mahdiyyun
mahdiyyun
Untitled
56 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
mahdiyyun · 4 months ago
Text
Ia Bernama Paparan
Jika dirimu berangkat dari ketakutan juga ketidaktahuan, lewat tulisan ini diriku ingin berpesan. Semoga apa yang tersampaikan dalam beberapa waktumu ke depan dapat menerangi jalan serta mimpimu yang legam.
Tulisan ini dimulai ketika diriku tersadar akan sebuah jawaban dari sebentuk pertanyaan "Mengapa orang miskin dan orang takberpengetahuan condong untuk bertahan dalam siklus kesusahan serta kebodohan?". Jawaban itu muncul sewaktu diriku berkesempatan untuk berada dalam sebuah kegiatan besar yang dihadiri orang-orang berpengetahuan. Diriku dibuat sungguh takmenyangka bahwa orang-orang yang derajat keilmuannya melampaui jauh ke depan dapat hadir bersamaan dalam tempat serta waktu yang sama dengan diriku yang ilmunya jauh terbelakang. Lantas kemudian barangkali ada yang kebingungan, apa kaitannya antara kesadaran diriku pada waktu itu dengan ketakutan? Maka kemarilah, teman, diriku perkenalkan engkau sekalian dengan sebuah terminologi bersapaan 'paparan'.
Ketakutan lagi kekhawatiran itu munculnya disebabkan oleh ketidaktauan. Orang-orang yang menjadi subjek pertanyaan dalam perbincangan sebelumnya tidaklah diriku anggap bisa seperti itu karena keinginan mereka seorang. Siapa pula yang menginginkan hidupnya sengsara lagi terbelakang. Diriku jamin tidaklah ada di antara kita memiliki angan seperti demikian. Mereka terjebak dalam siklus tersebut karena ketakutan mereka untuk berasian. Bahkan sekadar berangan pun diriku jamin tidak ada yang menau apa yang harus diangakan. Maka demikian, masuklah kita sekalian pada pembahasan mengenai tiga tentang:
Tentang yang pertama bahwa orang-orang itu dapat bermimpi besar karena sebuah paparan. Dari kegiatan yang diriku sertai, aku menemukan diriku menginginkan mimpi yang lebih besar. Mimpi yang bermuara pada kondisi serta keadaan yang sama dengan orang-orang berpengetahuan yang diriku sebut di belakang. Sungguh bila diriku ditanya apakah berani aku untuk dapat menjadi orang besar lagi pintar di hari yang lalu, diriku akan mengelak tidak. Tapi sungguh Maha Baik tuhan, Ia memaparkan diriku pada khalayak orang-orang besar. Orang-orang pintar. Darinya aku banyak memiliki mimpi dan harapan baru untuk dapat menjadi bagian dari orang-orang demikian.
Tentang yang kedua bahwa dapatlah ditemukan jawaban tersirat dari persoalan siklus kesusahan serta kebodohan. Orang-orang yang terjebak dalam hidup demikian bukan tidak mau untuk memiliki harapan besar. Mereka tidak menau harus seperti apa mendefinisikan harapan besar. Barangkali cita-cita besar mereka hanyalah buah dari melihat orang-orang yang dapat melahap makan tiga kali sehari, atau mungkin dari melihat rumah dengan halaman asri. Demikianlah mimpinya terbentuk dari apa yang terpaparkan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Maka, takdapat dielak juga ditolak, bahwa mimpi adalah apa yang apa yang diri kita terpapari dalam kehidupan fana takabadi.
Tentang yang ketiga bahwa dari dua tentang yang sudah termaktub dapatlah kita sadari bahwa mimpi adalah buah dari apa yang diri kita konsumsi. Maka barangkali harapan kita dirasa terlalu bawah untuk dikatakan sebuah mimpi, bersyukurlah. Ia merupakan tanda kalau diri kita sudah terpapar sesuatu yang lebih tinggi. Maka barangkali juga harapan kita dirasa masihlah kurang, buatlah dirimu terpapar dengan kehebatan orang-orang besar. Orang-orang yang membuat mimpi kita menjadi panjang takberkesudahan. Dengan hal demikian, dirimu akan tanpa sadar meninggikan mimpi dari apa yang lalu, memapah mimpi agar menyudahi siklus tak menentu.
