minervadin

[minervadin]

Jadi gini, gue (akhirnya) sudah menikah. Kenapa harus pake tanda kurung karena lika likunya benar-benar ribet dan emang 2020 itu ya literally ribet dan kampret banget. Gue tidak akan bersusah payah bikin resolusi yang muluk-muluk cukup rezeki yang banyak aja dan sehat. Buat yang punya resolusinya menikah di 2021, semoga terlaksana dengan baik. Buat yang masih belum mau nikah atau jomblo....ya trus kenapa? Apa yang salah dengan belum menikah dan masih sendiri?

Jadi gini, pernah suatu waktu ngobrol sama suami (yhaa) tentang beberapa kerabat yang masih jomblo padahal umurnya sudah matang untuk menikah, teman-teman gue juga ada yang nyeplos masih gini-gini aja (jomblo) sementara circlenya udah pada nikah semua. Sebagai orang yang sudah menikah dan punya akal sehat serta logika yg jalan, sudah pasti barang tentu nasihat gue adalah....jangan menikah buru-buru apalagi karena tekanan pergaulan. No, i am not talking about mine, hanya saja pernikahan memang bukan hal yang mudah. Pernikahan itu adalah proses adaptasi seumur hidup. Jika lo masih dalam proses beradaptasi dengan diri lo sendiri, maka jangan dulu menikah. Focus on yourself, find yourself first and love yourself afterwards. When you can accept whoever you are then you can accept someone else into your life.

Jika dalam prosesnya lo menemukan bahwa lo merasa jauh lebih baik dan bahagia sendiri maka, tidak ada keharusan bagi lo untuk menikah. Hell to everybody and their stereotype. The world is much bigger than we think, untuk bisa bahagia, untuk bisa terus berbuat baik dengan sesama, untuk bisa khusyuk beribadah, untuk bisa lebih dekat dengan Tuhan tidak harus dengan menikah. Enjoy yourself first before you enjoy in companion. Just... please make a better version of yourself.

[minervadin]

We produce destructive people by the way we are treating them in childhood.

Alice Miller (via quotefeeling)

[minervadin]

Be the person you are. Never try to be another, and you will become mature. Maturity is accepting the responsibility of being oneself, whatsoever the cost. Risking all to be oneself, that's what maturity is all about.

— Osho

[minervadin]

folklore, available tonight at midnight

[minervadin]

[minervadin]

“Because the world is so full of death and horror, I try again and again to console my heart and pick the flowers that grow in the midst of hell.” - Hermann Hesse, Narcissus and Goldmund

[minervadin]

[minervadin]

“She wondered why there were only two kinds of weather: hardship in the morning, and tribulation at night.”

— Colson Whitehead, The Underground Railroad

[minervadin]

Living “normal” in an “abnormal” World

Udah berapa lama kalian di rumah aja? Saya aja sampe ga ngitung udah berapa minggu terlewati dalam keadaan kayak gini, meskipun gak full isolation juga sih karena kadang harus keluar untuk ngantor. Gimana keadaan kalian? I am apparently fine but honestly i do not know exactly whether i am indeed fine or not, mentally.

Work from home actually works well tapi kadang exhausting juga ya karena some people in their higher position ini gak pernah liat tanggal dan jam kapan kerja, kapan libur, dan kapan istirahat. Ini yang bikin mau buru-buru masuk kantor beneran. At some points, kayaknya ini juga yang bikin stress.

Sepanjang masa karantina ini gak banyak yang saya lakukan juga sih, Corona ini gak lantas menjadikan saya jadi rajin masak, rajin beresin kamar, atau hal-hal yang basically doesn’t me at all tapi bukan berarti semua malah jadi acak kadul ga karuan ya, but you know what i mean lah. Saya malah lebih fokus untuk mencari cara supaya saya tetap “normal” di tengah keadaan yang “abnormal” ini. And, believe me it was hard. It is.

I’ve been through all moments, mulai dari menikmati sampai bener-bener jenuh dan mungkin hampir ngalamin cabin fever atau mungkin udah. Sampai detik ini saya ngetikpun juga i just don’t know what to do anymore, tetap mencoba untuk gak break the rules selama masa-masa kayak gini aja udah sujud syukur. Everybody in every aspect of their lives reached the lowest point. I postponed my wedding, somehow people may think that it’s unfortunate tapi kalo diliat-liat lagi buat saya itu major poin sih, banyak juga hikmahnya.

So, how to stay sane when the world seems crazy right now? Saya gak ada cara jitu tapi kayaknya tetap menjalankan rutinitas sebagaimana mestinya itu cukup membantu deh. I work when it’s time for me to work dan milih-milih kerjaan juga, olahraga rutin sebagaimana saya olah raga sebelum masa-masa kayak gini, tryin’ to see things in other perspective kayak gak semua hal yang gagal dilakukan karena terhambat Corona itu jelek pasti ada gantinya dalam hal lain. Do something that makes you happy (kayaknya mau Corona atau engga ini penting untuk dilakukan), seharian marathon-an Netflix is okay kok, atau bebas check out keranjang belanjaan Tokped dan Shopee juga worth the mental health kok meskipun kalo kelewatan malah not worth your penny sih hahaha. Just do it kalo kata slogannya Nike, dalam masa-masa kayak gini mental health perlu banget dijaga supaya kesehatan fisik juga ga mudah drop.

You can through this, we can. Hold on a lil bit longer to see the brighter future

[minervadin]

I'll send you all my dreams everyday in a letter

Sealed with a kiss

[minervadin]

When Sherlock is judging and dissecting you…..

[minervadin]

Benedict Cumberbatch Plays With Puppies While Answering Fan Questions - Buzzfeed interview, November 1 2019

[minervadin]

Sing, sing a song. Make it simple to last

Your whole life long

[minervadin]

[minervadin]

[minervadin]

200118 ahuypham

[minervadin]

“There comes a time in life when you walk away from all the drama, and the people who create it. Surround yourself with people who make you laugh, forget the bad, and focus on the good. Life is too short to be anything but happy. Falling down is part of life. Getting back up is living.”

—