lilmap
S.S.Sandy
124 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
lilmap · 8 years ago
Text
Umbaran mata yang berbinar ketika ada seseorang yang tahu mengenai apa yang orang jarang tahu
A: Kamu tahu Limkokwing University? Sedikit banget orang yang tahu universitas itu waktu aku bilang pengin kuliah disana.
B: Aku tahu, aku sempet pernah mau kuliah di Sunway College, di negara yang sama dengan Limkokwing University.
Kemudian kamu seperti tahu, bahwa dia berbeda.
Pendaran mata ketika kamu merasa menemukan yang pas. Ketika ia berbicara tentang filsafat dan kamu berbicara tentang fisika, namun kalian masih tetap satu frekuensi.
A: Sebenarnya kosong itu adalah isi, dan isi adalah kosong. Tak ada yang kosong, karena sebenarnya kosong itu adalah isi.
B: Iya. Seperti gelap. Gelap itu tak ada. Yang ada hanya ketidakmampuan mata terhadap penerimaan suatu intensitas cahaya. Padahal cahaya dalam gelap itu ada. Jadi gelap itu sebenarnya juga adanya cahaya yang tak terlihat.
Kemudian kamu seperti tahu, bahwa kalian cocok.
2 notes · View notes
lilmap · 8 years ago
Text
Blur Sana Sini di Tivi, Yakin Salah KPI?
Tumblr media
Staff Istana Negara Memasangkan Pakaian pada Patung. 2009.
Sumber foto: Kompasiana, japantimes 
Sesungguhnya polemik pornografi telah menjadi hal klasik di negeri ini. Mulai dari dunia nyata hingga dunia maya, dari media cetak hingga media digital. Sejauh mana pornografi boleh tampil di media masa bahkan sedalam mana pornografi boleh dituangkan pada karya seni, masih menjadi kontroversi.  
Karya seni patung di istana Bogor dipasangkan baju oleh staf kenegaraan. Sebuah newsletter yang saya baca menuliskan Ibu Ani Yudhoyono (ibu negara pada masa pemerintahan SBY) malah memesan seorang desainer untuk merancang busana bagi patung ini. Selanjutnya terus bergulir pembicaraan mengenai sensor di TV, dari sensor pakaian bikini Sandy si Tupai di kartun Spongebob Squarepants, blur terhadap susu sapi pada acara edukasi anak, dan lain-lain. Acara edukasi anak, memandikan sapi, bagian susu sapi di blur. 
Tumblr media
Foto bersumber dari Brilio net 
Terakhir tentang blur atlet renang yang sedang berada di kolam renang pada kompetisi renang ramai dibicarakan hingga berujung hujatan untuk KPI. Tidak sulit menemukan opini yang menyalahkan KPI atas semua tindak 'blar-blur' yang terkesan lebay. Bahkan beberapa tak sungkan melontarkan kata-kata kasar pada KPI di media sosial. Namun benarkah itu salah KPI? Menanggapi hujatan blur atlet di kolam renang, KPI mengatakan bahwa hal itu lepas dari wewenang KPI. "Lho, kok bisa?"
Mari kita pahami cara kerja KPI. KPI adalah lembaga yang bertugas mengawasi tayangan televisi di Indonesia, dengan kata lain, pemantauan dilakukan setelah gambar televisi disiarkan. Maka segala proses blurring terjadi dibelakang, yaitu dilakukan oleh pihak televisi. "Lalu mengapa televisi melakukan sensor berlebihan?" Televisi diharuskan berpegangan pada undang-undang no 32 tahun 2002 tentang penyiaran. Namun setiap televisi dapat mempunyai pemahaman yang berbeda-beda terhadap undang-undang tersebut, begitu juga bisa terjadi pada pemahaman terhadap eksploitasi tubuh. 
Perbedaan persepsi dan kesalahan penafsiran lah yang memicu blur hingga berujung resah pada masyarakat. Belum lagi 'power' KPI yang terbilang kuat, yang mana KPI dapat memutuskan tanpa melalui proses pengadilan. Ini juga mungkin membuat televisi menjadi paranoid, mencari jalur aman agar hak  siarnya tak dicabut KPI. 