Teman, diriku mendoakan agar engkau senantiasa dikelilingi orang-orang hebat yang prestasinya takterbilang. Agar kemudian engkau dapat mendefinisikan mimpi sebagai sesuatu yang besar. Bukan hanya angan-angan kecil, melainkan juga angan-angan pembawa perubahan dalam hidup kalian. Juga teman, diriku berharap agar engkau dapat menjadi orang besar yang dapat membantu orang lain mendefinisikan mimpi sebagaimana yang dirimu paparkan.
1 note · View note
mahdiyyun · 8 months ago
Text
Bagian Paling Seru Dalam Bersepeda
Lazimnya dalam bersepeda, kita akan sendiri berdiam. Dari banyaknya anggota tubuh yang kita miliki, hanya tangan serta kaki yang terlihat mendominasi pergerakan. Padahal, ada satu bagian yang fungsinya aku ekstrakerjakan: Otak.
Tadi sewaktu masih dalam perjalanan, pikiranku melayang mencari ketenagan. Atas masalah yang menyebabkan gundah, atas sedih yang menyebabkan perih. Intinya, lewat kayuhan kaki, pikiranku melesat menembus batas-batas lara. Hingga melesatnya itu berujung pada suatu ‘kepikiran’: Mengapa dari banyaknya kegiatan, lewat kayuhan sepeda aku mengadukan kecapaian. Darinya aku sadar akan beberapa hal:
Yang pertama, aku sebagai manusia perlulah menyampaikan serta menyalurkan apa yang menjadi penyebab kondisi hati saat ini. Anggaplah omongan kebanyakan lelaki yang mengucap bahwa dirinya tak bisa mengekspresikan perasaan adalah sebuah kebohongan. Melalui sendi dalam pinggul sampai kaki yang digerakkan, aku mengekspresikan perasaan. Keringat yang bercucuran telah mengganti air mata dari sebuah tangisan, wajah letih kelelahan telah mengganti emosi yang tak berkesudahan. Dari berolahraga, aku bisa lebih mengenal apa yang hatiku sedang rasakan.
Yang kedua, menjadi sadar diriku lewat perihal yang pertama, bahwa rasa puas yang kudapatkan adalah sebuah keniscayaan bagi aku yang telah menunaikan kewajiban: penerapan. Hidup perlulah dijalani dengan seimbang. Aku menggunakan energi yang kumiliki bukan semata-mata untuk beribu kayuhan. Melainkan juga untuk menuliskan sebuah tulisan. Yang dari tersusunnya sejumlah huruf menjadi beberapa paragraf, aku tidak akan menau bilamana nanti ada manisnya buah yang dipetik seseorang lewat pohon tulisan ini. Dirimu, jika nantinya engkau memetik manis lewat tulisan ini, sampaikanlah kepadaku agar diriku tau, aku tidak hanya menebar manfaat pada kalanganku seorang, tetapi juga pada orang lain diriku menebar kebaikan. Ialah tugasku yang kudambakan.  Menjadi terang dalam kegelapan. Menjadi paham untuk ketidaktauan. Menjadi pintar untuk mengobati kebodohan.
Yang ketiga, dalam kayuhan yang kulakukan sendiri, aku merasakan kebebasan. Bebas dari belenggu emosi yang menyakitkan. Aku merasakan ketenangan. Tenang dari masalah yang hinggap menghantui. Aku merasakan lancar. Lancar untuk dapat menciptakan tiga buah perihal yang dalam tulisannya, huruf-hurufnya menyusun tulisan ini dari awal sampai sekarang—G.
Olahragamulah, kawan. Ekspresikan apa yang sedang hatimu rasakan. Darinya aku berjanji, engkau akan belajar, bahwa tak ada bahagia tanpa rasa sedih, tak ada tenang tanpa kegelisahan.
1 note · View note
mahdiyyun · 10 months ago
Text
Telepon
Kring kring… suara telepon berbunyi
Dirinya refleks menjawab telepon dari seseorang yang sebelumnya sedang berbincang via sebuah aplikasi pengirim pesan.
Dalam sebuah topik—entah yang keberapa—dirinya dibilang memiliki tulisan yang bagus oleh lawan bicaranya.
Perbincangan yang tadi sebelumnya dilakukan, dirinya mengirim sebuah tulisan memang. Tentang dirinya dan perpisahan. Ia menulis hanya untuk sekadar mengurai perasaan dan ketidaknyamanannya. Namun dirinya begitu takmenyangka, dari kegiatannya ia dipuji dan ditanya oleh lawan bicaranya.
