Text
Raja Ampat: Melepas Pulau Jawa (Part 1)
Hari pertama, berangkat selepas sholat subuh dari kontrakan mang Robi si moka Binjai. Masih pagi, kurang tidur, dengan bawaan yang gagah, tapi berat, sebagian Bogor squad berjumlah 4 (Aku, Sihar, Alim, dan Indri) pun kumpul di pelataran BNI Dramagon. Begitu anggota terakhir, non Indri tiba dengan kardus kardus nya, kami lanjutkan perjalanan ke stasiun bogor.
Dari Bogor sampai Manggarai harusnya bukan masalah, kalau di siang hari. Tapi akan beda cerita kalau berangkat pagi ditemani carrier yang seukuran anak smp ditambah beberapa kardus dan koper. Terhimpit, terhempas, dan terpojokkan. Lebay sih.. tapi msu gimana lagi? Emang itu yang terjadi. Keadaan kereta udah gak manusiawi waktu itu. Demi mengcover agar carrier si indri plus indri nya gak tertindih, tangan serasa push up ratusan kali. Dan bukan hanya itu, turun dari kereta pun kami seperti memasuki adegan sinetron dimana kami sebagai pembantu yang terusir dari rumah. Menyedihkan dan melelahkan.
***
Next, singkatnya kami sampai di senen.
Perdana bertemu dengan orang orang hebat asal Jabodetabek. Mengambil tiket yang untung nya udh diprint sama mbak Emil yang kebetulan tiba pertama. Lalu masuk ke kereta GBMS tujuan Gubeng dan mengepak barang bawaan di kabin. Nah ini juga susah, si anak smp (baca: carrier) badannya terlalu besar untuk ditidurkan di kabin atas walaupun akhirnya mereka (dipaksa) berada di atas sana.
Sebelum berangkat, kembali kujelajahi wajah teman teman yang akan menemani ku selama perjalanan yang jauh ini. Ada Uci yang duduk bersebelahan dengan Sihar, ada Fito yang aku baru tahu ternyata sekampus dan se angkatan dengan ku, ada Bimo, Ahkam, dan Emil yang duduk bertigaan berhadapan dengan mas mas supporter Arema, kemudian ada Dinda yang (masih) kalem dengan wajah ditutupi masker, ada Zata dan Lely yang pendiem, dan terakhir ada Wiwi yang duduk sedikit terpisah.
10.15 WIB, kereta melaju… OTW to Surabaya….
Selama di kereta, rasanya bebas mau ngapain aja, we are teenagers after all, kecuali Wiwi yang sudah berumur wkwk. Main uno, main ludo, tebak tebakan, sampai tidur angguk angguk geleng geleng ala Sihar. Pokoknya semua seru dan menyenangkan, apalagi bisa tuker tukeran seat. Mungkin, gerbong 2 sengaja diciptakan hanya untuk menampung kami malam itu.
Eitsss…. Tapi tunggu dulu. Ternyata di perjalanan awal ini pun dibumbui dengan kisah menegangkan. Waktu itu sekitar pukul 11 malam, aku sedang tidur dan dibangunkan hanya demi mendengar kabar Emil dan Wiwi ketinggalan di stasiun Madiun!! Jam 11 malam, kereta singgah di stasiun Madiun dan rumor nya akan berhenti sedikit lebih lama. Emil dkk termasuk Zata dan Dinda pun turun, ada yg beli makan dan ada yg sholat. Tapi eh tapi, ternyata kereta tak berhenti lama (bacanya sambil nyanyi ya). Emil yang lagi sholat dan juga Wiwi ketinggalan kereta. Wiwi ga bawa dompet dan Emil ga bawa hp, sungguh pasangan tragis yang saling melengkapi. Tapi untung saja Emil bawa duit untuk mereka bisa memesan tiket. Dengan bantuan dari tim yg ada di kereta, mereka pun akhirnya memesan tiket keberangkatan pukul 1 dini hari.