Televisi sebagai hiburan termurah yang dapat dijangkau oleh kalangan manapun sudah seharusnya menyiarkan tayangan yang tidak hanya menghibur dengan isi cerita dan estetika visualnya, namun juga mesti edukatif. Untuk mewujudkan hal yang seperti itu diperlukan kerja sama berbagai pihak, seperti pemerintah dalam lembaganya, pihak swasta (televisi), dan juga masyarakat yang mampu menyampaikan kritik dengan baik dan benar.
0 notes
lilmap · 8 years ago
Text
Hanya Halaman Kosong yang Mengerti
Anggap saja, aku adalah tokoh yang buku dan lagu itu bicarakan.
Ku lari kehutan namun ku enggan berteriak.
Ku lari ke pantai, sayangnya ku tak bisa bernanyi.
Ku lari ke mini market, oh, yang ada deretan snack yang biasa kita beli.
Ku berderap menaiki tangga cafe, kemudian seluruh meja diisi sepasang muda mudi yang serentak menoleh kepadaku.
Ku pulang, ku menangis, dan menulis.
Ternyata, hanya halaman kosong yang mengerti.
0 notes
lilmap · 8 years ago
Text
I REALLY LAUGH OUT LOUDD!!! 
gila bank niaga pake lagu n-sync bye bye bye buat yutub ads, lengkap dance ya lengkap, lengkap durasinya.
ketawan sih targetnya siapa :))
https://www.youtube.com/watch?v=kXubcfeol0g
0 notes
lilmap · 8 years ago
Quote
Like an apple hanging on trees. I picked the ripest on, I still got a seed
0 notes
lilmap · 8 years ago
Text
World, August 2016.
Have you ever been wide awake in a morning and felt “what I’m doing in my life?”
I’m wide awake now in 5.07 a.m. Have no sleep yet for a night. I saw a boy bloodied and full a dust in a war. He didn’t cried. He just sat silently.
Then anything in my mind. I remember a syrian boy who drowned, because of war.
I remember a little girl who was saved from evil kidnappers. He looked full with a blank expression. She didn’t look happy or sad. She even didn’t show any reaction after seeing her mother. my mind gone wild. That bad people must be did something dirty to her.
And then I looked to my self. I’m a girl, who try to be independent girl. I really try to carefully speak my mind. I really try to always know what I want. I really try to keep my priority set on. and now I think “what the hell i’m doing to my life? Do I do this for this world? Am I fucking kidding my self? This world really insane and I try to be like they?”
0 notes
lilmap · 8 years ago
Text
“We’re all mad here”
“How do you know, I’m mad?!”
“You must be. Or you wouldn’t have come here.”
- Alice In The Wonderland.
Nih ya, saya kasih tahu kamu. Sebenernya Alice itu lagi mabuk jamur.
0 notes
lilmap · 8 years ago
Text
When I Met Alien
One day, I came to another planet. Then an alien come to me, an alien I have knew in first visit. He came to me and said,
He: Hey whats'up? How was your day there? Me: I’m good. Me? There? My planet? He: Ya of course. Me: Urghhh… They drive me crazy…. He: He? Really? Sounds interesting. Hahahaha. Me: interesting? No at all. Can you imagine, an old man said to me that he want to make a fried rice. So he cooking in front of me. He added rice, some oil, spice, then he added 1 bowl of yoghurt! He: What? It’s not the way to make a fried rice! You should tell him that he’s wrong. Me: Yeah! I Know. But I can’t He: Why? Me: Because that’s how the society rules ruin there :( He: Ah, poor you. Poor they :( Me: Indeed :(
0 notes
lilmap · 8 years ago
Text
Belajar Menerima Perbedaan
Toleransi atas perbedaan memang terdengar klasik. Kata-kata yang tidak asing sejak kita masih kecil. kita diajarkan banyak teori tentang perbedaan dan saling menghargai dengan cara toleransi. Bhineka Tunggal Ika, katanya. 
