Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Nasi Kecap
Setelah insiden kehilangan uang kemarin. Anak-anak tau bunda ga punya uang dan hari jajan pun harus bablas ga berbekas, ga jajan. Tapi, Allah Maha Kaya... ketika kami ga punya uang tiba-tiba mama eyang datang bawa 2 bungkus kelapa muda yang seger. Alhamdulillah... apalagi diminum pas kakak pulang sekolah, lagi capek jalan dari kuttab ke rumah. Langsung adem... Allah baik kan kak?? Anak-anak pun karena perutnya keroncongan terus, lagi-lagi makan nasi sama kecap. Meskipun ga ada gizi dari kecap tapi alhamdulillah buat mengganjal perut mereka yang kosong. Alhamdulillah Dan lagi, alhamdulillah saya nemu uang receh yang kemarin 2000. Alhamdulillah... anak-anak pun bisa jajan 4 bungkus kue yang 500 an. Allah baik kan kak, bang?? Buat apa sedih kehilangan uang. Rona bahagia di mata mereka aja cukup. Buktinya mereka makan 8 kali hari ini. Masyaa Allah... syukuri aja.. syukuri. Rezeki itu melihat mereka bahagia walaupun makan dengan kecap He. . #day6 #level8 #cerdasfinancial
0 notes
Text
Hilang
Besok ujian lisan akan dimulai buat nafla. Dan hari ini anak-anak sekitar kuttab diharapkan hadir badha maghrib ke kuttab Garut untuk belajar dengan ustadzah Wiwin. Nafla pun ga mau ketinggalan. Dia ingin belajar dengan teman-temannya. Karena malam dan jaraknya juga lumayan, maka mau tak mau saya dan kedua adik Nafla saya bawa ke kuttab. Selepas maghrib kami siap-siap. Saya bawa sisa uang belanja untuk mentraktir kakak minuman atau kue kering di warung. Karena ini bukan hari jajan. Jadi saya yang menentukan He. .. Sesampainya di kuttab, saya, abang dan nisfa menunggu di kelas kuttab awwal 1. Saya simpan uang dan kunci di gendongan nisfa. Alhamdulillah... azizah, anaknya ustadzah Wiwin memberikan kue kering buat abang dan Nisfa. Anak-anak makan kue dengan lahap. Sampah kue kering saya simpan di gendongan, khawatir kotor tempatnya. Untungnya ada trmpat sampah, lalu saya buang sampah kue kering ke tempat sampah di pojok kelas Kemudian abang lari lari dan Nisfa merambat berjalan. Saya mondar mandir karena khawatir mengganggu yang sedang belajar. Abang keluar kelas ingin melihat kakaknya sampai selesai. Ketika pulang, saya cari-cari uang sisa tapi ga ada. Saya ingat-ingat ngaruh dimana uang itu. Tapi sama sekali ga ada. Lalu saya pulang dengan anak-anak tanpa uang sisa. "Kak, abang, uang bunda hilang" "Dimana?" "Di kuttab. Bunda udah cari-cari tapi ga ada" "Bunda padahal kakak haus pengen minuman" "Abang juga" "Maafin bunda". Sepanjang jalan saya cari-cari uang sisa itu di gendongan tapi yang ada cuma kunci. Ya Allah... besok hari jajan dan saya ga punya uang buat jajan anak-anak. Sampai di rumah, anak-anak mencari uang recehan buat beli minuman. Tapi sama sekali ga cukup. Saya bilang ke suami. Ya Allah... kalau memang rezeki pasti kembali. "Kak, kalau memang itu rezeki kita pasti bakal balik lagi ke kita" "Iya bunda" Saya baru ingat, sepertinya uangnya ikut kebuang sama bungkus kue kering tadi. Ya Allah... Kalau pun bukan rezeki. Semoga Allah ganti dengan rezeki yang lebih baik lagi. Amiin. .. #day5 #level8 #cerdasfinansial
0 notes
Text
Car Free Day
