Tumgik
ma-haran-zoz · 2 months
Text
[Im still getting shocked about what happened in me yesterday. that was so fast and soooo long day i ever spent. So many things was happened... and also, so many sad thoughts, guilt trip, and hard things was happened for me— for us.
I watched my reflection in the mirror. Those sad eyes, dark circle eye bag, skinny body — what a sad sight for me. I watched her wearing her best clothes, but still ended up to look sad.
He looked at me behind. Smiling. I know he feels guilty for what happened that day. He reached my head and kiss it deeply. He rubbed my hair, it is a sign for me to keep calm and let this hard things happened for us.
I started crying and turning my body. It feels so hurt to watch him try to calm in the middle of messy things. He hugged me so tight.
Again, he kisses my head.
"Let's facing this hard things together!", I try to break the silence.
"Ya, we live it all," he said and still giving me kisses on the top of my head.
"Whatever happens, we would facing it together," he taking a deep breathe and continuing his words.
"As long as i am with you," I tight my hug.
"As long as i am with you," he repeating my wishper.
"I would never let you go and please, please, please don't let me go", he begging me.
I cried then nodded my head and let him to hug me tightly. I wish, i wish the universe to take side with us.
I never knew that love story in the middle of twenties would be this hard.]
— all the love, r (20/03/2024)
2 notes · View notes
ma-haran-zoz · 1 year
Text
A Study Case : (I am) Falling in Love
Falling in love is the most phenomenal event in the history of human being.
Cinta menjadi aspek dari kehidupan yang sulit dan bahkan mustahil untuk dihilangkan. Bahkan, dalam rangka memahami dan mengerti cinta, tidak ada satupun panduan paling efektif selain mencoba merasakannya dan menjadi aktor dari instrumen hebat tersebut. Dengan cinta membuat dunia lebih berwarna, cinta membuat hari-hari terasa lebih berharga dan tak jarang dengan cinta kadang senyuman akan muncul dengan sendirinya tanpa ada alasan yang harus melatarbelakanginya.
Have you ever falling in love with someone and you don't even feel scared of everything nor feel sad? 'cause you all know he would catch you up and bring you to the moon, even without you begging for it?
Aku nggak ingat kapan terakhir kali kepala aku berputar terus-terusan untuk satu nama. Aku juga lupa kapan terakhir kali perutku menggelitik berisikan kupu-kupu. Tentu saja aku juga tidak ingat kapan terakhir kali aku membiarkan hatiku jatuh. Itu terjadi sudah lama sekali. Sampai aku lupa bagaimana rasanya. Selama ini, aku nggak pernah merasa lagi soal jatuh cinta, yang kurasakan hanya degup jantung dan rona merah muda ketika bertemu dengannya. Aku nggak yakin itu jatuh cinta. Sampai akhirnya..
Aku menemukannya di sela-sela kebingungan yang merapati hariku.
Di antara semua yang membingungkan penuh tanda tanya, kamu terlalu jelas ada di sana. Ibarat seluruh dunia kulihat abu-abu, hanya kamu yang berwarna. Aku masih bisa mengingat hari di mana aku mendapatimu sebagai seseorang yang berhasil membuatku tersenyum tanpa alasan yang jelas. Ini aneh bukan? Berdasarkan dari artikel penelitian yang aku baca (1) aku jatuh cinta. Aku kira, jatuh cinta hanya dirasakan pada mereka yang memiliki magical spell. Sedang aku? Tidak. Aku nggak punya mantra cantik yang mampu menarik orang lain. Karena bagiku, jatuh cinta adalah kutukan. Aku nggak pernah siap untuk patah hati kesekian kalinya. Memang siapa yang mau membiarkan hatinya dipatahi? Nggak ada kan? Ini masalah serius yang kuharap bukan lagi hal yang menjebakku ke dalam lubang kematian (re: patah hati).