Tumblr media
Toleransi atas perbedaan suku, agama, ras, golongan. Semakin bertambah usia, saya semakin saya bingung. Kemana menguapnya semua praktik teori tersebut? Ah, rasanya terlalu berat. Ada hal kecil lain yang kelupaan dilirik. 
Tidak usah membicarakan perbedaan ras atau agama, kadang hal seperti hobi atau selera saja bisa jadi perdebatan, nyinyiran, celaan, yah you name it lah.
Saya heran ketika penyuka musik indie memandang remeh penggemar musik pop. Katanya anak pop itu mainstream banget. Pendengar musik pop-pun tak mau kalah ketika penggemar musik lokal indie tidak tahu lagu ter-hits saat itu. Katanya, gak up-to-date, ketinggalan jaman. Cap Gak banget pun ikut melekat. 
Ada pecinta local-indie product yang memandang sinis orang-orang yang selalu lebih memilih membeli capital brand dari luar negeri. Nah, ‘anak’ capital brand merasa pembeli local product itu sama sekali gak keren.
Baru masalah indie product dan capital brand. Belum masalah pandangan dan pilihan hidup. 
Si mahasiswa akuntansi merasa pede dengan impiannya dengan menjadi PNS. Si mahasiswa seni merasa seperti itu adalah hal membosankan, tidak menantang, terlalu biasa. Lalu pilihan-pilihan tersebut dijadikan lelucon dengan nada mengejek.
Ada lagi, ada banyak ...
Yang menolak menikah muda nyinyirin yang nikah muda, yang pakai hijab ngeremehin yang tidak pakai, yang tidak ber-tato memandang sinis orang bertato.
Perempuan tak ber-make-up bilang “Saya sih yang natural ajah. Gak mau nipu penglihatan orang. Yang ber-make-up bilang “Duh jadi perempuan kok gak suka make-up. Usaha kek biar keliatan cantik.”
Dikasus lain, beberapa ibu merasa lebih baik karena mampu memberikan ASI Eksklusif kepada buah hati lalu menghakimi ibu yang tak memberikan ASIX tanpa tahu alasannya.
Semua ungkapan tak menyenangkan meluncur keluar dari mulut tanpa mengetahui atau bertanya alasannya kepada yang bersangkutan. Kenapa lebih memilih capital brand luar negeri? kenapa bercita-cita jadi PNS?
Padahal tak ada ruginya bertanya hal-hal remeh seperti itu. Malah kadang bisa belajar banyak dari alasan-alasan yang ternyata tak kita duga.
Sungguh mengerikan ketika ada yang merasa lebih baik dengan hal yang ia lakukan, lalu beranggapan orang lain menjadi lebih buruk ketika tidak sama sepertinya. 
Jadi mari bertanya pada masing-masing “Sudahkah mampu menerima perbedaan tanpa nyinyir?” “Sudahkah gak asal komentar padahal belum tahu alasan dibaliknya?”
0 notes
lilmap · 8 years ago
Text
the worst heartbreak part in your life is when you can't smile even cry, when you can't sing along coz you can't find yourself in any (or other) song. you are.... empty.
0 notes
lilmap · 8 years ago
Quote
Because baby, I sing along the sing you song. I watch over movie you see.
0 notes
lilmap · 8 years ago
Text
Awkarin
 Sudah menahan diri untuk tidak ikut-ikutan, namun lama-lama saya gerah. Lalu terwujudlah tulisan ini.
Setahun lalu, tersasar saya pada satu akun instagram @awkarin. Berisi foto-foto anak-anak muda milik seorang gadis cantik. Konten instagramnya penuh dengan perihal endorsment, dibungkus apik, dengan tatanan tematik.
Tumblr media
Gambar saya ambil dari instagram @awkarin
Jumlah followers puluhan ribu, rata-rata like/post selalu ribuan tentu saja dengan jumlah komentar yang berjibun. Selain produk endorsment, ada hal lain dalam konten tersebut. Foto-fotonya yang menurut pandangan umum seksi dan… pose berciuman dengan sang kekasih Gaga Muhammad. Mulai sekedar kecup di pipi, kening, hingga bibir.