Yee... hari Minggu. Agenda hari Minggu itu selain nginep di tempat kakek, ada agenda ke car free day di alun-alun. Satu motor di naikin 6 orang anak manusia. Duh... ini mah ga patut dicontoh, tapi mau gimana lagi. Naik angkot mesti pake ongkos. Akhirnya mau ga mau naik motor. Sebelum ke car free day. Abang dah di sounding dulu "ga beli balon". Akhirnya sampai di car free day, sumpek banyak orang lalu lalang. Penuh juga dengan orang jualan. Berapa kali juga tukang balon lewat dan alhamdulillah cuma dikasih lirikan mata sama abang. Yee ee alhamdulillah. Anak-anak boleh jajan sesuai kantong. Ya jajan kue sarang labalaba 2000an, trus beli es kekinian 1 makan bertiga dan terakhir jajan baso ikan 3000. Cukuplah.. segitu plus susu uht. Alhamdulillah... ini rezeki kalian. Ayah memang ga punya uang banyak. Tapi cukup untuk mengajak ke alun-alun. Yang penting jalan-jalan He... Dan besok hari ga jajan ya. Siaaaaaap bunda. Oke... #day4 #Level8 #cerdasfinancial
0 notes
Text
Abang dan donat
Saya dan anak-anak berencana tidur di tempat kakek di cempaka. Tentunya izin sudah dikantongi dari pak su yang rencananya bakal ga pulang ke Garut. Di cempaka itu sudah jelas, ada sepupu anak-anak yang hobinya bolak-balik warung buat jajan. Sedangkan anak-anak bukan hari jajan. Saya udah ngobrol dulu sama anak-anak, untuk ga minta apapun sama orang. Dan anak-anak mengiyakan. In syaa Allah mereka bisa. Pagi di cempaka, kami istirahat di kamar kakek dan Mayang, di atas kulkas banyak tumpukan uang recehan 200 dan 500. Anak-anak pun melihat. Sepertinya mata mereka bersinar ketika melihat uang itu. "bunda itu punya siapa?" tanya abang dan kakak "punya kakek. Kenapa?" "jajan" jawab mereka sambil mengerjapkan mata membujuk. "bukan hari jajan. Dan itu uang kakek, bukan uang kita" saya mencoba mengingatkan. Anak-anak sudah belajar tentang konsep kepemilikan untuk tidak mengambil barang apapun kalau bukan milik mereka. Dan mereka paham. Mereka keluar bermain lagi ke rumah Naura, sepupu nya. Siang hari, nenek buyut datang ke kamar "tadi beli bolu sama pisang dari pasar buat abang sama kakak, pake plastik sebungkus-sebungkus" alhamdulillah jazakalloh.. Ketika kumpul dengan keluarga. Tiba-tiba ada celetukan abang yang ingin donat. "Abang, tenang ya. Nanti kalau kakek punya uang kakek beliin apa yang abang mau". Abang tertunduk sambil memainkan mainannya. Ketika kakek pergi, saya tanya apakah abang mau donat. Abang mengangguk. Ya Allah... abang mau donat. " abang yuk kita berdoa, bilang ke Allah abang mau donat". Abang pun mengangguk, lalu tiba-tiba ada ayah datang. Saya ceritakan tentang abang dan donat. Ayah pun mengajak abang berdoa, entah darimana donat itu akan datang pada abang. In syaa Allah dari arah yang tak disangka-sangka yang penting berkah, bisa menyehatkan abang. Saya mengangguk. Begitu juga abang. Ya Allah... abang pengen donat. Mungkin saat ini, kami belum mampu membeli donat yang abang mau. In syaa Allah nanti ya bang. Doain ayah dan bunda. #day3 #Level8 #cerdasfinancial
0 notes
Text
Hari Jajan
Menerapkan aturan Hari Jajan buat anak-anak yang sudah terbiasa jajan memang ga mudah. Pasalnya dari kecil lingkungan keluarga membully anak-anak bila tak keluar jajan. Alhamdulillah hampir 2 bulan yang lalu kami hijrah meskipun hanya beda kampung dengan keluarga. Tapi efeknya luar biasa. Hari Jajan adalah hari dimana anak-anak boleh jajan bebas di warung, tentunya dengan nominal yang sudah disepakati sebelumnya. Kadang 500, 1000 atau 2000. Lalu selang sehari ada hari tidak jajan. Itu full seharian anak ga jajan. Beberapa kali anak minta, please bunda, ayah. Ga, ya ga. Dan sampai saat ini aturan itu lumayan efektif. Saya semakin rajin membuat kudapan di rumah, browsing kudapan yang kira-kira sehat dan tentunya ramah kantong. Lalu bagaimana kalau ada yang ngasih uang ketika hari