Don't wanna be here? Send us removal request.
Quote
all the feelings that we used to share, I refuse to believe that you don't care
0 notes
Quote
every time the phone rings, I pray to God its you
0 notes
Text
The Overtunes - I still Love you
This song is playing on the radio while I'm on the way to home that early morning. I don't know why, but at that time, this song is feel so touchable. My feeling suddenly being sad, without any reasons. Actually this song drag someone to my mind, the one who i am missing about. The one out there.
My 11:11 wishes.
0 notes
Text
Review “DANUR”
Sinopsis:
Film ini bercerita tentang Risa di hari ulang tahunnya yang ke-8, Risa dengan polosnya meminta seorang teman agar ia tidak kesepian lagi. Namun ternyataibunya, Elly, mulai curiga mendapati anaknya sering tertawa sendiri dan bermain seolah-olah dengan banyak teman, padahal Elly hanya melihatnya bermain sendiri! Elly mencari jalan untuk memisahkan Risa dari sahabatnya yang ternyata hantu. Dengan terpaksa teman Risa pergi dari rumah neneknya dan berpisah dengan teman-temannya. 9 tahun kemudian Risa harus kembali ke rumah tersebut menjaga nenek bersama adiknya Riri, kejadian-kejadian aneh dan gangguan roh halus mulai terjadi lagi. Puncaknya ketika Riri tiba tiba menghilang, Risa harus menyelamatkan adiknya Riri dari hantu jahat yang berencana membawa Riri ke dunia lain. (source: https://g.co/kgs/PXjvqx)
Film DANUR adalah film horror Indonesia yang patut dibanggakan karena bisa melepaskan image film horror yang beberapa tahun belakangan dipenuhi dengan adegan vulgar dan full sensor. Film danur menceritakan tentang Risa Saraswati, perempuan yang mempunyai kemampuan lebih sejak kecil. Risa Saraswati ini tokoh nyata dan beneran ada, buat yang suka horror atau suka band indie pasti tau dia. Risa Saraswati ini kadang ikut di acara mister tukul jalan-jalan, dan dia juga penulis buku. Nah DANUR ini adalah bukunya dia yang difilmkan, tapi ceritanya gak sama persis dengan di buku. Kenapa? Bisa diliat di youtube, search aja “DANUR”, banyak ada interview tentang film ini.
Film ini punya makna yang mendalam, dan gak mainstream kayak film horror biasanya. Kalau film horror yang lain kan ceritanya tentang bertemu hantu, dihantui, dan akhirnya meninggal satu persatu, kemudian tamat atau mereka pindah rumah, rumahnya berhantu, diterror, dibersihkan rumahnya dari hantu, ya rata rata seperti itulah. Film ini ceritanya dapet banget, dan membuat alur cerita horror dari sisi yang berbeda. Karena ini diambil dari kisah nyata persahabatan Risa dengan Peter, Jahnsen, Hendrick, Williams, dan Hans, yang dimana mereka masih temenan sampai sekarang, jadi feel pertemanan mereka biasa dirasakan oleh penonton, termasuk saya. Jujur saya nangis waktu adegan Risa (Prilly) memanggil teman-teman-nya untuk meminta tolong menyelamatkan adiknya, its too deep!
Di film ini gak ada adegan vulgar, dan of course itu menjadi nilai lebih juga dari film ini
Kalau diliat dari sisi lain, selain horror-nya, kalian juga bisa melihat bahwa anak-anak yang masih kecil, sangat memerlukan perhatian orang tua. Kalian bisa tau bahwa dengan seringnya orang tua meninggalkan anak sendirian, dan tidak memberi perhatian pada anaknya, anak tersebut akan menjadi ketus pada orang tuanya. Ini bukan klise ya, tapi beneran.
Kalau nonton film ini, kamu akan merasakan suasana yang beneran mistis dan buat merinding, tapi bukan ketakutan, karena film ini enggak serem, sama sekali enggak. Tampang hantunya gak serem, adegan-adegan hantunya muncul mendadak juga dikit bgt. Dan tampang hantunya saat muncul mendadak itu, kayak hantu-hantu joke waktu km nonton video jail yg misalnya pembukaan videonya orang lagi nyanyi terus tiba tiba ending video ada muka hantu nongol. Jadi biasa aja. Dan di film ini gak didukung dengan backsound beat musik yang kenceng, yang biasanya banyak ada di film horror.
Tapi over all film ini OKE, kira-kira film ini nilainya 7.5. Nilai itu bukan jelek, kalau kalian termasuk film addict, untuk suatu film baru, apapun genrenya, mendapat nilai 7.5 itu sudah lumayan sekali. Dan saya sangat berharap film-film horror Indonesia berikutnya akan memiliki standar yang tinggi seperti film DANUR atau bahkan lebih. Karena menurut saya, seserem-seremnya film horror luar negeri, lebih serem film horror Indonesia (ex: kuntilanak, pocong, bangsal 13, dan film lain pada masa itu). Ini cuma pendapat saya saja, kalau kalian sependapat atau kurang sependapat, saya amat sangat persilahkan. Karena pandangan tiap orang berbeda beda.
Saya nonton film ini tanggal 31 Maret, which is cuma selang sehari dari penayangan perdananya tanggal 30 Maret. Saya menonton film ini tanpa menonton trailernya terlebih dahulu, tanpa pernah membaca bukunya juga, cuma modal kepo dan penasaran sama filmnya. Dan peminat film ini lumayan ramai, waktu itu saya dateng kesalah satu bioskop jam 12 siang untuk beli tiket yang jam 1 dan ternyata udah sold, sementara saya hanya punya waktu luang untuk menonton sampe sore, karena malamnya saya ada acara. Saya pun pindah bioskop, untuk nonton yang jam 12.45 dan saat saya beli tiket, ternyata setengah kursi di studio tempat sy nonton udah full. Untuk kalian yang uddar nonton film ini, lebih balk nonton juga beberapa interview film ini di youtube, feel film ini pasti akan lebih dapper.
Good luck buat DANUR, dan perfilm-an Indonesia!
0 notes