Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Dia bajingan bagi orang yang mengerti
Setiap orang memiliki pendapatnya masing-masing, semua orang punya hak untuk berbicara dan mempunyai pendapat nya masing-masing. Setiap pendapat harus dipikirkan dengan baik dan di telaah dengan seksama. Harus mudah di mengerti dan logis. Mungkin akan banyak pertentangan, tapi..... Ini semua tergantung kepada dirimu sendiri.
"Boleh aku duduk di sini?" Tak ada jawaban, hanya anggukkan kecil yang didapat.
Wanita di samping ku terlihat begitu serius, aku berpikir mengapa dia bisa begitu serius dengan buku-buku tebal yang tampak kuno dan membosankan? Aku sering mencoba membaca buku-buku tebal seperti itu, tapi hasilnya malah mengantuk.
Ia membatin, bertanya-tanya penasaran, kepalanya penuh dengan letupan pertanyaan. Ingin bertanya, tapi takut menganggu si wanita yang tampaknya begitu serius dengan buku-buku tebal miliknya.
Sampai saat waktu- "Hei, apakah itu buku Leila S Chudori?" Akhirnya si pria mengeluarkan suara sambil menunjuk buku yang dimaksud.
"Ya.... Ini buku Laut Bercerita karya Leila S Chudori." Wah, suaranya pelan tapi masih bisa terdengar.
"Hei jika kamu sudah membacanya, apakah kamu menyukai tokoh utamanya? Apakah Biru Laut menurut mu seistimewa itu?"
"Tidak." Jawabnya.
"Mengapa tidak? Aku sering mendengar para perempuan berharap memiliki lelaki seperti Biru Laut. Bukankah lelaki pemberani, bijak, dan logis itu idaman para perempuan?"
"Memang, tapi aku tidak menyukai Biru Laut. Dia bajingan."
Yang bertanya terkejut, "apa yang membuatmu bisa berkata seperti itu?"
Si wanita menghela nafas pendek, bukunya ia tutup dan di letakkan. "Menurutku, Biru Laut memang sempurna. Ia bijaksana, pemberani, dan setiap omongan penjelasan dari mulutnya selalu logis. Tapi..... Aku agak sedikit kecewa ketika di mana pada salah satu chapter di dalam buku, Biru Laut mengambil kehormatan perempuan yang dicintainya. Mungkin memang terlihat biasa saja pada kejadian saat itu, namun dalam sisi perempuan, aku sedih. Seharusnya, Laut menjaga perempuannya, mungkin tokoh si wanita juga salah di sini, memang keduanya salah. Lebih mirisnya lagi, saat sudah diambil kehormatannya. Si wanita ditinggal mati begitu saja, apakah ada ucapan yang lebih pantas dari bajingan?"
Si lelaki terdiam, pendapat wanita ini ada benarnya.
Bukunya ditumpuk, bajunya di rapihkan. Wanita itu berdiri, bersiap mengarungi kembali tempat-tempat nyaman untuk ia singgahi.
"Hei, boleh aku tahu namamu?" Ia memberanikan diri bertanya.
"Panggil Dydy saja." Wanita itu pun pergi begitu saja.
Langkah dan pilihanmu.... Kamu pikirkan dengan matang dan logis.
Hei Dydy apakah kita bisa bertemu lagi?
6 notes
·
View notes