Don't wanna be here? Send us removal request.
Audio
Malam kota lamaku....
Mendengarkan bait-bait awal lagu ini mengingatkan saya akan waktu-waktu di Pekanbaru, tempat dimana saya menghabiskan 3 of 27 tahun keberadaan di dunia. Agak meleset perumpamaannya karena disana nggak ada kereta. Cuma saya rasa vibes-nya mirip-mirip lagu ini.
Bandara Sultan Syarief Kasim II tahun 2017, pesawat Citilink Penerbangan PKU-JOG. Di tepi jendela, seperti kisah hidup saya 3 tahun ke belakang diputar ulang bersama sakit-sakit lama maupun baru. Ada airmata tetapi bukan tangis, ada kosong tapi bukan derita.
Nggak tahu. Momen dimana saya merasakan hidup saya direset ulang. Keyakinan yang saya bawa saat pulang. Saya pasti bahagia. Tidak ada tanda tanya, tidak ada tanda seru. Saya akan menjalani segalanya sampai titik. Cukup.
Kemudian penerbangan kali itu membawa saya menyadari banyak hal. Ada jutaan hikmah yang saya bawa kembali pulang. Mungkin saya tidak bawa harta yang banyak seperti Bilbo setelah perjalanannya berpetualang, saya cuma bawa sekoper pakaian yang tidak ada apa-apanya dibanding segala pelajaran yang telah Pekanbaru berikan untuk saya.
0 notes
Text
saat aku menengok ke belakang
....rasanya seperti sudah bertahun-tahun berlalu. Ketika duniaku terbagi antara kata sebelum dan sesudah. orang-orang bilang aku sedang menjalani madrasah paling tinggi dalam kehidupan. banyak suka, lebih banyak duka l,ebih banyak lagi antara pahala dan dosa, juga tidak jarang abu-abu. Kadang cuma perlu ilmu menyikapinya, kadang juga butuh kesabaran, paling baik pengertian. karena sepertinya manusia itu memang tidak pernah adil kepada sekitarnya, bahkan kepada keyboard yang tengah dipakainya mengetik. Jadi yang ada dan yang bisa (katanya) yang mana yang lebih mengalah.
0 notes
Text
Ibu saya mendadak ngefans Nick Carter. Hal yang seharusnya terjadi puluhan tahun yang lalu saat Backstreet Boys lagi laku-lakunya (dan ganteng-gantengnya). Tiap pagi, As long as you love me dan I want it that way jadi sarapan wajib sekeluarga. Baru setelah dua lagu itu diputar menyusul ceramah Kiai Anwar Zahid, Gus Muwafiq. Karena aplikasi musik online-nya belum berbayar, jadilah playlist itu suka nyampur dengan lagunya Tulus dan Nadine Amizah kadang-kadang Bang Haji Rhoma Irama. Ya, seabsurd itu playlist Ibu. Kalau tidak ketemu dua lagu di awal, niscaya youtube diserang, streaming sampai puas lihat Nick Carter waktu muda. Saya jadi bulan-bulanan diteror paket data.
Yes, She is my mom. Yang saat beliau seharusnya ngefans berat Backstreet boys th 1990 an, beliau melewatkannya dengan membesarkan saya dan kakak. Ibu menikah muda di usia 21 tahun dengan Bapak. Di usia yang sama, saya masih goleran bangun siang di asrama menanti pintu dapur dibuka untuk sarapan. Praktis tenaganya, waktunya, pikirannya di usia dua puluhan dipenuhi tentang saya dan kakak. Tahun-tahun kami kecil dilalui dengan didikan Ibu yang keras. Belajar adalah nomor satu dan sebagian besar waktu malam Ibu dihabiskan menemani kami belajar.
Sampai saat ini, Ibu sudah menjadi Ibu selama 31 tahun. Selama waktu itu, beliau tidak pernah bepergian jauh, paling lama ke Jakarta 3 hari, tidak berwisata dan tidak jajan yang aneh-aneh (malah saya yang suka aneh-aneh). Ketika saya pulang bekerja (baik siang atau malam) meja sudah tersedia makanan meski sesederhana sambal. Lingkupnya bergaul seputar rumah saja.
Dulu saya pernah bertanya-tanya, apakah ibu tidak bosan menjadi ibu-ibu? Tidak adakah mimpinya untuk menjadi bebas? Tidak inginkah beliau berlari ke dunia di luar tempurungnya?