Hari itu, aku menemukanmu. Di antara lalu-lalang orang-orang yang sibuk dengan urusannya di Ibukota ini. Tubuhmu bersandar pada kursi sandar di peron satu Stasiun Sudirman. Pernahkah kamu merasakan satu dunia berjalan lambat saat kamu melihat seseorang? Kata orang-orang, ketika jatuh cinta tubuh kita akan membuat reaksi yang tidak disangka-sangka dan itu akan terasa sangat nyata dan cepat. Iris mataku menangkap keberadaanmu yang sedang bersandar sembari menggenggam smartphone. Sepersekian detik, degup jantungku memacu lebih cepat namun satu dunia rasanya berjalan lambat. Hingga akhirnya kepalamu menoleh dan mata kita bersitatap. Satu dunia kembali berjalan normal, orang-orang berlalu-lalang dengan cepat sekali. Aku memutuskan untuk melambaikan tanganku. Kemudian kita berjalan beriringan. Kepalaku berputar terus namamu, berpikir apa yang harus aku katakan dan perutku sudah penuh dengan kupi-kupu. Aku yakin sekali di balik masker medis yang aku kenakan pipiku sudah merah bak kepiting rebus. Sunggingan senyum pun tak lepas dari bibirku.
Sore itu, kita menikmati hari duduk di taman. Sembari bercerita tentang banyak hal. Rasanya seperti magis ketika tanganmu meraih puncak kepalaku, merapikan rambut yang tertiup angin mengenai wajahku. Tanpa sadar, aku menyenderkan kepalaku bahkan tubuhku ke bahumu. Bukan, aku rasa bukan hanya kepala dan tubuhku yang hari itu mulai bersandar, hatiku dan bahkan seluruh hidupku aku sandarkan padamu. Apakah ini nggak apa-apa?
Sentuhan menakjubkan yang juga aku rasakan ketika kita berjalan beriringan dengan rasa percaya dirimu, kamu merangkul pundakku. Degup jantungku berdebar lebih cepat. Pada momen-momen itulah, aku mematung dan kamu bertanya, "Kenapa? Kok diem?". Hahahah kamu masih bertanya 'kenapa?', aku salah tingkah dan kamu, kamu penyebabnya! Penyebab satu dunia berhenti berputar, penyebab degupan jantung di dada yang berdebar lebih cepat, penyebab dari banyak hal ketidakwarasanku yang terjadi hari itu. Kalau kata Taylor Swift, "You touch me once and it's really something. You find I'm even better than you imagined I would be".
Embusan angin mengiringi langkah kita menyusuri Ibukota malam hari. Tanganmu menggenggamku dengan erat, seolah dunia tidak akan pernah bisa memisahkan kita. Kita tertawa terkekeh-kekeh, bertanya dan menjawab pertanyaan paling tidak masuk akal. Namun sungguh, malam itu adalah malam yang paling aku nikmati. Mungkin, yang tidak pernah kamu tahu adalah semua hal yang aku lakukan bersamamu merupakan hal yang pertama kalinya bagiku. It was my very first date and I really enjoyed how it goes.
Malam itu perjalanan kita berlanjut panjang ke Bogor, hingga tiba di depan kosku. Aku nggak ingin berpisah, aku masih mau menikmati hari bersamamu. Aku ingin terus bersamamu. Lagi dan lagi bertemu denganmu. Bersamamu segala peluh dan beban yang aku rasakan jauh lebih ringan. Kamu memperlakukanku sebegitu baiknya. Malam itu aku adalah gadis paling bahagia sejagat raya dan merasa sangat amat dicintai. Setelah banyak patah hati dan malam penuh tangis dan ketakuan, aku berhasil menemukanmu. Sempurna. Seperti apa yang pernah aku pinta.
Aku pernah bilang, selama ini sebelum aku berjumpa denganmu, aku selalu merasa bahwa aku adalah manusia yang sulit untuk dicintai. Bahkan, ayah, ibu, dan keluargaku nggak menganggap keberadaanku, tapi sama kamu... love is easy. Aku rasa, is not to be that hard to love me and I feel safe and easily to fall in love with you.
Sampai hari ini, hari di mana kamu membacanya, sudah banyak hari yang telah kita lewati bersama. Aku masih merasa gadis yang selalu dicintai sepenuhnya olehmu. Semoga seterusnya pun begitu.
