggap sebagai sebuah definisi dari kata "menyerah".
Kalau demikian, aku mau berjuang untuk diriku sendiri dulu saja. Dahh..
92 notes
·
View notes
Text
114
Aku menemukan lagi, tulisan yang membuatku semakin tertampar. Tidak ingat bagaimana tulisan persisnya, tapi kurang lebih seperti ini;
"Kalau kita melihat pernikahan seseorang, lalu berencana tentang bagaimana pernikahan kita kelak. Apakah ketika kita melihat kematian seseorang, kita juga merencanakannya?"
Terimakasih pengingatnya, barakallahu fiikum.
@ffahraa
217 notes
·
View notes
Text
Ayo, ajak aku berkeliling
Aku hanya ingin lebih tau, tentang jalan yang kau tapaki pulang-pergi kerja, atau tukang sayur langgananmu, juga nasi kecap favoritmu,
Aku hanya ingin lebih paham, pada langit yang kau tengadahi bila hari melelahkanmu, atau sesaknya 5 lampu merah yang harus kau tempuh,
Aku ingin jua mengerti, rasa udara ketika pagi kau menerjang sang waktu dan kala sore kau bergegas membunuh waktu,
Bisakah pertemuan esok hari, kita sambangi seluruh jejak kaki mu itu, kita sapa seluruh wajah yang biasa kau temui?
Tak perlu aku kau ajak mengelilingi toko elok di ujung sana, apalagi duduk di tepian taman mengantongi roti tersohor bulan ini, tak perlu.
Aku hanya ingin lebih tau, biasa-biasanya kamu,
biasa-biasa yang membentukmu, yang menjadikan senyummu bisa seteduh itu, sabarmu bisa sedalam itu, tawamu bisa serenyah itu,
Tak perlu selalu seru apalagi banyak warna,
Aku, hanya ingin lebih tau, tentangmu.

295 notes
·
View notes
Text
Jangan mempersulit jalanmu menggapai impian dengan bermaksiat kepada Allah
Karena bagaimanapun, Ia yang menggenggam mimpi dan harapanmu
273 notes
·
View notes
Text
Di kimia, ada istilah "Like dissolve like", bahwa sesuatu itu akan terlarut pada sesuatu yg sama. Itulah kenapa air dan minyak tidak pernah bercampur, karena mereka beda jenis kepolaran nya.
Kalau dalam konteks manusia, seseorang pernah menyampaikan ttg "Value attract value", bahwa apa yg kita jadikan nilai pada diri kita itulah yg akan mendekatkan kita pada orang² yg serupa.
Karena"kamu akan menemukan apa yang kamu cari, maka carilah sesuatu yang baik diantara banyaknya hal yang bisa dicari"~~~
1K notes
·
View notes
Text
the right person gonna show you that you wasn’t even asking for too much
3K notes
·
View notes
Text
Sadarkah kamu, bahwa semakin keras kamu berpikir akan jalan keluar. Maka kamu akan semakin jauh dari jalan keluar? Semakin banyak hal yang kamu pikirkan. Maka kamu akan semakin terjerembab dalam memikirkannya.
Hal itu karena hatimu telah penuh dengan hal-hal yang semu, rapuh, dan mudah pergi. Hati dan pikiranmu penuh dengan urusan dunia yang tidak memberikan manfaat untukmu. Itulah sebabnya kau dibiarkan sendiri. Kau dibiarkan terus bergantung pada hal yang tak pasti bernama makhluk. Padahal, taqwa adalah sebaik-baik jalan keluar. Namun untuk menujunya, kau selalu berbelok dan kehilangan arah.
Allaah membiarkan dirimu dan hal yang kau genggam kini berjalan tanpa arah. Sebab Allaah hanya ingin rasa ketergantungan itu hanya kepadaNya saja. Maka, sudah sejauh mana kau meminta pertolonganNya, sayang? Sudah sejauh mana kau melibatkan Allaah dalam segala hal urusanmu yang semu itu?
Maka kembalilah, kembali kejalan dimana kamu menemukan jalanmu untuk tenang.
154 notes
·
View notes
Text
Cerpen : Sesal dan Harap
Apakah kamu masih ingat kalau dulu kita pernah beririsan garis hidup, sampai kita pernah berbicara, bepergian bersama, dan bertemu. Lalu, karena keadaan yang bisa dijelaskan, garis hidup kita menjauh, sangat jauh.
Aku melihat kebahagianmu dan kamu tak melihat kebahagianku, karena aku memang tidak bahagia. Sulit sekali bagiku mengakuinya kalau aku memang tidak bahagia. Kenapa bisa? Aku merasa seperti tidak adil. Aku takut kamu mengetahuinya, kemudian dengan kebaikan hatimu-yang memang dari dulu begitu- kamu melibatkan dirimu untuk menolongku. Dan aku tahu, kamu akan melakukannya. Bukan karena aku masih berarti untukmu, tapi memang karena kamu begitu.
Aku takut sekali beranda-andai, berandai jika saja dulu garis hidup kita terus bersisian, tak dipisahkan. Aku tahu persis, aku takkan seperti sekarang, layaknya hidupmu saat ini. Karena memang kamu demikian.
Apakah mungkin aku bisa memiliki kebahagiaan serupa? Aku ingin sekali, tapi di saat yang sama aku justru membiarkan hidupku dalam ketidakberdayaan. Menguap seluruh keberanian, menguap seluruh mimpiku tak lagi bersisa. Aku merasa tak lagi seperti dulu, tak secemerlang dulu. Aku merasa kecil dan rendah diri, aku merasa tak berarti dan tak berharga. Aku merasa tak ada lagi yang bisa kuperjuangkan selain bertahan.
Tapi aku juga tak tahu, apakah aku bisa bertahan. Ya Tuhan, mengapa begini. @KG
212 notes
·
View notes