Text
Dua perempuan.
Di usia yang sama, dengan keadaan keseharian yang sama: tidak bekerja di ranah publik tapi berwirausaha dari rumah, namun statusnya berbeda.
Perempuan pertama sudah menikah. Sedangkan yang kedua belum.
Mengapa seringkali responnya berbeda antara yang sudah menikah dan yang belum?
Seolah menjadi wajar dan tidak masalah kalau sudah menikah lalu menjadi ibu rumah tangga yang tidak bekerja, hanya berbisnis dari rumah.
Tapi kenapa terlihat sangat salah bagi perempuan satunya, yang memilih untuk menjemput rezeki dengan jalan tidak seperti kebanyakan orang, yang memilih untuk bekerja dari rumah dengan berbisnis?
Menjadi pebisnis, meskipun pemula, dianggap bukan sebuah pekerjaan.
Seolah karena di rumah saja, dianggap tidak melakukan apa-apa.
Kenapa?
6 notes
·
View notes
Text
Dua Tahun Menjelang Angka Tiga Puluh
Pada usia ini, ada orang-orang yang telah memiliki rumah sendiri. Ada yang sudah membangun atau merenovasi rumah orang tuanya. Tidak sedikit yang sedang berusaha membangun rumah tangga. Bagi sebagian yang lain, ada yang berjuang untuk bisa keluar dari rumah orang tua atau kerabatnya, karena tak ingin lagi menjadi beban tanggungan.
Bagi yang telah berhasil dari kacamata dunia, pasti tidak mudah untuk bisa sampai ke di tahap itu. Entah berapa kali jatuh dan luka yang didapatkannya sebelum bisa bangun dan berusaha lagi. Tapi bukan berarti hal menjadi lebih mudah bagi orang-orang yang sedang berjuang untuk menuju titik yang kata orang adalah kesuksesan.
Sejatinya setiap orang sedang memperjuangkan keadaannya untuk menjadi lebih baik. Saat merasa belum ada pencapaian padahal usia semakin bertanbah angkanya, nggak apa-apa. Tetap usahakan apa yang kaubisa lakukan. Ikhtiarmu ngga akan sia-sia karena tuhanmu tidak tidur. Dan harus selalu diingat bahwa kesuksesan yang sejati adalah saat Allah rida kepadamu, pada apa-apa yang kaukerjakan.
0 notes
Text
Jurnal Pekan 8 - Tahap Kupu-Kupu
Alhamdulillah alladzi bini’matihi tatimmush shalihat. Syukur tak terhingga karena bisa sampai di tujuan akhir perjalanan. Kalau bukan karena Allah yang menolong dan memudahkan, tentu saya tidak akan bisa melewati tahap demi tahap perjalanan menjadi kupu-kupu.
Bagaimana rasanya menjalani perkuliahan bunda cekatan, menjelajah di Hutan Kupu-Kupu Cekatan?
Masya Allah, luar biasa rasanya. Berbagai emosi saya rasakan selama perkuliahan bunda cekatan ini. Dari yang excited, semangat, deg-degan, tak jarang rasa malas menghampiri, sampai terbesit untuk skip setor jurnal. Dari kesemua rasa itu, alhamdulillah saya menikmati semua prosesnya.
Selama kurang lebih 6-7 bulan di hutan kupu cekatan, saya belajar banyak hal. Mulai dari mengetahui potensi diri, menilai kapasitas diri, berani mengatakan tidak tertarik pada materi yang menarik karena harus fokus dengan hal yang ingin ditekuni. Saling berbagi hal yang kita miliki, tidak melulu menerima dari orang lain. Untuk saya yang sering insecure, satu hal berharga yang saya latih kembali adalah untuk tidak membandingkan kemajuan diri dengan orang lain. Karena saya berkompetisi dengan diri saya sendiri. Perjalanan ini juga mengajarkan tentang konsistensi dan kesabaran.
Bagaimana perasaan selama mentorship di tahap kupu-kupu?
Aliran rasa selama mentorship sedikit banyak sudah saya ceritakan pada jurnal pekan sebelumnya. Pastinya saya bahagia karena Allah rezekikan saya untuk bertemu dengan mentor yang ahli dalam bidang yang ingin ditekuni. Mentorship ini mengajarkan saya untuk berproses dengan tetap menjaga adab-adab belajar. Tentunya selama dua bulan mentorship ini tak luput dari kekurangan, terutama saya sebagai mentee. Tapi ilmu yang saya dapatkan dari mentor, insyaa Allah amat berguna dan akan terpakai terus dalam keseharian.