I never knew how much you mean to me when we were started talking.. sampai akhirnya kamu jadi orang yang pertama ngomongin apa yang selalu mau aku dengar tapi orang lain gak pernah melakukan itu, kamu jadi orang yang bikin aku merasa aman dan nggak takut, kamu yang berusaha buat nasehatin aku tanpa menyakiti hati aku, kamu yang sabar menghadapi aku yang sabarnya setipis tisu, kamu yang mengalah dan minta maaf padahal kamu juga gak tahu aku kenapa. You treat me so well and it makes me feel safe and worthy. Mungkin kamu nggak pernah tahu kalau tiap kali aku merasa capek dan sedih yang aku ingat cuma kamu, yang aku mau cuma kamu. Mungkin kamu juga gak pernah tahu, semua tempat yang pernah kita datengin selalu jadi bayang-bayang tiap kali aku melewatinya nggak sama kamu. Mungkin kamu juga nggak pernah tahu, kalo aku benar-benar sesayang itu sama kamu yang sampai aku gak pernah bisa nggak nangis kalau aku ingat perasaan aku ke kamu kayak gimana. Aku bisa nggak sama kamu, tapi aku nggak mau. Aku gak mau kalau gak sama kamu, aku gak mau kalau harus menjelaskan diriku lagi ke orang baru. Aku mau kamu. All the love songs I heard it always reminds me of you. You teach me about love is easy.
With you, every morning I woke up I always feel loved without I am begging for it. And it blessing for me♡
So, apparently, this is what people called love. This is how it feels to have butterflies in stomach. So dumb and absurd. – Z @mochachinogirl
Happy 21st birthday, my definition of love, my bebe-lac (you are my everything). Segala doa baik aku menyertai kamu dan semoga di tahun-tahun selanjutnya, selalu ada aku yang menemani kamu♡. As you ever said to me, you've been so strong for so long, if you wanna cry or fall apart, I'll be here for you. Aku selalu di belakangmu. I am so happy to know you and to be part of your life and love journey. Thank you, you teach me how to love and how to be loved.
Referensi :
Laksono, A. T. 2022. MEMAHAMI HAKIKAT CINTA PADA HUBUNGAN MANUSIA: Berdasarkan Perbandingan Sudut Pandang Filsafat Cinta Dan Psikologi Robert Sternberg. JAQFI: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam. Vol. 7. (No. 1). h 104-116.
Z. Apparently, This is Love. 2023. https://www.tumblr.com/mochacinogirl/711191141663539200/1336-in-the-weekend?source=share . (Diakses Maret 2023).
22 notes · View notes
ma-haran-zoz · 2 years
Text
Sepenggal Kerelaan
Aku masih ingat lagu-lagu yang kau putar di tengah macetnya kota. kita pernah menyanyikannya bersama bukan? Bersenandung menikmati lengangnya jalanan malam itu. Jendela mobil terbuka meniupkan udara sejuk dan suasana damai.
Hari itu. Iya, aku masih ingat hari itu. Hari di mana kali terakhir namaku kau sebut. Kau panggil bahkan sebelum aku masuk ke balik pagar dan hilang. Terakhir kali, sebelum pada akhirnya tepat pukul 04.00 pagi, kabar kematianmu datang.
Sungguh, aku bahkan tidak pernah siap untuk kehilangan. Kau tahu itu bukan? Kehilangan sebegitu menyakitkannya untukku. Aku pernah bercerita tentang seberapa bencinya aku ketika merasa hampa dan sendiri kan? Aku pernah bercerita tentang berapa kali aku harus merelakan sesuatu yang sedang kugenggam erat kan? Lalu, mengapa kamu memilih untuk meninggalkan dan mengajariku lagi soal merelakan?
Pahit. Sungguh pahit. Malam selepas kamu mengantarku pulang, kupu-kupu di dalam perutku juga tak kunjung hilang. Satu hari yang amat panjang, momen antara aku dan kamu yang sangat intens, bahkan aku sempat berkata pada diriku di dalam cermin, “Ayo, kita lakukan satu hari lagi seperti ini”. Sebelum mataku terpejam, kuucapkan rasa syukur yang banyak tak lupa menyisipi doa semoga kamu selamat hingga tujuanmu. “Aku ingin seperti ini lagi”.
