Blog Pribadi, jadi isinya ya suka-suka. Mulai dari yang berkaitan dengan iman Katolik, sampai ke hal-hal receh yang menarik minat saya
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Yesus Memandangnya Dengan Belas Kasih dan Memilih Dia
Homili St. Beda Venerabilis, Presbiter (Hom 21)
Yesus melihat seorang yang bernama Matius duduk di tempat pemungutan cukai, lalu Ia berkata kepadanya, “Ikutlah Aku.” Yesus memandang Matius, bukan dengan arti yang biasa, tetapi lebih dalam lagi dengan pengertian-Nya yang penuh belas kasih terhadap manusia.
Ia melihat sang pemungkut cukai, dan karena Ia melihat-Nya dengan belas kasih dan memilihnya, Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Ini berarti panggilan untuk mengikuti cara hidup-Nya - bukan sekedar berjalan di belakang-Nya. Santo Yohanes mengatakan kepada kita: "Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Kristus, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1Yoh 2:6)
Matius pun bangkit dan mengikut DIa. Tidaklah mengejutkan melihat sang pemungut cukai meninggalkan kekayaan duniawinya begitu Tuhan memanggil dia. Tidaklah juga mengejutkan bahwa setelah meninggalkan kekayaannya, ia bergabung dalam kelompok yang pemimpinnya, dalam pandangan Matius, sama sekali tidak kaya. Tuhan kita mengundang Matius dengan berbicara kepadanya lewat Sabda. Dengan suatu dorongan batin yang tidak terlihat, Ia membajiri pikirannya dengan terang rahmat, Ia mengajar Dia untuk berjalan mengikuti jejak-Nya. Dengan cara ini Matius dapat mengerti bahwa Kristus, yang memanggil Dia meninggalkan harta duniawinya, memiliki harta yang tak dapat rusak di surga sebagai anugerah-Nya.
Ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Pertobatan seorang pemungut cukai ini, memberikan suatu teladan pertobatan dan pengampunan bagi banyak rekan sejawatnya serta orang-orang berdosa. Perhatikanlah bahwa ini adalah persiapan yang sejati dan bahagia bagi status Matius kelak sebagai Rasul dan guru para bangsa. Segera setelah ia bertobat Matius menarik banya pendosa kepada jalan keselamatan. Ia menjalankan tugas yang ditetapkan baginya sementara ia sendiri masih dalam langkah pertamanya dalam iman, dan sejak saat itu ia memenuhi kewajibannya dan bertumbuh dalam jasa.
Untuk melihat makna yang lebih mendalam dari perjamuan yang dirayakan Matius di rumahnya, kita harus menyadari bahwa ia bukan hanya memberikan suatu perjamuan bagi Tuhan di kediaman duniawinya, tetapi jauh lebih menyenangkan adalah perjamuan yang diadakan di hatinya, yang ia sediakan melalui iman dan cinta. Penyelamat kita juga menyatakan hal ini: "Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku." (Wahyu 3:20)
Ketika mendengar suara Kristus, kita membuka pintu untuk menerima Dia, yaitu saat kita dengan bebas mengikuti ajaran-Nya dan saat kita memberikan diri kita untuk melakukan apa yang harus dilakukan. Kristus, karena Ia berdiam dalam hati orang yang dipilih-Nya melalui rahmat cinta-Nya, masuk supaya Ia dapat makan bersama kita dan kita bersama Dia. Dia selalu menyegarkan kita dengan cahaya kehadiran-Nya sejauh kita maju dalam devosi kita dan merindukan hal-hal surgawi. Ia sendiri bersukacita dalam perjamuan itu.
V. Matius adalah ahli kitab yang berbakat dan menguasai Hukum Tuhan. R. Ia membaktikan segala usahanya untuk mempelajari Hukum Tuhan agar dengan bantuan-Nya ia dapat mematuhi perintah-Nya dan mengajarkannya kepada sesama
V. Kemuliaan Injil Tuhan diberikan kepadanya. R. Ia membaktikan segala usahanya untuk mempelajari Hukum Tuhan agar dengan bantuan-Nya ia dapat mematuhi perintah-Nya dan mengajarkannya kepada sesama
1 note
·
View note
Text
Liturgi 31 Juli 2022
MINGGU BIASA XVIII
Introitus (Ps 69:2-4, 6/V) Ya Allah bersegeralah menolong aku, Tuhan, perhatikanlah hamba-Mu. Biarlah mendapat malu dan tersipu-sipu, orang yang ingin mencabut nyawaku. Biarlah mundur dan kehilangan muka, orang yang ingin mencabut nyawaku. Engkaulah penolong dan pembebasku: Tuhan, janganlah berlambat
Collecta Ya Allah, nyatakanlah senantiasa kemurahan-Mu kepada kami, hamba-hamba-Mu, yang memohon kepada-Mu, dan yang mengakui Engkau sebagai Pencipta dan Pemimpin. Perbarulah karya ciptaan-Mu dan peliharalah segalanya yang sudah Engkau perbarui itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Offertorium (Ex 32: 11-14) Musa berdoa kepada Tuhan, Allahnya: Ingatlah ya Tuhan, akan hamba-hamba-Mu; Abraham, Ishak dan Yakub, yang kepada mereka Engkau bersumpah memberikan tanah berlimpah susu dan madu. Dan Tuhan membatalkan hukuman-Nya kepada kepada umat-Nya.
