Text
Ada rasa bila denganmu. Namun aku perlu menjelajahinya, bertanya apa yang ada di dalam hati. Andai mengungkap sayang semudah menjentikkan jari. Sudah kupastikan bukan hanya sekedar menghujanimu dengan afeksi.
6 notes
·
View notes
Text
Aku pernah bermimpi untuk menuliskan kisah indah bersama kasih yang kupuja di Jakarta. Kota pusat negara yang penuh dengan berjuta atma dari berbagai penjuru dalam satu jua. Berjuang mengukir masa depan yang bahagia.
Namun hari itu, Jakarta tak pernah sama.
Saat melihat pesan dimana tanpa namaku di sana. Dia bahagia bersama dara yang tersenyum manis, lalu mereka saling merengkuh seolah mereka satu yang utuh. Dan pair jantungku tak karuan, aku benar-benar runtuh.
Sejak hari itu, Jakarta tak pernah sama.
Mungkin mereka bersama, karena aku tak pernah memberinya bahagia.
Mungkin mereka bersama, karena aku selalu menyela saat ia meminta waktu untuk berdua.
Mungkin mereka bersama, karena aku telah memberinya kecewa.
Sampai hari ini, Jakarta tak pernah sama.
Pedih tiada tara melihat kami tak bersama. Merelakannya merayakan hari terindah di sana.
Walau terlampau getir untuk diterima, doaku selalu ada untuk dirinya. Semoga bahagia mendekap kalian selamanya. Tak ada lagi air mata yang harus diseka. Bersama selalu baik suka maupun duka.
Hari ini, Jakarta tak lagi sama.
Hanya saja aku harus tetap berjalan untuk sebuah pencapaian mimpi di dunia. Semoga tak ada yang sia-sia.
0 notes
Text
Ada banyak juntaian rasa yang aku ingin ucapkan padanya, terutama saat arunika mengintip. Senyumnya begitu aku suka, namun biarlah menjadi percakapan rahasiaku dengan Tuhan.
Ada banyak puisi yang ingin aku bacakan di depannya, terutama saat pentas seni dan para atma menampilkan elegi yang telah disusun apik. Dengan lasak aku akan sampaikan rapsodi tentang bahagianya pertemuan kami di tangga asrama. Melodinya akan kubuat dengan cantik.
Ada banyak partitur nirmala yang ingin aku dengarkan bersamanya. Bagaimana alunan indah menggema jumantara. Aku yakin dia suka.
Ada banyak hal yang ingin aku sampaikan. Karsa mengungkap rasa bahwa aku sangat mencintainya. Namum biarlah hanya diutarakan dalam secarik surat yang takkan pernah ia baca. Aku tak mau pada akhirnya kami tak saling sapa.
0 notes
Text
Aku merebahkan diri pada dipan yang sedikit rapuh. Melihat langit yang indah dengan beribu bintang menghiasi, hati terasa tenang. Angin berbisik, sayup-sayup aku mendengar seseorang dengan lembut berkata padaku.
"Selamat malam, jelitaku."
Aku tahu, itu bukan sapaan dari Tuan. Hanya halusinasi saat aku duduk di tempat favorit kami. Tempat dimana Tuan merapalkan kalimat cinta dengan lembut di musim semi. Aku merindukannya, sungguh membuat sesak hati.
Tahun ini usiaku bertambah. Seharusnya ada Tuan memberikanku hadiah indah, atau hanya sekedar mengelilingi kota saat cuaca cerah.
Ah, mengingatnya membuat hati kembali pukah. Kami sudah berpisah.
0 notes
Text
Hujan terus mengguyur Jakarta pagi ini. Deras, tak bisa kemana-mana. Akhirnya memutuskan untuk membersihkan gudang. Ternyata banyak debu yang berkumpul di sana.
Tanpa sengaja aku melihat salah satu barang yang menjadi teman terbaikku di masa kecil, holahop, dan sebuah album berisikan foto-foto manis sewaktu kecil. Aku mengulas senyum lebar ketika satu persatu melihat bagaimana gadis itu tumbuh, terselip tulisan di setiap bagian belakang yang tidak begitu rapi, aku yakini itu tulisanku waktu belajar menulis dan mencoba untuk bercerita tentang setiap gambar yang diambil.