Menuai kontroversi? Jelas. Banyak.
Bulan bulan ini Karin Novilda, gadis berusia 18 tahun, kian melejit. Ternyata selain selebgram dan selebask, kini ia telah mempunyai channel Youtube. Baru saja berisi 7 vlog namun sudah menuai viewers dan subscriber berjumlah gemilang.
Semakin hari, Karin semakin dicaci. Hingga ia menerbitkan sebuah vlog berisi tangisannya karena ia diputusin oleh Gaga, sang kekasih berusia 16 tahun. Disitu ia juga menuturkan kesedihannya yang dikhianati sahabat sendiri, dicaci ribuan orang setiap hari, menjadi bahan olokan netizen, keluarganya dihina, dan keinginannya untuk bunuh diri tempo lalu ikut jadi ejekan.
Kembali saya menela’ah lebih jauh. Apasih hal yang membuatnya diperlakukan seperti itu? Vlognya saya buka satu persatu.
Karin yang usianya setahun lebih muda dari saya, menurut saya adalah gadis yang pintar mem-branding diri. Instagram-nya terlihat manis. Ia berekspresi dalam banyak hal. Konten Vlog-nya penuh dengan kegiatan-kegiatan seru remaja. Mungkin bagi yang penasaran seperti apa potret remaja ibu kota masa kini, @awkarin-lah jawabannya. Pergi kesalon bersama teman-teman, berlari-lari sambil menggunakan kostum Pokemon and Friends di mall, bersenang-senang di wahana permainan, bersenda gurau dengan banyak teman, bermesraan dengan kekasih dimobil. Namun nyatanya tak sesederhana itu.
Ketika membuka salah satu vlognya, 30 detik pertama saya sudah mendengar 5 kata “anjing”..........
Buat sebagian orang, tentu terasa tak sopan. Namun bagi sebagian lainnya, menyerukan umpatan kasar pada teman dianggap simbol keakraban
Dalam salah satu Vlognya, Karin menangis tersedu-sedu sambil mengeluarkan semua keluh kesah mengenai mantan kekasih. Itu juga menuai cemooh karena dianggap terlalu lebai. Hey, bukankah kita juga pernah menangis ketika putus cinta? Tangis yang seakan-akan dunia akan musnah?
Namun ada hal lain yang dilakukan Karin, ia berciuman dengan pacar sambil mengambil gambar guna mengabadikan moment tersebut, ada juga adegan ia berlarian di mall lalu melakukan gimmick ‘sepong’, bangga karena check in di hotel dengan pacar. Ada salah satu adegan di vlog dengan dialog “Eh Gaga ngaceng, Gaga ngaceng...” Lalu kamera menyorot celana Gaga….
Seks dijadikan lelucon. Tak usah pura-pura kaget, tak sedikit remaja yang melakukan hal itu.
Pengakuan Karin disalah satu vlog, ia mengerjakan UN dengan kunci jawaban karena sibuk menemani Gaga sehingga tidak sempat belajar. Saya kenal orang yang pernah juga rela menjadikan belajar sebagai prioritas kesekian demi kekasih.
Pernyataan Karin bahwa ia melepaskan FK-UI karena takut sibuk dan akhirnya tidak punya banyak waktu untuk Gaga. Saya punya teman yang rela melepas universitas yang akreditasinya lebih baik karena tidak ingin LDR dengan kekasih.
Saya tidak mengatakan semua itu adalah hal yang normal dan oke-oke saja. Saya juga tidak ingin sepupu-sepupu saya yang masih kelas 5 SD menonton channel  youtube Karin. Namun ada banyak orang yang berlebihan menyikapi ini. Lalu orang dewasa yang (pura-pura) terkejut melabeli perilaku remaja-remaja ini dengan ‘kelakuan-remaja-masa-kini’. Apa orang-orang yang memojokan, mengolok, mencaci Karin di linimasa berharap Karin dapat berubah dengan perlakuan seperti itu?
Masa remaja adalah masa yang kata orang erat dengan kenekatan dan kebodohan.
