You did very well today brave heart. Don't be so hard on yourself, you're doing okay :)
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Romantisasi Luka
Bacaan ini menggunakan perspektif muslim dan value dalam agama. Luka yang pernah kita miliki di masa lalu, karena keluarga, karena kejadian-kejadian tertentu, karena pengalaman buruk, biarlah ia berlalu. Kita hanya perlu menerimanya dengan hati yang lapang bahwa itu memang bagian dari diri kita. Tidak perlu kita bawa terus menerus ke hari ini. Kita bawa agar orang merasa kasihan dengan diri kita, kita bawa untuk membenarkan semua pandangan-pandangan hidup kita, kita bawa untuk menjadi pembenaran dari hal-hal yang sebenarnya tidak patut kita lakukan saat ini.
"Kayak kamu tahu aja jadi aku!" "Kamu kan gak menjalani apa yang aku jalani, jangan sok tahu!" Melupakan bahwa kita bertumbuh, bahwa kita berada dalam sebuah koridor-koridor keimanan sebagai seorang muslim. Sehingga, tidak semua pemikiran yang menurut kita benar itu juga benar dan boleh dalam perspektif kita sebagai seorang muslim.
Semua luka dan trauma menjadi pembenaran untuk semua pandangan yang kemudian kita ajukan kepada orang lain untuk juga sepakat bahwa tidak apa-apa demikian, padahal kata islam tidak demikian. Dan itu sering sekali kutemukan, bertebaran di media sosial.
Toleransi kita terhadap pemikiran yang keluar dari islam jadi semakin besar, karena menganggap itu adalah buah dari pengalaman. Lupa bahwa dalam menjadi seorang muslim, mau seluruh manusia di dunia ini mengatakan bahwa daging babi adalah halal tapi jika menurut Allah haram, maka semua pendapat manusia itu tidak penting. Pun demikian dengan pemikiran kita sendiri, saat kita menganggap itu tidak apa-apa dan boleh saja, pemikiran kita tidak berarti sama sekali kalau Allah mengatakan itu tidak boleh dan tidak sesuai.
Luka-luka yang kita miliki, jangan sampai membuat kita mengagungkan cara berpikir kita sendiri, mengagungkan pemikiran kita yang seolah-olah sangat modern dan terbuka. Sampai berpikir bahwa semua orang harus memiliki pemikiran itu agar hidup mereka bahagia.
Lupa bahwa kita berjalan di atas pijakan seorang muslim, yang menyatakan bahwa kita harus berpikir sekaligus bertakwa. Tidak hanya menjalani kehidupan beragama hanya dengan perasaan saja. Luka-luka yang telah menjadi trauma yang mendalam, jangan sampai membuat kita kehilangan iman dan islam. Anugrah yang sebesar itu, kini kita merasakan seperti menggenggam bara api. Meski demikian, jangan dilepaskan. (c)kurniawangunadi
215 notes
·
View notes
Text
Mewujudkan Mimpi di Umurmu Kini
Takut ya? Lebih menakutkan daripada bertahun yang lalu? Saat mimpi dibenturkan sama realita dewasa, bekerja dari pagi hingga petang, bahkan kadang jarang pulang. Harus membiayai diri sendiri, sebagian yang lain ikut membiayai keluarga, adik-adik, bahkan saudara jaug. Saat tanggungan diri seolah-olah hanya bertumpu pada diri kita. Mimpi kita terasa semakin tak nyata, jauh tak tergapai. Takut untuk mengubah lajur hidup, karena penuh ketidakpastian. Takut mengubah arah, karena takut ditertawakan.
"Buat apa susah-susah ke sana, padahal yang sekarang sudah pasti. Cari yang pasti-pasti saja!" Ujar mereka.
Aku tahu hatiku bilang apa, tapi otakku tak bisa menerima. Bahwa hidup yang sementara ini, jangan hanya memikirkan diri sendiri, katanya. Tapi hatiku bilang, kalau tidak bahagia, tiada ketenangan, buat apa dipertahankan?
Aku ingin sekali mengikuti kata hatiku. Tapi aku sangat takut tak bisa membeli makan besok. Takut tak bisa hidup nyaman. Takut sekali seperti tak bertuhan. Astaghfirullah hal adzim.