Ternyata Tuhan pun tak mengizinkan aku menerima rasa bahagia sebegitu penuhnya ya?
Kabar kematianmu pagi itu menjadi sarapan terburukku dari seluruh hari yang pernah aku lewati. Mengapa rasanya ketika hatiku telah jatuh sejatuhnya selalu dipatahkan?
Lagi? Aku harus lagi merelakan?
#notbasedontruestory
3 notes · View notes
ma-haran-zoz · 2 years
Text
Tatapan matamu di kejauhan seperti ombak tsunami, membuatku luluh lantak tak bersisa. Senyummu bak badai menerjangku. Aku rusak dan hancur. Tak bersisa. Hanya ada rindu yang tak kunjung mati meski sudah terbunuh berkali-kali.
2 notes · View notes
ma-haran-zoz · 2 years
Text
Losing Someone for The First Time
Pagi buta bahkan sebelum matahari menunjukkan kepalanya yang bulat dan bercahaya itu, suara tangis sudah pecah menggelegar seisi rumah keluarga besar entah suara siapa-siapa yang menangis, tapi salah satunya dalam kamarku. Aku yang  masih terlelap dalam tidur menikmati mimpi indahku tentang… seorang ikut terbangun karena suara tangis.
Aku mengerjapkan mata berulang kali. Nyawaku bahkan belum terkumpul untuk sadar siapa yang menangis di pagi buta seperti ini. “Ran.. nenek, Ran.. nenek… sudah.. enggak.. ada..”, aku yakin pertama kali yang aku tangkap adalah milik siapa suara itu bukan apa yang dimaksud dari perkataanya yang terputus-putus oleh tangis. Ibu. Iya, ibu yang menangis meraung pagi ini. Aku mendudukkan diriku di kasur. Ibu menangis dipelukan ayah di pinggir ujung kiri kasur. Ayah melepaskan pelukan Ibu, kemudian mengelus kepalaku. Katanya, aku harus segera mandi dan sholat subuh. Aku masih belum mencerna apa yang Ibu katakan tadi. Segalanya masih mengganjal, keadaan hatiku masih menenangkan tapi Ibu menangis kenapa?
Selepas solat subuh dan mandi, aku mengikuti langkah kakakku yang meninggalkan kamar kami menuju ruang tamu rumah keluarga besar. Hari itu, tiap-tiap kepala yang masuk di sana terdiam melamun sebentar, kemudian menangis atau ada yang matanya merah sembab dan pipinya masih berurai air mata. Tapi yang paling ramai adalah kamar nenek. Nenek memang sedang sakit, dan memang seperti biasanya paman dan bibiku berkumpul bergantian menemani nenek. Jadi, apa yang berbeda dari hari ini?
Langkah gontai dengan wajah merah penuh sisa air mata di pipi memasuki ruangan yang lumayan megah itu. Aku menoleh tersenyum menunggu kedua sepupuku duduk di sampingku. Mereka duduk. Kemudian menangis lagi, mereka menutup wajahnya dengan jilbab yang dipakai. Aku sendiri malah terbengong-bengong. Sungguh aku masih belum mencerna semuanya yang terjadi. Aku belum mengerti apapun. Kakakku ikut menangis pula, aku harus apa? Kemudian aku menutup wajahku dengan jilbab yang kupakai. Kuusahakan sekuat tenaga untuk menangis. Enggak bisa. Wajahku pegal sekali mengerut-ngerutkan dahi, pipi, dan mengerucutkan bibir. Enggak bisa, aku melangkah keluar rumah, mencari-cari Ayahku. Dan menemaninya di kamar.
Semakin siang, semakin banyak orang yang berkunjung ke rumah. Aku duduk di kursi-kursi pelataran di luar rumah bersama ayahku yang menemani tamu bapak-bapak. Orang-orang yang seringkali bercengkrama denganku dan nenek, mengelus kepalaku. Mereka bilang, mereka turut berbela sungkawa. Aku tersenyum mengiyakan meski belum paham apa bela sungkawa itu. Kemudian, saat bagian tanteku dan ibu sibuk di dalam ruangan bertutupkan kain-kain di samping rumah, aku bercanda dengan beberapa sepupuku. Senang sekali rasanya rumah saat itu banyak yang mengunjungi, aku senang banyak yang mau mengunjungi nenek yang sedang sakit.
