Sebab menulis adalah caraku mengabadikan kenangan dan memulangkan yang hilang.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Mas aku harus apa ketika sangat merindukanmu, sedang wajahmu pun aku belum tahu.?
Untuk jodohku dari aku yang belum menemukanmu.
0 notes
Text
Sampai jumpa~
Padamu, aku pendatang.
Untukmu, aku takkan bisa menjadi tempat pulang.
Tak apa, meski semesta hanya memberi masa yang begitu sebentar. Apa yang telah terjadi pada hari-hariku, akan tetap bersandar dalam genggam ingatan yang kekal.
Sampai jumpa.
— Arief Aumar Purwanto
373 notes
·
View notes
Text
Kita tidak benar-benar berjarak. Kita hanya tidak lagi sering bertatap.
-Mee
0 notes
Text
"Aku bukan seseorang yang diam-diam, mendoakanmu agar menjadi milikku. Aku, si pengecut yang menyerahkanmu pada takdir atas segalamu."
-Mee
2 notes
·
View notes
Text
"Pada doa-doa aku mengikat namamu erat."
-Mee
1 note
·
View note
Text
“Tak usah merasa bersalah. Kau tenang saja. Aku yang bodoh. Pernah percaya pada sesuatu yang sebenarnya tidak ada; cintamu.”
—
658 notes
·
View notes
Text
Terima kasih sudah sedikit memangkas bentang kilo meter yang menjeda.
Semalam aku bahagia atas obrolan kita yang meski hanya lewat sosial media.
-Mee
2 notes
·
View notes
Text
Soto kubaca Solo.
Ah. Di hadapan rindu kadang aku memang sebodoh itu.
-Mee
5 notes
·
View notes
Text
"Bentang kilo meter yang bertambah memaksaku untuk menyerah."
-Mee
1 note
·
View note
Text
"Tadi sebelum pukul lima, bagaskara lebih dulu pamit sebelum waktunya. Hingga senja di kotaku kali ini tidak berwara jingga."
Di tempatmu bagaimana?
-Mee
1 note
·
View note
Text
Lelaki yang Ku Temui di Bus Kota. #1
Aku sedang ingin bercerita tentang dia. Seseorang yang berhasil membuatku terkesan pada pertemuan pertama. Bukan, bukan yang pertama. Barangkali ke dua atau ke tiga, sebab sebelumnya aku pernah melihat dia mengikuti mata kuliah di kelasku. Waktu itu aku hanya tahu dia sebagai mahasiswa baru di kelas, sebab sebelumnya aku sama sekali belum pernah melihatnya. Atau barangkali dia memang mahasiswa kampusku yang baru saja selesai cuti dan memulai kuliah lagi? Entahlah, saat itu aku tidak begitu tertarik untuk tahu lebih dalam tentangnya.
Seperti biasa, pagi itu aku menunggu bus di depan gang rumahku. Sudah setahun lebih aku memilih naik angkutan umum untuk pergi ke kampus. Karena pikirku jarak rumah ke kampus yang cukup jauh jika aku harus berkendara sendiri.
Pukul 09:30 akhirnya bus yang ku tunggu sejak 10 menit tadi sampai di hadapanku. Sial, hari ini busnya penuh dan jika aku harus menunggu bus berikutnya maka bisa ku pastikan akan telat. Aku pun akhirnya memutuskan untuk tetap naik meski dengan hati yang mengerutu.
Saat itu, aku yang masuk dari pintu depan, seketika mengedarkan pandangan mencari bangku kosong untuk ku duduki. Tetapi nihil, semuanya penuh. Bahkan beberapa orang terlihat berdiri berdesakan di lorong bus. Seketika, pandanganku terhenti pada seseorang yang sepertinya tidak asing. Dia, mahasiswa baru yang beberapa hari lalu ku lihat di kelas.
Aku putuskan untuk melempar senyum padanya, sebab untuk mengucap "hai" rasaya tidak memungkinkan, karena dia yang saat itu berdiri di bagian belakang, sedang aku hanya bisa berdiri di pintu bagian depan bus dan berdesakan dengan penumpang lain.
Beberapa menit berlalu, jarak kampus tinggal setengah perjalanan. Kudapati seseorang menepuk punggungku dan berkata bahwa aku bisa duduk di bangku. Lagi-lagi aku hanya bisa tersenyum lalu mengekori pria berkemeja biru dongker itu sampai ke bangku yang dia maksudkan.
"Terima kasih mas." ucapku waktu itu hanya dibalas dengan senyum pada bibirnya, membuat pria berjenggot tipis dan berpostur tinggi yang berdiri di sebelahku itu terlihat lebih manis.
Kami pun melanjutkan perjalanan ke kampus dengan obrolan-obrolan kecil. Aku yang tetap duduk dibangku dan dia yang tetap berdiri di sebelahku. Bus kian melaju sampai kampus hijau, langkah kaki kita pun harus berpisah di gerbang kampus pagi itu...
Mee.
Bumi Kartini, Februari 2019.
2 notes
·
View notes
Text
Barangkali memang tidak :')
Menyapa saja tidak. Aku tak cukup pentingkah bagimu?
91 notes
·
View notes
Text
Khawatir, rindu, dan sangat ingin bertemu. Lalu mengusap punggungmu.
-Mee
1 note
·
View note
Text
Entah kenapa, kamu yang berkabung aku yang ikut sakit.
Di kepalaku penuh pertanyaan, apa kamu sudah baik-baik saja? apa kamu sudah bisa makan lahap seperti biasanya? apa kamu sudah berdamai dengan dirimu sendiri atas segala hal yang terjadi?
Mas, aku khawatir.
-Mee
Bumi Kartini, Februari 2019.
2 notes
·
View notes
Text
Untuk lelaki yang sedang dirundung duka
Seminggu yang lalu. Saat aku melihat tulisan di laman media sosialmu, bahwa kamu sedang tidak baik-baik saja karena perempuan yang menjadi cinta pertama sejak kamu dilahirkan ke dunia itu sakit. Diam-diam ada sedih yang juga menyelinap ke hatiku.
Ya. Saat itu, seusai kamu membalas pesan ku dan berkata bahwa yang kamu butuhkan dan rindukan hanya senyum Ibu. Aku hanya bisa bilang bahwa beliau nanti juga akan tersenyum kembali. Lalu basa-basi memintamu untuk bersabar.
Fajar tadi, aku kembali melihatmu menumpahkan kesedihan di laman media sosial. Aku terkejut. Rupanya beliau sudah berpulang. Dan kau sedang berjuang untuk lapang, atas kepergiannya beberapa hari silam.
Meskipun aku tahu sangat berat, lagi-lagi aku hanya bisa memintamu untuk tetap kuat, tanpa bisa memelukmu erat. Dan entah kenapa, ada nyeri di dada kiri. Saat kamu bilang kamu kuat menerima segala yang terjadi.
Untukmu lelaki yang sudah tak pernah lagi ku lihat sejak semester lima. Yang kini hanya bisa ku temui di sosial media. Tetaplah ceria, insyaallah Ibu sudah bahagia disisiNya.
dan semoga jarak berkenan kembali mempertemukan kita
Februari, 2019
Bumi Kartini.
-Mee
2 notes
·
View notes
Text
Kita ini apa? Bukan semakin dekat tapi malah semakin asing.
1 note
·
View note
Text
"Ada yang tak seharusnya tumbuh, untuk kamu yang tak pernah melihatku dengan untuh."
-Mee
1 note
·
View note