tidak jajan, ya berarti itu rezeki mereka. Yang penting mereka ga minta-minta. Ada satu kejadian orangtua atau saudara berkunjung ke rumah dan mereka merasa kasian 3 cucunya diberlakukan hari jajan dan enggak. Kadang ada nada protes dan sinis, kadang ada yang tertawa mengejek. Tapi ini rumah kami dan anak-anak pun sudah mulai terbiasa dengan aturan itu. Efeknya anak lebih suka apa yang dihidangkan di rumah, kudapan buatan bundanya. Hari kemarin adalah hari jajan, sedangkan sisa uang yang kemaren entah kemana, lupa nyimpen. "Bunda jajan". "Maafin bunda, uangnya lupa lagi nyimpen". Saya berusaha mencari uang sisa kemarin, sambil berdoa mudah-mudahan uang itu ketemu. "Bunda, kan hari ini hari jajan" " Iya, bunda tau. Yuk kita cari uangnya" mereka berdua mencoba mencari uang. Belum ketemu juga hiks.. " abang, abangnya berdoa dulu sama Allah biar Allah mudahkan nyari uangnya" saya tuntun abang berdoa. Lalu kami mencari lagi, ternyata uang itu tercecer lalu terselip di dekat buku kemudian di atas kulkas dibawah kertas. Huft. .. sisa satu lagi yang belum ketemu. Uang 4000 itu saya kasih ke Nafla, karena Nafla ada acara main ke kuttab dengan teman-teman nya. Sedangkan abang hanya jajan cereal yang harga 500. Alhamdulillah bisa jajan. Lalu uang 2000 nafla, dibagikan ke temannya 1000. Alhamdulillah masih bisa berbagi juga. #day2 #Level8 #cerdasfinancial
0 notes
Text
Rezeki Allah itu Luas
Sering sekali mendengar pernyataan bahwa "Rezeki Allah Itu Luas", tapi manusia sering sekali terjebak pada pemikiran rezeki itu uang dan harta. Memikirkan rezeki, rasanya teringat tadi ketika kami semua berkumpul di dapur sarapan pagi, meskipun ga ada suami saat itu. Tiba-tiba Nafla bertanya "bunda kapan ayah dan bunda punya uang?" Saya melihat ke arah nafla dan tersenyum "Kenapa? " "Ya nanti kalau ayah dan bunda punya uang kakak pengen beli mainan" saya tersenyum dan menjawab "kita berdoa dulu yuk ke Allah, minta Allah mudahkan rezeki ayah dan bunda untuk membelikan mainan kakak". Nafla tersenyum dan mengangguk. Lalu abang, adiknya "Bunda, abang besok mau ke kabah" "aamiin... in syaa Allah tahun depan kita ke Kabah. Kita berdoa dulu sama Allah biar Allah permudah semuanya" " Iya bunda". Saya tersenyum mendengar kedua permintaan anak-anak. Lalu setelah kakak sekolah, abang minta bubur sumsum. Saya pun mencari tukang bubur sumsum yang biasa lewat. Tapi subhanallah tukang bubur sumsum itu ga ada. Padahal uang ada, tapi ketika Bubur sumsum itu bukan rezeki saya dan anak-anak maka sampai kapanpun ga akan makan bubur sumsum. Saya pulang ke rumah dan bilang ke abang. Saya duduk sambil bercerita dengan abang. Terdengar suara motor yang ga asing di telinga. Ternyata kakeknya anak-anak datang. Abang berteriak seru bahagia bertemu kakek. Kakek pun berceloteh riang dengan cucu-cucunya sambil menyimpan keresek yang isinya martabak mini. Bukan hanya satu martabak tapi sepuluh martabak yang kakek makan. " bang, ini rezeki dari Allah juga bukan bubur sumsum". Abang melahap martabak sambil tetap bercerita ke kakek. Alhamdulillah bisa menikmati hari ini, apapun itu. Memiliki anak-anak yang mau mengerti kondisi orangtua ketika sulit, bagi saya itupun rezeki. #day1 #Level8 #cerdasfinancial
0 notes
Text
Doa dan Doa
