mawar-sendu
mawar-sendu
Mawar
156 posts
feeling, sharing and growwing :)
Don't wanna be here? Send us removal request.
mawar-sendu · 2 years ago
Text
“Nona, mau sampai kapan kamu terus mencintaiku?”
“Sampai aku se-lelah mungkin. Sialnya, sejauh ini aku belum pernah lelah dalam mencintaimu, Tuan.”
“kamu tahu kan, mencintai sepihak itu bukan perkara mudah? jadi, sampai kapan kamu terus mencintaiku?”
“ya, benar itu perkara sulit, Tuan. Namun, jika pertanyaan mu terus mendesak, jawabku Sampai cintaku berada di titik ikhlas. Ikhlas untuk melepaskan atau ikhlas sampai cintaku tak lagi sepihak, dan menjadi saling”
4 notes · View notes
mawar-sendu · 2 years ago
Text
“Hei, kamu ngapain???”
“???”
“ituuu, kamu masih aja nunggu?”
“Hmm,iya ya aku menunggu hanya untuk menanti jawaban yang tidak terbaca ini, entah jawaban itu menjadi senyum bahagia atas penantian dan watu yang terbuang atau,, bisa jadi tawa yang menyedihkan.”
1 note · View note
mawar-sendu · 2 years ago
Text
Dia bisa membuatku tahan menunggu,
Walaupun kecil kemungkinan dia datang,
Dia bisa membuatku rela munutup hati, karna yang ku mau dia yang datang nantinya,
mengisi ruang kosong ini.
Dia bisa membuatku senang dan kebingungan, dalam satu waktu.
Antara mau terus cinta atau …
Tapi, ikhlas mana lagi yang harus aku coba
1 note · View note
mawar-sendu · 3 years ago
Text
awan....
3 notes · View notes
mawar-sendu · 3 years ago
Text
Seketika aku ingat, ketika aku sakit kamu pernah berjuang mencari air kelapa untuk aku. Terimakasih.
0 notes
mawar-sendu · 4 years ago
Text
dengerin ceritanya kok aku langsung panas ya, kek kalo digambarin kepala betanduk deh. Heuheu
Za, kamu tuh udah susah-susah ngobatin luka. Kamu lukai lagi sendiri. Kamu gila?
Dahlah. Gausahlah kamu tengok-tengok lagi kedia, gausah. Jangan lagi taruh hati kamu kedia. Percuma, za. Susah kalo udah mental gembel mah di kasih rumah tetep aja.
Kamu gausah capek-capek buka hati lagi buat dia dah gausah.
Meskipun hati bilang, masih sayang, yaudah dicukupkan aja. Allah udah nyiapin yang lebih baik, versi lengkap. masa kamu tega sih masih milih yang 'gembel'😜
0 notes
mawar-sendu · 4 years ago
Text
Udah dibilang jangan mulai lagi, bandel sih dibilangin. Sakit kan.
Za, udahlah gak capek apa buka tutup luka? Udah tau sakit jangan di korek lagi. Tuhkan luka lagi kan, berdarah lagi, nangis lagi.
0 notes
mawar-sendu · 4 years ago
Text
Kondangan hari ini terasa berbeda. bertemu dengannya, mengungkit rasa yang sudah kukubur dalam-dalam meski pernah tumbuh subur sejak dulu.
Hufft.... Sungguh, perasaan ini membuatku hilang kendali. Saat perfotoan, yang kulihat hanya dia. Layaknya sesuatu yang ku rindu dan kini terobati dengan temu. Ingin, sekali bercengkrama seperti dulu, tapi rasanya tidak perlu. Ku dengar sayup kata hati ia berkata, agar diriku tidak memulai hal itu.
"Jika dirimu tidak benar-benar ingin bersamanya, jangan membuka dan mempersilahkannya untuk masuk. Cukupkan saja ia bagaikan tamu, biarkan ia diteras hatimu. yang dulu sempat menjadi pernah sudahi, dan tidak perlu kau putar memori klise itu, biarlah berlalu dengan seiring berjalannya waktu"
Baik. Aku akui. Aku masih mencintainya.
Hanya saja perasaan itu secepat mungkin ku kubur saat aku menyadari adik kelasku yang juga telah dekat dengannya. Meski, aku tidak terlalu tau hubungan apa yang mereka jalin. Hatiku tetap tidak siap menerimanya jika hubungan mereka benar adanya.
Sungguh, Konsentrasi ku buyar ya Allah...
Harus kah aku mengingatnya kembali? Sungguh ini pilu.
Bantu aku melupakannya ya Allah..
0 notes
mawar-sendu · 4 years ago
Text
Tidak pernah terfikir, bahwa perasaan itu benar-benar tumbuh, sekarang.
Seperti biasanya kita berteman sebagaimana orang lain diluar sana. jarang ada temu karna kesibukan masing-masing.
Eh tidak juga, terkadang menyempatkan waktu disela padatnya kegiatan sekedar bincang santai, dan bercerita kehidupan satu sama lain masih selalu kami upayakan. Bahkan, tidak jarang menggabungkan "me-time" masing-masing menjadi satu "Qtime" Ntah itu dihabiskan dengan hangout, dinner diluar yang pastinya judulnya ngobrol. Iya, ngobrolin hidup. Haha'
Tapi suka mikir-mikir, kok kita gini banget ya? Emang sewajib itu kah Qtime bersama bagi saya dan kamu?
