sebentuk doa dan harapan dalam coretan kehidupan || Perempuan biasa, yang sedang berproses menjadi lebih baik||♥#pink #green♥|| ♥Books♥
Don't wanna be here? Send us removal request.
Photo
Kalo beli bakalan mahal, padahal bahan sama cara buatnya gak susah... Bahan: 🍡1 kg Singkong kupas potong2 🍡Gula pasir 100 gr 🍡Santan kental 200 ml 🍡Tepung maizena 1 sdm encerkan 🍡Keju parut (optional) Cara buat : 🍡Rebus singkong sampai empuk sampai air agak susut, kemudian masukkan gula pasir sisihkan 🍡 Masak santan tambahkan tepung maizena sanpai kental dan beri garam secukupnya 🍡Sajikan singkong siram dengan kuah santan dan parutan keju..😋😋👌🏻 as simple as that #dapuremakhanif #singkongthailand
5 notes
·
View notes
Photo
Beberapa hari mager dan gak buatin cemilan, jadi beberapa hari cuma nyemilin pisang ato gak biskuit 😬😁 *maaf ya nak* hasil iseng tadi malem #snackmpasihanif #mpasihanif
3 notes
·
View notes
Photo
Hanif gak kalah sibuk dari emaknya, dia sibuk juga ama bukunya 😊😁 semoga suka buku ya nak sampe gede nanti, jadi anak emak yg sholeh yg rajin menimba ilmu..��🏻karna hanif itu investasi akhirat buat kami orang tua yg masih belajar jadi orang tua yang baik😊
1 note
·
View note
Photo
Bersabar dalam diam, bersabar dalam doa, dan bersabar dalam ikhtiar 😊 Buat semua yg sedang menanti, menanti apapun itu semoga Allah mudahkan, buat yang sedang menanti jodoh semoga Allah segerakan perbaiki niat perbaiki diri insya Allah jodoh pilihan Allah akan datang pada waktunya, buat yang sedang menanti hadirnya buah hati tetap sabar, doa itu sudah masuk "daftar antrian" Allah untuk diijabah...😊 Buat yg sudah menikah, tentunya harus menjaga perasaan yg belum menikah, jangan memborbardir yang belum menikah dengan pertanyaan "kapan nyusul?" Hanya karena merasa selangkah lebih maju.. 😊 sama halnya dengan yang sudah Allah titipkan amanah buah hati, harus berusaha menjaga perasaan yg sedang menanti, jangan malah menghantui dengan pertanyaan "udah isi?", karena saat itu sama saja kita mengusik hati dan perasaan mereka dari usaha bersabar atas ujian penantian dari Allah..Jangan sampai kesempurnaan hidup membuat kita lupa bahwa Allah jauh lebih sempurna dari apapun yang kita miliki. Karna gak ada yang benar2 milik kita, semua adalah titipan Allah yang bisa diambil kapan aja Allah mau... #babsabar #catatanhariini #catatanibupembelajar #nulislagi
1 note
·
View note
Photo
Seorang laki2 yg sudah bersedia menikahi seorang gadis artinya dia harus bersedia juga menggantikan kasih sayang sebagai ayah, ibu, kakak, dan adik dari gadis tersebut dalam satu dekapan sekaligus.. Iya, sy merasa beruntung memiliki kalian dalam hidup sy, seperti halnya bahagia memiliki keluarga baru disini.. ☺���😘😘 #becausewearefamily
0 notes
Photo
Tiga tahun pertama adalah periode emas pertumbuhan anak atau bahasa kerennya masa golden age tumbuh kembang anak 👪 masa dimana otaknya bekerja layaknya spons yg menyerap dgn cepat apa yg dia liat atau dengar, masa dimana dia jadi peniru apa yg kita kerjakan. Masa dimana dia butuh banyak sayang ❤️❤️❤️ dari orang2 disekitarnya, anak itu menurut penelitian gak butuh2 amat mainan mahal atau gadget canggih, kalo maen pake botol, toples emak, atau barang2 di rumah udah bikin dia happy..😊😊☺️ jadi yg bikin anak happy adalah keberadaan kita, nemenin mereka main itu yg jauh lebih berharga buat mereka..😊😊#belajarparenting #sharingiscaring #catatanibupembelajar
0 notes
Text
Yang menyedihkan selama ini adalah kita gak pernah sedih soal akhirat, kita selalu sedih soal dunia.
