luhputu23
Boom!
2 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
luhputu23 · 4 years ago
Text
PERJALANAN
Wisuda adalah idaman dan mimpi setiap mahasiswa semester akhir. Mimpi-mimpi terlepas dari ruwetnya jalinan rumus dan simulasi program, mimpi terlepas dari ribetnya konsul penelitian, dan yang paling penting terlepas dari pertanyaan “Kapan wisuda?”.
Akhirnya setelah pernantian panjang, aku termasuk mahasiswa yang berhak mengenakan toga.
Rasa lega, bebas, kebahagian, bangga, dan rasa syukur menjadi satu. Lega karena pendidikan perguruan tinggi bisa diselesaikan tepat waktu, bebas dari tugas, bahagia melihat senyum orang tua dan keluarga, bangga menjadi anak yang berbakti, dan bersyukur atas segala kesempatan yang diberikan Tuhan untuk menempuh pendidikan ini.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa jauh di lubuk hati dan pikiran aku takut. Aku sepenuhnya sadar bahwa wisuda adalah gerbang baru. Gerbang awal untuk menemukan jati diri dan perjalanan yang sesungguhnya.
Setelah kebahagian wisuda selesai, aku benar-benar harus berhadapan dengan dunia yang sesungguhnya.
Mencari pekerjaan sangatlah mudah jika kita tidak membeda-bedakan dan memilih-milih pekerjaan. Namun gengsi seorang sarjana sungguh suatu hal yang wajar. Aku banyak melamar pekerjaan yang terlihat keren padahal bukan bidang keahlianku, yang sudah jelas hasilnya gagal. Mencoba banyak peruntungan tapi belum rejeki. Dan akhirnya disatu titik berkata “Bekerja apa ajalah yang penting berpenghasilan dan halal”.
Sambil menunggu dan mencari pekerjaan yang sesuai, aku mengabdikan diri dan pengetahuanku disebuah sekolah menengah pertama di desa. Berkontribusi di bidang pendidikan bukan hal baru bagiku jadi ini adalah pekerjaan yang aku kuasai dan menjadi zona nyamanku. Tetapi karena mengajar bukanlah latar belakang pendidikan ku, aku merasa perlu untuk keluar dari zona nyaman dan mencoba pekerjaan lain.
Sambil tetap melamar pekerjaan secara online, aku akhirnya mendapatkan pekerjaan disebuah perusahaan yang sedang menangani proyek pembangunan suatu pabrik. Pekerjaan ini baik, aku belajar banyak hal. Dan suatu hari aku mendapatkan undangan tes dari salah satu perusahaan bernama PT Paragon Technology and Innovation.
Perusahaan tersebut meminta waktu ku untuk mengikut beberapa tes. Waktu itu aku ragu, karena saat itu aku sudah bekerja, tetapi aku juga ingin mencoba kesempatan itu. Aku kembali meyakinkan diri dengan membaca dan mencari informasi tentang Paragon. Visi dan misi yang tidak aku temukan di perusahaan lain kujadikan itu sebagai pegangganku. Dari keluarga juga mendukung karena penempatan lowongan kerja ini berada di kotaku dan aku memutuskan untuk mencoba mengikuti tes.
Tes dilaksanakan selama 2 hari. Tesnya cukup banyak. Diakhir tes dengan baiknya perusahaan tersebut memberikan makanan dan minuman serta mengucapkan terima kasih karena bersedia mengikuti tes seharian. Disitu aku terkesan, dalam hati berkata “Wah belum jadi karyawan aja sudah diperhatikan seperti ini”. Disitu aku bertekad untuk bisa diterima.
Pengumuan hasil tes tersebut cukup lama. Aku harap-harap cemas. Dalam setiap doa aku selipkan permohonan untuk diberi kesempatan bekerja di Paragon.
Hari berganti, bulan berlalu. Disuatu sore ketika masih sibuk bekerja, notifikasi untuk mengikuti interview Paragon akhirnya datang. Aku sangat senang dan bersyukur.
Hari interview tiba, rasa deg-degan, gugup, dan senang jadi satu. Ketika giliran ku untuk interview, aku sangat gugup tetapi setelah ngobrol bersama tim interview membuatku cukup tenang dan interview berjalan dengan baik.
Pengumuman hasil interview tidak lama, dan aku lulus. Terima kasih Tuhan atas kesempatan ini.
Aku memutuskan untuk resign dari pekerjaanku sebelumnya, dan mencoba peruntungan di Paragon. Tak lama aku diminta untuk mengikuti pembekalan selama satu hari di kota dan kemudian akan diberangkatkan ke Jawa Barat tepatnya ke kota Cirebon untuk training selama 3 bulan. Sungguh kesempatan yang tidak aku sangka, karena ini pertama kalinya aku akan menginjak Pulau Jawa.
Aku berangkat bersama mba Sari yang juga akan training di DC Cirebon. Ini adalah pengalaman pertamaku merantau ke luar pulau, pertama kali melihat monas, pertama kali naik kereta api, pertama kali melihat deretan gedung-gedung tinggi, dan pertama kali berada sejauh ini dari keluarga.
Tiba di Cirebon kami disambut dengan sangat baik. Pengalaman kami selama training sungguh luar biasa. Rasa gugup, takut, dan segan menguap dengan cepat. Semua orang sungguh baik dan ramah. Membimbing kami dengan sabar dan teliti. Memberi semua ilmu dan informasi yang kami butuhkan untuk bekal kami di DC baru nanti.
Kami juga diberi kesempatan untuk belajar di kantor pusat Paragon di Jakarta. Menerima banyak ilmu dan kebaikan yang luar biasa.
