lukmanprimadi-blog
Rasan-Rasan
105 posts
Gembel.
Don't wanna be here? Send us removal request.
lukmanprimadi-blog · 6 years ago
Text
Gass!
Salam. Saking gabutnya mau ngapain di kantor pas anak-anak kelas 6 lagi try out. Buka-buka folder lama, ketemu jaman-jaman dulu pas masih suka bau aspal dan asep knalpot. Yup! Dulu jaman gak gampang boyoken dan belum umur seperempat abad emang suka motoran ga jelas entah kemana, yang penting maen.
Jadi, seperti ini kurang lebih ceritanya:
Tumblr media
Sekelebat cerita sama temen satu sekolahan, tepatnya temen-temen SMA. Dulu kalo gak salah setelah UN trus gabut mau ngapain, akhirnya berwacana pen main ke Dieng. Ya karena kaum proletar kere, gak kuat sewa travel. Nyimpul dah sepakat pake motor. Singkat cerita, akhirnya terkumpul 12 orang. Ini nih mereka-mereka.
Tumblr media
Cerita selesai. Dah cuma itu aja cerita touring waktu jaman masih abege.
Mulai dari waktu itu, kami TUMAN untuk berwacana. Meskipun udah pisah-pisah pas kuliah, tapi silaturahim tetap jalan. Dan hasilnya kira-kira seperti ini:
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Dah. Sankyu, dah mau menyia-nyiakan waktumu...
3 notes · View notes
lukmanprimadi-blog · 6 years ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
[FREE]
Kalender Puasa 2019 dari @inspirasiislami
Link unduh klik di sini. Dalam link tersebut terdapat softcopy kalender dalam berbagai versi, yaitu:
1. Versi A4
2. Versi Wallpaper PC
3. Versi cetak ukuran A4, untuk dibuat menjadi kalender duduk. Contoh sudah kami lampirkan di posting. Teman-teman bisa mencetak sendiri-sendiri. Kertas rekomendasi dari kami adalah Art Paper, Blush White, Ivory.
.
Bebas untuk diunduh dan dibagikan ke siapa saja asalkan tidak menghapus credit. DILARANG untuk diperjualbelikan.
438 notes · View notes
lukmanprimadi-blog · 6 years ago
Text
"Kgn~"
0 notes
lukmanprimadi-blog · 6 years ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Amazing place, amazing peoples! Thanks God, It's BanTim!
0 notes
lukmanprimadi-blog · 6 years ago
Text
Tumblr media
Wes kesuwen le ngampet iki gaeees~
0 notes
lukmanprimadi-blog · 7 years ago
Text
Madu di tangan kananku, racun di tangan kiriku. Jadi, mau dimadu apa diracun?
Guru pondok, inisial A.
0 notes
lukmanprimadi-blog · 8 years ago
Audio
Go a head, never backward, Ndess!
0 notes
lukmanprimadi-blog · 8 years ago
Quote
Pengen Nikah
(via quraners)
134 notes · View notes
lukmanprimadi-blog · 8 years ago
Quote
Wong tuwo kui sandangane (urip) lali, kisruh.
Mbah Tedjo
0 notes
lukmanprimadi-blog · 8 years ago
Quote
Kalau ndak bisa dapet yang terbaik, ya setidaknya dapet yang ndak terpaksa.
Kaum Resah
0 notes
lukmanprimadi-blog · 8 years ago
Quote
Baru tersadar, jalan yang paling mendamaikan itu ternyata jalan pulang.
1 note · View note
lukmanprimadi-blog · 8 years ago
Audio
Sebuah legenda tersisa.
0 notes
lukmanprimadi-blog · 8 years ago
Quote
My dad always taught me to never be satisfied, to want more and know that what is done is done.
Thierry Henry
0 notes
lukmanprimadi-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Tutup dengan tangan separuh gambar sebelah kanan. Nah! itu yang orang lain lihat dari seorang mahasiswa setelah yudisium.
Cukup buka tangan kalian. Lihat gambar secara utuh. Nah! itu kondisi sebenarnya.
Kejam bukan?
Selamat datang di alam liar.
0 notes
lukmanprimadi-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Jikalau kau hanya punya satu senjata, yaitu doa, doakanlah mereka. Doakan.