— Taufik Aulia
2K notes
·
View notes
Photo
Ikhtiar buat si anak sholeh yang lagi batpil..ada balsem telon, sama susu jahe..syafakallah nak..😊
0 notes
Photo
Di tengah kehectican masak hari ini bisa juga jadi,,si bayi yg dibiarin makn puding sendiri sukses jadi anteng, tapi si puding sukses ditumplek ke lante, dibejek2 jadilah baju ama lante berantakan...baguus nak, makasi siang2 gni jadi olahraga.. udah digantiin baju,,ternyata dia nemu gelas bekas kopi dan sukses juga itu gelas diacak2..😫😫😫makasi ya hanif atas kreativitasnya hari ini..❤️you nak...
0 notes
Photo
Soto ayam ala2... 🍗🍅🥘#mpasihanif #mpasi13month #dapuremakhanif
0 notes
Text
kebaikan rahasia
melamun tentang tipe istri terbaik, saya selalu teringat kepada ainun, emak athirah, lalu risa di sabtu bersama bapak. tokoh-tokoh ini–nyata ataupun tidak–hampir selalu sukses membuat saya mengevaluasi diri, sudahkah saya menjadi istri yang cukup baik?
ainun, athirah, risa: perjuangan mereka, pengorbanannya, begitu ruarr biasa. kalau ada benang merah yang bisa ditarik dari ketiganya, mereka itu sama-sama senang melakukan kebaikan rahasia. nggak ditunjuk-tunjukkan kepada suami, biar saja nanti suaminya tau sendiri.
bagi perempuan yah, melakukan kebaikan untuk suami dan keluarga itu gampang. ya iyalah! nalurinya begitu. tetapi melakukan kebaikan rahasia? itu yang susah. kebanyakan perempuan ingin “dilihat” oleh suaminya. belajar masak sedikit, kalau nggak disebut masakannya enak jadi sedih. habis dandan sedikit, kalau nggak dibilang cantik jadi sedih. inginnya di-notice dan dipuji terus. padahal kan, terus-menerus menjadi lebih baik adalah kewajiban yha, tidak perlu tepuk tangan.
jadi ceritanya, menjalani pernikahan jarak jauh itu sesuatu bagi saya. bagi seseorang yang masih level dada tiarap pengalaman dan ilmunya, saya beberapa kali ingin menyerah. karena jarang bertemu dan komunikasi sangat minim, hal-hal kecil bisa menjadi sumber masalah. rasanya ingin marah-marah.
tapi, terima kasih kepada tokoh-tokoh tersebut yang menjadi teladan saya, rasanya semua masalah (yang sebenarnya bukan masalah dan menjadi masalah hanya karena saya yang terlalu membesar-besarkan) menguap begitu saja. kalau bisa teleponan dengan mas yunus, saya bilang sama diri sendiri, “telepon aja susah. masak sekalinya bisa teleponan mau marah-marah?” begitu pula kalau ketemu, “bisa ketemu itu alhamdulillah banget, masak iya mau membahas yang nggak penting?”
saya jadi paham sih, kebaikan rahasia yang paling susah ternyata bukanlah bikin kejutan-kejutan, hadiah-hadiah–bukan! kebaikan rahasia yang paling susah adalah ketika kita harus menahan diri untuk tidak marah. adalah ketika kita memilih menelan rasa kecewa (yang pasti ada di setiap hubungan) lalu menggantinya dengan nasihat yang baik. adalah ketika kita memaafkan tanpa diminta, mendoakan sekuat-kuatnya.