Budaya di Paragon sungguh bukan hanya wacana, aku bersyukur diterima di Paragon. Bertemu orang-orang yang memiliki visi dan misi yang sama. Bertemu orang-orang baik yang membuatku selalu bersyukur. Kekeluargaan yang terjalin selama aku tarining sungguh anugrah. Di kota dimana aku tidak memiliki keluarga dan kenalan, bersama Paragon aku bertemu keluarga baru.
Paragon memberi banyak ilmu, jalan untuk berkarya, tempat dan kesempatan untuk mengembangkan serta meningkatkan kualitas diri. Selama kita masih mau terus belajar Paragon adalah wadah untuk menggali ilmu dan inovasi.
Dan akhirnya tiba saat aku ditepatkan di DC baru di kota Kendari Sulawesi Tenggara. Inilah waktunya untuk mandiri, berkontribusi positif, menebar kebaikan, memberi yang terbaik, berinovasi, siap mengemban dan melaksanakan visi dan misi Paragon.
SIAPA KITA? PARAGON!
PARAGON? KOKOH PRODUKTIF MANFAAT!
KOKOH PRODUKTIF MANFAAT? SAYA..SAYA..SAYA!!
***
1 note · View note
luhputu23 · 4 years ago
Text
Ibu.
Di suatu sore, langit masih sedikit biru, warna jingga muncul malu-malu di balik celah-celah daun cemara. Di sebuah halaman belakang gedung bercat putih terdapat gazebo beratap daun rumbia, duduk disana seorang anak laki-laki yang sedang bermain lego bersama seorang wanita berambut putih.
Anak lelaki itu memiliki mata berwarna coklat almond, berkulit hitam, berambut putih keriting, dan bergigi ompong. Sungguh ciptaan Tuhan yang indah dan tak biasa.
Tawa anak lelaki itu terdengar merdu saat berhasil membuat sebuah benteng. Gigi ompongnya terlihat lucu membuat wanita berambut putih itu tersenyum.
“Bu, lihat benteng ini. Keren sekali bukan? Siapa pun tak akan bisa melewatinya” Kata si anak lelaki dengan bangga.
“Wah bagus sekali. Siapa yang akan tinggal dibenteng itu?” Tanya wanita itu.
“Aku, ibu, dan Ayah” kata anak itu.
“Kenapa harus tinggal di benteng?” tanya wanita itu lagi.
“Agar kita terlindungi dari orang jahat” jawab anak itu sambil menyilangkan tangan.
“Siapa orang jahat itu?”
“Hmmm...Ben, Siska, Wahyu, Tio, Tante Anna, Om Herman, Omma, Tante Cecil, & Om Rudi” kata anak itu sambil berhitung dengan jarinya.
Wanita tersebut tersenyum. Sambil mengelus rambut keriting anak lelaki itu yang berwarna seputih rambutnya, wanita itu bertanya.
“Apakah mereka mengganggu mu?”
Anak lelaki itu menggeleng, menatap wanita di depannya dengan sedih.
“Tidak menggangguku, mereka baik padaku. Omma sering memberiku kue brownis, Om Herman dan Tante Anna membelikan aku banyak mainan, Tante Cecil membelikan aku baju baru, Om rudi membelikan aku bola basket. Ben, Siska, Wahyu dan Tio mengajakku bermain game bersama. Semua baik padaku” Kata anak lelaki itu panjang lebar sambil tersenyum.
“Lalu mengapa harus berlindung di benteng jika semua baik pada mu?”
“Karena mereka hanya baik padaku dan ayah” jawab anak itu dengan murung
Bunyi burung-burung kecil terdengar, terlihat kawanan burung kecil terbang bersama di langit sore berwarna jingga kemerahan, tak ada lagi langit biru.
“Apakah mereka jahat pada ibu?” tanya wanita itu sambil memandangi langit sore dengan mata indahnya yang berwarna almond.
Anak lelaki itu terlihat murung, memandang wanita berambut putih itu dengan tatapan sedih & rindu.
“Iya” jawab anak itu sendu.
“kenapa?”
“mereka tidak mengijinkan aku bermain bersama ibu”
Wanita itu kembali menatap anak lelaki itu dan tersenyum.
“Mereka tidak ingin kau terluka Nak, karena Ibu sedang sakit” Kata wanita itu sambil mulai membereskan mainan anak lelaki itu.
“Aku tidak akan terluka, ibu tidak pernah berbuat jahat, ibu tidak pernah menyakiti siapa pun. Ibu selalu tersenyum dan menyayangiku”
Wanita itu tersenyum, dan tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Tertawa hingga perutnya terasa sakit.
Tawa itu terdengar menyakitkan dan menakutkan. Membuat anak lelaki itu sedikit takut dan mundur beberapa langkah.
Dari kejauhan terlihat dua orang berseragam putih dan ayahnya berlari menghampiri mereka. Dari jauh ayahnya memanggil namanya dan memintanya untuk lari ke arahnya. “Sam...kemari!!!” Teriak sang Ayah.
Anak laki-laki bernama Sam itu tak bisa beranjak dan terus memandangi wanita berambut putih yang sedang tertawa semakin keras.
Saat wanita itu hendak menjangkau Sam, dua orang berseragam putih memegang kedua lengannya dengan kuat dan membawa wanita itu pergi dengan paksa. Wanita berambut putih itu terus berteriak dan tertawa hingga suaranya menjadi serak.
Anak lelaki itu telah berada dipelukan sang Ayah sambil terus menatap kepergian wanita itu.
“Tidak apa-apa, semuanya akan baik-baik saja. Ibu mu harus beristirahat” Kata sang Ayah sambil terus mengelus kepala Sam.
“Ayah, mengapa ibu tertawa sambil menangis?” tanya Sam.
Sang Ayah terdiam dan memeluk anak itu semakin erat.
***
1 note · View note