****
Bersambung di part 2
9 notes
·
View notes
Text
Raja Ampat, (almost) 5W1H
Oke, setelah sekian lama menghilang, aku mau menebus nya dengan cerita perjalanan aku selama di Raja Ampat. Tapi, sebelum jauh cerita melebar kemana mana, post kali ini cuma akan ngebahas beberapa poin aja ya hehe…
Oke, cekidot
1. Ada kegiatan apa sih sampai ke Raja Ampat segala? Acara kerelawanan, pengabdian masyarakat. Di sana itu sebenernya tidak seperti orang kebanyakan kira. Secara alam, mereka sangat kaya, tapi secara sarana dan prasarana mereka masih kurang. Jangan tanya kesehatan dan pendidikan nya, sangat prihatin. Kegiatan tersebut diikuti 102 delegasi dari berbagai daerah yang dibagi tiga tim untuk tiga desa yang berbeda, Yenanas, Warengkris, dan Friwen. Nah, aku dan total 34 delegasi lain ditemani 3 orang fasil (bg Yuri, kak Gadis, dan kak Arum) melakukan pengabdian di desa Yenanas, pulau Batanta, kabupaten Raja Ampat.
2. Terus kamu kesana nya bagaimana? Mahal gak? Repot gak? Perjalanan ke sana dimulai dari kost di Bogor menuju Surabaya naik kereta via senen - st. Gubeng. Lalu dari surabaya naik kapal pelni KM Ciremai sampai ke pelabuhan Sorong. Kalau ditanya harga, jelas naik kapal lebih murah dari naik pesawat walaupun emang lebih lama. Tapi naik kapal gak seburuk itu kok. Surabaya - Sorong itu butuh waktu 4-5 hari, dengan pemberhentian di beberapa daerah. Kalau ditanya repot atau tidak, jawabanku sih tidak. Kenapa? Karena selama di kapal selalu bisa lihat sunset ataupun sunrise, dan sunset di tengah laut itu keren buanget. Dan untungnya juga, aku gak berangkat sendiri dan dipertemukan sama orang orang hebat dan seru.
3. Di Raja Ampat nya main kemana aja? Gak banyak kok, main nya cuma ke beberapa pulau aja. Namanya juga low budget wkwk.
4. Kesan selama kegiatannya gimana? Ada niat kembali ke sana? Tentu, kalau ada rejeki aku bakal balik lagi ke sana. Banyak hal yang aku rindukan dari Yenanas. Di sana, aku temukan orang orang yang menerima dan mencintai tanpa mengenal latar belakang orang yang dicinta nya. Definisi ikhlas dan cinta itu sendiri. Di sana, aku temukan sebuah keluarga, dan aku akan merasa bersalah kalau tidak mengupayakan kembali bertemu dengan mereka.
Segitu dulu ya, nanti aku coba tulis pengalaman yang lain selama di sana deh, janji.
0 notes
Text
Keseharian ini terlalu banyak jeda yang sia-sia. Harus ada yang dirubah, gak boleh terjebak dalam hidup yang gini-gini aja.
My self conscious
0 notes
Text
Mimpi 5 Pulau Nusantara
Terlahir dari kota kecil, yang nama kota nya saja sudah membuat orang yang mendengar jadi bingung tentang letak pasti kota tersebut. Kota kecil ku itu bernama ‘Kisaran’, sudah kebayang letak pasti kota nya? Letaknya di provinsi Sumatera Utara, pulau Sumatera. Sumatera khususnya Sumatera Utara sebagian besar adalah perkebunan. Udara nya cukup panas, tapi masih bisa ditolerir. rata-rata waktu maghribnya di sekitaran jam 18.30 WIB. Bahasa yang digunakan kbbi, dengan logat yang mungkin sedikit keras kalau didengar penduduk pulau jawa. Di kisaran, semua nya berjalan dengan damai, gak ada macet, demonstrasi yang besar, dan sangat jarang ada bencana yang menggemparkan warga. Kurangnya, masih sering ada pemadaman listrik. Overall, aku bersyukur lahir di kota kisaran, salah satu kota kecil di pulau sumatera.