“Do'a adalah senjata seorang mukmin dan tiang (pilar) agama serta cahaya langit dan bumi.” (HR. Abu Ya'la)
2 notes · View notes
lukmanprimadi-blog · 8 years ago
Text
Negasi
Kita mengerti bahwa seharusnya semakin berpendidikan, semakin banyak buku yang dibaca, maka semakin luaslah cakrawala berpikir seseorang.
Kita tengah hidup dikerumunan orang-orang yang berpikir pendek. Tidak menggunakan pikirannya untuk menimbang terlebih dahulu tentang sebuah hal yang diterima. Orang-orang yang malas berpikir dan menerima jadi. Sedihnya, banyak sekali yang militan dalam meyakini sesuatu yang belum dipikirkannya.
Saat ini, kita tengah menyaksikan betapa masyarakat di negera ini begitu mudah terpancing, tersulut, terprovokasi, dan berbagai kenyataan yang membuat kita berpikir, dimana akal dan pikiran masyarakat kita? Saya sendiri menemukan begitu banyak kekeliruan cara berpikir, kesalahan logika, dan berbagai hal yang membuat saya sendiri bingung bagaimana menghadapi orang-orang seperti itu. Beberapa waktu yang lalu, saya membaca status yang ditulis oleh adik tingkat saya di ITB yang membuat saya merenung, kemudian berpikir.
Banyak sekali perpecahan terjadi karena seseorang salam dalam memahami konsep negasi.
Dia mengatakan bahwa tidak hujan bukan berarti cerah. Bisa jadi mendung, bisa jadi terjadi angin kencang, bisa jadi juga gempa bumi. Tidak lapar juga bukan berarti kenyang, bisa jadi memang biasa-biasa saja, bisa jadi mual, bisa jadi juga sedang kebelet ingin buang air besar. Tidak kaya juga bukan berarti miskin. Tidak pintar juga bukan berarti bodoh.
Kita tengah terjebak dalam kerumunan yang membuat negasi yang keliru; Jika kamu tidak mendukung saya, berarti kamu tidak bersama saya. Jika kamu bukan golongan kami, maka kamu salah. Jika kamu tidak setuju dengan gerakan ini, berarti kamu mendukung gerakannya.
Sepertinya banyak sekali masyarakat kita yang tidak pernah berjalan jauh, bertemu dengan lebih banyak orang, merasakan menjadi mayoritas, menikmati menjadi minoritas, mengelilingi berbagai tempat, berdiskusi dengan pikiran terbuka, juga mengkaji berbagai ilmu, dan yang paling banyak adalah orang yang jarang menggunakan akal dan pikirannya.
Kalau mau menyadari dan memahami, kita tengah berusaha dipecah belah dengan konsep-konsep negasi yang keliru semacam itu. Kita sibuk membahas perbedaan-perbedaan padahal perbedaan itu adalah sebuah keniscayaan. Kita tidak akan pernah menjadi sama semua, satu golongan semua. Sebagaimana Allah menegaskan dalam kitabNya bahwa sebenarnya mudah bagi-Nya untuk menjadikan kita satu golongan, tapi Allah tidak menghendaki seperti itu ( Q.S Al Maidah : 48)
Sadar atau tidak sadar, beberapa peristiwa akhir-akhir ini yang sering saya baca berhasil membuat saya khawatir. Apabila semakin banyak orang yang tidak berpikir panjang dalam menangkap gejala, informasi, dan berbagai hal. Semakin mudah orang mengkafirkan orang lain hanya karena beda pendapat, semakin mudah orang mengatakan kebencian hanya karena perbedaan sikap.
Renungan ini bukan untuk siapa-siapa, melainkan untuk diri saya sendiri. Kesadaran bahwa saya memiliki sikap jangan sampai membuat saya menjadi salah dalam memposisikan orang lain yang berbeda sikap dengan saya. Jangan sampai juga karena berbeda sikap dan pandangan membuat saya menjadi bersikap tidak adil terhadap orang lain.
Hidup semakin membutuhkan kewaspadaan.
Yogyakarta, 14 Desember 2016 | ©kurniawangunadi
569 notes · View notes
lukmanprimadi-blog · 8 years ago
Audio
Entah, lagi suka aja lagu satu ini.
0 notes