Saat matahari kira-kira baru seperempat naik di kepala, ibu memanggilku untuk masuk ke dalam rumah. Aku sedikit bersingsut karena sedang asyik berlarian dengan abang sepupu. Tapi mau tidak mau aku memasuki ruang tamu rumah yang megah tadi. Banyak orang yang mengelilingi sesuatu, entah apa sesuatu itu. Banyak yang berusaha mengelap air matanya.  Aku digendong ibu sampai pada titik tengah. Di tengah-tengah, tubuh nenek terbaring, terbalut kain putih. Hanya wajahnya saja yang terlihat. Aku menoleh pada ibu, “Rani, mau cium nenek?”. Aku menoleh lagi ke arah nenekku yang hidungnya sudah tertutup kapas. Kemudian tangisku membahana. Bukan, aku tidak takut dengan tampilan nenekku yang begitu. Aku baru saja sadar kalau aku sedang mengalami kehilangan. Kehilangan yang pertamakali dan amat besar untukku. Ibu menggendongku dengan tangis, kemudian membawaku masuk ke dalam mobil. Aku berteriak, menjerit.
Aku sadar. Aku kehilangan. Nanti, tidak ada lagi nenek yang senang mengajakku jalan kemanapun. Tidak ada lagi nenek yang menemani hampir setiap hari dan jamnya untukku. Tidak ada lagi nenekku yang berisik menyuruhku solat. Tidak ada lagi nenek yang memelukku saat aku menangis, dan membelaku saat ayah dan ibu mengomeliku. Rasanya, sebagian dari kehidupanku adalah bersama nenek. 
Aku kehilangan. Kehilangan semua itu.
1 note · View note
ma-haran-zoz · 2 years
Text
and if one day my lungs doesn't work as they used to keep me alive, please let me sleep tight as i want and thought when i'm still alive
i lose my ability to breathe.
i don't know where is the oxygen?
oh, maybe this is the time?
1 note · View note
ma-haran-zoz · 2 years
Text
[Got Lost In Your Eyes and Never Really Had a Chance]
Hi, good evening, my highschool sweetheart <3. I am back. Huft. I don't know where are you now, but anywhere you are, in another side of the world, I hope kindness, happiness and luckiest would be always around you!
A few months ago, I made music playlist on Spotify. I put the songs that reminds me of you. About the feelings that I never get replies. About the feelings living and growing in my soul since four years ago. About the ones that I got away. About the one that I want and the one I never have. I put NASA picture when you were born as the cover. The title I put to that playlist is, "Got lost in your eyes and never really had a chance". I took that title from a Taylor Swift song (Taylor Swift is my favorite since I was 5th grade, fyi). You know why I took that lyrics? Because that lyrics describe me.. describe how I'm getting lost in your eyes and drown in it. But I would never got the chance, the chance to holds you tighter, the chance to makes you stay, the chance to have you in my life. I wish you would found it. Found my music playlist and realize it's all about you!
1 note · View note
ma-haran-zoz · 2 years
Text
sempet kepikiran mau nulis gini, tapi belom sempet waktu aja. TERIMA KASIH ZANAAAA SUDAH MENULISKANYAAA DAN MEWAKILKANNYA UNTUKKU!🤩🙂
Dear No One
Halo, kamu.
Aku tidak tahu siapa kamu, bagaimana wajahmu, dari mana asalmu, dan bagaimana kelak kita akan bertemu. Tapi, siapa pun kamu yang nanti berhasil buat aku jatuh cinta lagi, tulisan ini untukmu.
Seperti yang sudah kutegaskan berkali-kali, aku cuma gadis super-biasa. Kamu tidak akan menemukan sesuatu yang spesial dalam diriku--atau kalau pun kamu berhasil, itu akan sangat sulit. Jadi, kuharap kamu tidak menaruh ekspektasi terlalu tinggi terhadapku karena aku sudah memperingatimu sejak awal.