Apa yang dirasakan ketika melewati tantangan kali ini? Bersyukur? Iya. Tapi.. ada rasa ga puas dengan pencapaian diri yang hanya mendapat batas minimal. STD alias standar. Ketika melakukan pengamatan ketiga anak, yang lebih banyak diamati mungkin nafla karena sangat terlihat jelas seperti apa. Sosok yang ga jauh beda dengan saya. Tinggal melakukan stimulus yang lain untuk mengembangkan potensinya. Lalu bagaimana dengan Ariq dan Nisfa? Mereka berdua masih balita butuh eksplorasi yang banyak untuk melihat sinar bintangnya. Apalagi Nisfa butuh banyak latihan motorik nya. Satu hal yang bikin menarik di tantangan ini, saya mengajukan diri jadi Korlan. Wah... ternyata seru juga, saya suka ternyata mengedit data kemudian saya suka melayani dan bahagia bisa membantu. Ada dua orang yang ketika saya bantu tidak hanya mengucapkan terimakasih tapi mendoakan saya supaya urusan dunia dan akhirat saya Allah permudah, nyess. ... banget. Allah uji dengan banyak kesedihan saat ini dan ada yang mendoakan itu, sungguh bikin nangis bombai... jazakalloh khoiron katsiron Mbak. Kemudian ada satu lagi yang mendoakan kesehatan saya. Duh..m ga bisa ngomong apa-apa. Selain bisa meng aamiin kan. Dan semoga doa itu pun untuk kalian juga. #gamelevel7 #semuaanakadalahbintang #iip
0 notes
Text
Drama.. dan masak
Selepas sehari liburan. Anak-anak justru nagih pengen pulang ke rumah. Bukan ga betah di rumah kakek tapi rumah petak kita selalu menjadi ajang bebas ekspresi. Entah maen air atau coret tembok semuanya bebas. Pulang ke rumah yang saya lihat adalah sekeresek cucian karena di rumah kakek ga ada air. Dan anak-anak semangat berekspresi bermain drama. Dan mau tak mau bunda harus turut serta bermain sedangkan ayah dengan berat hati harus pergi ke Tasik untuk kerja mempersiapkan launching produk software tanggal 18 september nanti. Khawatir ga maksimal, ayah harus ekstra kerja keras. Ya berarti bermain drama tanpa ayah. Nisfa ikut serta mengacak-ngacak buku sampai berserakan di lantai. Abang dan Kakak bermain drama tentang Ella dan Ello. Setelah lelah bermain drama. Abang pengen roti, marut keju buat taburan rotinya sendiri. Nisfa pun ikut mencoba marut roti. Wah... berantakan pasti. Apalagi diakhiri dengn insiden mangkok pecah di atas kulkas. Rame... seru. Sya angkut anak-anak ke kamar khawatir kena pecahan kaca. Dibereskan dulu. Kemudian melanjutkan main sepeda dan mobil di dalam rumah. Selesai... tinggal beres-beres semuanya. Semuanya membantu meskipun persisnya kecil. Tapi lumayanlah. Waktunya me time, nyoba masak resep baru untuk suami pulang nanti. Tumis daging sapi. Menyenangkan menikmati makanan ketika kewarasan dipertanyakan He. .. Malam pas suami pulang, langsung lahap makanan istrinya. Seneng liatnya. Malah nambah lagi, "kayak makan beef teriyaki" kata suami. He... hobby baru ketika pindah adalah masak. #day10 #semuaanakadalahbintang #iip
0 notes
Text
Idul Adha butuh waktu
Idul Adha kali ini kami berkesempatan merasakan mudik beda kampung. Biasanya beda kota sekarang setelah pindah mengontrak rumah baru mudik ke tempat Kakek dan Mama eyang nya anak-anak. Selepas subuh, anak-anak sudah siap dengan pakaian terbaik mereka untuk menuju lapangan. Saling menunggu anggota keluarga yang lain hingga mepet di waktu akhir untuk ke lapangan. Alhamdulillah.. ketika sampai lapangan, langsung sholat idul adha dimulai.. Selesai sholat, acara makan besar kemudian menuju lapang mesjid untuk melihat prosesi penyembelihan hewan kurban. Alhamdulillah... masih bisa berkurban tahun ini. Tahun kemarin nafla sekarang Ariq. Ariq nangis ketika dekat dengan domba "takut,takut" . Ga mau deket deket domba. Hanya melihat dari jauh. Dia terus nangis. Saya bawa pulang. Kenapa bisa setakut itu sama domba. Ariq waktu kecil takut pasir, ketika sudah mencoba baru ga takut lagi. Seperti hati-hati. Nafla hari ini menikmati bermain bersama sahabatnya. Bolak-balik lapangan dan bermain masak-masakan kesukaan nya. Nafla sepertinya butuh waktu untuk menemukan sahabat di tempat yang baru. Begitu juga saya bisa ngobrol lepas dengan tetangga butuh waktu. #day9 #semuaanakadalahbintang #iip
