matcha-and-tea-blog
15 posts
Pemilik akun yang sama dengan akun sebelah | Tulisan lapak sebelah dengan versi lebih waras | Mahasiswa | Yang masih harus banyak berbenah
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Belajar dari Prof. Puruhito: Sedikit-sedikit Lama-lama Menjadi Bukit
Sore itu, Surabaya macet. Dimana-mana macet. Entah… padahal ini sabtu dan sekolah sudah hampir masuk efektif. Ah.. mungkin mereka puas-puasin liburan sebelum rutinitas dimulai senin besok.
Aku dalam perjalanan menuju terminal untuk pulang. Esok hari Mbak Irma-kakakelas jauh, residen kardio-mau nikah.
Perjalanan dari kosan ke terminal juga lumayan padat. Bapak go-car yang nganter aku rasanya udah ga sabaran pengen cepet sampe. Mana Surabaya panas. Dia muter radio. Kemudian aku baru sadar kalau suara yang sedang aku dengar adalah seorang Dokter. Entah dalam rubrik apa itu. Isinya cukup menarik.
Ceritanya, beliau adalah seorang dokter spesialis bedah. Pernah kan kita mendengar peribahasa “sedikit-demi sedikit lama-lama menjadi bukit”. Beliau sangat memaknai peribahasa tersebut dan menjadi nilai yang beliau percaya sehingga beliau bisa sampai di titik ini.
Kegemaran menulis apa yang dibaca, apapun yang dipikirkan, sedikit demi sedikit sampai suatu titik dimana semua pikiran dan informasi yang dia baca terasa klop dan ketika beliau sadar bahwa itulah salah satu kebiasaan yang membuatnya bisa seperti sekarang. Menulis buku-buku bedah yang dipersembahkan untuk seluruh para mahasiswa didiknya.
“Butuh waktu lama, butuh tekun dan istiqomah.. memang, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Kita baru bisa menikmati setelah melewati jalan panjang tentusaja” katanya.
Jadi ingat pesan Imam Syafii bahwa ilmu itu perlu waktu lama dan tidak diperoleh dengan badan yang bersantai-santai
Terakhir, beliau memperkenalkan diri dan pamit undur diri. Disitu aku baru sadar bahwa beliau adalah Prof. Puruhito, dosen sekaligus dokter spesialis bedah thorax dan kardiovaskular.
Prof. Puruhito adalah salah satu dosen yang aku kagumi. Sejak awal mengajar di modul critical thinking and evidence based medicine. Sikap disiplinnya, cerdasnya, kerjakerasnya. Barakallaah fiikum…
0 notes
Text
“Ayah, kenapa ya dulu waktu masih kecil rasanya ‘semua berjalan sebagaimana mestinya’. Tapi sekarang, semakin besar rasanya nggak gitu. Hahaha… kayak harus muter-muter dulu”
“Iya, Nak… karena kamu sedang mempersiapkan lompatan yang jauh untuk hidupmu, untuk masa depanmu kelak”
Kemudian aku diam.
0 notes
Text
Karena Tidak Semua....