Bukankah semua hal yang dilakukan Karin adalah kenakalan remaja yang banyak dilakukan remaja remaja lain, dari dulu hingga sekarang? Perbedaannya adalah medianya.
Banyak yang juga melakukan hal tersebut, namun memilih tidak menunggah ke internet, entah karena enggan, atau memang karena diera tersebut akses internet masih jarang.
Ya. Semua jadi runyam ketika Karin memutuskan untuk mengunggah hal-hal tersebut ke internet, dan membiarkan kehidupan pribadinya jadi konsumsi publik. Followers Instagram, youtube, dan ask.fm-nya telah banyak dikunjungi anak SD dan SMP yang membuat mereka mengidolakan Karin Novilda dan pelan-pelan meniru tingkah laku Karin.
Sepertinya ia kebablasan mengartikan Freedom of Act dan Freedom of Speech. Ia menolak untuk mengubah dirinya dihadapan publik dengan alasan; that’s who I am,  I’m not kind of sweet mouth girl. If you don’t like me, there are available Block button.
Karin lupa bahwa sedikit yang ia lakukan di depan followers-dibawah-umurnya, pastinya akan mempunyai dampak. Mau tidak mau ia harus menyesuaikan dengan hal itu. Tidak serta merta melakukan apa saja asal mendapat likes dan viewers.
Namun bukan berarti ia pantas dicap sebagai perusak moral bangsa sebagaimana yang dikatakan orang yang usianya lebih dewasa dari Karin.
Bukankah moral anak itu ada di orangtua yang mengasuhnya? Orang orang disekitar lingkungannya? Apakah moral anak bangsa rusak semata-mata karena tontonan tak-layak-anak oleh Karin? Sudahkah kalian para orang tua mem-protect tontonan anak kalian? Menanamkan moral ke anak kalian sendiri?
0 notes
lilmap · 8 years ago
Text
Are you really into it?
If there’s no hell, no heaven,
would you still do kindness things?
would you still worship your god?
would you still pray 5 times a day, or go to crunch every monday?
would you?
If there’re no so-called ‘72 bidadari’ waiting above,
would they keep bombing everywhere, everyone?
kill themselves?
would they?
0 notes
lilmap · 8 years ago
Text
Marriage
Relationship in marriage is complicated, huh?
Everybody knows god can change human feelings faster than human blink their eyes. Then... Why young people so easily to make decision to married? Why young people so obsessed with things about married?
It's.... weird... It's.... Ridiculous..
0 notes
lilmap · 8 years ago
Text
Dear God
Dear God I think I wanna quit with things that ruin in my life. I wanna quit with my boyfriend. I wanna quit with my sick mom. I wanna quit with my school. I wanna fly like a bird.
Sincerely, me.
0 notes
lilmap · 8 years ago
Text
Menulis Apa yang Kamu Rasakan
Well...
Harusnya hari ini hari keberangkatan saya.
Harusnya saat ini saya bergegas berkemas.
Harusnya semuanya baik-baik saja.
Tapi rasanya ada yang tidak baik.
Jadilah saya menulis, namun tidak tahu apa yang harus saya tulis karena saya tidak tahu apa yang saya rasakan sebenarnya.
..
.
Barusan adalah 10 detik yang sia-sia.
Oke. Ini mulai dari mana?
Dari.......... ebuset. Ngeblong aja dong.
Jadi gini, banyak sih yang dipikirin tentang hidup sama orang-orang termasuk saya. Ada cinta, masa depan.
Jadi gimana kalo kita mulai dari keduanya? HAHAHAHKKK sumpah zonk banget ini.
Ada yang bilang “barenglah sama orang yang bisa bikin kamu seneng ketika sama dia walaupun gak lagi sama dia”. Well. Saya punya pacar. Ya namanya sama pacar sendiri senenglah kalo ketemu, kalo jalan, berduaan ngobrol dan sebagainya.
Tapi yang saya gatau, ya kalo gak ada dia. Kalo dia pergi tuh gimana ya? Kalo lagi gak sama dia tuh bahagia juga gak ya? Nah itu saya gak tau.