saya juga jadi paham. kebaikan paling sederhana–yang wajib diberikan istri kepada suami–adalah berwajah cerah. seriusan, dia di luar sana pasti juga mengalami ujian, tantangan, cobaan. janganlah sampai saat bertemu dengan istri, bebannya malah bertambah-tambah. tetaplah menjadi seseorang tempatnya pulang, tempatnya memperoleh dan merasa bahagia.
rasa lelahmu, rasa marahmu, rasa kecewamu, rasa kesalmu, rasa sedihmu, atau apapun itu, tidak ada nilainya dibandingkan dengan nilai keluargamu, apalagi dengan pahala yang bisa kamu dapatkan apabila kamu ikhlas dan sabar selalu.
bagaimana kalau sekarang aturan mainnya menjadi begini: semakin rahasia sebuah kebaikan kamu lakukan, semakin bahagia dirimu. sesederhana itu. lakukanlah kebaikan sebanyak-banyaknya. rahasiakanlah sebaik-baiknya. lakukan setiap hari dan lihatlah apa yang berubah. tidak hanya kamu lebih bahagia, kamu semakin disayang olehnya. juga oleh-Nya.
1K notes
·
View notes
Text
RTM: Lima Fase Adaptasi dalam Pernikahan
Sudah memasuki tahun pernikahan yang ke berapa? Sorry, tidak bermaksud membuat yang belum menikah bersedih. Aku hanya mau berbagi yang aku baca tadi waktu nyiapin presentasi untuk acara seminar Ibuku. Lagipula setelah baca ini, yang belum menikah (dan sedang ngebet ke pelaminan) mungkin akan berhenti menganggap pernikahan sebagai jalan keluar ajaib dari satu problematika dan krisis dewasa awal: kesepian.
Ketika menikah, ada banyak hal yang harus disesuaikan. You name it: dari kebiasaan kecil kayak gaya nyimpen sendal; menghadap depan atau belakang, sampai prinsip-prinsip penting kayak pengasuhan. Nah, menurut hasil observasinya Mbak Michele Weiner Davis selama jadi konselor pernikahan, ada lima tahapan adjustment yang dilalui pasangan setelah menikah.
Tahap 1–Euforia perasaan
Ini pas pernikahan baru seumur seminggu dua minggu, sebulan dua bulan. Ada perasaan semacam, “Yeay, I’m lucky! Pasanganku perfect. Baik, romantis, pengertian. Aku ngga salah nikah sama dia!” Di tahap ini, jelas pasangan saling menerima dengan mudah. Wong yang diperlihatkan baru yang enak-enaknya aja.
Tahap 2–Mempertanyakan
Di tahap ini, mulai nih ketahuan keburukan-keburukan pasangan yang bikin ngga sreg. Muncul deh bisikan2 kayak, “Ih ternyata dia orangnya ga asik. Kok dulu aku mau ya nikah sama dia?” Ada godaan untuk menyesali pilihan kita untuk menikah. Ada keraguan apakah kita menikahi orang yang tepat? Mulai nih ada guncangan. Konflik. Jedar jeder boom.
Tahap 3–Mengubah
Muncul deh kebiasaan natural manusia untuk merasa dirinya paling benar, sehingga pasangan mesti ikut cara dia, pasangan mesti berubah karena dia inginnya gitu. Titik. Tutup buku. The end. Nah akhirnya muncul tuntutan, “Kamu nggak boleh gini kalau mau kita bertahan. Kamu harus berubah!”
Berubah jadi lebih baik itu emang perlu. Tapi ngga dengan mengendalikan, merendahkan, menganggap diri sudah final, menganggap diri paling benar. Cara yang baik sih memulai dari diri sendiri. Evaluasi bersama, apa yang bikin berantem. Tidak mungkin terjadi konflik kalau kedua pihak tidak ngotot merasa yang paling benar. Jadi pasti dua pihak punya kontribusi dalam konflik.