Karena tidak semua yang buruk bermakna buruk, begitu pula sebaliknya, maka gunakan segala sudut pandang
Karena tidak semua yang tidak peduli itu benar benar tidak mau tau, maka pastikanlah kembali
Karena tidak semua diam itu berarti tidak ada yang ingin dikatakan, maka tanyakanlah
Karena tidak semua yang kecil itu bermakna sedikit, maka besyukurlah
Karena tidak semua ketidakmungkinan mustahil terjadi, maka berdoalah
Karena tidak semua yang kita harapkan bisa kita dapatkan, maka berpasrahlah
Karena tidak semua anggukan bermakna setuju, maka tinjaulah kembali
Karena tidak semua tawa bermakna bahagia, maka jelilah dalam melihat
Karena tidak semua tangis bermakna sedih, maka perhatikanlah baik-baik
Karena sensitifitas tiap orang itu berbeda beda, maka berhati hatilah dalam bercanda
Karena emosi itu cenderung mengontrol sikap, maka kontrol lah sikap saat emosi
Karena tidak semua sikap yang baik diapresiasi baik, maka selalulah memiliki niat yang baik
0 notes
Text
manusia menyimpan rasa takut dan khawatirnya sendiri. Ndak ada yang benar-benar bebas dari rasa khawatir. Termasuk soal impian. seindah apapun impian yang dibayangkan, ada banyak kekhawatiran yang membuntuti. semakin dekat dengan tujuan, terkadang rasa ragunya juga semakin besar. Thomas A. Edison even stated “ Many of life's failures are people who did not realize how close they were to success when they gave up”
ah, iya... Kata Kurniawan Gunadi “bersama orang yang tepat, impianmu akan menjadi hebat”
semenakutkan apapun jalan yang dibayangkan, sesulit apapun nanti, berdoalah semoga Allah tetap kuatkan. dan Allah pertemukan dengan orang yang tepat :)
0 notes
Text
When I’m afraid, or feeling worry, you always have some “magic word” for me to calm me down, to make me feel better. You’re quite understand me… “Jangan tidur malem-malem, tidurnya yang teratur, nanti terus ga mood, bete…” “Ah, itu kan cuma perasaanmu aja” “Sudahlah, tenang aja…. nanti pasti ketemu jalannya kok” “Pokoknya ikhlas aja…” “Khawatir atau tidak khawatir ga bakal menghentikan sesuatu untuk terjadi, pasrah aja….”
You always have some words to bring my spirit back, to bring my mood back, and keep me optimist. The one who has a very warm heart.
“Ikhlas dan syukur ya, Nak” your eternal life guide
Thanks Ayah :’)
0 notes
Text
Menjadi Lebih Bersyukur
Bersyukur, ternyata nggak cuma mengucap “alhamdulillah”. Perlu bukti, perwujudan nyata. Sama kayak cinta, ga bisa cuma ngomong aja haha :v
Sebagai manusia dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Menerima keterbatasan, karena memang manusia tidak sempurna.
Kapan bahagianya kalo selalu membandingkan kekurangan diri dengan kelebihan orang lain, jika selalu membandingkan posisi start diri dengan pertengahan jalan yang sudah orang lain lalui? :)
0 notes
Text
Random Thought
Pernah suatu ketika awal semester 1 dulu, seorang temen tanya “Ilma mau nikah kapan?” Yang tanya temen cewek kok 😂 Aku heran kenapa dia tanya begitu. Aku bercandain sih, karena aku pikir dia cuma godain aku “Kamu mau jawaban serius apa main2 hehehe?” “Lah, Ilma loh.. kamu mau diseriusin apa dimainin? Wkwkw” Setelah tau dia serius, aku sedikit cerita tentang rencana ini itu. Intinya aku masih belum dapet titik temu antara karir dan mau nikah kapan. Fyi, sekolah kedokteran memakan waktu yang cukup lama 😂😂
Terus dia bilang “iya ya, Il… anak2 tak tanyain pada gitu semua yang cewek. Masih bingung, masih pengen berkarir dulu ini itu lalalalala, tapi pengen nikah juga hahaha”
Nah beberapa hari lalu, waktu aku berkunjung ke rumah dosenku, kebetulan beliau dosen klinis jadi cuma ketemu pas tutorial ketrampilan medis atau tutorial PBL. Orangnya telaten kalo ngajari, beliau senang mengajar meskipun gaji sebagai seorang dosen tidak lebih besar daripada praktek. Beliau seorang dokter konsultan neurologi, spesialis saraf. Beliau bilang “ Jadi, Ilma…. sepandai apapun seorang perempuan, sehebat apapun karirnya, karir utamanya tetep di rumah, mengurus anak dan melayani suami. Karena ketika sudah menikah, kecantikan tidak lagi penting loh…” “Kalo saya masuk jam 7, saya udah bangun jam 4 pagi dan masak, beres2 ini itu” katanya lagi.
Hoo… kemudian aku mulai mikir, memang, “penjaga gawangnya” rumah ya cewek. Seneng kan, melihat setiap detik pertumbuhan dan perkembangan anak2, memastikan rumah aman terkendali, jadi backup suami dan anak.