“Dirimu itu, bisa menciptakan tulisan bagus, ya. Aku suka,” pujinya dengan begitu bahagia “Aku berdoa semoga dirimu bisa menjadi penulis hebat.”
Tapi ternyata dirinya kemudian ditanya, “Dirimu semenjak kapan ingin menjadi penulis?” Dijawab oleh dirinya “Sekitar sewaktu masih duduk di bangku sekolah menegah atas” Lantas dibalas oleh lawannya, “Wow, diriku kira kamu sudah berkeinginan untuk menulis semenjak lama. Apa yang membuatmu ingin menjadi penulis?”
Ah, dirinya secara tiba-tiba berpikir keras. Tentang ia dan juga semua tulisannya yang tersimpan rapat dalam bukunya, tentang ia dan segala idenya yang seringkali terbuang karena malasnya badan, tentang ia dan segala perasaanya yang seringkali ia gampangkan. Kemudian ia dibuat sadar oleh pertanyaan lawan bicaranya, ia dengan kembali membara menjawab, “Aku sadar semua orang akan mati, semua orang akan dilupakan. Seberapa banyak teman yang dimiliki seseorang, ia tetap akan dilupakan. Bahkan jika hidup pun kita tidak memiliki peran yang bisa menghadirkan diri kita dalam hidup seseorang. Hanya dengan dua hal kita tetap bisa hidup ‘abadi’, yang pertama dengan kebaikan yang kita berikan dan yang kedua dengan tulisan. Dengan tulisan diriku bisa hidup takterlupakan. Aku bisa menjadi “hadir” untuk menebar kebaikan yang diriku punya. Aku… bisa menjadi manusia yang seutuhnya, manusia yang hidupnya untuk orang lain. Manusia yang takapatis, manusia yang peduli terhadap sesama.”
Barangkali ditanya apa momen yang membuat dirinya bisa menjadi orang besar di kemudian hari, ia akan menjawab pertanyaan yang pada saat itu diajukan pada dirinya. Pun juga, bilamana ditanya siapa yang menjadi jembatan penting yang mengantarkannya pergi menjemput harapannya, ia akan menjawab orang yang menanyakan kepadanya kenapa ia menulis pada saat itu. Maka semoga, dari berbagai huruf yang tersusun menjadi kalimat ini dirinya berharap akan ada seseorang yang melanjutkan pegangan tangan untuk mengantarkan kepada kebaikan. Berkaryalah, menulislah, teman. Jadilah manusia abadi.
0 notes
mahdiyyun · 1 year ago
Text
Ada satu hal yang selalu kuamini agar selalu bersemayam dalam setiap langkahku meniti jalan hidup. Kesadaran namanya. Barangkali kita adalah manusia dengan segala lupa, semoga catatan ini bisa membuat 'ingat' bersamayam terus di dalam pikiran saudara sekalian.
Semua ini dimulai ketika diri ini menulis sebuah catatan refleksi di buku tulis kecil berwarna biru. Ditulisnya dengan ukuran kecil tentang banyaknya penyesalan yang pernah hinggap karena telah gagal mengejar beberapa impian. Namun, lagi-lagi, yang di atas kadang suka begitu, menyelipkan kesadaran kalau itu semua adalah bagian dari hidup yang begitu memang adanya. Lantas yang menjadi pertanyaan, diselipkan apa diriku oleh tuhan sehingga berujung menulis ini?
Teman, barangkali sedang terbingung, hidupmu itu adalah hidup orang lain. Seberapa berpikir kita untuk melihat bahwa bahkan setiap detik yang kita lakukan sudah dan akan selalu membuat sebuah cerita. Cerita siapa saja. Tulisan ini bahkan berangkat dari bagian pemahaman tersebut. Aku tidak akan menau pada siapa saja huruf-huruf disini akan berlabuh. Begitu juga akan menjadi apa saja tulisan ini terpikir di benak masing-masing orang. Yang aku tau, tulisan ini adalah bukan milikku seorang. Ini milik kita bersama. Teman, barangkali sedang bermalasan, dirimu itu akan selalu hadir dalam hidup seseorang. Akan menjadi apa dirimu dalam kehidupan orang-orang itu? Sebab mereka bahagia kah? atau berkecewa? Ah, kadang hidup tidak se-putih hitam itu. Tapi tidak apalah. Yang ingin aku sampaikan adalah pilihan kita dalam berkehidupan akan selalu membentuk cerita untuk semua orang. Mainkan peran dalam cerita hebat di dunia ini, kawan. Hidup kita ini sudah berharga semenjak kita lahir dan menjadi bagian dari dunia.