Trus malah jadi timbul pertanyaan. Sebenernya idup saya bahagia gak sih???
WAHAHAHAHHA. Itu pertanyaan lebih ngawur. Gak jelas jawabannya juga.
Gatau ya, bahagia apa enggak ya? Harusnya sih bahagia. Secara saya punya semua hal yang enak. Muda, kuliah, uang ditransfer, kerjanya cuma harus kuliah, pacaran dan main.
Nah!
Itu kali.
Satu-satunya hal yang terus saya keluhin. “Gak punya temen.”
Sebenernya gak sesedih kayak yang dibayangin, sih. Eh, apa emang semenyedihkan itu?
Harusnya status saya sebagai pendatang di kota ini yang sendiri, gapunya sodara, gapunya temen, itu gak ngeganggu, Scara saya mahasiswi. Harusnya bisa main kemana-mana.
Saya juga punya pacar. Gilak. Nyari pacar disini gampang banget. Maksudnya, pilihannya tersebar dimana mana. Scara temen cowok bertebaran.
Btw tulisan ini gak dibikin untuk dibaca siapapun. Saatnya saya jadi diri sendiri disini. Kalo ada yang gak suka tulisan ini, ya cabut. Kalo risih sama beberapa kata yang saya ulang, ya pergi aja sana. Repot amat hidup lau.
Oke, tadi rada kebawa sama polisi typo di twitter. Yang nulis harus EYD lah apa lah. Ya bagus sih, bawa perubahan positif untuk saya. Tapi jangan sekarang dan jangan disni. INI RUMAH GUEK! MAU APA LAU?!
Sip.
Kembali ke laptop.
Punya pacar, cowok. Punya temen, cowok. Itu jadi masalah tuh. Saya udah bilang sih ke akang pacar. Plis biarin saya main. Ya iya, temen saya yang ikrib bingit kebanyakan cowok. Ya abis mo gimana lagi coba. Kuliah dikampus FSRD, ya anak-anaknya banyak cowo. Lingkungannya ya temen cowok. Sebenernya kalo mau diturut turut sih ya, kata temen sepergaulan, susah kalo cewe sama cowo temenan deket itu trus gak ada yang naksir. Cuman ya mau gimana. Bertemen pilih gak mau sama cowo, gapunya temen eug.
..........
.......
..
.
Terus terang, memang saya bukan orang yang terlalu banyak temen deket. Ya sekedar kenal. Sekedar ramah. gilak-gilaan bareng? Ya jelas lah. Namanya masih muda. Tapi gila-gilaan bareng tuh gak bikin otomatis jadi deket loh. Lau selfie bareng ma temen temen baru lau, trus yaudah... Gitu. Masih inget namanya aja udah syukur, buat pelupa kaya aing.
Saya punya beberapa (banyak?) temen di kampus selatan yang sebenarnya hanya sekedar kenalan main bareng. Tapi saya yakin kalo saya maintaince, mereka bakalan jadi temen hangout saya. Kebukti kok, setengah taun, setaun gaketemu aja mereka masih inget saya. Lah saya udah planga plongo ga inget.
Dan menurut saya pribadi sih, saya tipe orang yang gampang banget membaur. Jadi harusnya, adalah hal yang sangat mudah bergaul sama saya. Gitu.
Pernah, saya tetep main sama temen-temen saya yang ada, yang mayoritas anak anak cowok itu.  Tapi si akang pacar eteb, terus dia berusaha menerima alasan saya bahwa kalo gak main, saya gapunya temen, bisa stress.
Saya bersyukur banget waktu itu, siakang pacar mau nyoba ngerti. Dan disitu saya juga mencoba mengerti situasi bahwa kalo saya main, dia eteb.
Yaudah, saya ngejauh dikit gitukan dari temen-temen saya. Tapi, ujungnya saya mainnya cuman sama dia. Temen mainnya cuman dia........
Saya pernah dikatakan beruntung memiliki dia (which is itu merendahkan eug banget sih, GILAAKKK!), mungkin karena saya tiap hari sama dia juga. Jadi yah yang ngeliat pada beranggapan gitu.