Super Oblata Ya Allah, kuduskanlah pemberian-pemberian ini, ungkapan kurban rohani, yang kami persembahkan kepada-Mu. Kami mohon, jadikanlah kami persembahan abadi bagi-Mu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami.
Communio (Sap 16:20) Tuhan, Engkau telah memberi kami roti surgawi yang mengandung segala kelezatan dan kenikmatan.
Postcommunio Ya Allah, Engkau telah menyegarkan kami dengan santapan surgawi. Sertailah kami selalu dan lindungilah kami, umat kesayangan-Mu. Kami mohon, jadikanlah kami layak menerima keselamatan kekal. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami,
0 notes
Text
Ada Banyak Cara tetapi satu Jalan
Dari Surat Santo Klemens, Paus dan Martir (Cap.36,1-2, 37-38; Funk 1, 145-149) Sahabat-sahabatku terkasih, inilah jalan untuk menemukan Tuhan kita Yesus Kristus, Imam Agung semua persembahan kita, pembela dan penolong dari kelemahan kita.Melalui Dia kita memandang ke ketinggian surga. Dalam wajah-Nya, yang mulia dan tak bernoda, kita melihat cerminan diri kita sendiri. Melalui Dia mata hati kita terbuka. Melalui Dia pengertian kita yang bodoh dan gelap dimekarkan secara baru menuju cahaya-Nya yang mengagumkan. Melalui Dia Tuhan menghendaki kita merasakan pengetahuan kehidupan kekal. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah. Iajauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka. (Ibr 1:3a,4) Marilah kita, para saudara, dengan segenap daya bertindak sebagai prajurit, sejalan dengan perintah-perintah-Nya yang suci. Renungkanlah sikap para prajurit yang mengabdi para jenderal kita, dan dengan perintah, mereka taat dan tunduk melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka. Tidak semuanya mereka sempurna, tetapi baik itu komandan seribu, serratus, lima puluh, semuanya dalam pangkat masing-masing melaksanakan hal-hal yang diperintahkan para raja dan jenderal. Yang besar tidak dapat ada tanpa yang kecil, sementara yang kecil tidak dapat ada tanpa yang besar. Selalu ada percampuran dalam hal-hal ini, dan dari situ lahirlah keadaan saling menguntungkan. Ambillah tubuh kita sebagai contoh. Kepala tidak ada artinya tanpa kaki, dan kaki tidak berarti tanpa kepala. Anggota yang paling kecil dari tubuh kita perlu dan berguna bagi seluruh tubuh. Semuanya bekerja secara harmonis dan mereka berada pada satu aturan bersama untuk pemeliharaan seluruh tubuh. Di dalam Kristus Yesus biarlah seluruh tubuh kita tetap terpelihara. Biarlah setiap orang diantara kita tunduk kepada sesamanya, menurut anugerah khusus yang diberikan kepadanya. Yang kuat janganlah menindas yang lemah, dan yang lemah menunjukkan hormat kepada yang kuat. Hendaklah yang kaya menyediakan kebutuhan bagi miskin; dan hendaklah yang miskin memuji Allah, karena Ia telah memberikan yang kaya untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hendaklah yang bijak menunjukkan kebijaksanaan-Nya, bukan hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan perbuatan baik. Hendaklah yang rendah hati tidak menanggung kesaksiannya sendiri, tetapi membiarkan kesaksian itu ditanggung oleh yang lain. Hendaklah ia yang murni dalam daging tidak berbangga atas kemurniannya, dan berbangga, karena mengetahui bahwa orang lain yang memberikan dia anugerah pengendalian diri. Para saudara, marilah mempertimbangkan, dari ap akita dibuat. Renungkanlah bagaiman kita datang ke dalam dunia, seperti keluar dari makam, dan dari kegelapan: siapa dan apa kita ini. Dia yang menciptkana dan membentukan kita, menyiapkan anugerah-Nya yang indah bagi kita sejak sebelum kita dilahirkan, memperkenalkan kita kepada dunia. Karena itu, kita menerima segala hal ini dari-Nya, kita perlu berterima kasih kepada-Nya; bagi-Nya kemuliaan selama-lamanya. Amin.