0 notes
Text
Idul adha kali ini baru pertama kali mudik ke tempat mama eyang dan kakek. Biasanya tiap hari bareng sekarang mengalami mudik dengan jarak dekat hanya beda kampung tapi masih satu kecamatan He. .. Anak-anak sudah semangat luar biasa untuk pergi ke lapangan. Semua sudah siap, tinggal nafla yang masih menunggu Mama Mia dan Naura. Kami duluan, karena dirasa akan telat bila saling menunggu. Sepanjang jalan saya sounding ke Nisfa agar ia anteng kalau bunda sholat id. Dulu ke nafla pun sama di sounding dulu dan alhamdulillah nafla mengerti meskipun masih bayi. Entah bakal bereaksi apa pada Nisf
0 notes
Text
Bully dan baca
Menghadapi Nafla terkadang membawa saya seolah memasuki diri saya sendiri. Menyadari bahwa ada gen yang tersimpan di diri nafla. Salah satunya karakter sensitif, perasa, gampang nangis, suka menyendiri, menulis atau sekedar corat-coret. Tapi karakter nafla atau saya sendiri terkadang suka jadi sasaran Bullying. Secara verbal maupun secara fisik. Mungkin secara fisik, saya ga ingat pernah mengalaminya. Tapi secara verbal sering. Dan tumbuh di lingkungan yang hampir semuanya melakukan Bullying verbal itu biasa, meledek, mengejek menjadi makanan utama sehari-hari. Dan saya ga mau itu terjadi pada nafla persis pada saya kecil. Hari ini, tiba-tiba Nafla pulang jam 9 an sambil nangis ke rumah. Saya buka pintu dia lagi senggukan menangis. Spontan saya tanya "Kenapa? " "aisyah" jawabnya. Lagi dan lagi.. padahal kemarin sempat akur dengan aisyah setelah insiden di lapangan. "Kenapa aisyah?" "Dia cubit kakak lagi dan bilang ga mau temenan sama nafla, nafla sedih ga ada temen" "qisti kemana?" "Ga sekolah". Hal seperti ini, terlihat sepele tapi besar pengaruhnya. Saya bingung. Saya peluk nafla... saya ajarkan kalau ada orang yang meledek atau ga mau temenan sama nafla harus bagaimana. Tapi tetep butuh waktu buat nafla untuk bilang. "Bunda kakak sedih?" Tanya abang. "Iya" jawab saya. Abang seolah ikut sedih melihat kakaknya sedih. "Kak, udah tenang? " nafla mengangguk. "Mau bunda antar ke sekolah?" "Iya". "Tapi bunda ga bisa nunggu, bunda masih ada yang harus dikerjakan" nafla mengangguk setuju. Saya antar lagi nafla ke sekolah. Di jalan, dia biasa saja. Sampai saat ini Nafla belum punya teman. Sam seperti saya yang terkadang kesulitan bergaul dengan tetangga. Saya bakal cerewet kalau menemukan orang yang pas. Di sekolah saya antar nafla. Kemudian bertemu ustadzahnya. Kata ustadzahnya " lagi dicoba disatukan, gabung" saya berulang kali minta maaf yang sudah merepotkan keluar kelas diluar jam sekolah. Saya pulang dengan abang dan menggendong nisfa. Lumayan olahraga bolak balik sekolah sampai rumah. Abang sih semangat karena bisa keluar rumah, meskipun beberapa kali jatuh karena jalan berpasir. Kegiatan abang di rumah, abang bermain sepeda dan mobil-mobilan. Bercerita dengan sandal kemudian minta dibacakan cerita dan abang ingin jadi tokoh dalam cerita. Ia ingin jadi imam muslim. Nisfa pun ikut membolak balik buku seperti membaca. #day8 #semuaanakadalahbintang #iip
0 notes
Text
Riweuh yang happy