Dan yang lainnya beranggapan bahwa beruntung saya bisa main sama dia terus, yah yang kaya gitu kaya gitu lah. Tjapek eug!
.
Well..
.
.
.
Capek sih nulis ini. Karena nulisnya pake emosional. Tapi ini bakal jadi tulisan panjang.
Jadi, saya udah nyoba jaga jarak sama temen temen saya. Terus yah jadinya mainnya tiap hari mulu ama dia. Fun sih. Cuma lau tau gak? ibarat batu yang bergesekan terus. Bakal panas dan muncul api kan? ya gitu deh.
Sampe ketika hari ulang taun aing. Yang sama skali dese gapernah ucapin. Yah menurut dia itu gak ada tradisinya dikeluarganya dia untuk ngucapin birthday, so he didn’t do that for me. Tapi alesan itu gak make sense banget tau gak si lau.
Okela. Eug udah berusaha pahamin kalo emang dese gak kebiasaan ngucapin birthday. tapi alesannya itu loh. aduh gila. gamasuk akal banget.
Kalo alesannya itu, harusnya gapernah dong eug denger cerita langsung dari dese, scene scene pake baju badut, ato stich, ato smurf apalah itu jam 12 malem dateng keruma pacarnya, janjian ma ibu pacarnya. trus dese nenteng kepala badut pas naik motornya.
TAEEEEEEE
Nih ya, eug udah kalem berusaha terima birthday gak gimana gimana dari dia, padahal dese tau eug sendirian dikota ini, tanpa temen yang suprisein, etc. Tapi alesannya itu loh, gak sesuai ma kenyataannya.
Yaudah. Keep kalm and act like everything’s okay
:)
:)
:)
Sampai ketika birthday eug yang maren, temen eug dari kampus ISI ngasih birthday momentlah, apalah, diajakin muter muter, main sampe pagi. Seru abis sih itu. hahahaha. pindah dari satu kontrakan ke kontrakan lainnya.
ME HAPPEEEY! \o/
Itu temen aing udah lama banget loh gaketemu, ada yang trakhir ketemu staun lalu, 6 bulan lalu pas di Bjong. Tapi semua fun tuh. Eug diterima banget disitu. Ngobrol-ngobrol, Gitaran, main skate, ada yang pacaran, rameeeeeyyyy. Ada juga yang baru kenal disitu trus jadi asik gitu.
Itu sih suasana suasa yang saya kangen :)
Yah sudahlah.
Trus tiba tiba si pacar malah nuduh itu orang, gebetan saya. Kan. Apaan coba. Itu orang udah 6 bulan lebih ga ketemu, lost contact blas. Tiba tiba chat facebook eug, bilang happy birthday trus kasih kado dan ngajak hangout. Itu smua kejadian sekejap doang. Trus eug dituduh punya gebetan. KAN OTAK LAU DIMANA ONTAAAAA.
Maap
Esmosi.
Kadang saya capek mesti bohong terus. Bohong sama orangtua saya tentang seperti apa saya di Jogja sebenernya. Bohong sama pacar saya bahwa saya juga pengin main dan punya temen-temen sendiri (walaupun sampe sekarang tetep saya tahan). Saya capek menyembunyikan hal hal yang sebenernya gak penting, hal hal yang semestinya gak perlu disembunyikan.
Bahu saya lemes rasanya, menyadari bahwa saya selama ini telah berbohong sama orang yang saya kira, selama ini saya sudah menunjukan apa adanya saya. Ternyata saya salah.
Seringkali saya merasa, hidup saya slama di kota ini seperti dikarantina, dengan hanya satu pembina. Pacar saya.
As a human, dia juga punya kehebatan. Well, he is a great man. Makanya saya pacarin.
Banyak banget hal hal positif yang saya pelajari dari dia. Tapi itu semua membuat saya (secara tidak langsung dan tidak sadar) berusaha menjadi seperti dia.