1 note
·
View note
Text
Kesatuan Umat Beriman dalam Allah Melalui Penjelmaan Sabda dan Sakramen Ekaristi
Dari Traktat tentang Trtitunggal oleh Santo Hilarius, Uskup (Lib 8, 13-16: PL 10, 246-249)
Jika Sang Sabda telah sungguh menjadi daging dan kita sungguh menerima Sabda menjadi daging sebagai makanan dari Tuhan, tidakkah kita terikat untuk percaya bahwa Ia berdiam dalam diri kita kodrati? Lahir sebagai manusia, Ia mengenakan kodrat daging kita sehingga tidak terpisahkan dari diri-Nya sendiri, dan menggabungkan kodrat daging-Nya sendiri kepada kdorat Keilahian abadi-Nya dalam sakramen yang melaluinya Ia memberikan daging-Nya kepada kita. Maka, kita semua adalah satu, karena Bapa ada dalam Kristus dan Kristus dalam kita. Ia sendiri ada dalam kita melalui daging, dan kita di dalam Dia, dan karena kita Bersatu dengan-Nya, ada kita juga ada dalam Allah.
Ia sendiri menyatakan bahwa kita ada dalam Dia melalui sakramen tubuh dan darah yang diberikan kepada Kita: Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup. Tidak lama lagi, dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu akan melihat Aku, sebab Aku hidup, kamu pun akan hidup. Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. (bdk. Yoh 14:19-20) Jika Ia ingin menyatakan sekedar kesatuan kehendak, mengapa Ia tidak menetapkan serangkaian tahapan menuju kesempurnaan dalam kesatuan itu? Hal ini hanya bisa dimengerti karena Ia ada dalam Bapa-Nya berkat kodrat Keilahian, dan kita sebaliknya, ada di dala Dia melalui kelahiran-Nya dalam tubuh, Ia ingin agar kita percaya Dia ada di dalam kita melalui misteri sakramen-sakramen. Dari sini kita belajar kesatuan sempurna melalui seorang Pengantara; karena kita tinggal dalam Dia dan Dia tinggal dalam Bapa-Nya, dan sambil tinggal dalam Bapa, Ia juga diam dalam kita – sehingga kita memperoleh kesatuan dengan Bapa. Sementara Kristus ada dalam Bapa secara kodrati berkat kelahiran-Nya, kita juga ada dalam Kristus secara kodrati, karena Ia tinggal dalam kita secara kodrati.
Ia sendiri menyatakan kepada kita betapa kodratinya kesatuan ini: “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.” (Yoh 6:56) Tidak seorangpun ada dalam Kristus kecuali Kristus ada dalam dia, karena daging yang Ia angkat kepada diri-Nya adalah daging mereka yang telah menyantap Daging-Nya.
Sebelumnya Ia telah menyatakan keapda kita sakramen kesatuan sempurna ini: “Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.” (Yoh 6:57) Dia hidup karena Bapa, dan sebagaimana Ia hidup karena Bapa demikian juga kita hidup karena daging-Nya.
Setiap perbandingan dipilih untuk mempertajam pemahaman kita, sehingga kita dapat memahami hal ini berkat bantuan analogi yang diberikan. Ringkasnya, inilah yang memberi kita hidup: bahwa kita memiliki Kristus tinggal dalam daging kita melalui daging-Nya, dan kita akan hidup karena Dia dalam cara yang sama seperti Dia hidup karena Bapa-Nya.