Ketika kandang waktu sudah kita langgar, keruweuhanlah yang terjadi He. .. rasanya banyak hal yang membuat riweuh. Ya namanya pekerjaan ga ada ujungnya. Tapi patut di syukuri ketika masih bisa menemani anak-anak, membacakan kisah nabi favorit mereka atau sekedar tebak nama binatang. Ketika nafla sekolah, saya memberikan pekerjaan yang tinggal sedikit lagi. Kemudian bermain dengan Abang dan Nisfa. Momen ini sama abang paling ditunggu, bercerita. Dia antusias kalau bundanya ini bercerita. Kali ini dia memilih buku seperti biasa Bunda ajarkan aku haji dan umroh sama i can say in syaa Allah. Abang menyimak seluruh bacaannya sambil sekali-kali bertanya dan selalu di akhiri dengan "bunda, abang besok mau ke Kabah, boleh?" "Boleh sayang" "Yee..." teriaknya senang. Aamiin... Semoga ya nak. Ketika dibacakan i can say in syaa Allah, dia ingin nama pemerannya di ganti menjadi Abang, kakak, naura dan ghailan (sepupunya). Kemudian ketika kakak pulang sekolah, dua duanya bermain drama i can say in syaa Allah. Meskipun dialognya terkadang berbeda dari teks yang ada di buku. Atau kalau sabtu mereka nonton di laptopnya ayah, nonton superwings atau paw patroli, mereka pun akan memerankan tokoh-tokoh itu. Rasanya tiap hari banyak kesemuanya dengan anak- anak. Malamnya Kakak bantuin nyuci piring sedangkan saya mencuci baju. Karena air bergilir. Jadi waktu pun sesuai jadwal air. Habis nafla nyuci piring dia datang ke kamar mandi ikut dengan abang membantu mencuci baju manual, sikat seribu tangan He. .. mereka membantu mencuci 3 x bilasan. Baju mereka jangan ditanya semua jadi basah. Dan terpaksa masuk ke tempat cucian lagi, ya nambah cucian. Tapi mereka senang bisa membantu bundanya. Terkadang keriweuhan itu perlu dinikmati agar masih tetap waras. Yang penting kita happy anak happy. #day7 #semuaanakadalahbintang #iip
0 notes
Text
Riweuh yang happy
Ketika kandang waktu sudah kita langgar, keruweuhanlah yang terjadi He. .. rasanya banyak hal yang membuat riweuh. Ya namanya pekerjaan ga ada ujungnya. Tapi patut di syukuri ketika masih bisa menemani anak-anak, membacakan kisah nabi favorit mereka atau sekedar tebak nama binatang. Ketika nafla sekolah, saya memberikan pekerjaan yang tinggal sedikit lagi. Kemudian bermain dengan Abang dan Nisfa. Momen ini sama abang paling ditunggu, bercerita. Dia antusias kalau bundanya ini bercerita. Kali ini dia memilih buku seperti biasa Bunda ajarkan aku haji dan umroh sama i can say in syaa Allah. Abang menyimak seluruh bacaannya sambil sekali-kali bertanya dan selalu di akhiri dengan "bunda, abang besok mau ke Kabah, boleh?" "Boleh sayang" "Yee..." teriaknya senang. Aamiin... Semoga ya nak. Ketika dibacakan i can say in syaa Allah, dia ingin nama pemerannya di ganti menjadi Abang, kakak, naura dan ghailan (sepupunya). Kemudian ketika kakak pulang sekolah, dua duanya bermain drama i can say in syaa Allah. Meskipun dialognya terkadang berbeda dari teks yang ada di buku. Atau kalau sabtu mereka nonton di laptopnya ayah, nonton superwings atau paw patroli, mereka pun akan memerankan tokoh-tokoh itu. Rasanya tiap hari banyak kesemuanya dengan anak- anak. Malamnya Kakak bantuin nyuci piring sedangkan saya mencuci baju. Karena air bergilir. Jadi waktu pun sesuai jadwal air. Habis nafla nyuci piring dia datang ke kamar mandi ikut dengan abang membantu mencuci baju manual, sikat seribu tangan He. .. mereka membantu mencuci 3 x bilasan. Baju mereka jangan ditanya semua jadi basah. Dan terpaksa masuk ke tempat cucian lagi, ya nambah cucian. Tapi mereka senang bisa membantu bundanya. Terkadang keriweuhan itu perlu dinikmati agar masih tetap waras. Yang penting kita happy anak happy. #day7 #semuaanakadalahbintang #iip