0 notes
mawar-sendu · 4 years ago
Text
Ya allah, terlanjur sayang gimana dong?
0 notes
mawar-sendu · 4 years ago
Text
Ada seseorang yang baru hadir di kehidupan kita. Tanpa harus berpayah-payah menunjukan diri kita agar dianggap, dia ternyata lebih dulu mampu menghargai kehadiran kita. Dia jauh lebih paham bagaimana mengharagai setiap orang-orang hadir dihadapannya.
0 notes
mawar-sendu · 4 years ago
Text
Dear My Heart, cepat pulih ya.. Maafin aku kemarin ngasih kamu ke orang yang salah
0 notes
mawar-sendu · 4 years ago
Text
Aku Pura-pura cuek padahal, sebenrnya sayang banget. Kamu gak tau aja.
0 notes
mawar-sendu · 4 years ago
Text
Baru saja aku ingin mencoba menghilangkan rasa benci ini padamu, mengapa rasanya aku seperti terbakar api cemburu melihat status kawan-kawanmu yang menyebutkan tentang mu..
Mengapa rasanya seperti aku yang terpukul....
1 note · View note
mawar-sendu · 4 years ago
Text
Aku pernah bertanya pada seorang teman, "mengapa rasa kehilangan ini membuatku sangat sulit untuk menuliskan apa yang ku pikirkan, bahkan menuangkan rasa yang ada dalam hati saja sulit sekali.."
teman ku menjawab, "ya, kamu harus menemukannya untuk bisa membuatmu menulis kembali.."
dan aku baru sadar bahwa, setiap tulisanku selama ini mengandung kamu.
0 notes
mawar-sendu · 4 years ago
Text
Mendengar namamu saja aku enggan. dan disaat aku sudah tidak ingin melihatmu, mengapa Tuhan selalu punya cara untuk mempertemukan kita?
rasa tak ingin ku dipaksa sirna, oleh takdir.
4 notes · View notes
mawar-sendu · 4 years ago
Text
Relate bgtttt
Andai Aku Bisa Abai
Setiap kali pesan darimu masuk di ponselku, aku ingin bisa menahan diri untuk tak segera membaca dan membalasnya; melatih diriku untuk menganggap bahwa kau bukan bagian penting yang aku tunggu.
Setiap kali tak ada kabar darimu berminggu-minggu aku ingin bisa menahan diri untuk tak menyapa lebih dulu; melatih diriku untuk menganggap bahwa ketiadaanmu bukanlah masalah besar bagiku.
Bagimu, tentu aku hanya penghangat bayang kosong di sisimu. Yang tak akan pernah kamu minta tinggal jika aku ingin pergi. Aku adalah pesan-pesan yang tak punya kesempatan untuk dibalas dengan euforia yang sama besarnya.
Bagimu, tentu aku hanya pengisi sepi dalam ruang hatimu yang begitu luas. Yang tak akan pernah mendapat tempat istimewa sebagai penghuni satu-satunya. Aku adalah perasaan-perasaan yang tak cukup indah untuk dijadikan sebagai kenangan.
Aku pernah berharap menjadi satu-satunya yang kau ingini, ternyata aku hanyalah satu-satunya yang bermimpi.
Aku pernah berharap menjadi satu-satunya orang yang kau anggap penting, tetapi ternyata hanya aku satu-satunya yang menganggap “kita"penting.
Aku ingin lari–sambil berharap semakin jauh aku mengayuh kaki, maka semakin tertinggal pula rasa keingintahuan akanmu. Bukankah semuanya akan lebih mudah jika aku pergi ke tempat di mana mata kita tak pernah bisa bertemu lagi?
Aku ingin menikmati hari–yang tanpa kamu. Aku sudah tidak lagi berharap akan ada sebait pesan singkat yang mampir di ponselku seterlambat apa pun itu. Bukankah kamu telah menganggap ‘kita’ sebagai kecelakaan tersedih yang pernah kamu alami?
Tapi, tidak apa, dalam hidup tidak semua cinta adalah kepunyaan. Jika dengan berjalan sendiri-sendiri membuatmu bahagia, maka pergilah. Kelak, aku pasti mampu mengenangmu dengan biasa-biasa saja.
Tapi, tidak apa, dalam hidup tidak semua akan terbalaskan. Seperti perasaan-perasaan yang telah kujaga lama nyala hangatnya ini. Karena, siapalah aku yang sederhana ini untuk kamu yang sempurna di mataku?
Aku ingin punya kesempatan mengabaikanmu, hingga kau menyimpan tanya dalam dirimu yang tak berani kau sampaikan padaku “kamu kenapa?”
Aku ingin punya kesempatan menghilang dari hidupmu, hingga kau menyimpan rindu yang tak berani kau katakan. Hingga kau diam-diam mencari tahu kabarku, hingga kau diam-diam memperhatikan seluruh gerak gerikku, hingga tak sengaja kau menulis namaku setiap kali kau kesepian.
Tetapi selalu saja, “hai, apa kabar?” darimu menghapus segala usaha. Seperti air mata yang diam-diam melunturkan tulisan-tulisan ini… Seperti langkah kaki yang diam-diam selalu memilih kembali; Seperti kebodohan yang kulakukan sekali lagi—dan lagi.
Tulisan ini ditulis bersama dengan kak @susyillona.
1K notes · View notes