Apa yang membuatku terus bertahan?
Saya ingin menyelesaikan dengan baik apa yang sudah saya mulai. Saat ada rasa malas muncul, saya mencoba mengingat kembali alasan kenapa saya ada di sini. Karena proses yang sedang dijalani ini, hasilnya untuk diri sendiri, baru kemudian bisa ditularkan ke orang lain, maka tidak ada alasan untuk menyerah. Selain itu, karena saya merasa jika melewatkan kesempatan ini, belum tentu ke depannya saya bisa dapat kesempatan lagi. Maka selagi pintu ilmu Allah buka lebar di hadapan saya, sebisa mungkin saya tidak ingin menyia-nyiakannya.
Menyelesaikan metamorfosis di hutan kupu cekatan bukan berarti pembelajaran saya selesai, malah justru ini adalah awal untuk mengendapkan ilmu dan menjadikannya laku hidup. Tujuan yang saya tuliskan di awal, belum seratus persen saya raih, tapi alhamdulillah saya bisa melihat bahwa saya terus mendekati goals tersebut.
Jazakumullahu khairan untuk semua rekan, Magika, peri hutan, dan seluruh tim Bunda Cekatan batch 2 IIP. Barakallahu fiikum :)
0 notes
Text
Jurnal Pekan 7 - Tahap Kupu-Kupu
Merayakan kemajuan dan fokus pada kemajuan diri. Sebuah moment untuk saling mengapresiasi kemajuan mentor dan mentee. Masya Allah walhamdulillah, dengan pertolongan Allah saya bisa hingga tahap ini. Sangat bersyukur bisa mengikuti mentorship sampai pekan ke tujuh dengan segala lika-liku yang harus dihadapi setiap pekannya. Dengan berkali-kali trial mengikuti action plan, perlahan namun insyaa Allah pasti, saya semakin dekat dengan tujuan. Hal yang saya pelajari di mentorship ini adalah jangan lelah untuk mencoba dan konsistenlah agar satu per satu stepping point terlampaui hingga akhirnya sampai pada tujuan.
Dear my mentor,
Terimakasih ya sudah menerimaku sebagai mentee. Aku sangat terinspirasi oleh Mba Evi yang berhasil membuat berbagai kue dan bisa berdaya dari hasil baking itu. Lebih terinspirasi lagi saat tau Mba Evi belajar otodidak sampai bisa menguasai seperti sekarang.
Terimakasih sudah menyambut aku dengan hangat, mau menyimak dengan baik apa-apa yang aku share dan memberi masukan setelahnya. Membebaskan aku untuk belajar, mencari sendiri sumber ilmu yang ingin aku pelajari dan kuasai.
Mba Evi juga pengertian, seperti saat aku sangat telat menyapa di pekan-pekan berjalan, Mba tidak menanyakan progres khawatir bahwa keadaanku sedang tidak baik-baik saja. Mba juga membersamai sampai sejauh ini dan terus menyemangatiku. Menemaniku berproses dan meyakinkan bahwa aku bisa.
Walaupun selama prosesnya banyak ketidaksempurnaan, pertemuan kita melalui mentoring ini akan selalu aku syukuri.
Jazakillahu khairan Mbaa 🤗💛
Setelahnya aku mendapatkan balasan pesan cinta dari mentorku,
Bissmillahirrahmannirrahim
Sebagai seorang mentee mba Yiyi itu
1. Selalu bersamangat tiap minggu untuk trial
2. Progres tiap minggu on track
3. Mandiri dalam mencari informasi dan ilmu ttg dunia perdonatan
4. Proses mengulen, proofing, shaping dan rounding jauh lebih baik dan semakin baik tiap minggu
5. Tingkat kesabaran yg tinggi dalam belajar
6. Tidak pantang menyerah untuk mencoba dan mencoba
Masya Allah, sungguh terharu :’) Semoga Allah selalu merahmati dan memudahkan setiap urusan mentorku dan melindunginya dimanapun berada.
0 notes
Text
Jurnal Pekan 6 - Tahap Kupu-Kupu
Pekan ini fokus pada kemajuan diri, sekecil apapun itu sangat berarti. Karena kita sedang berlomba dengan diri sendiri, bukan dengan orang lain. Maka hal baik yang terjadi pada diri dalam proses belajar ini, patut diapresiasi.