0 notes
Text
Para Kudus Hari ini (11 Mei)
Di Roma, di Via Ardeatina, para martir kudus Nereus dan Achilleus, dua saudara; bersama dengan Domitilla, yang merupakan majikan dari kedua saudara ini. Mereka pertama-tama menjalani pembuangan Panjang di pulau Pontia karena iman mereka. Kemudian, mereka menderita hukuman cambuk yang kejam. Kemudian, saat mantan konsul Minutius Rufus menyiksa mereka dengan menarik tubuh dan dengan api, untuk memaksa mereka mempersembahkan kurban kepada dewa-dewa, kedua saudara menjawab bahwa mereka telah dibaptis oleh Rasul Santo Petrus dan mereka tidak akan mempersembahkan kurban dengan alasan apapun. Akhirnya mereka dipenggal. Atas perintah Paus Klemens VIII, rekliui kudus mereka bersama dengan relikui Flavia Domitilla, dipindahkan dari dekanat Santo Hadrian ke gereja lama yang memakai nama mereka dan yang sekarang sudah dipulihkan pada senja hari ini. Paus juga memerintahkan agar pesta Domitilla sang perawan, yang kemartirannya disebutkan pada tanggal 7 Mei, juga diperingati pada hari ini.
Sementara itu, juga di Roma, di Via Aurelia, Santo Pankras, martir. Saat ia berusia empat belas tahun ia menjadi martir dengan dipenggal.
Di Salamina di Siprus, Santo Epifanius, uskup. Ia unggul dalam banyak bidang pelajaran dan pengetahuan mengenai Kitab Suci, dan menonjol karena kekudusan hidupnya, semangat bagi iman Kristen, kemurahan hati kepada orang miskin, dan kuasa mengerjakan mukjizat.
Di Konstantinopel, Santo Germanus, uskup, termasyhur karena kebajikan dan pengetahuannya. Ia melawan kaisar Leo Isaurian dengan keteguhan yang besar saat kaisar mengeluarkan edik menentang penghormatan gambar-gambar kudus.
Di Treves, Santo Modoaldus, uskup.
Di Roma, Santo Dionisius, paman dari Santo Pankras, martir.
Di Agirone, di Sisilia, Santo Filipus, imam. Ia dikirim ke pulau itu oleh Uskup Roma, dan menobatkan sejumlah besar penduduknya kepada Kristus. Kekudusannya terutama tampak dalam pelayanannya membebaskan orang-orang yang dirasuki setan.
Di kota Calzada, di Spanyol, Santo Dominikus, pengaku iman.
Terpujilah Allah dalam orang-orang kudus-Nya.
0 notes
Text
Mendengar Tuhan dan Mengalahkan Godaan
Rabu Pekan IV Paskah
Kis 12:24-13:5; Mzm 67:2-3,5,6,8; Yoh 12:44-50
Injil hari mengatakan bahwa Yesus datang untuk menyelamatkan dunia dan Ia membawa perintah Bapa-Nya yang merupakan hidup kekal. Mereka yang menolak hidup kekal itu dengan sendirinya berada dalam keterpisahan total dari kebahagiaan yang ditawarkan Tuhan. Inilah neraka, keterpisahan dari Tuhan yang muncul akibat penolakan kita terhadap tawaran kehidupan dan kebaikan yang diberikannya.
Kita semua tentu tidak ingin kehilangan kebahagiaan yang ditawarkan Tuhan, namun masalahnya kita sering tidak konsisten. Sikap tidak konsisten itu muncul karena kita tidak selalu memahami arti pilihan hidup yang kita buat. Kita bisa saja dengan mudahnya mengatakan “Ya” kepada Tuhan namun malah mengarahkan hidup kita menjauh darinya. Hal ini dapat saja terjadi karena ada kekuatan-kekuatan yang memang dapat dan ingin menjauhkan kita dari Tuhan. Tradisi Kristen menyebutkan hal itu dengan setan, dunia, dan daging.
Setan adalah malaikat yang jatuh karena menolak tunduk kepada Tuhan. Penolakan radikal ini membuat dia menjadi pribadi yang seluruhnya terpisah dari Allah. Penolakan ini membuat ia menjadi sepenuhnya jahat dan gelap. Dunia menunjuk kepada situasi sekitar kita yang telah rusak akibat dosa dan memiliki kecenderungan untuk menuntun orang kepada dosa. Kedua hal yang telah disebutkan ini menunjuk kepada sesuatu yang ada di luar diri kita. Sementara itu, daging menunjuk kepada keinginan yang condong kepada dosa dan berada dalam diri kita.
Menurut saya hal yang paling perlu diwaspadai seorang Kristen adalah kedagingannya. Godaan-godaan yang datang dari luar akan lebih mudah ditaklukkan ketimbang yang muncul dari dalam. Kedagingan melemahkan kehendak bebas kita dan membuat kita sulit menolak godaan dari luar serta menyulitkan kita membuat pilihan yang baik untuk tunduk kepada kehendak Tuhan.