Salah satu anak yang biasa ngaji sama aku, namanya Aira. Sudah tidak lagi ngaji iqro’, udah ngaji Al-quran. Ngajinya bagus dan lancar, tajwidnya juga bagus untuk anak seusianya. Terus aku tanya “Aira ngajinya pinter ya… kalau di rumah ngaji sama siapa, sayang?” Terus jawabannya “ngaji sama ibuk mbak…” Ah, iya, tugas besarnya juga menjadi madrasah pertama bagi anak2nya.
Hh… sebenernya aku juga belum menemukan titik temu. Masih bingung. Antara rencana ini, itu, belum punya pandangan mengenai waktu. Tapi minimal beberapa hal yang terjadi belakangan membuatku setidaknya mulai berpikir lagi. Target studi ini itu, keinginan ini itu. Haha… semakin ke sini rasanya semakin pasrah. Terserah Allah mau di arahkan kemana, lanjut sekolah, cita2 ini itu, semuanya. Allah Maha Baik atas segala rencanaNya :’)
Haha.. aku hanya sedang kepikiran beberapa hari ini. Terlalu awal ya? Ah, nggak juga… kata mas Faizal waktu di kelompok tutor PBL “Iyalah, mulai dipikir sekarang. Masa proyek seumur hidup mau dipikirin H-1 bulan sebelum hari H”
Wuhuu semakin random kalo dilanjutkan. Sebaiknya aku segera buka diktat Faal lagi~ 😂
0 notes
Text
Terimakasih sudah memberikan kesempatan untuk berani mengambil tanggung jawab (lagi), untuk belajar (lagi). Belum cukup baik mungkin, tapi terimakasih atas kesempatan dan kerjasamanya.
0 notes
Text
Sore Bersama Ayah
Menurutku, ayah adalah orang yang paling bisa rasional dalam menghadapi orang lain saat dia emosi. Aku memang masih di Surabaya, tapi sore itu ayah telepon bercerita banyak hal… ini itu… lalalalala…lalu, ada beberapa hal yang sangat penting yang aku tangkap. Waktu itu ayah bilang;
“Kadang, orang lain dalam menyampaikan kritik dan pendapat itu terkesan memaksakan pendapatnya karena, esensi yang mau dia sampaikan ke orang lain itu tidak dia sampaikan karena keduluan emosinya. Sialnya, orang yang mendengarkan juga begitu. Mereka juga hanya sekedar mendengarkan, tidak (mau) memahami. Lagi pula dalam berpendapat jangan hanya mencari sisi lemahnya saja. Tawarkan solusinya bukan cuma ngomong sana-sini.”
Ayah adalah orang yang sangat mencintai pekerjaannya. Dalam berbagai forum, ayah sering mengemukakan idenya dan sering dianggap ide itu bagus oleh forum. Waktu aku tanya “ayah kok bisa sih?” ayah Cuma jawab “karena.. ketika ayah mengajar, ayah juga belajar”. Beberapa tawaran dalam beberapa tahun terakhir sempat datang. Entah itu tawaran jadi inilah atau itulah. Meskipun mungkin dalam hal finansial akan lebih banyak kalau ayah jadi lalalala itu, tapi ayah menolak. Ayah bilang “ayah lebih suka jadi guru saja”. Kami sekeluarga pun juga sebenarnya lebih senang ayah jadi guru.