Saya punya jawabannya hari ini. Diberikan oleh Nick Carter tahun 90an (bukan Dilan yha). Menjadi Ibu mengaburkan hasrat paling dalam seorang wanita akan dunia, membuatnya mengabdikan diri untuk kebahagiaan manusia-manusia lain yang disebutnya keluarga. Oleh sebab itu saya jadi sadar akan satu hal maha penting. Saya, kakak dan bapaklah penyebab Ibu telat ngefans sama Nick Carter, lain kali saya minta bapak dan kakak giliran deh ngisi kuota data di hp ibu.
0 notes
Text
I don't build a story anymore. Sebuah kesadaran yang menghantam saya dengan telak pun tiba-tiba. Saya jarang sekali buka komputer ataupun mengetik di ponsel, padahal dulu saya melakukannya setiap malam. Berandai-andai bisa merajut takdir hidup manusia meski dalam khayalan. Writing for me is privilege, akses khusus yang saya nikmati sendiri kapanpun dimanapun. Tulisan yang sebagian besar tidak bermutu dan menceritakan mimpi-mimpi besar. Apa karena akhir-akhir ini saya jarang baca fiksi? sebulan terakhir saya menghabiskan waktu membaca Max Havelaar dan berupaya menuntaskan Madilog, daftar tunggu berikutnya adalah Homo Sapiens milik Yuval Noah Harari. Benak saya mendadak kering akan ide-ide gila kehidupan manusia. Saya kangen banget nulis fiksi, meski sejauh ini cuma buat konsumsi pribadi. Cuman rasanya otak ini keburu puyeng tiap kali harus memikirkan langkah kreatif menceritakan hidup manusia. Fix, bulan depan (usai saya selesai baca homo sapiens) saya kudu berburu novel-novel ringan yang renyah untuk bacaan sore hari, kalau dunia tidak sedang hujan (dan saya tidak dijagakan).
0 notes
Text
I have nothing to lose. Segala sesuatu dalam hidup saya, bahagia maupun duka, saya yakin semua adalah yang terbaik, yang akan tetap saya alami bagaimanapun juga takdir buruk dilawan, bagaimanapun jua takdir baik dikejar. Yang saya mampu hanya berupaya. Hasil akhirnya merupakan hak prerogatif Sang Pemilik Semesta.
0 notes
Text
Siapakah kamu dalam hidup ini? Dimanakah kamu berada jika saat ini kita berada dalam cerita? Adakah petunjuk bahwa kita semua pemeran utamanya?
Buat saya, selamanya saya adalah pemeran kedua. Tokoh utama dalam hidup saya adalah kakak satu-satunya. And she is awesome. Dia bangkit di saat semua orang terjatuh, merangkak saat tak mampu melangkah dan dia tetap mekar saat yang lain berguguran.
Ada suatu masa dimana saya kira tidak akan pernah ada matahari bersinar dalam hidup kami. Saya kira badai ini adalah kutukan yang bertahan. Siapa yang menguatkan saya? Kakak. Dia tidak berbicara dengan lisannya, dia cukup mengambil alih kendali dan memaksakan kapal berlayar kembali. Jika kapten tak hendak bergerak, ia tinggalkan kapal dan berlayar dengan sekoci, kembali di saat-saat genting sambil terus memperhatikan kapal yang bergerak tak tentu arah ini.
Buat saya, effort nya adalah peran yang cuma bisa dilakukan dia. Tetapi ia sudah terlalu lama pergi, sementara aku menatapnya dari kapal, ia masih berlayar dengan sekoci mencari bahagia sendiri. Dia adalah sebenar-benarnya manusia tangguh. Dia hidup dengan jalannya sendiri, berhenti merengek sejak badai tumbuh dan mencari hidup yang diimpi-impikannya.
Jelas ia banyak kekurangan. Ia tidak banyak berbaur, ia diam, ia tak banyak bicara dan ia memendam semua kesakitannya. Pada akhirnya saya hanya bisa berdoa. Ya Tuhan, saya ingin dia bahagia, sebahagia-bahagianya. Saya ingin dia melupakan semua kesakitan yang pernah diderakan untuknya. Hilangkanlah semua sedih yang harus menimpanya. Biarkan dunia ini selalu berada di genggamannya, biarkan ia tersenyum selama-lamanya. Pada akhirnya, ia harus lebih bahagia dari semua orang di dunia ini. Saya mohon.
0 notes
Text
Manusia tidak akan pernah tahu rasanya menjadi orang lain, menjadi yang tidak ia alami. Manusia menghakimi sebagaimana ia mampu melihat yang kasat mata. Tampak di hadapannya saja, bukan sonography yang mampu memindai dalamnya lautan.
