muara-angin
AM
1K posts
On my way💃
Don't wanna be here? Send us removal request.
muara-angin · 3 years ago
Text
mau repot
“mbak, kalau kamu mau anakmu jadi anak yang mandiri, berdaya, peka dengan sekitar, terasah empati dan emosinya, itu gampang. kuncinya satu, kamu harus mau repot.
membuat anak terus-menerus merasa terhibur dan memilih menghindarkan anak dari layar sebelum waktunya memang repot. lebih enak beri saja teve atau hape, biar nonton dan berhenti rewel. tetapi ini melatih anak untuk bisa membuat dirinya sendiri terhibur dengan yang ada di luar layar. ada banyak yang lebih menarik di sekitar.
membuat anak mau makan sambil duduk, apalagi makan sendiri, dengan rapi, tidak acak-acakan, dan makannya tetap banyak memang repot. lebih enak gendong dan suapi sambil jalan-jalan, makannya biasanya akan lebih banyak. tetapi ini melatih kesadarannya bahwa dia sedang makan. bahwa makan harus duduk. bahwa makan adalah bagian dari bersyukur.
membuat anak mau buang air di toilet, bisa duduk tenang, mencatur setiap pagi dan malam, memang repot. lebih enak pakai popok sekali pakai, biarkan saja buang air sesukanya. tetapi ini mengajarkan aturan dan menunjukkan bagaimana berperilaku yang baik. lebih sehat.
membuat anak memiliki jadwal yang rutin, jam tidur rutin, jam makan rutin, jam mandi rutin, memang repot. lebih enak biarkan saja anak semaunya. tetapi ini mengajarkan kebiasaan, yang saat besar akan memengaruhi perilakunya pula, kedisiplinannya.
mengikuti dunia anak dan tidak “memutus” begitu saja yang sedang dilakukan atau diinginkannya memang repot. harus menunggu sampai puas main air di kamar mandi, harus membuntuti sampai puas memanjat tangga, harus mengikhlaskan rumah berantakan, repot. tetapi ini memberikan sinyal kepadanya bahwa dirinya disayangi, didukung, dan boleh belajar.
mbak, intinya, menjadi ibu itu bisa saja tidak repot, tetapi jika ingin anaknya jadi anak yang berdaya kelak, ya harus mau repot. di tengah segala kemudahan yang ditawarkan zaman ini, menjadi ibu harus pintar-pintar memilih, harus banyak-banyak sabar, dan lebih banyak lagi memaafkan.“
demikian nasihat ibu untuk saya. sulit bagi saya membayangkan kerepotan yang saya timbulkan untuk ibu saat kecil dulu. ibu tidak pernah mengeluh, tidak pernah lelah. semoga Allah memberikan cinta-Nya untuk ibu.
2K notes · View notes
muara-angin · 3 years ago
Photo
Tumblr media
Jean-Paul Sartre, The Selected Essays
40K notes · View notes
muara-angin · 3 years ago
Text
Kebaikan itu saling berkaitan
Aku adalah salah satu dari orang yang percaya bahwa kebaikan dan keberkahan itu saling berkaitan antara orang tua dan anak, berawal dari seorang anak yang sholih, maka Allah pasti akan memudahkan urusan orang tuanya. Begitu juga dengan orang tua yang sholih dan sholihah, akan menjadi sebab Allah akan memudahkan urusan anaknya.
Bukankah begitu Allah menggambarkan hubungan dan keterkaitan ini dalam surah Al-Kahfi soal harta yang diselamatkan untuk anak yatim yang ternyata orang tuanya adalah orang tua yang sholih.
Perihal ayah itu bukan hal yang mudah untuk ditulis, sebab tegasnya adalah cinta, teguhnya pendirian adalah contoh dan teladan yang disampaikan tapi bukan melalui lisan, sering beliau menyembunyikan tangisan adalah cara bersikap di depan anak-anaknya.