Berangkat dari kota kisaran yang akses nya sangat terbatas, bookstore, mall, dan minimnya event event seru di sana, timbul keinginan untuk menjelajahi dunia, atau setidaknya Indonesia dulu deh, atau paling engga pernah ke 5 pulau besar di Indonesia deh. Tujuannya selain memuaskan diri sendiri adalah untuk mengenal diri sendiri lebih dalam. Bertemu dengan orang banyak berlatar belakang unik dan berbeda dari kota asal, serta mengikuti beberapa kebudayaan mereka. Aku yakin, semakin banyak kita melihat dan belajar, maka semakin kita mengetahui apa yang harus kita perbaiki dari diri kita sendiri. Aku menolak untuk mengkerdilkan diri dengan stay di satu tempat, dari lahir, besar, tua, dan kembali bersatu dengan tanahnya. Maka dari itu, timbul lah ambisi untuk menakhlukkan mimpi, keliling dunia. Apakah itu akan terwujud atau tidak, itu bukan urusanku. Urusanku hanya berusaha mewujudkannya.
1. Pulau Sumatera
Pulau yang satu ini jelas sudah aku injak, walaupun belum mengelilingi nya secara detail. Bahkan aku baru hanya pernah singgah di Aceh, selain Sumatera Utara yang emang aku lahir di sana. But it’s okay, yang penting Sumatera mission is cleared
Air terjun Dwiwarna, Sibolangit
Air terjun Simonangmonang, Asahan
2. Pulau Jawa
Jawa? Siapa sih yang gak kenal pulau Jawa. Ibukota Indonesia, Jakarta, bertempat di pulau terkecil di antara 5 pulau besar indonesia lainnya. Aku pertama kali ke Jawa adalah liburan SMP. Selanjutnya dan seterusnya, aku berkuliah di Jawa, IPB, Bogor tepatnya. Jawa itu multiculture banget, terlalu banyak umat berbagai suku yang datang dan tinggal di Jawa. Bogor sendiri memiliki beragam etnis, thanks to IPB yang menempatkan perwakilan berbagai suku se Indonesia di asrama PPKU nya. Jawa sendiri dibagi menjadi Jawa Barat, Tengah, dan Timur. Selama kuliah di Jawa, misi ku adalah jalan jalan keliling Jawa sebisa dan semampunya. Sampai sekarang, aku sudah menginjakkan kaki di berbagai kota di Jawa, misalnya Banten, Bekasi, Jakarta, Bogor, Bandung, Malang, Situbondo, Semarang, dan beberapa kota yang aku lupa namanya. Sampai saat aku menuliskan ini, satu kota yang aku ingin kunjungi dan belum kesampaian, padahal dekat. Kota itu adalah DI Yogyakarta. Ayo nih, siapa yang mau ngetrip bareng?
Curug Ciburial, Bogor
Monumen 1000 Km Anyer-Panarukan, Situbondo
Jalan Asia-Afrika, Bandung
Puncak Gn.Gede, Bogor
3. Pulau Kalimantan
Kalau tidak salah, aku sudah berkunjung ke Kalimantan sebanyak 2 atau 3 kali. Kunjungan itu terkait dengan ayahku yang ditugaskan di Samarinda, Kalimantan Timur. Cuaca di Kalimantan bisa dibilang cukup kering dan panas. Bahkan saat dalam perjalanan menuju Bontang, terlihat lahan kosong tanpa tanaman, hanya hamparan tanah merah yang retak karena kering. Tidak banyak tempat yang aku kunjungi selama di sana. Sebagian besar daerah yang aku kunjungi adalah daerah perkotaan, pantai, dan pesisir. Bagian hutan dan tempat eksotis seperti pulau Derawan belum sempat dikunjungi. Balikpapan dan Samarinda adalah dua kota yang pertumbuhannya sangat pesat. Terdapat banyak mall megah dan rumah layaknya istana di sekitar kota. Kegiatan industri pun selalu menghiasi keseharian masyarakat. Jadi jangan heran bila tiap harinya melihat tumpukan batubara menggunung seliweran melintasi sungai Mahakam. Bangunan ikon Kalimantan Timur adalah Islamic Center Kaltim di Samarinda. Bangunan tersebut merupakan komplek mesjid yang luas, besar, dan juga megah.