Manusia tak putus berharap untuk hidup selamanya, pada kekekalan yang tak dijanjikan dan merancang hal-hal yang jauh di depan. Melupakan sedikit hari ini dan kemarin, berlomba-lomba menghidupi masa depan yang tidak ia tahu datang ataukah hilang.
Kalau jalan terakhir kita adalah mati, hidup merupakan labirin. Miliaran manusia memasukinya. Ada yang mendapat jalan terjal, jalan yang lapang penuh cahaya matahari, jalan yang gelap, kadang tanpa penerangan. Kita seperti semut yang meraba-raba jalan keluar dari telinga. Kadang berpapasan dengan kotoran, kadang bersih tanpa hambatan. Labirin itu kita hujat pun kita puja-puji. Kadang diri kelelahan menepi. Untuk satu tujuan. Tidak peduli sebentar atau lama jalan keluar ditemukan, pada akhirnya perjalanan kita berakhir...di satu titik temu...
0 notes
Text
Apakah aku akan bahagia?
Pertanyaan ini yang berkali-kali muncul dalam setiap fase kehidupan saya, I'm a thinker sejak belia, dan hal-hal yang membersamainya kadang menjadi pemberat dalam tiap keputusan melangkah. Bisakah saya tetap bahagia apapun yang terjadi pada keputusan itu?
Buat saya, Penyesalan adalah hukuman terberat dalam sejarah manusia. Bagaimana jika, andai, bila... Dapatkah kita mengembalikan pemberian untuk memilih yang lain? mencoba yang belum? atau sekedar merasakan yang tidak?
Terlalu berat untuk merasakan hal yang salah, menyiksa rasanya mempertimbangkan kemungkinan lain yang tak terambil, kemudian perasaan itu terus menggantung di salah satu sudut rasa seumur hidup...
Pada suatu titik, perasaan itu akan menjadi keputusasaan kronik. Kumulatif dari racun-racun yang terpelihara mendongkrak jiwa. Jika itu Anda, bisakah rasa sesal itu diterima dengan penuh syukur?
Apakah ada caranya memaknai sesal pada sudut yang lain? Yang tidak ada pahit-pahitnya. Yang cukup diiyakan kemudian dibiarkan lewat saja?
0 notes
Text
Reminder for the living
Saya ingat pernah bertanya pada ibu saya apa manusia itu harus baik? Apa semua manusia baik? Apa kita harus baik pada manusia lain? Ibu saya bilang, sulit menjadi manusia yang baik, tapi terus berusahalah.
Ternyata ibu saya benar, menjadi baik itu sulit sekali. Ada saja perilaku manusia (termasuk saya) yang membuatnya tidak disukai. Saya jadi merasa kalau perbuatan baik itu sia-sia kalau tidak ada umpan baliknya ke kita. Apa saya jadi orang jahat aja ya?
Saya pernah bandingkan hidup orang lain di sekitar saya. Dia orangnya engga baik-baik banget, dia baik kalau ada perlunya saja, tapi hidupnya mulus banget kayak jalan tol baru diresmikan. Yang lain, yang jelas hidupnya berusaha baik ke orang, hidupnya malah cenderung susah, sering dapat cobaan. Hmm...ada yang engga beres...
Ternyata saya salah. Bukan begitu timbangan Yang Maha Kuasa. Wejangan ini ga terkait kebaikan, tapi related banget sama cara Allah membalas setiap perbuatan. Kalau kamu bekerja untuk gaji 1 juta tapi kamu melakukannya seperti sedang bekerja untuk gaji 2 juta, maka Allah kembalikan 1 juta hitungan manusia itu dalam bentuk lain, orangtua sehat, anaknya sholeh/sholehah et cetera... Saya jadi mulai terbuka nih pikirannya...
Mungkin secara kasat mata, pandangan manusia, perbuatan baik itu sia-sia kalau orang lain itu nggak membalasnya (kayak saya tadi huhu...), tapi bisa jadi Allah yang akan balas. Sometimes orang-orang bilang kalau kamu baik kamu akan dimanfaatkan, diberdayakan sehabis-habisnya, dan most of it was true. Tugas kita percaya, nggak ada perbuatan baik yang sia-sia di mata Allah. Semuanya sudah dihitung bahkan yang sekecil biji zarrah.
Dan buat yang masih suka memanfaatkan kebaikan orang lain, ada orang bijak pernah berkata orang baik itu biasanya hanya baik, mereka enggak bodoh. Jadi berhati-hatilah dengan hati orang lain. Eaaaaaa......
0 notes
Text
Drakor Time...