Sebagaimanapun hari ini ayah berperan, kelak nanti kamu akan benar-benar merindukannya, sering-seringlah meminta nasihat dan petuah dari orang tua. Karena ada saatnya nanti kamu hanya bisa memeluk mereka dalam mimpi dan doa. 
Jika hari ini ada yang Allah uji dengan keluarganya, maka itu wajar. Bukankah dahulu nabi Ibrahim begitu? Jika hari ini ada yang Allah uji dengan ibunya, bukankah dahulu sahabat Sa’ad bin Abi Waqqosh juga sama? Apa yang membedakan? Kita semua hari ini akan Allah uji dengan mereka yang terdekat dengan kita. Tapi dengan itu bukan berarti hilanglah bakti dan doa kita untuk orang tua, bukan pula berarti hilangnya rasa sayang dan empati kita pada mereka.
Satu hal yang menjadikan dewasa ini begitu berat, saat usiamu bertambah dan disaat yang sama orang tua semakin menua dan lemah tubuhnya, mungkin perpisahan itu akan segera tiba karena tidak ada manusia yang abadi.
Mari berbakti selagi ada waktu, sudah terlalu lama waktu yang kita sia-siakan tanpa berbakti pada mereka. Setidaknya jika jarak menjadi alasanmu hari ini, maka jangan sampai doa-doa itu terputus, sampai kamu mati.
@jndmmsyhd 
489 notes · View notes
muara-angin · 3 years ago
Photo
Tumblr media
Semua yang kau ingin, tak harus terwujud hari ini. Ia seperti potongan doa-doa yang setiap hari kita terbangkan ke langit. Atau seperti puncak gunung yang harus perlahan untuk didaki.
Bukan semata pemandangan indah ketika sampai dipuncak yang membuat senang. Lebih dari itu, kesabaran menaklukkan ego diri sendiri yang membuat ceritanya lebih berarti. https://www.instagram.com/p/CWBKqLlP8VC/?utm_medium=tumblr
142 notes · View notes
muara-angin · 3 years ago
Text
Tumblr media
Alexandra Elle, Neon Soul
2K notes · View notes
muara-angin · 3 years ago
Text
Tumblr media
Cause home is where the heart is😊
1 note · View note
muara-angin · 3 years ago
Text
Berani Mengakui
Salah satu sikap yang sulit bagi orang dewasa adalah mengakui kesalahan. Takut salah dan berusaha untuk mencari pembenaran, mencari alasan paling sempurna untuk menjelaskan bahwa kesalahannya masih bisa dimaafkan, atau melimpahkan sebab kesalahannya pada orang lain dan memposisikan dirinya sebagai korban. Padahal, salah satu hambatan kita untuk bertumbuh adalah takut salah, kemudian kalau salah, takut untuk mengakui bahwa memang salah. 
Kesalahan itu akan mengajarkan banyak sekali hal, kalau kita bisa mengambil pelajarannya. Memang, melakukan kesalahan itu tidak menyenangkan. Tapi, pada dasarnya tidak ada proses bertumbuh yang menyenangkan, tanpa beban, tanpa tantangan, tanpa kekhawatiran, ketakuan, dan lain-lain. Prosesnya tidak ada yang mudah. 
Kalau kita melakukan kesalahan, tapi tidak menyadari bahwa kita melakukan salah. Kemudian ada orang lain yang menjelaskan apa kesalahan kita, bersyukurlah, alih-alih berusaha untuk mencari pembenaran. 
Kalau kita melakukan kesalahan, kemudian harus menjalani akibat dari kesalahan kita. Jalani, meski itu sesuatu yang sangat kita hindari dan tidak kita inginkan. Tapi, pelajaran hidup di dunia kan memang ujian dulu baru dapat pelajarannya. 