Tahap 4–Menerima
Di tahap ini, mungkin karena proses pembelajaran dan pertambahan perspektif, pasangan mulai ngeh bahwa ada hal yang bisa diubah, tapi ada juga hal yang ngga bisa diubah dari pasangannya. Satu-satunya cara untuk bertahan adalah dengan menerimanya plus sedikit santai, “Yaa dia emang bawel sih orangnya. Tapi gimana ya, aku terlanjur sayang…”
Tahap 5–Melanjutkan hidup bersama apa adanya
Di tahap ini, semua tuntutan2 itu sudah lapur. Tertelan oleh penerimaan, pemaafan, dan pemahaman. Penerimaan utuh atas pasangan benar-benar tercapai.
Apapun yang terjadi, kamu dan pasangan hanya ingin tetap jadi pasangan selamanya…..sampai maut memisahkan.
Perlu banyak humor dan kemampuan menertawakan masalah untuk bisa sampai ke tahap ini.
Pssst….dan kata Empunya observasi ini, hanya 50% pasangan yang bisa sampai ke tahap ini. Deziqq.
(foto dari pinterest)
Jadi happy ending dalam pernikahan itu ada? Ada. Tapi lihat dulu jalannya. Yang jelas ngga semulus yang diceritakan dongeng-dongeng. Happy ending dalam pernikahan itu lahir dari proses yang panjang. Dan mendaki. Bukan pula berupa rangkaian cerita manis setiap saat. Tapi justru melalui kekacauan, konflik, perbedaan, huru-hara, perang dunia, tapi di akhirnya pasangan tetap bisa tertawa sambil berkata, “Aku tetep sayang!”
....
Have a safe journey!
641 notes
·
View notes
Photo
# Tidak Merayakan Hari Ibu, Karena Hari Ibu Saya Setiap Hari
Agama Islam dan tabiat hati nurani manusia mengajarkan bahwa Ibu memang harus dihormati dan wajib berbakti kepada Ibu mengingat jasa Ibu yang tidak akan bisa terbalaskan. Bahkan kita tidak akan bisa membalas jasa kabaikan Ibu sebagai orang tua kita walaupun kita berbuat baik dengan segala upaya kita.
Diriwayatkan Dari Abi Burdah, ia melihat Ibnu Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang thawaf di sekitar Ka’bah sambil menggendong ibunya di punggungnya. Orang yaman itu bersenandung,
إِنِّي لَهَا بَعِيْرُهَا الْمُـذِلَّلُ – إِنْ أُذْعِر��تُ رِكَابُهَا لَمْ أُذْعَرُ
Sesungguhnya diriku adalah tunggangan ibu yang sangat patuh.
Apabila tunggangan yang lain lari, maka aku tidak akan lari.
Orang itu lalu bertanya kepada Ibnu Umar, “Wahai Ibnu Umar, apakah aku telah membalas budi kepadanya?” Ibnu Umar menjawab,“Engkau belum membalas budinya, walaupun setarik napas yang ia keluarkan ketika melahirkan.”[1]
Hari Ibu setiap hari
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,
والأم أحق من أن يحتفى بها يومًا واحدًا في السنة، بل الأم لها الحق على أولادها أن يرعوها، وأن يعتنوا بها، وأن يقوموا بطاعتها في غير معصية الله -عز وجل- في كل زمان ومكان.
“Seorang ibu lebih berhak untuk senantiasa dihormati sepanjang tahun, daripada hanya satu hari itu saja, bahkan seorang ibu mempunyai hak terhadap anak-anaknya untuk dijaga dan dihormati serta ditaati selama bukan dalam kemaksiatan terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala, di setiap waktu dan tempat.”[2]
Demikianlah kita diperintahkan, bahkan berbakti kepada Ibu didahulukan daripada berbakti kepada Bapak.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’”[3]
Pandangan islam terhadap perayaan hari ibu
Hari ibu dirayakan setiap tanggal 22 Desember, berikut fatwa Al-Lajnah Ad- Daimah (semacam MUI di Saudi) mengenai hal ini.
Pertanyaan :
في أي يوم بالضبط يحتفل المسلمون بعيد الأم ؟
Kapan tanggal yang tepat untuk memperingati hari ibu?