Bacaan Pertama menunjukkan bagaimana Gereja di Antiokhia mengalami mereka mendengar suara Tuhan dan mendapatkan kekuatan untuk melakukan kehendak-Nya ketika mereka sedang beribadat, berdoa, dan berpuasa. Pengalaman mereka ini mirip dengan Sabda Yesus kepada para Rasul-Nya “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Mat 26:41) Ketika seorang berjaga dalam ibadat, doa dan puasa maka roh yang penurut menjadi semakin kuat dan kedagingannya menjadi semakin melemah.
Beribadat (Λειτουργούντων) mengingatkan kita akan istilah yang familiar di telinga kita, “liturgi.” Tentu pemahaman liturgi dalam teks ini tidak sepenuhnya sama dengan pemahaman kita sekarang. Namun, hal itu menunjuk kepada suatu ibadat atau doa bersama yang terpimpin. Hal ini menunjukkan bahwa kita tidak dapat melemahkan kedagingan kita seorang diri. Jika kita ingin mendengarkan suara Tuhan dan mengikutinya kita perlu berdoa bersama sebagai jemaat. Pada masa ini rasanya tidaklah salah untuk mengatakan bahwa kita tidak dapat menjadi Kristen yang baik terpisah dari liturgi Gereja. Berdoa secara pribadi tidaklah cukup, kita perlu berdoa bersama-sama sebagai satu Gereja, baik dalam arti komunitas lokal maupun sebagai bagian dari Gereja Universal.
Hal ini juga mengundang kita untuk merefleksikan sikap kita dalam liturgi. Sudahkah kita menjadikan liturgi Gereja sebagai doa pribadi kita? Bacaan Pertama melanjutkan bahwa jemaat di Antiokhia itu berdoa (προσευξάμενοι) dan berpuasa lalu meletakkan tangan atas Barnabas dan Saulus. Kedua hal itu sepertinya terjadi pada saat yang sama. Namun, mengapa beribadat dan berdoa dibedakan. Mungkin karena kadang-kadang terjadi mereka yang hadir dalam ibadat tidak sungguh-sungguh berdoa. Partisipasi lahiriah dalam liturgi tidaklah memadai, orang juga perlu menjadikan doa-doa liturgi sebagai doa pribadinya dan ia juga perlu berdoa secara pribadi.
Hal berikutnya adalah berpuasa. Peraturan Gereja tentang puasa memang sangat minim. Namun, hal ini menunjukkan bahwa puasa (dan juga pantang) dapat dilakukan untuk intensi-intensi khusus agar kita dapat mengalami hubungan yang lebih mendalam dengan Tuhan. Setiap upaya untuk menyangkal kesenangan pribadi yang tidak mendasar bagi kehidupan kita demi bakti yang lebih besar kepada Tuhan merupakan sarana yang baik untuk menguatkan kehendak kita menjadi lebih baik. Tiga hal ini tidak dapat diabaikan ketika ingin memperdalam hubungan kita dengan Tuhan dan meningkatkan kualitas hidup kita sebagai seorang Kristen.
1 note
·
View note
Text
Setiap Kita Dipanggil menjadi Kurban dan Imam
Kotbah dari St. Petrus Chrysologus, Uskup (Sermo 108: PL 52, 499-500)
“Demi kemurahan Allah aku menasehatkan kamu.” Permohonan ini dibuat oleh Paulus, atau, oleh Allah melalui Paulus, karena Allah lebih ingin dicintai daripada ditakuti, menjadi Bapa daripada Tuan. Allah menasehatkan kita dalam kerahiman-Nya agar tidak menghukum kita dalam ketegasan-Nya.
Dengarkanlah permintaan Tuhan: Di dalam Aku, Aku mau melihat tubuhmu sendiri, anggota-anggotamu, jantungmu, tulangmu, darahmu. Engkau dapat takut akan sesuatu yang Ilahi, tetapi mengapa tidak mencintai sesuatu yang manusiawi? Engkau dapat saja lari dariku sebagai Tuan, tetapi mengapa tidak bergegas kepada-Ku sebagai Bapa-Mu? Mungkin engkau malu karena engkau menyebabkan sengsara-Ku. Jangan takut. Salib ini menyebabkan luka mematikan, bukan bagi-Ku, tetapi bagi kematian. Paku-paku ini tidak lagi menyakitkan Aku, tetapi memperdalam cintamu kepada-Ku. Aku tidak berteriak karena luka-luka ini, tetapi hanya untuk memperdalam cintamu kepada-Ku. Tubuh-Ku terentang di Salib sebagai simbol, bukan simbol besarnya penderitaan-Ku, tetapi simbol cinta-Ku yang menjangkau segalanya. Aku menghitungnya tak kurang dari penumpahan darah-Ku:itulah harga yang Aku bayar sebagai tebusanmu. Datanglah, kembalilah kepada-Ku dan belajarlah untuk mengenal Aku sebagai bapamu, yang membalas kebaikan untuk kejahatan, cinta untuk bilur, dan cinta tak terbatas untuk luka tusuk.