Kalau aku meniliki diriku berpuluh tahun lalu, aku tak sebahagia itu. Apakah aku bisa hidup dengan pilihanku? Apakah aku bisa menjalani hidup ini tanpa harus berpikir materialistik? Ya Allah, anugerahkan kepadaku rasa cukup, anugerahkan kepadaku keberanian. Anugerahkan kepadaku rasa aman. Bahwa menjadi hambamu, aku tahu takkan Kau biarkan kekurangan, takkan kau biarkan tersesat di jalan. Sebagaimana Engkau anugerahkan kepadaku saat aku kecil dulu, untuk berani bermimpi, mudah bahagia, dan tak melihat dunia ini dari sudut pandang uang. Sehingga aku merasa sangat berkecukupan :) (c)kurniawangunadi
339 notes
·
View notes
Text
Justru karena keadaan tak baik-baik saja, kini doa terbaik kami haturkan pada Allah buatmu, Indonesiaku
Kata para bijak, zaman yang berat akan melahirkan orang-orang yang kuat. Jika mesti memilih antara harapan dan pesimis, aku memilih optimis pada masa depanmu. Masa depan kita.
Sebab aku melihat anak-anak muda yang mulai rajin mengaji dan memperbaiki diri. Pasangan-pasangan halal yang teguh tekadnya membangun keluarga hebat. Pada guru yang ikhlas, pada orangtua yang mulai sadar agama.
Pada ulama yang mulai peka tentang problem iklim dan lingkungan. Tentang para pekerja kantoran yang zikir pagi sorenya haru meski di tengah kemacetan. Tentang para artis yang hobi ikut kajian, model yang berhijab, mantan koruptor yang bertaubat, da'i yang terjun memahami anak-anak jalanan.
Ya, yang kami lihat di media sosial seringkali membuat mata terbelalak dan hati sesak. Tapi kabar baik itu ada, membanyak, meski dalam senyap. Petualangan bangsa ini terus berlanjut, yang zalim memang makin terang-terangan. Tapi itu tanda mereka akan berakhir.
Katanya, perubahan itu terjadi "gradually, then suddenly", bertahap dan butuh waktu, namun kemudian terjadi tiba-tiba.
Kini kita sedang bertumbuh, sedikit-sedikit, perlahan menggeliat, nyaris tak begitu kau rasakan.
Tapi kelak jika semua tetap berjuang dan mengatur napasnya dengan sabar, datanglah momentum itu, yang bahkan dikira tiba-tiba, padahal adalah hasil konsistensi generasi demi generasi. Momentum itu, kita siapkan sejak kini. Sekarang.
Dirgahayu Indonesiaku,
Kami mencintaimu, mendoakan kekuatan buatmu; agar suara kita lebih didengar dunia, hingga kelak kita bisa penuh asa membebaskan Al Aqsha.
17 Agustus 2024
204 notes
·
View notes
Text
Ingin punya keluarga yang hangat? Belajarlah untuk menjadi hangat. Ada banyak kebahagiaan yang harus kita mulai sendiri, bukan ditunggu.
Taufik Aulia
516 notes
·
View notes
Text
Semua Seolah Buntu
Saat berada dibangku sekolah, aku merasa (jika berusaha) kita bisa menaklukan dunia. Seolah-olah, kita adalah avatar penyelamat bumi yang bisa melakukan apa saja.
Semua stepnya rapih dan terukur dalam sebuah dream board. kita dengan semangat 45 menempelkan gambar-gambar lucu, mulai dari landscape terkenal diseluruh dunia, berharap kita bisa segera berpose disana secara langsung, lalu mobil dan rumah mewah impian serta gambar profesi pekerjaan yang kelak ingin kita geluti. Tentu tidak lupa menempel sepasang pengantin yang diambil dari majalah lama dengan harapan kita bisa mewujudkan wedding dream seperti itu kelak.
Kenyataannya, jalan yang ditempuh tidak selalu mulus layaknya jalan tol ibukota. Kadang berbatu, menukik tajam, licin berpasir bahkan berduri hingga sulit dilalui, bahkan tidak jarang menemukan arah buntu yang mengharuskan kita memutar balik arah kendali.
Pada akhirnya, kita hanya bisa meminta kepada Dia, untuk diberikan sebaik-baiknya takdir dari takdir baik yang sudah kita rancang. Semoga (kita) tidak pernah lelah meminta.
Depok, 14/08/2024
0 notes
Text
Sindrom Menuju 30 (2)
3 malam ini selalu menutup hari dengan air mata. Aku menyebutnya overthinking tingat dewa. Merasa bingung sama perasaan sendiri, merasa nggak berguna dan hilang arah untuk sesaat. Se-emas itukah angka 30 (?) sehingga semua orang menjadikannya acuan angka kesuksesan dalam berkarir dan kematangan dalam menjalin hubungan.