Hasil pencatatan selama sepekan, terlampir dalam mastermind berikut ini.
Seperti yang saya tuliskan di aliran rasa, pekan ini saya masih berjuang mengulang dan memperbaiki teknik. Selain teknik yang benar, saya juga sedang melatih feel saat pembuatan donat.
Selasa rasanya seperti koala, mau rebahan aja di kasur. Tapi ya tetap harus dilawan rasa magernya, lalu ngerjain tugas domestik dan menyimak video tentang teknik yang ingin saya pelajari di yutub.
Rabu penuh rasa ingin tahu. Browsing2 dan nonton yutub tentang hal yang ingin dipelajari.
Kamis super tepar karena tugas domestik hari ini banyak syekali. Nyimak video tipis-tipis sambil ngerencanain besok mau bikin donat aah.
Jumat qodarullah harus istirahat karena badan lemas. Sskit terasa sejak dini hari dan berlanjut seharian itu. Jadi fokus untuk sembuh dan fit dulu. Nyimak video cuma sedikit saat malam.
Sabtu alhamdulillah sudah sehat dan bisa eksekusi bikin donat. Alhamdulillah hasilnya lebih bagus dibanding terakhir kali bikin. Seneng banget dong pastinyaaa.
Testimoni dari mama, kakak, dan ponakan2 saya, katanya sudah makin bagus bikinnya. Lembut, teksturnya lembut. Malah jadi disuruh bikin roti juga karena lembutnya kayak roti katanya hehe.
Kalau dianalogikan, buatku mba evi sebagai mentor itu seperti secangkir coklat hangat. Kehangatannya menjalar perlahan, menenangkan dan memberi semangat dengan takaran yang tepat. Terutama kalau lagi pusing, nyeruput coklat hangat bisa bikin rileks. Kayak secara ga langsung bilang, "gapapa, nanti kita coba lagi".
Walaupun selama mentorship saya ga tiap hari diskusi dengan mba evi, tapi masya Allah mba evi ada saat saya butuh masukan dengan apa yang saya lakukan. Terimakasih mbaa :)
Saya seperti bunga matahari. Yang ceria dan semangat, mudah bertumbuh di tempat dimana ia ditanam. Seperti bunga matahari yang mengikuti pergerakan matahari, saya (berharap) bisa selalu mengikuti cahaya, yang kan menuntun saya untuk ada di arah yang tepat.
0 notes
Text
Jurnal Pekan 5 - Tahap Kupu-Kupu
Pada pekan ke-3 mentorship, kami sudah membuat action plan. Di pekan ke-5 ini, waktunya membahas kemajuan dari action plan yang sudah dibuat tersebut. Ambil action plan, kemudian evaluasi diri sendiri, sudah sejauh mana perkembangannya? Juga menganalisis kendala yang dihadapi selama menjalankan rencana.
Saya menyampaikan bagaimana progress dari action plan saya kepada mentor, kemudian menceritakan false celebration saya. Di akhir, saya dengan senang hati menerima feedback dari mentor.
Seperti biasa, saya juga melampirkan foto dan video hasil praktik saya kepada mentor, untuk didiskusikan dan diberi masukan jika ada yang belum oke dari apa yang saya kerjakan.
Alhamdulillah mentor saya memberikan feedback yang membangun dan menguatkan saya bahwa tidak apa melakukan kesalahan karena itu bagian dari proses belajar, karena jika tidak pernah salah maka kita tidak akan belajar. Masya Allah tabarakallah 💛
0 notes
Text
Jurnal Pekan 4 - Tahap Kupu-Kupu
Sudah separuh jalan di program mentorship. Pekan ini waktunya untuk check in antara mentor dan mentee. Mba evi menyapa saya dan bertanya bagaimana hasil praktik bikin donat yang saya lakukan di hari sebelumnya. Saya menjawab dengan mengirimkan foto-foto hasil donat bikinan saya, kemudian saya meminta arahan terlebih dulu untuk check in. Mba evi memberikan feedback untuk saya. Saat membacanya, masya Allah, terharu sekali :'') Hangat terasa sampai ke hati, dan membuat saya ingin belajar lebih banyak dan praktik lebih giat lagi. Alhamdulillah saya selaku mentee, dan mba evi selaku mentor, mendengarkan satu sama lain dengan baik. Untuk 4 pekan ke depan, insyaa Allah akan menjalankan rencana sesuai yang saya buat di pekan sebelumnya. Yang akan didiskusikan adalah hal-hal yang masih kurang oke dari hasil donat yang saya buat.