Nanti semakin dewasa, kita akan mengambil begitu banyak komitmen, dalam pekerjaan, pernikahan, dan hubungan antara manusia yang lain. Juga kita akan belajar untuk menghargai setiap keputusan yang sudah kita ambil, kita sepakati dengan orang lain, dan lain-lain. Kita memang memiliki kebebasan untuk memilih dan membuat keputusan, tapi kita takkan pernah bebas dari konsekuensi/akibat dari keputusan tersebut.
Berbuat salah memang manusiawi, tapi ingat-ingat juga bahwa alasan manusiawi tidak bisa membuat kita meminta akibat/risikonya dihilangkan begitu saja. Kalau berbuat salah, akuilah, kemudian jalani risikonya, ambil pelajarannya. Proses untuk bertumbuh, memang seberliku itu.  ©kurniawangunadi
663 notes · View notes
muara-angin · 3 years ago
Text
“Hidup itu jangan dipikirin, tapi direncanain. Biar gak banyak overthingking yang sia-sia”
188 notes · View notes
muara-angin · 3 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
“When you get better - there’s so much light waiting for you, mom.”
2K notes · View notes
muara-angin · 3 years ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
By: bint mh
3K notes · View notes
muara-angin · 3 years ago
Text
Tujuh Puluh Tahun
Aku selalu mengira sekaligus berharap jika orang tuaku bisa berumur lebih dari 70 tahun. Seperti orang tua lainnya yang bahkan bisa menyaksikan cucu mereka sekolah, bekerja, bahkan menikah. Ada momen saat mereka bertemu dengan generasi ketiganya, cicitnya. 
Aku membayangkan momen itu akan terjadi dalam kehidupanku nanti. Tapi kemudian aku tersadar jika kematian itu tak perlu menunggu tua, tak perlu harus sakit. Tahun ini, salah satu dari mereka sudah akan memasuki usia enam puluh. Usia yang membuatku sadar bahwa sebagai anak, aku harus selalu siap dengan apapun yang akan terjadi nanti. Meski mungkin aku tak pernah siap.
Paling tidak, aku harus mulai mengatur pekerjaanku, aktivitasku, dan semua hal lainnya agar membuatku menjadi lebih fleksible untuk pulang, dan nanti bisa pulang ke rumah menemani orang tua dan membuatnya selalu merasa terisi hidupnya. Agar mereka bisa merasakan telah berhasil mendidik dan membesarkan anaknya dengan baik.
Waktu yang berlalu tak seperti berlari, melihat keriput wajahnya yang semakin banyak, mudah lelah, dan semua hal yang tak kusadari karena aku terlalu sibuk dengan duniaku sendiri, karir, anak-anak, dan semua ambisiku saat ini. Aku mulai mempersiapkan perubahan skala prioritasku, mulai belajar dari teman-temanku yang lain yang telah kehilangan lebih dulu.
Dan pesanku untuk teman-temanku semua. Mumpung masih ada waktu. Mumpung kesempatan itu masih membentang begitu luas. Pikirkan lebih dalam lagi, sebenarnya apa yang ingin kita lakukan untuk mereka. Lakukan itu, sebelum kita tidak bisa melakukannya lagi. ©kurniawangunadi
362 notes · View notes
muara-angin · 4 years ago
Video
Langkah kita dalam perjalanan ini begitu berat, jangan-jangan disebabkan oleh kita sendiri yang membawa semua hal dalam “ransel” kita. Karena kita menganggap semuanya penting.
559 notes · View notes
muara-angin · 4 years ago
Text
Tumblr media
Palestine will be free; from river to the sea.
1K notes · View notes
muara-angin · 4 years ago
Text
Selamat Hari Raya
Tumblr media
Semoga Allah masih berikan kita kesempatan untuk merasakan ramadhan tahun berikutnya. Aamiin.
Selamat kembali kepada fitrah diri & selamat mensucikan hati. \(^_^)/
Ttd, keluarga besar tadika mesra.💐
68 notes · View notes
muara-angin · 4 years ago
Photo
Tumblr media
1K notes · View notes
muara-angin · 4 years ago
Text
TIDAK SEKUAT ITU
Orang yang kau pikir kuat itu, tak sekuat yang kau bayangkan.