Sindrom ini, membuatku semakin sensitif dengan sekitar. Berusaha memblokir keresahan-keresahan orang lain yang ingin dibagi. "Untuk apa menyediakan ruang? Jika hidup ini saja sudah cukup meresahkan". Ucapku membenarkan
Depok, 13/08/24
0 notes
Text
Sindrom menuju 30
Beberapa tahun lalu saat hendak memasuki usia 25, aku bersiap, katanya akan ada fase quarter life yang cenderung crisis. Tapi ternyata si manusia korelis ini, tidak mengalaminya. Semua berjalan normal, tanpa ada tekanan berarti.
Satu persatu teman menjauh, ntah karena menikah dan menetap diluar kota, ataupun perbedaan fase hidup lainnya, membuat pertemuan akhirnya sulit terlaksana. But I'm still alive.
Day by day passes, everything changing. Banyaknya "tuntutan" dari sekitar membuat fase crisis itu terlambat hadir. Perasaan-perasaan yang tidak pernah disangka akan muncul ke permukaan akhirnya timbul. Setiap malam isi kepala berisik, penuh dengan pertanyaan "Why me?" "When is my turn?" dan diakhiri dengan "Am I worth it?"
Someone said: It's normal phase, you're not alone. And it's part of the journey to grow, to be a human.
I hope I (still) can be human after all :)
Depok, 12/08/24
0 notes
Text
0 notes
Text
Cara Pandang Baru Saat Dewasa
Menuju dewasa yang kemudian melihat kehidupan ini bergeser Point of View-nya " 1. Mulai memahami kalau nggak ada yang terlambat dalam hidup, selama kita masih hidup. Itu adalah takdir terbaik yang kita miliki, kalau kita baru memulainya sekarang karena memang sekarang saatnya, bukan karena kita terlambat. Namun, itulah perjalanan hidup kita. Jadi, jangan takut kalau orang lain udah sampai mana, kitanya baru mulai
2. Belajar untuk merasa cukup. Dunia ini nggak ada ujungnya kalau dikejar. Nasihat terbaik yang kudapatkan di umur 34 ini adalah kalau kita gagal satu dua hal terkait urusan dunia, kita masih bisa ngulang. Tetapi kalau gagal di akhirat, ngak akan bisa ngulang buat memperbaikinya.
Rezeki kita itu cukup, tapi nggak akan cukup buat ambisi dan ketakutan kita akan kemiskinan. Ya Allah, kita berdoa setiap hari biar dikasih hati yang benar-benar terus bisa merasa cukup. Biar nggak hasad sama orang, nggak iri sama rezeki orang lain, dan lebih bersyukur sama apa yang kita miliki sekarang.
3. Pondasi agama sangat penting. Sebagai generasi yang tumbuh di lingkungan yang biasa-biasa aja dalam beragama, dulu di sekolah negeri juga agama tidak menjadi materi yang prioritas. Di umur sekarang dan menjadi orang tua, baru ngerasa banget kalau pondasi agama sedari kecil itu penting sekali sebagai panduan hidup. Agar melihat dunia ini lebih bijak dan prioritas hidup lebih benar dan terarah.
Mungkin itu yang bikin sebagian besar orang tua di generasiku sekarang yang milih anaknya sekolah di sekolah berbasis agama. Sebab di fase dewasa ini, sadar jika pemahaman hidup atas landasan spiritual ini yang benar-benar menyelamatkan diri dari masalah-masalah anxiety (kecemasan), feeling lonely (kesepian), depresi, dan beragam isu kejiwaan lain. Itu yang kurasain.
4. Belajar jujur sama diri. Badan itu pasti punya sinyal tertentu sebagai respon terhadap situasi/hal yang lagi jadi beban pikiran. Jangan sampai dzalim sama diri sendiri karena hal-hal yang sebenarnya bisa diputus tapi tetap dipertahankan karena rasa nggak enakan. Dan berujung pada langganan IGD, obat antidepresan, dan segala macam.