Saat aku tanya kenapa, ayah bilang lagi “ayah mengajar sambil belajar juga”. Ahaa.. that’s why, guru itu nggak boleh egois, gaboleh ngerasa paling pinter dan paling bener sendiri. Ayah selalu berpesan “Mbak, yang profesionalitas saja di bidangnya, tak perlu lah ngejar atau bahkan meminta jabatan ini itu…”
Semoga ayah ibuk selalu sehat sehingga ilma bisa belajar banyaak hal dari kalian…
0 notes
Text
Menyikapi Perubahan
“Tubuh memiliki kemampuan untuk menjaga kondisinya dalam kondisi yang stabil, kondisi homeostasis. Tapi, sebenarnya stabilnya tubuh adalah kestabilan yang dinamis, bukan yang benar tetap. Misalnya begini, dalam kondisi panas, seseorang akan menghasilkan urin yang sedikit dan pekat. Berbeda saat kondisinya dingin, dengan asupan minum yang sama, mungkin dia akan lebih sering ke toilet karena urin yang dihasilkan lebih banyak”
Seringkali kita mendengar “kamu berubah ya?” Pasti, tentu saja, dunia berputar, time change, season change, people change. Gapapa, wajar. Perubahan adalah suatu fase yang sebenarnya merupakan suatu bentuk adaptasi sehingga kondisi “homeostasis"nya tercapai.
“Dalam kondisi emergency, misal dalam kecelakaan lalu lintas dan terjadi perdarahan, maka tubuh akan menjaga perfusi organ-organ yang penting, yaitu jantung dan otak. Darah akan mengurangi suplainya untuk bagian yang saat itu dianggap kurang emergency, contohnya ekstremitas. Hal itu dipertahankan sampai kondisi tersebut membaik, misalnya perdarahannya sudah berhenti. Kembali lagi, hal itu untuk menjaga homeostasis tubuh”
Dalam kondisi tertentu, perubahan memang diharuskan terjadi untuk menjaga homeostasisnya. Terlepas dari apapun perubahan itu, nyaman tak nyaman, suka tak suka. Semuanya berubah. Pasti. Ada hal yang telah dihadapinya, yang telah dilewatinya, yang membuatnya harus berubah. . . . Lalu? Menyikapi perubahan itu dengan biasa, memandang sesuatu dengan wajar. Iya, tak apa… semuanya memang harus berubah. Sedikit demi sedikit semua pasti berubah. Bahkan daun yang berguguran pun nantinya akan berganti dengan daun yang baru di pohon yang sama. Yang jelas, menerima dan mengakui adanya perubahan itu penting, karena itu juga merupakan suatu sinyal untuk sistem kita supaya ikut beradaptasi menghadapi sesuatu yang katanya sudah berubah tadi, supaya homeostasisnya tetap terjaga. Karena sesungguhnya dunia dan hidup ini merupakan suatu kestabilan yang dinamis pula :)
0 notes
Text
Sederhana, Secukupnya: Belajar dari Apoptosis
Bismillah….
“Sesungguhnya, Allah membenci orang yang berlebih-lebihan” (Al-A’raaf: 31)
Mengawali dengan firman Allah, surat Al-A’raaf ayat 31. Allah tidak suka orang yang berlebih-lebihan. Jadi inget pelajaran biomed tentang “Apoptosis”. Dalam mekanisme seluler, apoptosis terjadi hanya jika sel punya cukup ATP untuk menghancurkan sel yang sudah rusak. Kalau dia gapunya cukup ATP jadinya nekrosis. Nah, apasih fungsi apoptosis ini? Banyak. Salah satunya pembentukan sela-sela jari kita, menghancurkan sel yang rusak sehingga mencegah kanker, dan menjaga keseimbangan (homeostasis).
Sama kayak kita, Allah sudah memberi banyak sekali hal yang patut disyukuri. Kayak nikmat sehat, waktu, rezeki, air, udara, dan banyaaakkk banget…. kalo kita misalkan segala pemberian Allah itu adalah ATP, maka kita harus menggunakannya untuk hal-hal yang bermanfaat. Seperti nikmat rezeki, maka baik-baiklah menggunakannya, jangan berlebih lebihan. Kan kata Allah “ wa laa tusrifuu”.