Kuharap kamu enggak masalah dengan segala kesederhanaanku. Kuharap kamu bisa menyayangiku tanpa menuntutku untuk menjadi sesuatu yang lebih, sesuatu yang bukan diriku. Kuharap kamu bisa mencintaiku dengan tulus. Kuharap kamu mencintaiku karena kamu memang mencintaiku, dan bukan karena kamu kasihan atau balas budi padaku. Kuharap kamu mencintaiku dengan sepenuh hatimu dan bukan karena perasaan takut akan sepi dan sendiri.
Aku tidak mau sekadar mengisi rasa sepi seseorang dengan kehadiranku. Aku tidak mau jadi teman sepimu. Aku mau bisa mengisi hatimu.
Siapa pun kamu, semoga kamu tidak pernah bosan mendengar ceritaku, mulai dari hal remeh, hal paling tidak penting, hal paling kecil yang terjadi dalam hidupku, sampai hal-hal serius yang kadang berisik sekali di kepalaku. Semoga kamu juga tidak terganggu mendengarku bernyanyi nonstop sepanjang perjalanan. Semoga kamu tidak lelah melihat tingkahku yang hiperaktif setelah makan makanan enak. Semoga kamu juga sabar kalau aku selalu minta untuk difotoin setiap kali pergi, dan harus re-take foto berkali-kali karena angle yang tidak pas, atau badanku yang terlihat gendut, atau outfit yang tidak ter-capture dengan sempurna.
Semoga kamu bisa mengapresiasiku, sesuatu yang tidak aku dapatkan di hubungan sebelumnya. Semoga kamu tidak segan memujiku cantik setiap kali aku mengirim foto--meskipun aku tahu aku tidak secantik itu untuk dipuji. Semoga kamu tidak lupa untuk bilang bahwa aku sudah melakukan yang terbaik di penghujung hari.
Semoga kamu tidak masalah kalau melihat postingan-postingan tumblr-ku dipenuhi dengan kenanganku bersama seseorang di masa lalu. Karena....aku tidak akan menghapusnya, bahkan jika kamu memintanya. Tapi, tentu saja aku akan menulis banyak--sangat banyak--tentangmu. Aku juga membuat playlist untukmu, playlist yang bisa diputar untuk menemani perjalanan kita sambil bernyanyi bersama (karena sekali lagi, aku sangat suka bernyanyi meskipun suaraku memang tidak mendukung sama sekali).
(Playlistnya bahkan memang sudah aku buat berdasarkan lagu-lagu yang sering aku putar saat aku sedang bahagia, padahal aku belum menemukanmu).
Dear, no one. Maaf, ya kalau nanti aku jadi beban dadakan buat kamu. Maaf kamu jadi antar-jemput aku. Maaf kalau suatu saat aku jadi agak cemburuan atau super-clingy. Maaf kalau sikapku bikin kamu repot. Maaf juga kalau aku tidak bisa secantik perempuan lain dan MUNGKIN tidak cukup layak untuk dipamerkan di sosmed. Tapi, demi Tuhan, semoga kamu tidak punya pikiran sejahat itu.
Rasanya tulisan ini sudah terlalu panjang meskipun sebenarnya masih ada banyak hal yang ingin aku sampaikan padamu. Tapi, kurasa cukup sampai di sini saja untuk kali ini. Sisanya akan kuceritakan langsung kalau aku sudah menemukanmu.
Regards,
Masa depanmu.
7 notes · View notes
ma-haran-zoz · 2 years
Text
Tumblr media
["The sunset is beautiful isn't it?", asked me after looked at the skies.
He nodded his head, and frown his eyebrows then staring deep my eyes. I smiled.
It feels hurt in my heart. I love him, without any context, without any reasons, the only thing i know is, i love him. I love the way he smile, the way he talked about his life, his days, the way he walks across to pick me up in another side of street, i love him when we argue, when we laughed with the same jokes, i love him even when the silence filling our convo. I love him. And i really do.
"But, please don't let me go..." he begging me.
He hugged me. That time, i wish.. i really wish time stopped for a while. For us—for the things that can't be ended up together but having a little time to be together.
"Both of us know, forever isn't for us...", i said. ]
1 note · View note
ma-haran-zoz · 2 years
Text
[she would be there]
Under the umbrella, under the city lights, under the sun and under the street lights. She would be there. Together we walk and run. No matter what the weather is, no matter where the place i go... she would be there. Staying and accompany me to getting through all of the risks, fears, and the bad days.