0 notes
Text
Nginap di tempat Kakek
Akhir pekan anak-anak diminta oleh kakek dan mayang (mama eyang) menginap disana. Abang begitu antusias, sedangkan nafla keukeuh harus sama bunda. Mau ga mau semua turut serta menginap disana. Datang kesana, nafla disambut sepupunya yang seumuran juga teman mainnya yang lain. Saya melihat binar di mata nafla ketika bermain sama teman-temannya. Sampai sebulan pindah ke rumah kontrakan, nafla belum punya teman atau berkenalan dengan tetangga. Dia dan abang paling bermain ke rumah Nin dan Abah yang masih kerabat juga. Nafla tipikal agak sulit berteman dan kurang begitu suka rame-rame. Ketika ada sepupu yang lain datang (laki-laki) biasanya nafla menarik diri dan memilih bermain di kamar sendiri. Saya ajak keluar pun dia terkadang menolak. Dia berbicara dengan buku dan pensil ketika diluar sudah tidak nyaman. Sedangkan Abang masih berbaur dengan sepupu-sepupu yang lain. Bermain bola diluar atau lari lari kecil di luar. Dia mengajak ayah ke lapangan untuk bermain basket atau bermain bola sepak. Dan Nisfa, masih saja menempel. Ga mau dipegang oleh siapa-siapa. Dari jauh sih suka senyum tapi pas di gendong orang, langsung nangis. Alhasil nempel terus. Perlahan-lahan di dekatkan ke mayang lalu ke orang-orang rumah yang lain. Selama tidak di gendong dia mau, dan tentunya kita mesti ada dekat disana. Menghilang sebentar sudah teriak dan nangis. Kadang jengkel jadi tidak leluasa bergerak He. .. tapi memang butuh proses semuanya juga. Lagian memang Nisfa tipikal seperti itu. Ya bagaimanapun Nafla, abang dan Nisfa punya ciri khasnya masing-masing. Mereka bintang. #day6 #semuaanakadalahbintang #iip
0 notes
Text
Bola bola nasi
Jadwal berbagi kudapan kali ini giliran Nafla yang harus bawa. Saya bingung karena sebenarnya rencana berbagi jauh dari apa yang ada saat ini. Saya memutar otak apa yang harus dibagi. Di kulkas hanya ada sisa sayuran yang sedikit. Bumbu dapur pun habis. "Kak gimana jadwal berbagi besok?" " Bunda tenang yang ada aja" kata nafla membesarkan hati He. .. terkadang melihat nafla sudah bisa menghibur saya. Jadi terharu. Dia sensitif bahkan ketika saya sedih. Makan sama nasi dan kecap saja sudah biasa. Dan alhamdulillah anak-anak begitu semangat makan, bahkan ketika kecap nya habis. Dan masih lapar, nafla bilang " ga apa apa bunda, kakak makan nasi aja" dan alhamdulillah habis. Saya yang sedih akhirnya tersenyum. Ya ini masa transisi ketika ayahnya resign dan memilih berwirausaha. Dan tentu saja kondisi seperti ini karena dosa Riba kami. Saya dapat ide membuat bola-bola nasi sayuran. Nafla membantu membuat bola-bola nasi. Abang hanya menjadi penonton dengan bermain sepeda di sekitar dapur. Kami memasak bola-bola nasi dengan magic com karena gas habis dari beberapa hari yang lalu. Saya berdoa semoga bola-bola nasinya matang dan sayurannya tidak mentah. Saya mencoba satu ternyata masih mentah, saya mengeluh dan nafla juga abang membesarkan hati saya. Abang memeluk dan nafla " sabar bunda". Ya Allah... alhamdulilah memiliki anak-anak yang memiliki hati lembut. Ya ini bakat yang Allah kasih untuk mereka. Fitrah kebaikan. Tinggal kami orangtua yang mengasuhnya #day5 #semuaanakadalahbintang #iip
0 notes
Text
Introvert