Nah, apoptosis juga gitu, harus secukupnya. Kalo dia kurang banget alias kemampuan apoptosisnya rendah, maka bisa bikin kanker karena dia ga bisa menghancurkan sel yang rusak sehingga timbul keganasan. Tapi, kalo dia berlebihan juga ga bagus. Penyakit autoimun misalnya. Imun malah menyerang tubuh sendiri kan serem yah kalo gitu :”
Ini juga reminder buat diri sendiri sih :” Semoga bisa terhindar dari sifat berlebih-lebihan dan belajar sederhana, secukupnya :3
0 notes
Text
Shalat Subuh
Hari Selasa lalu, waktu itu aku lagi nunggu kelas dimulai. Biomed. Kebetulan, kita dapet tugas menjelaskan mekanisme ouabain bagi penderita infark miokardium. Karena dosennya belum datang, aku sempatkan diskusi tentang materi itu dengan teman disebelahku. Temanku ini baik sekali dan asik untuk diajak diskusi. Kebetulan dia non muslim, tapi sangat baik dalam hal toleransi. Teman temannya mungkin banyak yang muslim jadi beberapa hal tentang islam dia tau. Pernah suatu ketika dia tanya tentang puasa syawal dan puasa arafah.
Setelah diskusi selesai, dia tanya aku ikut ormawa apa. Nah, organisasi yang aku ikuti itu mensyaratkan untuk kita ikut kajian2 yang diadakan 2 minggu sekali selama sekian kali pertemuan.
“Wah, kalau nggak terpaksa pasti ringan buat ikut kajian kayak itu yaa… ” katanya
“Hehe.. iya..”
“Lagian, waktu aku baca hasil kajiannya bagus kok isinya…”
“Loh, kamu kok tau?”
“Iya, aku suka baca hasil kajian kalian yang di post temen temen di grup kelas. Oh iya, kalo yang hari Jumat itu cuma cewek ya? Yang cowok shalat Jumat?”
“Ooh.. iya… kalo hari Jumat itu kajiannya khusus cewek, jadi nanti kita lebih banyak bahas hal-hal yang berkaitan sama cewek sih. Kalo cowok ya wajib shalat Jumat”
“Cewek nggak wajib shalat Jumat?”
“Kalo cewek nggak wajib sih, tapi ada beberapa yang shalat Jumat”
“Ooh. Gitu… iya ya.. masjid rame banget ya kalau shalat Jumat, tapi kalau subuh kok sepi ya, Il?”
Deg. Aku cuma meringis.
“Shalat subuh ke masjid itu berat karena jam jam segitu kan lagi enak-enaknya tidur. Makanya, kalau mengerjakan shalat subuh itu pahalanya besar hehe…”
_________
Allah dalam Al quran berfirman,
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Shubuh. Sesungguhnya shalat Shubuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (Qs. Al-Isra’: 78)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya mereka mengetahui keutamaan yang ada pada shala Isya’ dan shalat Shubuh, tentu mereka akan mendatanginya sambil merangkak.” (HR. Bukhari no. 615 dan Muslim no. 437)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya.” (HR. Muslim no. 656)
0 notes
Text
Berdamai dengan Masa Lalu
Semua orang punya pengalaman, punya masa lalu, baik-buruknya. Semua pasti punya
Berdamailah dengan masa lalu. Karena kadang faktor sulit untuk melangkah maju karena kita masih dibayangi masa lalu, masih belum bisa ikhlas menerima dan berdamai dengannya. Masih muncul pertanyaan “why did it happen to me” atau “it shouldn’t be happen” dan pertanyaan pertanyaan itu kadang malah bikin semakin sedih saja.
Masih merasa dipersalahkan, dimarahi, atau dihina, atau ingatan tentang rasa takutnya, sedihnya, tidak enaknya dan semacamnya. Sebenarnya mungkin kita merasakan hal itu beberapa waktu itu saja, cuma mungkin rekamannya itu yang kita putar berulang ulang dalam memori. Efeknya kita merasa dimarahi terus terusan, dihina terus terusan dan sedih berkepanjangan meskipun hal itu sudah jauh tertinggal dibelakang. Dan akhirnya membuat takut untuk melangkah.
Menjadikan kesulitan, kesedihan, kegagalan, ketidaknyamanan dan yang nggak enak-enak itu bagian dari proses. Iya, proses menuju yang lebih baik…
Berdamai dengan masa lalu, memaafkan diri sendiri dan masa lalu… dengan harapan tidak ada ketakutan lagi untuk terus melangkah, tidak ada bayang bayang kekhawatiran (lagi)
Selamat melangkah lagi, tetap semangaat :”
0 notes
Text
Cherry Blossom
Halo… Sudah april lagi, kalo di Jepang bulan ini merupakan tahun ajaran baru bersamaan dengan mekarnya bunga sakura.
