membajaksajak-blog - Tumblr blog

[membajaksajak-blog]

Februari telah usai, meninggalkan cerita suka dan duka, tahu kah kau? dalam 28 hari yang lalu, aku patah, jatuh, lalu patah kembali. patah pertama ku karna tahu kau telah bulat hati tak sendiri lagi, jatuh ku karna aku kembali melihat mata itu lagi, lalu aku kembali patah, karena tersadar, bahwa mata yang membuat ku jatuh telah pergi berlari menjauh

1 Maret

[membajaksajak-blog]

Aku yang terbiasa dengan pilu, mencoba kembali menggapaimu, kau yang bahkan tak pernah berada disampingku

Unknown

[membajaksajak-blog]

Untuk berpuluh-puluh centang biru yang tak pernah kamu balas:

Semoga kelak kamu mengerti perkara aku yang selalu memperjuangkanmu dengan keras.

— Arief Aumar Purwanto

[membajaksajak-blog]

Pada hati manapun kau merasa utuh; Nyatanya di kedua bola matamu aku selalu terjatuh.

🙂

[membajaksajak-blog]

Tentang Luka

Tentang luka, sadar kah kamu wahai sang pemegang peran? setiap kau bercerita tentang kisah mu aku larut di dalamnya. Tentang luka, sadar kah kau wahai sang peracik rasa? setiap kali kau kirimkan kabar mu aku merasa tak ada lagi yang perlu di cemaskan di dunia ini. Tentang luka, aku tahu, setiap kali ku berharap dalam diam, kau selalu berlindung di balik tembok itu,  tembok yang tak seharusnya ku hancurkan begitu saja. Sekali lagi tentang luka, yang harusnya tak berkepanjangan.

[membajaksajak-blog]

Pagi ini ku mengingat pagi itu, pagi yang harusnya bersama kopi dan ingatan mimpi malam itu, pagi yang harusnya bercerita, pagi yang harusnya menjadi pacu hari itu, tapi, pagi itu, semua hancur tak tersisa

November, 13th

[membajaksajak-blog]

Ketika seseorang mau bercerita padamu tentang susah senangnya kejadian yang dia alami, sudah pasti kamu bukan “orang lain” lagi baginya.

–@cindyjoviand

[membajaksajak-blog]

“Yang sering berkunjung pada hari-harimu, bukan berarti ia ingin menetap pada hatimu.

Ingatlah; jangan teramat sering untuk berharap, jika tak ingin hatimu akrab dengan rasa kecawa.”

[membajaksajak-blog]

Tidak apa-apa. Aku sudah terbiasa menikmati perihnya luka. Kamu berbahagialah, biar aku saja yang menggenggam penatnya resah.

— Arief Aumar Purwanto

[membajaksajak-blog]

#laju #tentanglaju #sajak

[membajaksajak-blog]

Tentang rasa yang biasa-biasa saja, tentang rindu yang tak begitu menggebu, tentang tipu yang ternyata gampang-gampang saja

November, 2

[membajaksajak-blog]

Menanti bisa berarti mati. Pun bertahan tak pernah memberi rasa bahagia dalam hati. Kadang, apa yang kita harapkan. Tak selaras dengan kenyataan. Dan semua itu malah menjadi sumber luka dalam perasaan. Oleh karena itulah. Saat kamu memberiku sebuah harapan. Aku sudah terlebih dahulu akrab dengan kekecewaan.

Arief Aumar Purwanto (via sajaksesak)

Damn

[membajaksajak-blog]

Tentang menunggu.