Senyumnya di hadapanmu, bukan karena ia kuat, bukan. Ia hanya tidak senang saja, melihat orang lain sedih karenanya.
Ketabahannya di hadapanmu, bukan karena ia tangguh, bukan. Ia hanya tak mau saja, nampak lemah di hadapanmu.
Diamnya di hadapanmu, bukan karena ia tak punya masalah, bukan. Ia hanya tak mau saja, menambah beban pikiranmu yang nampaknya juga punya masalah.
Tapi, ia tak sekuat yang kau bayangkan.
Ia manusia biasa, ia juga merasakan kesulitan.
Banyak hal yang mampu membuatnya merasa bahwa dunia itu tidak adil, banyak hal yang mampu membuatnya merasa bahwa apa yang ia lakukan itu salah, banyak hal yang mampu membuatnya bersedih, bahkan untuk sekedar senyumpun, ia enggan.
Ia manusia biasa, ia juga berkeluh kesah.
Hanya saja, kau tak pernah tahu. Karena segala masalahnya, ia ceritakan hanya pada-Nya.
Di atas hamparan tempat ia bersujud, ia lampiaskan segala kesalnya, masalahnya, keluhnya, kesahnya, kekhawatirannya, kesedihannya, ia lampiaskan segalanya kepada Tuhan-Nya. Dinginnya malam selalu menjadi waktu yang tepat untuk mengeluarkan segala hal yang mengganjal di hatinya.
Bukan, bukan karena ia tidak mau bersosial, bukan. Hanya saja, ia tidak mau menambah beban teman-temannya dengan menceritakan segala permasalahnya. Dan baginya, itu merepotkan orang lain.
Bukan, bukan juga karena ia sok suci, bukan. Tapi baginya, itu sudah cukup menenangkan jiwanya. Karena ia paham, Tuhan tidak membalas jawaban hamba-Nya dengan sebuah obrolan, tapi melalui cara-cara mengejutkan. Yang pasti, ia percaya, apapun bentuknya, pastilah jawaban Tuhan itu selalu terbaik.
Orang-orang yang nampak kuat itu, tidak sekuat yang kau bayangkan.
Ia manusia biasa, Ia juga seorang hamba, maka ia pun tak lepas dari ujian-Nya.
TIDAK SEKUAT ITU Bandung, 15 Januari 2018
898 notes · View notes
muara-angin · 4 years ago
Text
Doa itu bukan hanya untuk mendekatkan yang jauh, bukan juga hanya untuk mengikat ia yang berserak. Kamu lupa, bahwa doa juga bisa menjauhkan yang tidak baik bagimu, apapun itu. Entah pada orang yang buruk atau pada pilihan yang salah. Doa itu manis, semanis hati yang tulus tanpa ingin diketahui.
Hari ini kamu akan belajar, soal doa yang pernah dilantunkan belasan tahun yang lalu, bahwa doa akan datang dengan apa yang kamu inginkan tepat pada waktunya. Buruk sangka yang dahulu pernah terucap, kini hanya bersisa penyesalan kenapa terlalu cepat kamu menghukumi sebuah doa.
Mari mulai melepaskan apa yang seharusnya dilepaskan, mulai menata langkah dan doa lagi untuk hari-hari berikutnya. Sebab doamu hari ini, pasti akan datang padamu suatu saat nanti, entah dengan jawaban yang sama atau lebih baik. Yang jelas ia pasti terbaik untukmu.
Tidak banyak orang yang yakin akan doanya, tidak banyak pula orang yang setia menunggu dengan apa yang di doakan. Doa itu unik, ada harapan dan rasa, ada khawatir dan gelisah, ada tangis dan bahagia. Tapi akhir dari doa akan selalu yang terbaik untuk manusia.
Mendoakanmu.
@jndmmsyhd
1K notes · View notes