Begitu banyak kebahagiaan sederhana dilimpahkan. Aku syukuri masa kecilku menyenangkan. Hanya saja aku sedikit berberat hati untuk mengucapkan kata maaf jika bertemu dengan diri kecilku.
Karena di antara impian yang tertulis dibalik foto banyak yang belum terwujud.
Karena di antara bahagia yang hadir, hal yang menyakitkan jauh datang lebih besar membuat semuanya tertunda.
Aku harus bilang ini belum, bukan tidak bisa. Aku usahakan semua mimpi itu tercapai walau aku tidak tahu bagaimana meraihnya. Atau mungkin jika tidak bisa, aku ganti dengan mimpiku di masa ini, yang lebih baik, yang lebih membuat hati bahagia, yang lebih membanggakan.
Walau hatiku berkata sudah mulai lelah menjalani hari yang tidak sesuai harapan. Aku ingin meyakinkan diri ini bahwa aku bisa melaluinya. Ragu, sudah pasti. Tapi aku yakin Tuhan menyiapkan sesuatu yang indah untukku. Yang terpenting, aku tidak boleh menyerah, atau bahkan pergi sebelum aku dijemput oleh-Nya.
0 notes
Text
Menatap manik mata cokelat yang teduh, di pantai yang cocok menjadi tempat untuk kami melepas rindu. Entah magnet dari mana yang membuatku tertarik berada di sini dan duduk di sampingnya. Berselimut senja yang merona serta berhias banyak burung yang bebas menari di angkasa.
Semuanya semakin indah ditangkap oleh lensa dari kamera yang menjadi hadiah untukku dari pria pemilik lesung pipi itu. Katanya aku harus banyak memotret peristiwa berharga, karena ingatan manusia terbatas barangkali jika aku memiliki satu foto, rekamannya terputar ulang otomatis di kepala.
Dan sesuai perintahnya, aku menangkap peristiwa itu. Senyum tipis terulas di bibirnya tepat berada di depan lensa lebih indah jika dilihat secara langsung membuat jantungku berdegup kencang dan kedua pipi ini bersemu. Pria menawan yang sederhana tawanya sudah cukup melengkapi sempurna hariku.
"Kenapa kok ketawa abis fotoin aku diam-diam? Ekspresi muka jelek yah?" Tanya Esa melihatku menyembunyikan tawa dibalik bahunya. Aku hanya bisa menggelengkan kepala enggan menjawab.
Sembari menggenggam tangannya, aku merapalkan doa-doa untuk kami. Agar kami selalu bersama, melakukan banyak hal yang belum pernah dicoba, selalu bisa melihatnya tersenyum bahagia, melewati suka dan duka. Tak apa jika sedikit dibumbui hal yang membuat hati pukah, karena bumbu asmara tak selamanya manis seperti gula. Asalkan bersama dengannya, aku ingin mencicipi semua hal indah.
Tuhan, terima kasih telah memberikan kesempatan untuk memilikinya. Kesempatan yang begitu berharga, selalu menggetarkan hati, dan membuat tawa lepas. Aku bahagia bersama dengannya, ditemani sejuta rasa yang mengejutkan jiwa dan berlimpah cinta darinya.
𝑇𝑒𝑟𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑟𝑖𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑢𝑠𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑖.
𝑆𝑒𝑚𝑜𝑔𝑎 𝑇𝑢𝘩𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑘𝑎𝑡𝑖 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑚𝑎, 𝑬𝒔𝒂.
1 note
·
View note
Text
Kalau kamu mencariku, aku ada aku di sudut ruangan. Bersama dengan lilin yang menyala untuk memberikanku sedikit kehangatan saat dibaluti oleh luka atas masa lalu yang rumpah. Untuk memberiku titik terang bahwa sudah sedalam ini hatiku terluka, berdarah-darah.