Berikut yang saya sampaikan kepada Mba Evi. Barakallahu fiik Mba.. 💛
Bismillah..
Mba evi aku terharu banget baca feedback dari mba 😭💛
Masya Allah walhamdulillah bersyukur dan seneng banget dimentorin mba evi.. Banyak ilmu baru yang aku dapat, dan bisa langsung aku praktikin. Mba evi sabar banget ngajarin akuu. Jujur aku yang malu sendiri karna seringnya mba evi duluan yang nanya kabar, makasih banyak ya mba 🤗
Alhamdulillah aku cukup nyaman dgn cara belajar dan diskusi via wa utk kirim2 foto dan video pas praktik bikin donat
Aku berharap bisa belajar lebih banyak lagi dari mba evi, karna rasanya masih aku jauh banget dari "bisa bikin donat" yg bener. Kalau mba evi ada link artikel, video yutub, atau video punya mba evi yg bisa aku tonton dan pelajari, dengan senang hati aku mau banget dikirimin mbaa hehe 💛
Insyaa Allah aku mau lanjutin praktik bikin donat tiap 2 atau 3 hari sekali mba, menyesuaikan dgn tugas domestik hihi. Semoga mba evi ga bosen ya kalau pas bikin, aku chat2 trs untuk nanya 🙈
Semoga nanti ada kesempatannya utk aku bisa belajar bareng sama mbaevi, aamiin ya Allah..
Mba evi semoga sehat2 selalu ya.. 💛
0 notes
Text
Jurnal Pekan 3 - Tahap Kupu-Kupu
Setelah menentukan tujuan yang ingin dicapai pada pekan sebelumnya, di pekan ini kupu-kupu muda melanjutkan perjalannya dengan menyusun strategi rencana untuk mencapai tujuan tersebut.
Strategi rencana dibuat oleh mentee sendiri, kemudian didiskusikan dengan mentor. Setelah membuat rencana (yang semoga tidak hanya jadi wacana), saya memperlihatkannya kepada mentor. Hal yang saya khawatirkan adalah, apakah rencana yang saya buat terlalu muluk, atau tidak realistis. Tapi mentor saya mengatakan bahwa rencana yang saya tulis realistis dan insyaa Allah bisa saya lampaui.
Setelah menyepakati strategi rencana, saya khawatir juga bersemangat di saat bersamaan. Melihat mentor saya berbagi ilmu dengan sangat detail, saya pun jadi terpacu untuk lebih semangat dan rajin melakukan langkah-langkah dalam rencana yang saya buat.
Bismillah, semoga Allah mudahkan langkah perjuangan kami..
0 notes
Text
Jurnal Pekan 2 - Tahap Kupu-Kupu
Pada mentorship pekan kedua ini, mentee dan mentor mulai bertemu melalui video call dan berbincang lebih dalam mengenai tujuan yang ingin dicapai.
Sebelumnya, ada assessment diri sendiri tentang skill yang ingin didalami selama 6 minggu ke depan. Saya memilih mentorship tentang Basic Donut denngan Mba Evi. Sebelumnya, saya pernah beberapa kali membuat donat, hanya sekitar 3 kali. Jadi pada mentorship ini saya baru mulai menekuni perdonatan. Karena belum punya keterampilan khusus dalam membuat donat, saya ingin mempelajari teknik baru, juga tahapapan krusial dalam membuat donat, terutama dalam hal menguleni dan proofing adonan.
Saya merasa senang, excited, dan sedikit gugup dalam menentukan tujuan yang ingin saya capai. Apakah bisa saya melakukannya? Apa tidak terlalu muluk tujuan saya?
Melalui mentorship ini saya berharap dapat meningkatkan keterampilan saya dalam membuat donat, yang tujuan jangka panjangnya adalah menjadikan donat ini sebagai salah satu menu yang bisa saya jual.
Sebelumnya saya sempat menanyakan beberapa hal dalam membuat donat, juga sharing foto donat yang pernah saya buat sebelumnya, alhamdulillah Mba Evi sangat mendukung saya dengan tujuan yang ingin saya capai, dan insyaa Allah saya bisa melakukannya dengan banyak-banyak berlatih selama mentorship ini.