Sekarang, dengarkanlah apa yang diminta Sang Rasul kepada kita. “Aku menasehatkan kamu,” katanya, “untuk mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup.” Dengan anjurannya ini, Paulus telah mengangkat semua orang kepada status imamat.
Betapa mengagumkannya imamat orang Kristen, karena ia sendiri adalah kurban yang dipersembahkan atas namanya, sekaligus imam yang mempersembahkan kurban. Ia tidak perlu pergi keluar dirinya untuk mencari apa yang akan ia persembahkan kepada Allah: bersama dirinya dan dalam dirinya ia membawa kurban yang ia persembahkan kepada Allah bagi dirinya sendiri. Kurban dan imamnya selalu tetap, selalu satu dan sama. Walaupun disembelih, kurban itu masih hidup; imam yang menyembelih tidak dapat membunuhnya. Sejatinya ini adalah kurban yang mengagumkan di mana tubuh dipersembahkan tanpa disembelih dan darah dipersembahkan tanpa ditumpahkan.
Rasul mengatakan: “Demi kerahiman Allah aku menasehatkan kamu, persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup.” Para saudara, persembahan ini mengikuti pola persembahan Kristus di mana Ia memberikan tubuh-Nya sebagai kurban hidup bagi kehidupan dunia. Ia sungguh membuat tubuh-Nya persembahan yang hidup, karena melewati penyembelihan-Nya, Ia terus hidup. Dalam Kurban yang demikian ini maut menerima tebusannya, namun Kurban itu tetap hidup. Maut sendiri menderita hukuman. Inilah alas an mengapa kematian para martir sesungguhnya adalah kelahiran, dan akhir mereka adalah permulaan. Hukuman mati mereka adalah pintu kepada kehidupan, dan mereka yang dianggap telah terhapus dari bumi bersinar dengan gemilang di surga.
Paulus mengatakan: “Aku menasehatkan kamu demi kerahiman Allah, persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang kudus dan hidup. Nabi juga mengatakan hal yang sama: “Kurban dan persembahan tidak Engkau kehendaki, tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku.” Setiap kita dipanggil untuk menjadi kurban kepada Allah dan imam-Nya. Jangan merendahkan apa yang telah diberikan otoritas Ilahi kepadamu. Kenakanlah jubah kekudusan, ikatlah pinggangmu dengan sabuk kemurnian. Biarkanlah Kristus menjadi ketopongmu, salib pada dahimu menjadi perlindungan yang tak pernah gagal. Tetaplah menyala dengan keharuman dupa doa. Ambillah pedang roh. Jadikanlah hatimu altar. Kemudian, dengan penuh kepercayaan dalam Allah, persembahkanlah tubuhmu untuk kurban. Allah tidak menghendaki kematian, tetapi iman; Allah tidak haus darah, tetapi penyerahan diri. Allah tidak disenangkan dengan penyembelihan, tetapi dengan persembahan kehendak bebasmu.
0 notes
Text
Para Kudus Hari ini (10 Mei)
Di Roma, di Via Latina, kelahiran surgawi para martir kudus Gordian dan Epimachus. Pada masa Kaisar Yulianus si Murtad, Gordian dihukum cambuk karena mengakui nama Kristus, dan akhirnya dipenggal. Ia diamakamkan pada malam harinya oleh orang-orang Kristen di jalan yang sama dalam sebuah makam tempat relikui Santo Epimachus martir telah dipindahkan sebelumnya dari Alexandria, tempat ia menderita kemartiran karena iman Kristennya pada tanggal 12 Desember.
Di tanah Us, Santo Nabi Ayub, seorang yang memiliki kesabaran mengagumkan.
Di Roma, Santo Calepodius, imam dan martir. Kaisar Alexander memerintahkan dia dipenggal dengan pedang, dan tubuhnya diseret melewati jalan-jalan kota dan dilempar ke sungai Tiber. Setelah tubuhnya ditemukan, Paus Kalistus memakamkannya. Palmatius, seorang konsul, juga dipenggal bersama istri dan anak-anaknya, serta empat puluh dua anggota keluarganya yang lain, baik pria maupun wanita; hal yang sama juga dialami oleh Feliks dan istrinya Blanda. Kepala mereka digantung di berbagai gerbang kota Roma sebagai peringatan bagi orang-orang Kristen.