Kalau kamu membutuhkanku, aku ada di sini. Aku takkan kemana-mana. Aku sedang meratapi narasi yang telah kususun dengan apik kamu tinggalkan begitu saja. Aku sedang meratapi hatiku yang kini menjadi kepingan setelah kupercayakan kamu takkan menyakitinya.
Kalau kamu membutuhkanku, aku ada di sini. Bersama dengan kesedihan yang mendekap setelah aku terhanyut dalam rayumu dan menghancurkan setiap sisi diriku, sial.
0 notes
Text
Di tengah hiruknya sorai tak bermakna hiasi langit temaram, dan di antara beribu sukma terpancarkan indahnya di tengah malam, tak ada yang bisa raungi seluruh perasaan ku-melainkan kerlip menawan milik mu.
1 note
·
View note
Text
Di awal Januari hujan terus mengguyur Jakarta. Namun entah mengapa menjadi musim lain bagi hati ini—tanpa sadar cinta mekar selayaknya bunga pada musim semi.
Teringat kala itu, pandang saling bertemu.
Kamu indah, peretas gundah. Aku yang gelisah menjadi lebih tenang. Sorot mata lembut dan tersenyum membuatku tertegun.
Sejak pertemuan itu, kamu mengisi relung jiwa dan aku tak bisa lupa.
Waktu terus berlalu dengan kamu di sampingku. Kusambut uluran tangan, bersamamu jalan lebih terang. Cukup lama kita bersama sampai tanpa malu aku menyematkan jariku di sela jemarimu.
Kamu, tetaplah bersamaku.
Bila nanti di depan banyak cobaan untuk kisah kita, janganlah menyerah. Namun bila kau lelah, bersandarlah. Takkan ku biarkan kau terluka. Karena kupastikan kau berbahagia.
Kamu, teman hidupku.
Jiwa yang selalu kupuja dan kupastikan berbahagia.
2 notes
·
View notes
Text
Satu hari sebelum kita berpisah, aku ingin merayakan hari dimana kita berjumpa—bermimpi bersama di kota yang banyak tawa. Aku ingin membuatnya jadi penuh rasa, karena ku tahu kita tak mungkin bersama.
Sebelum akhirnya semu, tanpa rupa—aku ingin kamu tidak lupa. Bahwa pernah ada kamu yang selalu kupuja, bersama cerita yang pernah kita jaga.
Jika tak bersamaku lagi, tetaplah berbahagia. Jangan biarkan sedih mendekap jiwa dan raga. Karena perpisahan selalu tiba masanya. Sudah pasti ada luka dan lara.
Jaga diri masing-masing,
Sampai jumpa di lain hari, Rekan berbagi.
1 note
·
View note
Text
Ada yang mencintaimu lalu kau mencintaiku. Aku mencintai dia lalu dia mencintai orang lain.
Bukankah ini adil?
Kita dianugerahi rasa untuk bisa mencintai Meski tak memakai ‘Saling.’
dari Phospenous.
1 note
·
View note
Text
Selamat pagi dipertengahan Juni.
Tak terasa begitu banyak episode yang hadir dengan beragam tantangan yang sulit. Memanjatkan syukur kepada-Nya atas apapun masalah yang melilit, syukur tak membuatku delit, atau mungkin sedikit?
Hidup begitu mudah berubah. Garis ketentuan mungkin ketetapan yang mutlak, namun hal itu tak dapat dipungkiri bisa berubah untuk menjadikan diri yang lebih baik.
Tentunya ujian itu tak luput dari apa yang dititipkan padaku. Harta, tahta, dan cinta yang dapat hilang dengan sekejap mata. Hal itu bisa membuat keimanan seseorang berkurang bahkan hingga buta.
Manusia begitu banyak terlena. Karenanya nafsu dibuat agar tidak sampai aku hanyut dalam hina. Semoga setiap episode kehidupan membuat kita kuat melawan lara. Semoga segala ujian tak membuat aku lupa kepada Sang Pencipta.
Dan semoga aku jatuh cinta pada sesuatu yang bukan sementara apalagi fana.
0 notes