... My shadow.
Tumblr media
1 note · View note
ma-haran-zoz · 3 years
Text
Percaya, “You attract what you fear” nggak?
2 notes · View notes
ma-haran-zoz · 3 years
Text
”For just a moment, ignore what you have been taught. Ignore what society has told you. Ignore what others expect of you. Look inside yourself and ask, “What feels natural to me? When have I felt alive? When have I felt like the real me?” No internal judgements or people-pleasing. No second-guessing or self-criticism. Just feelings of engagement and enjoyment. Whenever you feel authentic and genuine, you are headed in the right direction.”
— James Clear on how to find your passion (Atomic Habits)
2K notes · View notes
ma-haran-zoz · 3 years
Text
Aku rasa, biar tulisanku tentangmu tetap menjadi bongkahan draft yang nggak utuh--nggak akan pernah. Karena rasanya terlalu lancang menuliskan kamu yang hadirnya tidak lama. 
2 notes · View notes
ma-haran-zoz · 4 years
Text
Maaf ya, sekarang aku sangat tegas dengan diriku. Aku tak akan membiarkan hatiku jatuh (lagi). Nanti-nanti kalau patah, siapa yang mau mengobati? Aku lagi? Ah, luka kemarin saja aku sampai tak sanggup berdiri.. Lagi pula, kita hanyalah remaja. Apa yang bisa diharapkan pada remaja yang sedang jatuh cinta?
3 notes · View notes
ma-haran-zoz · 4 years
Text
Aku harus apa?
Menikmati kopi malam hari dengan rindu
Atau..
Pergi tidur dan bermimpi tentang kita yang dulu?
2 notes · View notes
ma-haran-zoz · 4 years
Text
I look at you and see sunshine🌤
2 notes · View notes
ma-haran-zoz · 4 years
Text
"Mungkin, Tuhan ngerasa kalo gue belom bisa menerima diri gue sendiri, makanya Tuhan ngasih dia buat ngajarin caranya nerima diri sendiri.. bahkan nguji gue juga buat nerima soal kehilangan."
Harusnya ada banyak kata terima kasih yang harus kuungkapkan kepadamu sebelum akhirnya kamu pergi bergegas. Bersiap mencari tempat singgah atau bahkan menemukan tempatmu berlabuh. Tapi nggak apa-apa, nggak salah 'kan untuk mengucapkan terima kasih selepas kamu pergi?
Maka, terima kasih sudah ada. Sudah hadir dan menegur. Mendengarkan cerita dan pertanyaan absurd. Duduk tenang dengan sebatang rokok atau kopi hangat sembari mendengarkan ocehanku selepas petang empat hari yang lalu. Menemaniku menerka-nerka tentang alasan dibalik perjumpaan setiap manusia.
Terima kasih.
Hadirmu nggak pernah kutolak meski nanti-nanti ingin datang lagi. Aku akan selalu membuka diri untuk terus berdiskusi. Jadi, bila ingin berbicara atau bertanya, coba tanyakan saja. Meskipun nggak bisa kujawab seluruhnya, tapi nggak apa-apa, ayo, cari jawabannya bersama. Seperti kamu yang ikut pusing mencari jawaban dari tugasku.
Terima kasih.
Masih banyak sebenarnya, kata terima kasih yang harus aku ucapkan. Ah, biar aku ucapkan di dalam doaku sepertiga malam saja ya? Mungkin memang tidak langsung kepadamu, tapi langsung kepada Tuhan.. nggak apa-apa 'kan? Kapan-kapan aku tuliskan di sini, semoga kamu membacanya.
Oh iya, kamu paham 'kan aku sebegitu jatuh cintanya pada buku dan menulis?
Paham 'kan ketika kamu hadir menyentuhku, bahkan seluruh kehidupanku, kamu akan abadi lewat tulisan-tulisanku?
Jadi, sudah siapkah kamu untuk menemukan dirimu di balik tumpukan kertas, di dalam buku, atau di tiap postingan Tumblrku ini?
4 notes · View notes