Ngomong ngomong tentang sakura pernah ada kata kata yang aku lupa dapet dari mana “jadilah seperti sakura, hidup sebentar, namun bermakna” uhuk :”
Well, sakura bagi orang jepang maknanya dalem banget. Bunga cantik ini dijadikan sebagai simbol semangat baru dan awal yang baru. Mungkin itu kali ya yang bikin tahun ajaran baru sekolah dimulai bulan april :)
Semoga april ini turut memberi kita semangat baru, revitalisasi visi misi kita, menghantarkan kita pada semangat meraih tujuan mulia kita, apapun itu. May Allah bless us, aamiin…
Selamat memasuki bulan april, meski tanpa kehadiran sakura, iklimnya nggak cocok di tanam di negeri tropis nan eksotis seperti indonesia:” Semoga makna dan aura semangatnya tidak berbeda dari negeri asalnya.
Happy April, tetap semangat~ :)
*mudah-mudahan Allah memberi kesempatan untuk melihat bunga sakura langsung suatu saat nanti, aamiin allohumma aamiin…. :)
0 notes
Text
Refleksi: Fisiologi Sensorik dan Kehidupan
Ketika reseptor sensorikmendapat rangsang, dapat berupa reseptor visual di mata, reseptor auditorik ditelinga, reseptor taktil di permukaan kulit atau yang lainnya. Pengalaman sensorik ini dapat menimbulkan reaksi segera dari otak, atau memori tersebut dapat disimpan dalam otak selama beberapa menit, beberapa minggu atau beberapa tahun dan selanjutnya dapat menentukan reaksi tubuh di masa yang akan datang (Fisiologi Guyton dan Hall Ed.12)
Segala yang ada di lingkungan, yang kita rasakan, pun yang kita alami itu seperti rangsangan terhadap reseptor sensorik di sistem saraf kita. Itu semua merupakan pengalaman. Ketika suatu kejadian menimpa kita, kita akan memberikan respon terhadap apa yang terjadi lewat cara kita bersikap. Sama halnya seperti ketika reseptor sensorik mendapat rangsang, maka akan tercipta reaksi tubuh. Selebihnya, pengalaman itu bakal kita simpan di otak sebagai bekal kita untuk menentukan sikap di masa yang akan datang. Itu sebabnya pengalaman itu penting, meskipun beberapa diantaranya merupakan pengalaman yang tidak mengenakkan. Tetap, itu merupakan sesuatu yang berharga sebagai pembelajaran buat kita di masa yang akan datang.
Fungsi penting dari sistem saraf adalah mengolah informasi yang masuk dengan cara sedemikian rupa sehingga timbul respon motorik dan mental yang sesuai. Lebih dari 99% informasi sensorik diabaikan oleh otak karena tidak relevan dan tidak penting. Contohnya, seseorang biasanya sama sekali tidak memeperhatikan bagian tubuh yang bersinggungan dengan pakaian (Fisiologi Guyton dan Hall Ed.12)
Sama halnya dalam kehidupan. Mungkin tidak semua kondisi yang diharapkan dari lingkungan bisa kita dapatkan, tidak semua yang kita lakukan mendapat dukungan atau tidak semua tentang kita mendapat respon yang kita harapkan dari lingkungan dan itu wajar. Sesekali mungkin kita mendapat hambatan dalam menuju sesuatu tapi, bukankah hambatan itu yang menjadikan kita kuat? :)
Namun, informasi sensorik yang penting merangsang pikiran, informasi tersebut segera disalurkan ke bagian integrasi dan motorik otak yang sesuai sehingga dapat timbul respon yang diinginkan. (Fisiologi Guyton dan Hall Ed.12)
Abaikan saja hal-hal yang tidak penting, tetaplah fokus pada tujuan. Bismillah… :)
0 notes