Sarana belajar dan menyimpan ilmu. Click based on hashatg | psychology | parenting | relationship | bookrecommendation
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Kapan Anak Bisa Dikenalkan Konsep Surga & Neraka?
Mengenalkan anak tentang konsep surga dan neraka bisa lewat ibadah harian seperti shalat. Berikut tips yang Ustadz Fauzil Adhim sampaikan lewat postingan Mbak Retno Hening di instagram.
***
1. Sebelum Mumayyiz (sebelum 7 tahun)
Hal yang paling penting yang paling penting dilakukan adalah gharsul hubb (menanamkan kecintaan) pada ritual (tapi belum melatihnya) dan penghambaan kepada Alla ‘Azza wa Jalla secara umum. Kita dapat mendorong mereka untuk suka tetapi bukan memaksanya secara halus maupun kasar. Pemaksaan dapat memunculkan karahah (kebencian) yang bentuk paling ringan adalah ketidaksukaan atau keenganan kepada agama maupun perbuatan baik yang dikehendaki agama.
Usia ini merupakan penyiapan agar mereka bersemangat menyambut perintah ibadah di usia 7 tahun ketika mereka sudah mumayyiz. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, kita memang diperintahkan untuk memerinah anak shalat di usia 7 tahun. Jika usia sebelumnya disiapkan, maka usia 7 tahun akan bersemangat ketika diperintah. Tetapi tidak ditanamkan kecintaan (gharsul hubb), maka perintah itu terasa berat untuk mereka.
Konsekuensi dari gharsul hubb, kita lebih menitikberatkan betapa Allah ‘Azza wa Jalla mencintai dia, memberikan banyak nikmat, memberi kesehatan. Surga lebih banyak diakraban dan ditumbuhkan keinginan terhadapnya. Bukan menakuti soal neraka. Pada masa ini pula kita lebih menekankan kepada anak untuk menjaga hak Allah sebagaimana nasihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam kepada Ibnu Abbas r.a. Pada nasihat tersebut sangat terasa betapa yang sangat pokok adalah keyakinan terhadap kasih sayang, pertolongan, dan kekuasaan Allah Ta’ala.
2. Para salafush-shalih menekankan bahwa ritual maupun ibadah secara luas, yakni semangat penghambaan termasuk di dalamnya ketika berbuat baik kepada orang lain maupun makhluk hidup lainnya. Ini semua agar anak leih mudah menghayati, bukan cuma menghafal, ajaran agama ini termasuk doa-doa. Hanya mengetahui atau setingkat lebih tinggi memahami tanpa menghayati dan meyakini, maka akan rawan goyah saat anak menginjak usia diatas 10 tahun dan terutama di masa mereka sudah seharusnya menjadi mukallaf (paling lambat usia 15 tahun qamariyah atau setara 14,5 tahun syamsiyah).
3. Kecintaan, komitmen, keyakinan dan kemauan untuk berpegang kuat kepada kitabullah sangat penting untuk kita tanamkan. Bukan pada keterampilan membaca maupun menghafalkannya. Kita dapat menyemangati anak untuk menghafalkan Juz ‘Amma dan mengelaborasi makna dan tafsir dari juz ‘amma. Ini merupakan bagian penting dan banyak menceritakan juga kiamat serta surga dan neraka. Dalam hal ini yang perlu ditekankan setelah mengaji adalah dorongan, keinginan, dan tekad untuk bisa masuk surga bersama-sama.
4. Mengingat Alah, mencintai Allah. Betul ketika mau makan baca basmalah dan memang demikian tuntutannya. Tetapi yang perlu juga kita tanamkan adalah kandungan dari basmalah, hamdalah, dan lain-lain sehingga anak tidak hanya menyebut. Ini beriring dengan mengenal dan mencintai Rasulullah SAW. Misalnya disaat panas sangat terik di puncak musim panas, kita dapat menceritakan ketika suatu siang, Rasulullah SAW keluar dalam keadaan lapar. Ini berkenaan dengan ayat di surat At-Takatsur.
Mungkin anak akan bertanya, “Kenapa tidak minta kepada Allah? Kan Allah Maha Pemurah, Allah Maha Kuasa?” Kita dapat menceritakan bagaimana malaikat pernah menawarkaan kepada Rasulullah SAW macam-macam namun beliau menolaknya. Akhirat lebih penting, surga lebih indah.
Lagi-lagi surga bukan neraka. Tetapi kita dapat memberinya pengalaman berjalan di tengah terik yang panas dan mengajaknya berpikir bagaimana sekiraya berjalan di tengah terik yang sangat panas selama beberapa jam, beberapa hari tanpa makan dan minum?
Nanti kalau anak sudah memasuki usia 7 tahun, masanya mulai memerintahkan shalat. Kemudian mengajarkan ilmu agama, khususnya fiqh dasar sembari terus memantapkan kemampuan tamyiznya. Sesudah itu baru mengenalkan neraka.
Jika anak usia sebelum 7 tahun diajak shalat (dengan mengajak ya bukan memerintah) lalu ia menjawab “malas” sekalipun, maka kita tidak boleh memaksa, tidak boleh pula memarahi atau mengancam walau secara halus. Masa sebelum 7 tahun adalah fokus menumbuhkan kecintaan, kemauan, dan bangga kepada ‘amal (termasuk shalat, bukan membanggakan diri). Juga menyiapkan anak agar menjadi mumayyiz.
Source: instagram retno hening (@retnohening), klik disini.
6 notes
·
View notes
Photo
Satu dari sekian banyak sumber kebahagiaanku. Terima kasih, bebek sayangku ❤
0 notes
Photo
Tumblr Themes of the Month — November 2016
Wade — theme by @mnmlstudioco ($49)
Mondo — theme by @cubxanh ($49)
Maverick — theme by @lunar-designs (free)
Acme — theme by @grffnco (free)
November — theme by @themecloset-themes ($19)
Siena — theme by @morenheit ($49)
Duotone Theme — theme by @no2everything (free)
Yoel — theme by @mnmlstudioco ($9)
iBlog — theme by @juanvargas01 (free)
39 notes
·
View notes