Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Light, Camera, Action!
Aku mendengar namaku dipanggil, oh—jangan tanya betapa kencangnya jantungku berdegup. Ya, sekarang aku sedang berada di sebuah casting untuk memerankan karakter Noh Hakyung dari serial drama historical yang akan datang, The Kings Affection. Walaupun aku belum berpengalaman untuk berperan di sebuah drama historical, tapi aku akan tetap mencobanya. Karna itulah impianku. Dengan langkah kecil namun pasti aku berjalan menuju tengah panggung, sambil menyematkan senyumku—yang kata orang-orang seperti sinar matahari—dan berdiri dengan pasti. “안녕하세요, namaku Leonara Chérise. Aku akan mengikuti casting sebagai Noh Hakyung, mohon bantuannya!” setelah itu, para juri menyuruhku untuk segera mulai dengan acting emosional.
★ .. Kemarahan.
"Hyangwon-gun, apakah kau tidak melihat? Istana bergerak melawanmu sementara kau diam saja! Berapa banyak lagi musuhmu harus bersekongkol sebelum kau bertindak? Mereka berusaha mencabut gelarmu, menghancurkan keluarga kita, dan kau tetap tidak melakukan apa-apa!"
Putra Mahkota Hyangwon mencoba menenangkannya "Hakyung-ah, aku tidak buta dengan rencana mereka. Tapi jika aku bertindak gegabah, mereka akan memanfaatkannya melawanku. Istana ini penuh dengan kebohongan, dan satu langkah yang salah—"
Noh Hakyung memotongnya, suaranya bergetar penuh amarah "Apakah kau pikir aku tidak tahu? Tapi berdiam diri hanya akan membuat mereka semakin berani! Apakah kau pikir aku akan membiarkan mereka menyakitimu, merusak masa depan kita, sementara aku diam saja seperti yang lain? Kau adalah Putra Mahkota, dan tugasmu melindungi kerajaan ini serta keluarga kita."
★ .. Kebahagiaan.
Noh Hakyung tersenyum, wajahnya bersinar bahagia "Akhirnya, badai itu telah berlalu. Melihatmu berdiri tegak sekali lagi... Itulah yang aku inginkan. Hari ini, aku merasa seolah-olah langit telah mengangkat bebannya dari pundak kita."
Putra Mahkota Hyangwon tersenyum sambil menggenggam tangan Hakyung "Dan itu karena kau berdiri di sampingku sepanjang waktu, Hakyung. Tanpa kekuatanmu, mungkin aku sudah goyah. Kau lebih dari sekadar istriku—kau adalah jangkar hidupku."
Noh Hakyung tertawa kecil "Jika kau mengatakan hal-hal manis seperti itu, Hyangwon-gun, aku mungkin tidak akan pernah melepaskanmu. Tapi hari ini aku sangat bahagia, tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Mari kita berjalan bersama, meski hanya sebentar, sebelum dunia kembali menuntut perhatian kita."
★ .. Kesedihan.
Suaranya bergetar, matanya dipenuhi air mata "Aku tidak sanggup melihatmu seperti ini. Kau, yang selalu begitu kuat... Bagaimana bisa sampai begini? Aku pikir kita akan punya lebih banyak waktu, lebih banyak momen untuk dikenang."
Putra Mahkota Hyangwon tersenyum lemah, suaranya hampir tak terdengar. "Hakyung-ah, maafkan aku. Aku ingin memberikanmu dunia, tapi sekarang... Aku hanya memberimu rasa sakit. Aku gagal."
Noh Hakyung menggelengkan kepala, air mata mengalir di wajahnya "Tidak, jangan katakan begitu. Kau sudah memberiku segalanya—cintamu, hatimu. Jika saja aku bisa mengambil rasa sakit ini darimu, aku akan melakukannya. Tapi aku... aku tidak tahu bagaimana menjalani hidup tanpa dirimu."
Putra Mahkota Hyangwon meraih tangan Hakyung dengan gemetar "Tetaplah di sisiku, Hakyung, hingga akhir. Itu saja yang kuminta."
Noh Hakyung menggenggam tangannya erat, menangis pelan "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, tidak sekarang, tidak pernah."
0 notes