Batubara sedang melintasi sungai Mahakam, Samarinda
Islamic Center Kaltim, Samarinda
4. Pulau Sulawesi
Pertama kali menginjakkan kaki ke Sulawesi adalah di Makassar. Saat itu aku sedang mengikuti kegiatan National Aquaculture Conference di Universitas Hasanuddin. Selain Makassar aku juga mengunjungi kabupaten Maros. Mengenai kedua daerah tersebut, sama sama terletak di pesisir. Hal tersebut memengaruhi tipe air yang sedikit payau. Hal yang harus dicoba ketika ke Makassar adalah makanan khas nya, Coto Makassar. Makanan berkuah, dengan limpahan daging dan rasa rempah yang menyegarkan tenggorokan, rasanya bikin nagih!! Walaupun cuma dua daerah saja, setidaknya tanah celebes pernah aku injak.
Fort Rotterdam, Makassar
Sunset di pantai Losari, Makassar
5. Pulau Papua
Papua? Hmmm... Raja Ampat? Hmmmmmm.... Nantikan cerita selanjutnya dari perjalanan melengkapi mimpi 5 pulau besar nusantara. InsyaAllah akan berangkat ke pulau Batanta, kab. Raja Ampat, Papua Barat di awal tahun 2018 nanti. Mohon doa nya.
4 notes
·
View notes
Video
youtube
Buat yang baru mau hijrah; baru kepingin jadi lebih baik; baru kepingin rajin sholat; baru kepingin salih/salihah, meskipun belum terwujud, gw pikir perlu nonton ini.
Meminjam pesan Hanan Attaki, bahwa bermajelis atau mendengar ceramah tuh poin pentingnya bukan di menambah pengetahuan dan wawasan, tapi memupuk iman. Kalau kata Aa Gym, kenapa ketika kita mendengar ceramah tentang Allah hati kita damai, ya karena membicarakan Allah tuh emang gitu, don’t know how the science of it. Pun membicarakan orang - orang yang dicintai Allah, in syaa Allah akan membantu memupuk iman kita.
Ga semua orang bisa hijrah secara radikal dan signifikan dalam waktu cepat. Ada orang - orang yang memang butuh waktu, butuh ditemani pelan - pelan, butuh memupuk iman melalui berbagai jalan. Tapi, semoga kita semua menjadi orang - orang yang masih punya keinginan memperbaiki iman. Itulah yang namanya hidayah.
Beberapa ustadz tidak membawa materi pengetahuan yang berat, cem Aa Gym dan Hanan Attaki. Akan tetapi ada hikmah yang selalu bisa kita ambil untuk diaplikasikan dalam kehidupan beragama, dan itulah yang penting, terutama bagi yang awam - awam seperti saya dan mungkin beberapa dari kita.
Sambil kerja atau ngerjain tugas atau sedang bersantai, mendengar ceramah is better dan produktif than listening music instead.
470 notes
·
View notes
Text
Aku tahu rasanya diabaikan, ada namun dianggap tidak ada. Aku paham sakitnya dilupakan, ditinggal bahagia saat aku sedang sedih. Hidup itu terkadang lucu. Ia memberikan cerita komedi yang membuat kita, maaf, maksudku dia selalu tersenyum bahkan tertawa bahagia. Iya, dia, hanya dia. Sementara aku adalah objek yang ditertawakan. Tak jarang aku pula yang disalahkan ketika aku sudah tidak lagi lucu. 7 Desember 2017 Bukan kisah galau, bersumber pada skenario fiktif.
