llprpt
Lala
4 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
llprpt · 10 months ago
Text
Indah sekali rasanya. Satu dua kalimat tidak cukup menggambarkan betapa aku penuh cinta. Penuh rasa. Hari-hariku penuh dengan sukacita.
Kalau luka kemarin sekiranya menjadi pupuk untuk bunga yang bermekaran hari ini, rasanya tidak apa aku membuang semua waktu untuk menangis. Sebab bunganya indah sekali. Penuh warna. Penuh mesra.
Kalau hari esok rasanya seperti enggan menampakkan diri karena barangkali mungkin aku akan tersakiti lagi, maka pelan-pelan saja aku menjalani hari ini. Pelan-pelan saja aku menikmati kasih yang seperti ini. Biar lama. Biar aku diam dulu saja.
Tapi seandainya Tuhan bersama, maka lengkaplah semuanya. Cinta besar hasil tuaian sabar. Cinta banyak hasil genangan air mata.
Maka bahagialah aku,
selamanya.
0 notes
llprpt · 2 years ago
Text
Ada satu pertanyaan yang menggelitik aku sejak tadi malam. Kemarin, saat aku dan kay sedang keluar mencari makan malam, mobil yang kami kendarai ditabrak oleh sepeda motor di persimpangan lampu lalu lintas. Dengan kondisi lampu yang sudah hijau, pengendara motor yang hanya berdiam di depan kami, dan mobil lain yang sudah heboh mengklakson dari belakang, kay bertanya, “how do you manage to stay calm in this situation ka?”
Pada malam itu, aku memang sangat tenang. Tapi sampai sekarang, aku belum menemukan jawabannya. Malah semakin bertanya, “iya yah, sejak kapan aku bisa tenang saat sesuatu hal yang tidak mengenakkan terjadi di luar kendali aku?”
Aku mencoba mencari jawabannya dengan berusaha mengingat kapan terakhir kali aku tantrum karena hal-hal di luar kendali ini. Oh! Desember lalu, saat suatu hal terjadi, aku masih tantrum. Aku menangis seperti anak kecil dan berusaha sekuat tenaga mengontrol keadaan. Tapi tahun ini sepertinya memang berbeda.
Aku membuka tahun ini dengan prinsip “satu-satu, pelan-pelan”. Prinsip ini muncul setelah pertemuanku di akhir tahun dengan Eno, satu hari setelah aku tantrum. Padahal Eno seringnya tidak banyak bicara setiap aku bercerita. Kerjanya hanya mendengar, lalu tertawa, lalu menjawab setiap pertanyaan. Tapi aku selalu punya cara berpikir baru setiap ketemu Eno. Wow sekali memang. Oke nanti dulu ngomongin Enonya, besok aku tulis cerita sendiri tentang dia.
Kembali ke pertanyaan tadi. Aku coba mengulas balik kejadian beberapa minggu di awal tahun ini dan hampir seluruh bagiannya, aku hadapi dengan tenang. Aku jadi ingat, setiap kali aku merasa terluka dan takut dengan apa yang terjadi, aku tidak pernah lagi berusaha untuk menjadi baik-baik saja, tapi memilih untuk mengakui perasaan dan mengembalikan pikiran pada saat ini.
“Wah sakit sekali rasanya. Satu-satu, pelan-pelan saja melewatinya. Tida perlu terburu-buru. Hari ini sakit dulu ya.”
Aku terus menyebutkan mantra serupa, juga saat aku bahagia.
“Puji Tuhan hari ini menyenangkan sekali. Terima kasih, Tuhan.”
Berusaha menikmati setiap menitnya. Lalu sekarang aku sadar, ternyata kuncinya adalah tidak mencoba apa-apa. Tidak mencoba mengubah keadaan, tidak mencoba mengalihkan pikiran, tidak mencoba memperbaiki perasaan, tidak mencoba apapun selain mengakui bahwa ada hal yang harus kita rasakan dan harus kita terima.
Mantranya nempel ke alam bawah sadar, sehingga membantu aku untuk setidaknya tetap tenang dalam keadaan yang memang di luar kendali dan tidak memaksa aku untuk melakukan sesuatu.
Wah, hebat sekali aku ini! Hihi! Rasanya bangga sekali untuk setiap proses yang membawa progres. Rasanya setiap batu yang menyandung, hujan yang membahasahi, angin yang mendorong, tidak pernah datang dengan sia-sia. God really knows what He’s doing!
“Kalau kamu bingung, ngga tau mau ngapain, kamu diam aja. Diam aja agar keadaan tidak semakin buruk.” - Eno
1 note · View note
llprpt · 2 years ago
Text
Tumblr media
“Being still requires letting go of all control of a situation and trusting God to handle it. When we try to take control of a painful situation, our attempts to manipulate and force change are most likely going to cause more problems.
It may feel uncomfortable to let go, and it may not make sense at the moment, but God knows better than we do.
For my thoughts are not your thoughts, neither are your ways my ways, declares the LORD. Isaian 55:8 ESV
When we experience a painful situation, we might not understand why, but we can still trust that God knows what He's doing. Although we may not have an opportunity to see all of His good purposes on this side of eternity, we know that all things work together according to His will.”
- Devotion, Day 3.
0 notes
llprpt · 2 years ago
Text
Duri memeluk tubuhku, membentuk perih yang tak terbendung.
Diselimuti darah bersama luruhnya air mata.
Aku sakit seolah tak lagi mampu menimbang.
Cinta datang menusuk hingga seluruh tulangku berteriak.
Ingin lepas dan menjauh dari sumber segala kesedihan.
Hatiku patah, kepingannya terurai menjadi angin yang busuk.
Bekas luka yang mungkin takkan hilang meski aku bermandikan abu.
Orang-orang berbahagia sedang aku terluka.
Pikirnya aku pun bahagia, namun semakin hari semakin penuh luka.
Sesak.
Tak lagi ada ruang untuk aku bernapas lega.
1 note · View note