Menjelang tatap muka melalui video call, rasanya deg-deg-an, hehe. Tapi alhamdulillah tidak terasa 10 menit berlalu dengan cepat saat ngobrol dengan Mba Evi, sambil sharing dan memetakan langkah yang harus dilakukan ke depannya.
Bismillah, mari banyak-banyak berlatih dengan adonan donat 🙆
0 notes
Text
Jurnal Pekan 1 - Tahap Kupu-Kupu
Kembali belajar di Hutan Kupu Cekatan setelah libur agak lama. Agak kaget karena jadi agak santai selama liburan, tidak mengecek grup maupun grup fb, hehe.
Di tahap awal sebagai kupu-kupu muda yang mulai mengepakkan sayapnya, kami disuguhkan sesuatu yang baru, yaitu mentorship. Setiap kupu-kupu harus mendaftarkan diri menjadi mentor, sesuai dengan personal branding-nya.
Sudah menyimak live dengan magika juga membaca panduan main, tapi butuh waktu agak lama bagi saya untuk mengupload flyer mentor. Saya bingung, ingin menjadi mentor dalam hal apa. Karena rasanya belum ada hal yang saya pandai dalam melakukannya, semua yang saya suka, saya sedang mempelajarinya dan masih sangat butuh belajar dan diajarkan.
Tapi saya mencoba meyakinkan diri untuk menjadi mentor dalam hal yang saya suka dan bisa, walaupun belum jago, yaitu seputar baking-cooking. Ditambah dengan latar belakang pendidikan di bidang gizi, saya bisa sekaligus menghitung informasi nilai gizi dari makanan yang dibuat.
Meski sampai saat ini belum ada yang mendaftar sebagai mentee, tapi saya tidak bersedih karena mungkin memang bukan dalam hal ini yang menjadi topik dalam peta belajarnya teman-teman.
Selama di tahap kepompong kemarin saya sudah mendalami manajemen waktu, jadi di tahap kupu-kupu ini saya ingin melanjutkan ke topik selanjutnya dari peta belajar saya, yaitu mendalami perbakingan.
Sebelumnya saya sudah screening mentor di bursa mentor, dan saya langsung mengincar Mba Evi untuk saya jadikan mentor nanti. Begitu panduan main dibagikan, dan sesuai petunjuk harus mencari mentor, saya langsung buru-buru mampir ke flyer-nya Mba Evi di bursa mentor, dan langsung mendaftar sebagai mentee. Alhamdulillah gayung bersambut, Mba Evi menerima saya sebagai mentee-nya. Insya Allah beliau akan menjadi mentor saya dalam topik Basic Donat.
Saya ingin belajar dengan Mba Evi karena perdonatan ini termasuk yang belum saya kuasai betul ilmunya, teknik-tekniknya, dan hal lainnya. Harapannya setelah selesai tahap kupu-kupu ini, saya bisa membuat donat-donat yummy dan menghasilkan cuan darinya, hihi.
Enggak sabar untuk mulai belajar. Semoga Allah mudahkan perjalanan saya dan teman-teman selama 8 pekan ke depan.
0 notes
Text
Jurnal Puasa Pekan 4 - Tahap Kepompong
Salah satu tugas domestik yang paliiiiingg berat dan mageeeerr banget dikerjain tuh nyetrika. Bener ga sii? Setuju ga? Wkwk. Soalnya kalau nyetrika tuh butuh waktu lama, punggung pegal-pegal (karena saya nyetrikanya digelar di lantai), dan sumuk alias gerah banget! 😂
Beberapa hari menjelang lebaran, pakaian yang harus disetrika numpuk, mau dibawa ke laundry eh ternyata laundry langganan sudah libur. Mau bawa ke laundry lain, agak kurang percaya, karena bajunya banyak jadi takut tertukar-tukar. Ga lucu aja kan nanti jadi bisa dibikin judul sinetron :')
Melihat pakaian yang menggunung, saya pusing sendiri wkwkwkw. Jadi setelah lebaran saya bertekad untuk ga mager nyetrika. Pas banget pekan ini ada puasa pekan keempat, jadi saya menentukan pekan 4 ini saya akan puasa mager. Kita sebut saja puasa pekan ini dengan No mager-mager for ironing : One Day One Basket.