0 notes
Text
Hukum Newton 1, benda tidak akan bergerak tanpa ada gaya yang memengaruhi nya. Analogi yang nyaris sempurna tentang impian dan cita cita. Walau mimpi jauh hingga ke Batanta lalu mengelilingi Eropa dan berkanal ria di Venice atau berlarian di padang rumput Venezuela dan dinner di Paris, tidak akan pernah sampai kalau tidak ada gaya (baca: usaha) yang diupayakan. Sekecil kecilnya usaha adalah berniat, namun mimpi yang besar tidak akan terwujud dengan usaha yang kecil. 29 November 2017 Sedang memotivasi diri sendiri
0 notes
Text
Tak perlu bersusah payah menebar janji. Di perantauan ini, semua serba tidak pasti. Semenjak berangkat aku hampir melupakan pulang. Kalau bukan kamu yang menunggu dengan tidak tenang, mungkin saja aku tak pernah temukan titik terang, alasan untuk menanti pulang. Nyatanya yang beranjak belum tentu yang ditunggu. Pun yang berdiam belum tentu jadi yang menunggu. Kita sama sama tahu, jarak bukanlah musuh yang mudah. Ia menghadirkan curiga dan juga prasangka. Dan di saat yang sama menguji kata 'setia'. Sayang, kasih, dan cinta. Bukan lah hal yang perlu diutarakan oleh seorang perantau sepertiku. Seorang bujang dari kampung bersemak belukar dan tumbuhan paku. Aku cukupkan diriku dengan memeluk kesendirian. Toh, kita semua selalu disertai oleh Tuhan. Dia, yang menunggu dengan tak tenang. Dan aku, yang merantau di kampung orang. Beradu doa di malam yang tanpa bintang. Hingga doa kan meluruhkan jarak menjadi pertemuan. 22 November 2017
2 notes
·
View notes
Text
Baikmu tak perlu dilihat, sangkaan mereka kau penjilat. Di belakang mu ada banyak lidah yang bersilat. Diam diam mengumpat, mengataimu si kep*r*t.
1 note
·
View note
Text
Hikmah Handphone yang Rusak
Banyak hikmah yang bisa dipetik dari kejadian buruk yang menimpah kita. Misalnya saja, ketika hanphone yang sudah menjadi nafas keseharian gw tiba tiba rusak. Jelas aja semua aktivitas pasti terhambat, bahkan berfikir jernih aja susah rasanya. Ditambah lagi, di saat yang sama, sedang berlangsung musim Ujian Mid-Semester, dimana sangat butuh yg namanya ‘informasi’. Selain itu, ada beberapa kepanitiaan yang juga harus diurus diwaktu yang sama. Kebayang kan gimana uring uringan nya gw hahaha.
Tapi ya namanya juga hidup, semua yang terjadi pasti ada baik buruknya. Ternyata, dengan rusaknya handphone gw jd lebih sadar kalau gw udah terlalu bergantung sama benda benda duniawi, which is not good. Banyak hal baik yang tidak tertunda karena handphone. When i feel i wanna do it, i will do right away.
Rusaknya handphone berdampak pada pengeluaran gw yang semakin diminimalisir, jaga jaga kalau harus ganti yang baru hahaha. Karena handphone rusak, gw jadi lebih menghargai arti pertemanan, ketika mengobrol jauh lebih asik daripada chattingan. Bercanda gurau lebih menyenangkan daripada bermain game virtual.
Inti dari tulisan ini bukan untuk memotivasi agar kalian merusak handphone kalian ya, kalau masih bagus ya dijaga baik baik. Intinya tuh ya, hal baik tidak selalu didapat dari kejadian baik. Nyatanya, kejadian yang kalau dipikir pikir tdak ada sisi baiknya, memiliki pelajaran yang berharga. Sangat disayangkan kalau hal buruk selalu dihadapi dengan emosi dan sikap tidak baik lainnya. Semoga kedepannya, kita semua (termasuk gw), bisa melihat segala sesuatu dari sisi yang membuat hati senantiasa bersyukur. Bisa jadi, kalau handphone nya dalam keadaan bagus, gw malah asik chattingan daripada belajar. Karena Allah Subhana wa ta’ala sayang sama gw, maka nya itu handphone ditakdirkan rusak.
0 notes
Text
Reminder #1
Sebagai pengingat pada diri sendiri, betapa berubah itu butuh banyak pengorbanan. Betapa susahnya melawan ego diri sendiri. Melumat kesenangan palsu di waktu senggang. Bangkit dari sofa dan kasur yang empuk. Bergerak, melangkah ke jalan yang terlihat membosankan. Jatuh dan bangkit adalah hal yg biasa untuk pendosa seperti ku. Berulang kali aku bangkit, berulang kali pula aku diterpa, dan jatuh lagi. Betapa hati sadar akan kelemahan, dan fikiran pun merasa diri sangat naif. Aku merelakan diri untuk jatuh. Kali ini, untuk mengingatkan diri ku di esok hari, aku tuliskan pesan padamu. Pesan ini untuk kau lihat berulang ulang. Sampai hati jadi kuat, dan diri tidak lagi naif. Agar kau kembali bersemangat seperti saat aku yang sedang menuliskan pesan ini. Aku ingin sampaikan, aku bosan bila harus terjatuh untuk kesekian kali nya. Untuk kamu, aku di esok hari. Hadiahkan lah dirimu dengan kebebasan dari perangkap kesenangan palsu penuh dusta duniawi. Berdiri lah, korbankan lah. Hanya dengan mengorbankan yang fana, maka kau akan memperoleh kesenangan yang sejati.