Jawaban:
لا يجوز الاحتفال بما يسمى: عيد الأم، ولا نحوه من الأعياد المبتدعة؛ لقول النبي صلى الله عليه وسلم:
من عمل عملاً ليس عليه أمرنا فهو رد ،
وليس الاحتفال بعيد الأم من عمله صلى الله عليه وسلم ولا من عمل أصحابه رضي الله عنهم ولا من عمل سلف الأمة، وإنما هو بدعة وتشبه بالكفار.
Tidak boleh mengadakan peringatan yang dinamakan dengan peringatan hari ibu, dan tidak boleh juga memperingati perayaan peringatan tahunan yang dibuat-buat (tidak ada tuntunannya dalam al-Qur’an dan As-sunnah, karena perayaan yang dilakukan tiap tahun yang diperbolehkan dalam Islam hanya idul fitri dan idul adha).
Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wassalam bersabda, “Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak pernah kami tuntunkan, maka amalan itu tertolak”
Perayaan hari ibu Tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam, para sahabat radhiallahu anhum dan para Imam Salafus Shalih. Perayaan ini adalah sesuatu yang diada-adakan dan menyerupai orang kafir (tasyabbuh)[4]
Disempurnakan di Lombok, Pulau seribu Masjid
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
[1] Adabul Mufrad no. 11; Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih
[2] Majmu’ Fatawa wa Rasa’il no. 535 2/302, Darul wathan, 1413 H, syamilah
[3] HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548
[4] Sumber: Fatawa Komite Tetap Kajian Ilmiah dan Fatwa Arab Saudihttp://alifta.com/Fatawa/FatawaChapters.aspx?View=Page&PageID=36&PageNo=1&BookID=23
https://muslimafiyah.com/ga-ngerayain-hari-ibu-karena-hari-ibu-saya-tiap-hari.html
__ Follow akun: Instagram : raehanul.com/instagram Telegram : raehanul.com/telegram LINE : raehanul.com/line FB: raehanul.com/facebook
6 notes
·
View notes
Photo
Menu ngasal hari ini, "Sup oyong kuah udang + telur rebus"..udah bingung juga mau bikin apa..dari semalem udah kepikiran sisa bahan yg ada, trus pikirin mau diapain, paginya tinggal dieksekusi 😄☺️ maaf ya nak, maem buat hanif kadang ngebosenin, tapi tau gak nak disetiap makanan yg mamak buatin selalu ada ❤️❤️❤️ terselip disana sebagai bumbunya *halah, gini ni kalo emak2 nyoba gombal* #mpasihanif #mpasi13month
0 notes
Video
Biasanya dirumah maen muter2 gini pake embernya baloq ya nak..😄😄
0 notes
Photo
Udah lama gak update mpasi hanif..hari ini menunya Bakso tempe 4* :):) Tinggal dimam pake nasi hangat..
0 notes
Text
“Kuliah, pusing. Mau nikah aja.”
“Kerja, pusing. Mau nikah aja.”
“Nanti nikah pusing juga, mau apa lagi?”
Bukan. Bukan begitu. Menikahlah bukan karena lelah dari kehidupan. Tapi menikahlah karena butuh diringankan dan meringankan beban pada saat yang sama.
Bukan. Bukan begitu. Menikahlah bukan karena ingin lari dari kenyataan. Tapi menikahlah karena ingin saling menguatkan hadapi kenyataan.
Bukan. Bukan begitu. Menikah bukanlah tentang kamu saja yang harus dijaga perasaan dan dibahagiakan hidupnya. Menikah adalah tentang sama-sama menjaga perasaan dan sama-sama membahagiakan.
Menikah bukanlah pelarian yang akan melepas beban-beban hidupmu. Menikah adalah tentang penyatuan dua kekuatan untuk membawa beban yang sudah ada sebelumnya. Menikah adalah tentang berkawan, saling berbagi dan menerima. Menikah adalah tentang membangun masa depan dan mencapai impian sama-sama.
Maka bayangkan, apa jadinya bila dua orang yang saling lari dari kenyataan hidup kemudian bertemu dalam satu bingkai pernikahan? Ya, barangkali mereka akan saling melarikan diri pada akhirnya.
— Taufik Aulia
5K notes
·
View notes