Dan Tuhaaaannnn...... itu terlampau berat buat saya. Sulit sekali rasanya menjadi seserius dia, secekatan dia, seteliti dia, secermat dia. Mungkin hubungannya dengan usia dan latar belakang hidup.
Tapi beneran. Saya berusah dan... susah.
Saya selalu memperhatikan bahwa banyak teman seusia saya yang memang seperti saya. Ditanyai hal serius, malah jawab bercanda. Mungkin karena saya dan pacar terlalu banyak membahas hal serius.
Teman seusia saya adalah potret kalimat ‘We are young, so we reckless and restless”. Dan mungkin itu fase saya saat ini.
Berkali kali saya nangis gara gara gak bisa ngikutin ‘cepatnya dia berlari’.
Itu semua bikin saya capek dan acap kali membuat perselisihan.
Tuhan. saya sayang banget sama orang ini. Dan saya masih pengin sama dia. Tapi saya capek. ternyata selama ini saya gak jadi diri saya sendiri. selalu ada hal yang saya tutup tutupi.
Sempat berfikiran mencari tempat tinggal yang nyaman untuk menyambut kedatangannya. Kini saya berfikir ulang. Dengan keadaan yang seperti ini saja, kadang saya mikir, apa komitmen kaya gini terlalu tinggi buat saya, sehingga saya benar-benar merasa tak bebas. Rasanya berton ton bola semen menggelayut dikaki ketika saya berjalan.
Terfikir juga untuk saling melepaskan diri. Tapi saya terlalu takut untuk gak ada dia. Hhhhh........................
Akhirnya saya memahami sebuah kalimat klasik di puisi puisi penyair, kalimat itu ternyata tidak hanya penghias, tapi benar ada rasanya; Aku Ingin Terbang Bebas.
0 notes
lilmap · 9 years ago
Text
Gimana Kalau Kamu Punya Mesin Waktu?
Minggu saya begitu damai dan tenang, sampai pada suatu sore ketika asik nge-scroll timeline twitter,saya menemukan sebuah pertanyaan dengan fitur twitter polling:
Kalau kamu punya mesin waktu dan kamu harus menggunakannya, hanya boleh sekali, pilih yang mana: - ke masa depan - ke masa lalu.
Ini sebenarnya pertanyaan iseng, Tapi bikin saya mikir banget. Saya sih pengin ngeliat masa depan. Penasaran lah. Saya rasa juga banyak yang pengin melihat masa depannya, terbukti dengan begitu banya orang yang suka membaca zodiak, suka membaca shio, suka nanya sama orang lain tentang kepribadiannya, men-cocok-cocokan sebuah teori dengan suatu hal dikehidupannya seperti asmara, karir, dan lain-lain. Manusia adalah tipikal makhluk hidup yang suka diramal. “kata siapa?” ya kata saya lah!
Saya pengin banget ngelihat diri saya di masa depan. Umur saya sekarang 19 tahun, melihat 30 tahun kedepan, sepertinya asik. 30 tahun kemudian umur saya sekitar 49 tahun. Melihat saya sedang duduk diteras rumah atau mungkin di alam baka. Tapi anggap saja saya masih bernafas. jadi mungkin saya sedang berkebun, atau mungkin lagi mengkapanyekan diri menjadi kandidat presiden periode kedua. 
Kenapa umur 49? karena saya mengganggap orang-orang yang sudah berada di usia itu telah mencapai tingkat kedewasaan yang cukup, dan rata-rata hidup independen. 
Tapi saya lebih memilih kembali ke masa lalu ah. Walaupun mungkin hidup saya akan berubah, tidak persis seperti hari ini, tapi setidaknya saya punya kesempatan memperbaiki semua kesalahan-kesalahan saya dan itu adalah usaha saya untuk menjadi orang yang lebih baik. punya kesempatan memperbaiki kesalahan itu lebih berharga daripada saya menjual mesin waktu saya. Hahaha. Lagian mesin waktu saya itu cuman bisa dipakai 1 kali. Kalau ternyata kehidupan saya di masa depan malah ‘aneh’, saya gak bisa kembali lagi. 
Jadi, gimana kalau kamu punya mesin waktu?
1 note · View note