0 notes
mahdiyyun · 1 year ago
Text
Dunia itu adalah kamu
oleh perhatian ia ditumpu
0 notes
mahdiyyun · 1 year ago
Text
hai, nona
langkah mu terlalu jauh
sebab itu kita terpaku diam
pada tempat, pada waktu
0 notes
mahdiyyun · 1 year ago
Text
sabar, ucap ibu
padanya ia tergugu
hilang arah tak menentu
sabar, aku juga rindu
0 notes
mahdiyyun · 1 year ago
Text
pada jatuh cinta ia berjanji
kepada rindu ia terobati
0 notes
mahdiyyun · 1 year ago
Text
Kehadiran itu Hanya Datang Sekali
Setiap siapa - siapa yang datang dalam hidup seseorang, ia hanya memiliki satu peran yang dapat diisi. Peran tersebut tidak dapat dirubah dan juga diganti. Seorang ibu yang melahirkan dan membesarkan seorang anak, di kemudian hari tidak bisa merubah perannya menjadi seorang yang lain bagi anak tersebut. Begitupun dengan digantikan dengan oleh orang lain, ibu tiri misalnya. Setiap nama kita sudah mengisi masing - masing satu tempat dalam hati dan pikiran orang lain. Maka dari kesempatan yang hanya satu, teruslah untuk menciptakan peran serta kehadiran yang berkesan, terkenang, menyenangkan, dan dirindukan bagi insan-insan yang kita sayangi.
0 notes
mahdiyyun · 1 year ago
Text
Siapa kelak akan menyesali?
tidak ada, penyesalan adalah sebuah pilihan.
Kalau begitu siapa yang akan pergi?
tidak ada, pergi adalah kehadiran yang baru.
Ditanya untuk terakhir kali. Siapa yang merugi?
Ia yang sibuk pada lalu. Tak mengapa. Tapi ada baru yang menunggu
0 notes
mahdiyyun · 1 year ago
Text
sepoian angin sore menuju malam
menusuk daging rumah pun terkenang
di hari itu yang lalu telah kembali
membuat hati hilang untuk berjalan
Manusia, hidup, dan isinya
0 notes
mahdiyyun · 1 year ago
Text
Hidup di Kelabu
Rintik mata bertemu dinding wajah
Mengalir turun hangat dirasa
Ada hati yang tersungkur lemah
Luka itu kembali menganga
Acap kali dirinya merindu
Diam dan sepi terus menghampiri
Selalu ia berdoa untuk dirimu
Pada temannya yang sudah ditinggali
Pada dulu ia melupa, untuk sekarang ia terluka
0 notes
mahdiyyun · 1 year ago
Text
ku tunggu kau di keabadian
mimpi dan harapan tidak akan pernah mati, mereka abadi
0 notes
mahdiyyun · 1 year ago
Text
kau tak pernah jauh
bilamana ada yang jauh, itu bukanlah engkau
0 notes
mahdiyyun · 2 years ago
Text
setidaknya, aku sekarang menjadi alasan untuk seseorang, sebuah, beberapa, sekian banyak hadir dalam hidup ku nanti. Maka darinya, maafkan aku bilamana beberapa yang aku sebut nanti merasa tidak enak atas diriku. Aku memohon cinta dan menerima dari mu.
0 notes
mahdiyyun · 2 years ago
Text
miaw
suara kucing bermanja ria
pada manusia ia meminta
sepotong ayam bagian paha
diberi ia, lalu didiamkan begitu saja
“ya tuhan”,
petikan awal dan akhir sebuah doa
dipanjatkan manusia yang meminta
diberi ia hidup yang fana
lantas lupa untuk kembali berdoa
ah, kadang begitu manusia
ia lupa kalau doa adalah dialog
doa adalah cinta
doa itu menenangkan
0 notes
mahdiyyun · 2 years ago
Text
kau pikir dunia hanya sekali
hidupmu kekal abadi
nyawamu itu absolut
tentu, memang begitu adanya
coba sedikit kau tengok ke depan
ditemukan surga atau neraka bukan
apakah hidup di dalamnya kamu bilang mati
bukan juga, kamu melanjutkan hidup
siapa yang berani mati,
kamu berani untuk hidup
hidup setengah kita akan segera berakhir
datanglah hidup yang baru, kau disiksa, atau kau dipuja
0 notes