Juga di Roma, di Via Latina di Centum Aulae, kelahiran surgawi para martir kudus Quartus dan Quicintius, yang tubuhnya kemudian dibawa ke Capua.
Di Leutinia di Sicilia, para martir kudus Alphius, Philadelphus, dan Kyrinus.
Di Smyrna, Santo Dioscorides, martir.
Di Taranto, Santo Cataldus, uskup, terkenal karena mukjizat-mukjizatnya.
Di Madrid, Santo Isidorus sang Petani. Dia terkenal karena mukjizat-mukjizatnya dan Gregorius XV mencatatkan Namanya dalam bilangan para kudus, bersama dengan Santo Ignatius, Fransiskus Xaverius, Filipus Neri dan Santa Teresa dari Yesus.
Di Milan, penemuan jenazah para martir kudus Nazarius dan Celsus. Santo Ambrosius, uskup, menemukan tubuh Santo Nazarius masih basah dengan darah segar, dan membawanya ke Basilika Para Rasul, bersama dengan jenazah Santo Celsus, seorang muda yang diasuh oleh Santo Nazarius. Pada masa penganiayaan Nero, Anolinus telah memerintahkan agar keduanya dipenggal dengan pedang pada tanggal 29 Juli, yaitu hari perayaan kemartiran mereka.
Terpujilah Allah dalam orang-orang kudus-Nya.
0 notes
Text
Inisiatif Berbuat Baik
Selasa Pekan IV Paskah Kisah Para Rasul 11:19-26; Mazmur 87:1-7; Yohanes 10:22-30 Cinta itu selalu bersifat aktif. Orang yang mengaku mencintai pasti akan berusaha untuk menunjukkan dan menghadirkan kebaikan bagi apa yang dicintainya. Orang tua yang mencintai anak pasti akan berusaha untuk memberikan pemeliharaan dan pendidikan yang terbaik untuk anaknya. Seorang yang mencintai pekerjaannya pasti akan berusaha memberikan yang terbaik untuk apa yang ia kerjakan. Contoh-contoh ini bisa diperpanjang sendiri sesuai situasi hidup kita. Semakin besar cinta kita, maka kita akan semakin rela hati untuk memberikan yang terbaik, begitu juga sebaliknya. Maka orang yang mengasihi akan memberikan yang terbaik tanpa menunggu perintah atau disuruh-suruh dulu. Ia akan mengambil inisiatif untuk mencari cara bagaimana bisa memberikan yang terbaik bagi yang dicintainya. Bacaan Pertama hari ini menunjukkan cinta kasih dari orang-orang Kristen perdana, mereka berinisiatif untuk memberikan yang terbaik, kabar gembira tentang Yesus Kristus kepada bangsa-bangsa lain. Cinta itu juga yang mendorong jemaat Yerusalem langsung berinisiatif mengutus Barnabas ke Antiokhia segera sesudah mereka mendengar berita bertobatnya orang-orang Yunani di sana. Cinta jemaat Yerusalem juga tampak dengan kerelaan mereka mengirim Barnabas, seorang anggota jemaat yang baik, penuh Roh Kudus dan iman. Kerelaan Barnabas untuk diutus dan melayani juga menunjukkan cintanya yang besar. Sebaliknya, dalam Injil kita melihat orang-orang Yahudi yang kekurangan cinta. Mereka mengharapkan Mesias tetapi tidak tergerak untuk mencari tahu siapa Dia, apa tanda-tanda-Nya, dan apa pekerjaan-Nya. Ketika mereka melihat kehidupan dan pewartaan Yesus yang menunjukkan diri-Nya sebagai Mesias, mereka tidak tergerak untuk mencari tanda-tanda Mesias di Kitab Suci dan membandingkannya dengan kehidupan Yesus. Mereka malah manja dan meminta Yesus mengatakan hal itu dengan cara yang jelas menurut mereka. Yesus menjawab mereka dengan menyatakan bahwa Ia sudah pernah menyatakan-Nya dan pekerjaan-pekerjaan-Nya mendukung pernyataan-Nya. Orang-orang itu merasa Yesus belum mengatakannya karena mereka tidak mendengarkan Dia. Hal-hal yang Yesus katakan dan pekerjaan yang Yesus lakukan, tidak mereka simak dengan baik. Mereka mungkin mendengar Dia, tetapi tidak mendengarkannya. Mereka tidak memberi perhatian kepada-Nya, karena mereka tidak mencintai-Nya. Mereka tidak memberi perhatian kepada nubuat Kitab Suci tentang Mesias karena hati mereka, dan cinta mereka tidak terarah kepada Firman Tuhan. Bagaimana dengan kita? Cinta kita kepada Tuhan bisa tampak dari cara kita mendengarkan Dia. Semakin kita mendengarkan dengan penuh perhatian, maka semakin bertumbuhlah kita dalam cinta kepada-Nya. Pertumbuhan cinta kasih juga akan tampak dalam kerelaan kita untuk berinisiatif memberikan yang terbaik dari hidup kita kepada-Nya. Cinta ini tidak akan membuat kita mengabaikan sesama, karena cinta kepada Tuhan juga akan tampak dalam cinta kepada sesama seperti halnya cinta jemaat Yerusalem dan Barnabas mendorong mereka memberikan diri untuk mendatangkan kebaikan bagi sesama.