Jangan lupa menolong diri sendiri dengan kejujuran. Dan jangan takut buat minta tolong ke orang lain, ke profesional, dsb. (c)kurniawangunadi
931 notes
·
View notes
Text
“Tidak semua harus dipertahankan. Terkadang, ada hal baik yang datang ketika kita melepaskan”
— Choqi Isyraqi
482 notes
·
View notes
Photo
[[[The Day After You Die]]] Kita seringkali menghindari pembahasan mengenai kematian, dgn alasan 'takut' padahal ketakutan itulah yg membuat kita bersiap lebih awal. Sebagaimana sabda Rasul: "Barangsiapa merasa takut, ia akan bergegas, dan siapa yang bergegas ia akan mencapai tujuan. Ketahuilah barang dagangan Allah itu mahal, dan ketahuilah sesungguhnya barangnya Allah ialah Jannah" (HR. Tirmidzi) Seperti halnya virus, dosa hari ini bermutasi. Menyebabkan, banyaknya kerusakan yg timbul dimuka bumi, karena hilangnya rasa takut manusia kepada Allah. Mengingat surga adalah kekuatan, sedang mengingat neraka adalah kesadaran. Kalau kita tdk ingat kematian kita berpotensi masuk neraka, tentu kita tak akan pernah sadar. Kesadaran dan ketakutan yg kita rasa saat membahas kematian, juga berbanding lurus dgn Rahmat Allah. That's why, ketakutan itu mahal harganya. Maka, bersyukurlah kita yg masih dikarunia rasa takut kepada Allah, semoga Allah karuniakan rasa takut itu bersemayam dalam diri kita hingga akhir. -Resume by @nufaynf Day 1-The day after you die by @syameelaseries (di Depok) https://www.instagram.com/p/CXijyPuJNi0oAy5TdCZzFjkXNUd6-DAZXOfZos0/?utm_medium=tumblr
0 notes
Photo
IZINKAN DIRIMU Memberi izin ke dirimu sendiri agar orang lain bisa menolongmu, mengintervensi masalahmu, saya yakin bukanlah hal yang mudah. Urusan mau minta tolong ke orang lain pun kita ragu, malu, bahkan takut.
Bahkan banyak yang memilih menenggelamkan diri, tak ingin siapapun tahu, tak ingin diketahui dan ditemukan, menghindari bertemu manusia lain.
Kalau ada masalah yang kamu sadar bahwa kamu tak bisa menyelesaikannya sendirian, kamu merasa tak ada yang bisa memahami dan mengerti. Izinkanlah dirimu agar bisa ditemukan, tak perlu bersembunyi. Izinkanlah orang lain menolongmu. Memang adalah hal yang sulit, memberikan kepercayaan kepada orang lain, mengetahui rahasia, masalah, atau sesuatu yang selama ini kita pendam.
Semoga apa yang sedang dialami saat ini, kita diberikan kekuatan dan juga teman-teman yang baik saat menghadapinya. ©kurniawangunadi
1K notes
·
View notes
Text
Beberapa hubungan yang tidak sehat dan baik maka obatnya adalah dengan menghentikannya, pilihan itu mungkin akan menyakitimu, mungkin juga membuatmu merasa menyesal dan sakit yang begitu perih, atau mungkin akan membakar kesabaran dan hari-hari dalam hidupmu, tapi keselamatan dan kesehatanmu dimulai dari situ.
Tidak semua obat itu manis dan enak untuk diminum, dan terkadang kamu akan dihadapkan hanya dengan satu pilihan. Ambillah apa-apa yang akan menyembuhkanmu, dari rasa dan hubungan yang tidak baik dan berkah. Sulit itu pasti, setiap kita akan mendapatkan jatah kesulitannya masing-masing.
Jika hari ini ada diantaramu yang dihadapkan oleh satu pilihan dan satu obat, bismillah lakukan dan jalani. Nanti Allah mudahkan dan berikan jalan yang terbaik.
Selamat mengobati, ambil yang baik dan berkah saja, ya.
@jndmmsyhd
379 notes
·
View notes
Text
reminder: you can start over at anytime. your day is not ruined. your world is not over. take a deep breath. start over.
336K notes
·
View notes
Text
Akhlakmu
Sekalipun yang kamu sampaikan adalah kebenaran, tapi jika adabmu buruk dalam menyampaikan, maka orang tak akan mampu melihat kebenaran itu lantaran tertutup oleh jeleknya akhlakmu.
Dan, jeleknya akhlak itu menular. Karena yang kamu sampaikan adalah kebenaran, maka orang akan salah mengira akhlak burukmu itu sebagai kebenaran pula. Lalu mereka mencontohnya. Betapa gawatnya ini jika seorang penyeru kebenaran tidak peduli kepada akhlaknya.
Benar bukan berarti jadi bisa semena-mena.
Taufik Aulia
539 notes
·
View notes
Text
Kadang kita terlalu takut sendiri. Terlalu bergantung dengan keberadaan orang lain. Bersama dengan seseorang itu memang menghangatkan. Tapi jangan bergantung. Karena orang lain tak akan selamanya bisa membersamai kita. Kelak, akan ada saat di mana kita akan sendirian dan semua akan baik-baik saja.
Taufik Aulia
310 notes
·
View notes
Text
Merasa cukup adalah cara kita untuk menggapai ketenangan. Biar kita gak kecewa terlalu dalam dengan hasil-hasil yang kecil. Biar kita gak sakit sendiri saat melihat orang lain punya hasil lebih baik dari kita.
Alhamdulillah atas semuanya.
Taufik Aulia
498 notes
·
View notes