Drama ini lagi ongoing tapi season 1-nya booming banget taun 2017 lalu. Review-nya juga bagus-bagus. Aktornya papan atas semua. Genre-nya mantep banget, kriminal, mistery, politik. Singkatnya, ga ada alasan buat nye-kip ini drama dari daftar tontonan. Yep, Secret Forest 2.
Masih dibintangi Bae Doona as Han Yeo Jin yang kini naik pangkat jadi Inspektur, Cho Seung Woo sbg Hwang Shi Mok, jaksa pembela keadilan dan kebenaran bermuka datar tanpa emosi. Mereka kembali bertemu dalam Tim Reformasi pembahasan kewenangan investigasi. Jadi ceritanya kejaksaan sama polisi tuh rebutan hak investigasi gituu. Mereka di tim ini pun mulai mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung pendapat mereka. Yang dibahas nggak jauh-jauh seputar korupsi, kolusi dan nepotisme di kalangan internal kejaksaan dan kepolisian sekaligus konglomerat. Hubungan dua institusi ini pun makin tegang saat sebuah kasus penculikan melibatkan pihak-pihak mereka.
Berat banget yakinlah. Drama yang bikin kepala pusing sekaligus gemes. Buat yang belum nonton season 1-nya, saya rekomendasikan nonton sekalian, biar nggak bingung kek saya. Sebenere plot nggak ada hubungannya, cuman nih mereka tuh masih sering bahas-bahas kejadian terkait di season 1, kan jadi penisirin saya mah.
Dibanding season 1, drama ini terlalu politik. Seru but plain kayak cappuccino kebanyakan susu. Buat saya lebih asik kalau mereka ini lebih fokus ke penculikannya aja kali, jadi nuansa mistery-nya lebih kental. But so far so good, masih ada yang bikin betah nungguin episod nya mben minggu. Yes, Shi Mok sama Yeo Jin yang bikin gemes. Mudah-mudahan writer-nim nya bener2 bikin mereka terlibat romance di season ini.
0 notes
Text
an introvert disguising themselves as extrovert. Itu yang bikin dunia ini melelahkan. Rasanya seperti kebahagiaan dunia ini adalah tanggung jawabmu sepenuhnya. Tukang mikir, gak enakan, perfeksionis sekaligus idealis. Nah loh?
0 notes
Text
Waktu saya masih usia belasan tahun, kakak adalah pusat gravitasi hidup saya. Beliau perempuan, so am I, jadi praktis, apapun saya mencontoh dia. Terutama tentang selera bermusik. Dia suka Sheila on 7 saya ikut gandrung, mengelu-elukan Brian Mc Fadden saya ikut dengerin lagu-lagu Westlife. Selera musik kami hampir sama di saat-saat mulai bertumbuh.
Once upon a time, kakak saya lagi gila banget sama Green Day jaman American Idiot. Waktu itu Boulevard of Broken Dreams lagi booming banget di radio, dua kali sehari pasti diputer. Waktu itu sampai kakak saya ngotot buat beli kaset albumnya. Harga orinya 100.000 kalo gak salah. I'm 11 y.o iya-iya wae disetelin musik preman (kalo kata ibu saya).
American Idiot adalah karya yang luarbiasa. Saya suka vokalnya Om Billie Joe Armstrong. Semua lagunya juga bagus-bagus. Saya sampai hafal lirik lagu di side A dan side B-nya. Musik yang kalem sampai yang kurang ajar pun ada ( lagu American Idiot khususnya ditujukan sebagai kritik terhadap pemerintahan Presiden George Bush yang deklarasi perang). Track favorit saya adalah Give Me Novacaine sama Dearly Beloved, salah satu subjudul di lagu Jesus of Suburbia.
Dari situ saya mulai ngikutin perjalanan bermusik band punk rock asal Kanada ini. Lagu-lagu di album yang selanjutnya juga nggak kalah bagus. Saya masih suka musik mereka (apapun yang orang lain bilang). 21st century breakdown, 21 guns, The Forgotten, Restless Heart Syndrome, Oh!Love, Oh Yeah. Terakhir, saya suka banget cover lagu Manic Monday-nya The Bangles yang dinyanyiin Om Billie Joe.
Bisa dibilang, mereka ini salah satu bentuk konsistensi dalam hidup saya. Saya tumbuh mendengarkan lagu-lagu mereka. Saya jadi punya mimpi, suatu hari pengen liat Billie Joe Armstrong, Tre Cool sama Mike Drint perform langsung😆. Kesampaian ga ya?