0 notes
Photo
Waktu Ngai jalan-jalan ke Singkawang, lihat Klenteng Surga dan Neraka sambil kuliner di sana.
0 notes
Text
Para Kudus Hari ini (9 Mei)
Di Nazianze di Kapadokia, hari kelahiran surgawi St. Gregorius, uskup, pengaku iman dan Pujangga Gereja. Ia disebut Sang Teolog karena pengetahuannya yang luar biasa tentang hal-hal ilahi. Ia memenuhi tugasnya sebagai uskup di kota itu dengan memulihkan agama Kristen yang telah melemah, dan dengan menghadapi para bidaah dan lawan-lawan Gereja.
Di Roma, St. Hermas, yang disebutkan oleh Rasul Paulus dalam Roma 16:14. Ia dijadikan layak mengurbankan dirinya; menjadikan dirinya suatu persembahan yang berkenan kepada Allah, ia dikenal karena kebajikan-kebajikannya, dan memperoleh Kerajaan Surga.
Di Cagli di Via Flaminia, sengsara St. Gerontius, Uskup Cervia
Di Persia, penderitaan tiga ratus sepuluh martir.
Di Mesir, St. Pakomius, abbas. Ia membangun banyak biara dan menulis peraturan hidup bagi para rahib, peratuan ini dipelajarinya dari sabda malaikat.
Di desa Vendome di Galia, kematian St. Beatus, pengaku iman.
Di Bologna, Beato Nikolas Albergati, seorang rahib Kartusian, uskup kota itu dan cardinal Gereja Romawi. Ia dikenal karena kekudusan kemampuan bernegosiasi sebagai Legatus Apostolik. Ia dimakamkan di biara Kartusian di Firenze.
Di Konstantinopel, pemindahan jenazah St. Andreas Rasul dan St. Lukas Pengarang Injil dari Akhaia, St. Timotius, murid St. Paulus, dari Efesus. Tubuh St. Andreas kemudian dibawa ke Amalfi, dan di sana dihormati dengan saleh oleh umat Kristen. Dari makamnya mengalir carian yang menyembuhkan orang sakit.
Di Roma, pemindahan jenazah St. Hieronimus, imam, pengaku iman, dan pujangga Gereja, dari Betlehem di Yudea ke Basilika Santa Maria Maggiore. Di Bari di Apulia, pemindahan jenazah St. Nikolas, uskup dan pengaku iman, dari Mira, sebuah kota di Likia.
Terpujilah Allah dalam orang-orang kudus-Nya.
0 notes
Photo
Misa Minggu IV Paskah di Lumar bersama RD Donatus (yang ditengah) dan RP Oliver (sebelah kiri) dan para misdinar Stasi Lumar
0 notes
Text
Tentang Blog dan Menulis
Ini post pertama gw di tumblr. Dan gw mulai menulis di saat blogging sudah tidak lagi menjadi tren. Ya sudahlah, tujuan gw memaksa diri mulai menulis di sini adalah untuk melatih kebiasaan menulis dan menuangkan pikiran dalam bentuk tulisan dan supaya bisa tersimpan dengan baik. Karena gw adalah seorang imam Katolik, jadi blog ini isinya akan campur aduk, mulai dari hal-hal rohani, musik, film, makanan, atau apa aja yang gw anggap menarik untuk untuk ditulis. Bahasanya juga bakal campur-campur antara Indonesia dan Inggris, juga dalam bahasa formal atau informal ya se-mood-nya gw aja. Gitu aja deh launching blognya
1 note
·
View note