Hujan Bercerita: https://www.facebook.com/hujanaksara/ 🌈 KMMDK 05, 07🌈 Jangan jadi teduh untuk orang yang lebih suka hujan-hujanan 🍭 jangan lupa jajan, lekas pulang, keburu hujan🌧️
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Manusia dengan traumanya.
Bagaimana Bu, aku belum juga sembuh. Setiap hari dihantui kebencian masa lalu. Bu, bagaimana mereka yang menyakitiku seolah malah justru merasa menjadi manusia paling tersakiti.
0 notes
Text
Yang kamu cari di dunia apa si?
; kalau aku yang pertama ketenangan,
0 notes
Text
Harusnya kamu bersyukur (aku). Kamu bisa diterima aja. (Alhamdulillah). Jadi cukup, jangan berharap diratukan.
—kamu itu membosankan. Kamu itu kurang asyik, kurang cantik. Tidak pintar dalam segala hal. Apalagi soal pendidikan. Kalah.
0 notes
Text
Bahkan aku sudah tidak tahu harus cerita kepada siapa lagi Bu. Sudah tidak ada tempat nyaman lagi buat bersandar. Semua menyebalkan, menyakitkan, dan selalu membuatku merasa (bahwa aku, terlalu banyak kurangnya).
Lantas Bu, apakah orang yang mudah diinjak akan habis-habisan disepelekan, direndahkan, dan tidak berhak marah? Memberontak? Keadilan mana yang harus aku cari Bu,
0 notes
Text
Enggak tau kenapa, hidup selalu nuntut buat kuat. Aslinya capek. Mau nangis. Mau marah. Mau bilang sama bapak, ngadu. Kalau hidup tanpanya itu sangat tidak mudah.
--
0 notes
Text
Mulai sekarang, jangan terlalu mempedulikan tentang seseorang yang bahkan tidak mengingat semua tentangmu.
0 notes
Text
Ya Allah kalau boleh, matikan saja aku. Sudah capek Ya Allah. Sudah tidak ada pendengar yang benar-benar pendengar. Sudah tidak ada lagi bahu untuk menompang seisi pikiran, beban serta ujian.
Rasanya sakit mana yang belum saya rasakan, selalu mendahulukan orang, namun masih saja disalahkan. Rasanya tidak adil.
Egois sekali bukan aku, Ya Allah, kalau marah? Kukira wajar.
0 notes
Text
Ya Allah kalau boleh, matikan saja aku. Sudah capek Ya Allah. Sudah tidak ada pendengar yang benar-benar pendengar. Sudah tidak ada lagi bahu untuk menompang seisi pikiran, beban serta ujian.
Rasanya sakit mana yang belum saya rasakan, selalu mendahulukan orang, namun masih saja disalahkan. Rasanya tidak adil.
Egois sekali bukan aku, Ya Allah, kalau marah? Kukira wajar.
0 notes
Text
; jadi manusia yang dicari ketika dibutuhkan itu sakit. Bodohnya, masih mengiyakan
0 notes
Text
"Bu, aku lari ke sini ... cuma buat nuangin apa yang lagi aku rasain Bu."
0 notes
Text
Mau Apa
Seseorang punya kecewanya (masing-masing). Ada yang dibahasakan, suarakan, ada juga dipendam dalam-dalam.
@hujan_aksara
6 notes
·
View notes
Text
—biar kujual sedihku pada guyuran hujan sore nanti.
(Karena kehilangan yang paling sakit, adalah kehilangan seseorang yang mempercayaimu begitu dalam.
Seseorang yang sebegitu mempercayaimu akan pergi, ketika kepercayaannya, diabaikan. Keberadaannya, tak pernah diadakan.
Mereka hanya lupa, bahwa obrolan tidak bisa diulang kedua kali.
Yasudah!
1 note
·
View note
Text
Kenapa manusia bisa mengubah sedihnya,
Kerap—kali mereka hanya tidak memiliki tempat untuk menampung, selain pelupuknya, untuk sekadar membendung
Memang benar, setelah kehilangan kita akan tahu rasanya sedih. (Dan kalau hari ini) hari terakhir, kuharap kelak aku tidak pernah lagi dipertemukan denganmu. (Karena sakitnya akan lebih).
1 note
·
View note
Text
Senang sekali menghakimi hidup orang lain, apakah bahumu tidak ada yang menepuk, bahwa—kurangmu saja ... belum cukup rapi untuk kau—tutupi.
Kepada siapa—pun, yang hari ini sedang tidak karuan, (berantakan), gimana, sudah ngadu sama Allah. —atau masih meluapkan hujan, seharian. Bukan kah, Allah–lah sebaik-baiknya tempat pulang.
@hujan_aksara | 18.14
2 notes
·
View notes
Text
(Sebuah surat untuk hari ini)
Mataku hanya menangis. Seisi kepalaku hanya kacau ... tapi aku tidak akan mendikte diriku untuk terus (baik). (Aku tidak apa-apa).
Teruntuk diriku sendiri. Kuat ya. Serahkan sama Allah. ; yang menjadi takdirmu, tidak akan melewatkanmu, satu langkah saja.
; kuat ya, sehat.
2 notes
·
View notes
Text
(dulu) ... Aku mengejar sesuatu yang tidak mungkin bisa aku dapatkan. Selalu ingin tahu, apa yang ia lakukan.
(kemudian) aku sadar, bahwa sikapnya adalah patah yang harus lekas aku akhiri. Karena semakin aku ingin tahu, semakin sakit. (Itu dulu/kapan—lalu). Kemudian aku yang tidak berani menjanjikan apa—pun memutuskan berjanji untuk menghapus pelan-pelan perasaan itu.
:),
2 notes
·
View notes
Text
(untuk perempuan yang selalu menahan air matanya)
"apa kabar?"
Sudah selama ini, masih diam, melawan ketidakmungkinan. (Apa yang dikejar), dia yang (tidak mungkin), atau menerima yang hadir. (Aku tahu, ini tidak mudah). ; Sebab (Allah) adalah sebaik-baiknya pengatur atas rencanamu.
; kalau suatu hari (menerima) yang hadir membuatmu terluka, (semangat ya), tidak ada luka tanpa maksud.
@hujan_aksara
1 note
·
View note