0 notes
Text
Berbahagialah yang terluka, mungkin saja sebagian doa-doamu sudah terjawab. Yang terakhir sedang diedit ulang untuk diberikan dalam bentuk yang lebih baik. Percayalah pada kata-kata yang telah luruh ke dua tanganmu yang tengadah.
Tuhanmu Maha Baik. Diberikannya padamu luka, agar kamu tahu arti lapang, bagaimana sabar. Boleh jadi usaha sia-sia di matamu, tapi Rabb-mu yang maha menimbang menilai sekecil apapun lelah. Percaya Dia saja dan sudahi semua putus asa.
Ingat "apa yang melewatimu tidak akan pernah menjadi takdirmu, dan apa yang ditakdirkan untukmu tidak akan pernah melewatkanmu"
0 notes
Text
turtle
In the middle of the rain, you walk too slow behind me. Watch your step in a drenched coat and i wonder if you’re looking at me too. How can I talk to you? ask what’s your favourite football club or music you listened or the camera you used. We’re looking so similar yet different. Is it true that you’re seeing her? is my first question. do you respond her seriously? is my second question. But you’d be forever my crush, black turtleneck shirt man. In your eyes, everything look so dark, in the depth of your glance, my heart lies.
0 notes
Text
Drakor Time....
Lagi rajin, makanya mau share lagi drama korea favorit sayaa yang tentunya jadul, wkw
Judulnya Age of Youth 2, tayang di JTBC th 2017. Sebenernya ada season 1 nya, dan ceritanya ada nyambung-nyambungnya gitu sama yang season 1 tapi enggak bakal bingung kok kalau cuma mau nonton yang kedua.
Seperti drakor lain, AoY 2 ini punya 14 episode. Ceritanya tentang 5 orang gadis muda yang ngontrak di sebuah rumah bernama Belle Epoque. Yoon sunbae,udah keterima kerja di sebuah agensi hiburan. Ye Eun, kuliah lagi setelah setaun cuti karena trauma di-abuse sm cowoknya (ada ceritanya di season 1). Song Ji Won, si mesum koplak yang mulai menggali ingatan masa lalu 'sepatu'nya. Eun Jae, putus doong sama pacarnya di season 1 dan belum bisa move oon. Plus anak baru Jo Eun yang misterius.
Ceritanya ringan dan hangat, nggak yang mikir-mikir plot twist gitu. Kisah cinta masing-masing karakter juga porsinya pas, cuma saya kepengen SungMin-JiWon beneran jadiaaan, kenapa dibikin friendzone doaaang...
Lagi-lagi di episode terakhir ada spoiler yang bikin banyak penonton bertanya-tanya ttg season 3, cuma sampai sekarang belum ada kejelasannya.
0 notes
Text
Suatu sore di sebuah perhentian. Terencana namun tak terduga. Ada pertunjukan hebat dari Pemilik Alam. Siang dan malam dipertemukan. Jeda yang membuat semesta melupa luka.
Kami dapat tempat duduk paling depan. Cuma lima belas menit saja kok. Kalau kamu pemburu timelapse yang budiman, kamu perlu datang jauh lebih awal, atau kamu bakal kebagian tempat ber-angle kurang sempurna, gelap, tidak menawan dan in frame makhluk2 bergandengan tangan.
Sudah, pulang dulu, besok kerja... T_T
0 notes
Text
Buat saya, buku ini adalah sebuah transisi. Di usia belasan akhir, literasi saya berkisar pada genre romance dan mystery. Saya sedang gila-gilanya pada Harry Potter dan petualangan tahun terakhirnya di Hogwarts. This book was too much for me. Siapa yang akan memedulikan Scout dan Jem, sementara di depanmu ada petualangan menegangkan dikejar Voldemort?
Buku ini merubah selera saya terhadap bacaan dan mungkin mengubah cara saya melihat manusia pada umumnya. Berbagai karakter muncul digambarkan dengan baik lagi bermakna oleh Harper Lee. Tidak ada tokoh yang lewat dengan tidak sengaja, mereka semua memberi 'hikmah' pada Scout dan Jem. Boo Radley, Mrs. Dubois, Zeebo. Saya juga terkesan dengan parenting ala Atticus Finch. Dia berkompromi, bersikap tenang dan mendengarkan. Dia membuat saya sadar bahwa menjadi orangtua bukan berarti kita punya hak sepenuhnya terhadap anak, Atticus menghargai pilihan anak-anaknya semenjak mereka bisa memutuskan. Poin yang bagus sekali.
Setelah membaca novel ini, saya sadar bahwa dunia tidak melulu memenangkan si baik, dunia terkadang tidak adil, tetapi selalu ingat, menjadi orang baik tidak ada ruginya.
0 notes