Bismillah, saya meniatkan sehari nyetrika satu keranjang besar. Penuh tantangan memang. Tapi alhamdulillah ternyata saya bisa melakukannya, yeaaay :'')
0 notes
Text
Hari #30 - Jurnal Tahap Kepompong
Alhamdulillah alladzi bini'matihi tatimmush shalihaat. Masya Allah, hari ke tiga puluh! 😆 Kalau bukan karena pertolongan Allah, ga mungkin saya bisa sampai di hari ini. Hari ini pun Allah bantu saya untuk menyelesaikan dailyplan. Semua tugas domestik bisa dikerjakan, menyiapkan pesanan untuk dikirim besok, dan juga rangkaian ibadah serta beberapa kegiatan lain. Selesainya jurnal tahap kepompong ini bukan akhir pembelajaran saya, namun adalah sebuah awal untuk menguji konsistensi saya di hari-hari selanjutnya. Bismillah yaa, semangat teruuss.
0 notes
Text
Jurnal Puasa Pekan 3 - Tahap Kepompong
Awal April lalu, handphone saya rusak pada bagian LCD, sehingga sulit untuk digunakan. Hal ini membuat saya jadi jarang buka-buka atau main HP. Malah kadang seharian ga pegang HP sama sekali, dan rasanya nyaman juga ternyata. Alhamdulillah sekarang LCD HP saya sudah betul. Karena sebelumnya sudah sering jarang pegang HP, saya jadi ingin melanjutkan kebiasaan ini dalam kondisi HP yang tidak rusak. Puasa gadget mindfully gitu ceritanya. Maka pekan ini saya memulai puasa gadget pada jam tertentu. Awalnya saya setting puasa di jam : 07.00-09.00 dan 20.00-22.00, tapi pada hari kedua ternyata ada beberapa keperluan yang harus saya lakukan di jam 21.00-22.00, jadi saya mengganti jadwal puasanya menjadi : 07.00-09.00; 20.00-21.00; 22.00-23.00. Penilaiannya adalah sebagai berikut :
Jumlah jam puasa gadget :
4 jam = Excellent
3 jam = Satisfactory
2 jam = very good
1 jam = need improvement
0 notes
Text
Hari #29 - Jurnal Tahap Kepompong
Hari ini dimulai dengan packing pesanan dan kirim-kirim pada waktu dhuha. Siangnya ngerjain tugas domestik, sore hari rencananya mau lanjut ngerjain tugas domestik lagi, tapi rencana beralih jadi keluar rumah untuk cetak stiker untuk keperluan jualan. Setelahnya lanjut seliweran, antar ke sana-sini membeli keperluan untuk berbuka dan beberapa stock kebutuhan dapur. Menjelang maghrib lanjut packing dan kirim satu pesanan lagi. Jadi walaupun tugas domestiknya cuma bisa ngerjain sedikit, alhamdulillah cukup puas karena bisa handle kegiatan yang lain.
0 notes
Text
Hari #28 - Jurnal Tahap Kepompong
Badan terasa lelah sekali hari ini. Tapi tetap harus beraktivitas dan ngerjain list kegiatan. Alhamdulillah Allah mudahkan. Satu per satu yang ditulis pada to do list bisa dicoret, pertanda bahwa saya telah menyelesaikannya. Dari semuanya, yang nguras tenaga banget sih tugas domestik yang saya bisa tapi tidak suka : nyetrika. Tapi karena laundry langganan sudah tutup dan belum nemu laundry lain yang sreg, padahal banyak di sekitar rumah, jadinya dicicil deh sedikit-sedikit. Sekalian belajar ngurus dan beberes rumah kalau nanti dapat amanah baru, hehe.
0 notes
Text
Hari #27 - Jurnal Tahap Kepompong
Alhamdulillah cukup puas dengan apa yang sudah dilakukan hari ini. Tugas domestik terselesaikan, antar-jemput kakak beres, ambil bahan-bahan buat pesanan jualan amann, dan beberapa to do list lain bisa dikerjakan juga.
0 notes
Text
Hari #26 - Jurnal Tahap Kepompong
Tugas domestik utama hari ini baru dimulai siang hari karena pagi-pagi ada jasa isi freon yang maintenance AC di rumah. Jadi sambil nunggu selesai, saya isi pagi dengan rangkaian ibadah dulu, dan ngerjain tugas domestik yang ringan-ringan aja (re: nyapu). Alhamdulillah semua to do list selesai dikerjakan. Sudah masuk malam 21 Ramadhan :'''
Semangatt mengisi malam-malam dengan ibadah, semoga Allah mudahkan..
0 notes