Hai... hai... Pagi-pagi ibu-ibu komplek dah rame gara gara ga ada air. Pada nongkrong diluar sambil ngedumel cucian dan lain-lain. Nafla masih juga belum mandi pagi. Tiba-tiba "bunda boleh ga kalau kakak ga sekolah?" Lho kenapa ini? Tumben nih anak ga mau sekolah. "Emang kenapa kak?" "Pengen belajar sama bunda aja di rumah". Deuh .. "di sekolah aja ya. Ustadz ustadzah nya hebat-hebat disana mah. Bunda mah belum bisa kayak ustadz ustadzahnya". "Ga mau bunda, bunda juga hebat kho". Bujuk rayu segala macam dikeluarkan sampai nyampe sekolah. Abang Ariq ditinggal di rumah sendiri karena masih ngantuk bangun sebelum subuh. Nafla ga mau ditinggal lagi hiks... tetep waras mak. Nungguin nafla minimal ampe masuk kelas. Ikrar kuttab di lapangan. Eh pas dilihat ada anak nangis pas mau masuk kelas. Nafla... kenapa kak? Ga mau sekolah mau sama bunda di rumah. Ustadzahnya ampe heran tumben nafla kayak gini. Menghadapi mogok sekolah. Akhirnya keluarlah "kakak dicubit aisyah di lapangan". Hah dicubit aisyah. Memang nafla tiap hari cerita kalau dia suka dicubit aisyah kalau di kelas. Saya kasih arahan ke nafla harus ngapain aja ketika di cubit. Bilang ke temennya "sakit. Aku ga suka dicubit. Sakit". Tapi.. nafla itu introvert. Apalagi kita baru sebulan pindah, belum menemukan teman yang menurutnya cocok. Di sekolah pun sama masih belum menemukan sahabat seperti di rumah dulu. Akhirnya setelah bolak balik rumah dan sekolah. Nafla pun mau sambil diajak ustadzah. Saya balik ke rumah, baca buku anak menghadapi anak mogok sekolah. Harus kerjasama dengan pihak sekolah karena menyangkut Bully. Sepulang sekolah saya janji jemput. Nunggu dia pulang. Alhamdulillah ada ustadzahnya, nanya nafla kenapa. Saya cerita soal aisyah juga. Sebenernya khawatir karena nafla juga atau aisyah gemas karena nafla ga pernah ngobrol bunyi ga kalau dicubit He. .. saya minta maaf atas kejadian hari ini sama nafla. Duh... Eh tiba-tiba Ariq mencoret coret tembok kuttab yang putih mulus pakai crayon yang dibawa dari rumah. Aduh. .. abaaaaaaang.... #tepok jidat Saya nanya gambar apa. " bola ini orangnya. Orangnya mah jeyek" Saya pun bergegas minta maaf ke kepala kuttab. Pulangnya nafla ceria lagi kayak biasa. "Gimana di kelas? Seru?" "Seru bunda." " Aisyah gimana? Ya gtu. Tadi mah ga nyubit di kelas mah. " "Bunda udah laporan soal aisyah ke ustadzahnya" "Trus gimana?" "Iya nanti mau diperhatikan sama ustadzahnya". Pulang ke rumah. Langsung nafla, Ariq dan Nisfa rame maen mobil-mobilan, sepeda, berantem. Ah... ga da hentinya. Apa yang hari ini bisa di ambil? Nafla punya bakat introvert yang menurun kuat dari bundanya #jleb #day4 #semuaanakadalahbintang #iip
0 notes
Text
Menulis
Hari sabtu, nafla sudah memulai project menulisnya. Dia menulis buku halo balita. Entah berapa kali dihapus tulisannya, entah berapa kali ganti kertas. Hingga menurut dia tulisannya cocok. Tapi ternyata nafla masih tergantung mood untuk menulis. Ketika kesal tidak sesuai harapan dia tinggalkan dulu menulisnya, dia main dengan adik-adiknya. Balik lagi menulis. Dan hari sabtu itu ga selesai karena acara menginap di rumah kakek. Sedangkan abang, abang anaknya cerewet banyak nanya kenapa. Untuk abang rasanya masih eksplorasi banyak aktivitas. Dia tertarik pada buku. Akhirnya baca buku untuk abang dan Nisfa pada hari itu. Di buku cerita dia ganti pemerannya menjadi Abang dan Kakak. Buku Halo balita dan buku yes I can saya baca bergiliran dengan ayahnya. Kemudian abang minta bermain ciat ciat seperti biasa di kasur dengan Ayah dan nafla. Sedangkan saya dan Nisfa menjadi penggembira tertawa. #day3 #semuaanakadalahbintang
0 notes