0 notes
Text
Negeri pertiwi selalu berbaik hati sediakan nafas alam nan asri. Si belia hingga manula bersikut meminta secara berlebih. Berlagak seperti pahlawan di medan perang, keinginannya pun dia suarakan dengan lantang. Berdalih bahwa dia adalah pembela sejati berhati nurani. Tapi selalu dia tak pernah bertanya pada hati yang sejati, apakah dia sudah benar berbudi pada bumi pertiwi?
0 notes
Quote
Hukuman terberat suatu dosa, adalah perasaan tidak berdosa
Ibnul Jauzi (via creativemuslim)
Saya pernah melakukan dosa besar, dan justru merasa Allah membenci karena saya ingin sekali menyesal namun sulit merasa menyesal. Perasaan tidak berdosa dan tidak menyesal karena sebuah kesalahan adalah hukuman terberat, sungguh sangat berat. Butuh waktu cukup lama untuk melatih diri sendiri agar merasakan penyesalan karena kesalahan itu.
Takutlah bila penyesalan dan rasa bersalah tidak kita rasakan setelah kita bersalah. Karena bisa jadi hati kita dimatikan, bisa jadi hati kita dibekukan. Kalau sudah demikian, bisa jadi kita bahkan tidak pernah bertaubat hingga ajal menjelang.
Duh, jangan sampai seperti ini. Merasa berdosa bahkan karena dosa sekecil apapun adalah tanda bahwa hati kita masih diberi kelembutan, bahwa Allah masih menginginkan kita memohon ampun, dan itu berarti Allah masih ingin mengampuni kita.
Bukankah Allah mencintai orang - orang yang bertaubat?
(via jagungrebus)
1K notes
·
View notes
Text
Catatan 25 Februari
Izinkan ku beri nota Kepada kamu yang suka berlalu ketika malam lampu temaram Agar momen tak akan terlupa Dan kenangan tak terlelap kelam
25 februari Kisah kita merangkul dalam tawa 25 februari Canda itu bersemi dalam cinta
0 notes
Text
Bangku kuliah yang kau anggap istimewa tak lebih dari sekedar kayu yang dibentuk sedemikian rupa Ilmu yang kau anggap dewa biasanya hanya ruminan angka atau terkadang dijadikan bualan saja Bahkan sendal jepit yang kau pakai untuk berjalan lebih baik dari tinta kertas dan seragammu si potongan kemeja Berjalan, bertemu, dan kau akan temukan dirimu bijaksana Melakukan dan bertindak, lebih mulia daripada menceritakan segudang wacana Salamku pada mahasiswa yang taunya hanya berleha leha
0 notes
Text
Pulkam dan Palkum
Sudah saja mereka mengangkat koper bermerk ke atas angkutan kota. Berbondong bondong meninggalkan pusat ilmu yang mereka sembah beberapa bulan terakhir. Katanya akan pulang ke kampung halaman, atau mungkin untuk beberapa orang akan pergi menempah diri di altar ilmu yang lain. Satu dua dan ratusan mulai memadati pintu gerbang, salam perpisahan. Ya, memberi hormat palsu dengan rasa bangga. Dengan lantang hati menyuarakan "akhirnya satu masa terlewati." Perlahan yang terdengar di sini hanyalah desiran angin. Mendesiskan suara sepi dan menyeruak rasa rindu. Mereka yang tertahan oleh pagar hijau tak dapat melangkahkan kaki dan memeluk yang dicinta. Ataukah cinta itu sudah fana bagi mereka? Lebih memilih bercumbu dengan buku dan debu ketimbang mencicipi gulai dan rendang di antara sayur dan kacang kacangan.
1 note
·
View note